Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)
DIRUANG HIGH CARE UNIT (HCU)

Disusun Oleh
1. Sri Handayani 8. Evi Rovita
2. Eni Cholidah 9. Sri Nuraeni
3. Titin Sumarsih 10. Mirza Aprilia
4. Dewi Shinta 11. Siti Romlah
5. Indah Dwi Romadianti 12. Sugiarti
6. Moh. Imam Ghozali 13. Mar’ati Solikha
7. Azrul Faiz

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021-2022
Latar Belakang
Salah satu penyakit kardiovaskuler di Pengobatan gagal jantung
indonesia adalah Gagal jantung Kongestif bertujuan menurunkan angka
(CHF), gagal jantung merupakan kematian, meringankan gejala,
ketidakmampuan jantung untuk
menghambat kerusakan jantung
memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan semakin meluas dan
jaringan terhadap nutrien dan oksigen mengembalikan kualitas hidup
klien

Jantung Merupakan organ Peran perawat


terpenting yang berfungsi
Menurut riskesdas
2018 prevalensi CHF penatalaksanaan pasien gagal
memompa darah ke
di indonesia jantung (CHF) yaitu sebagai
seluruh tubuh, namun
apabila terjadi kelainan sejumlah 0,3% dari peberi asuhan keperawatan
pada salah satu total penduduk dengan pendekatan
komponen akan indonesia pemecahan masalah sesuai
mengakibatkan kegagalan dengan metode dan proses
dalam pemompan darah keperawatan
01 Tujuan

Untuk memperoleh gambaran Asuhan


Keperawatan pasien dengan Gagal Jantung
PowerPoint
01
Kongestif (CHF) di RSIPresentation
PKU Muhammadiyah Tegal
tahun 2022.

02 Manfaat

Sebagai masukan tenaga kesehatan khususnya


perawat yang ada di rumah sakit agar dapat
memberikan pengetahuan, bimbingan dan
konseling02 PowerPoint
terhadap pasien Gagal Jantung
Presentation
Kongestif (CHF) agar mendapatkan asuhan
keperawatan yang tepat dan sesuai dengan
standar keperawatan.
Konsep penyakit

gagal jantung kongestif atau Congestive


01 Heart Failure merupakan suatu keadaan
dimana jantung gagal memompakan
darah ke seluruh tubuh, sehingga tidak
memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh atau terjadinya defisit penyaluran
oksigen ke organ tubuh.
Gagal jantung kongestif
02

Kongesti paru
Hipertensi Cairan yang tertimbun di paru
Meningkatkan jumlah kerja menyebabkan sesak nafas (nafas
jantung, dalam waktu lama 1 pendek), batuk dan mengi
dapat merusak dan
1 Penyebab
melemahkan otot jantung
CHF
Serangan Jantung Retensi cairan dan air
Ketika arteri koroner Berkurangnya darah ke ginjal
tersumbat, darah yang akan meninimbulkan
mengalir ke otot jantung juga 2 timbunan cairan dan air,
2
berhenti, menyebabkan menimbulkan kaki bengkak
kerusakan fisik pada otot dan asites .
jantung

Tanda Pusing, lemah


aritmia 3 Kurangnya darah ke organ-organ
Adanya gangguan aliran listrik 3 &
dan otot utama meyebabkan
jantung yang berfungsi mengatur gejala pendeita merasa capek dan lemah,
irama dan detak jantung kurangnya darah ke otak akan
menyebabkan pusing atau
kebingungan
Klasifikasi derajat keparahan CHF
Berdasarkan klasifikasi oleh New York Heart Association (NYHA) tahun 2012

NYHA kelas I NYHA kelas III


03 Penderita dengan kelainan jantung
01 Penderita dengan kelainan
yang berakibat pembatasan aktivitas
jantung tanpa batasan aktivitas
berat. Merasa enak saat istirahat
fisik. Aktivitas fisik sehari-hari
tidak menyebabkan kelelahan,
palpitasi, dispnoe atau angina.

04 NYHA Kelas IV
NYHA kelas II Penderita dengan kelainan jantung
Penderita dengan kelainan jantung dengan akibat tidak mampu
02 melakukan aktivitas fisik apapun,
yang berakibatkan pembatasn
aktivitas fisik ringan. Merasa enak keluhan timbul meski beristirahat.
saat istirahat. Aktivitas fisik sehari-
hari menyebabkan kelelahan,
palpitasi, dispnoe atau angina
Hasil Pengkajian
Tanggal pengkajian : 9 September 2022
Ruang : HCU
Oleh : Mahasiswa profesi ners Tegal
1. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 07 oktober 1961
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Karangjati, Tarub.
Diagnose medis: CHF
Tanggal MRS : 9 September 2022
No. RM : 23.59.11
2. Primary Survey
a. Airway (look, Listen, Feel)
Tidak ada sumbatan jalan nafas, dan tidak ada bunyi stridor
b. Breathing (look, Listen, Feel)
Gerakan dada simetris, menggunakan oksigen nasal kanul 3 lpm, Rr 36 x/mnt awal
masuk hcu
c. Circulation
Hr 87 x/mnt awal masuk HCU, TD: 157/93 mmHg, SB : 36, tidak sianosis, CRT lebih
dari 3 detik.
d. Dissability (status Neurologis)
Ku Lemah, GCS Composmetis E4 V5 M6, Skala nyeri 6 (sedang), resiko jatuh 9 (Sedang).
e. Exposure
Tidak ada fraktur baik tertutup maupun terbuka, tidak ada edema, mukosa bibir lembab, turgor
7
kulitnya jelek.
3. Secondary Survey
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan sesak nafas
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sesak nafas ± sudah 2 bulan, ketika sesak nafas hanya beli
obat di apotik dan tidak mau periksa, sesak memberat saat aktivitas berat.,
P : nyeri memberat saat beraktivtas, Q : nyeri seperti ter tusuk-tusuk,
R : Nyeri ulu hati menjalar ke punggung, S : skala nyeri 6, T : intermiten.
mual kadang-kadang, dada terkadang terasa senit-senit. Riwayat periksa di
puskesmas tarub hari sabtu tapi tidak ada perubahan, kemudian periksa di
dr. Gunawan dapat rujukan ke poli Sp. JP.
2) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat tensi tinggi tetapi tidak pernah di
periksakan lagi
3) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasen tidak ada yang memiliki penyakit yang di derita pasien
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : pasien tampak lemas
b. Kesadaran : compos mentis
c. Vital Sign
TD : 157/93 mmHg
HR : 87 x/mnt
SB : 36ºC
RR : 36 x/mnt\
Spo2 : 100% (O2 nasal 3Lpm)
BB : 70 kg
TB : 155 cm
5. Hasil pemeriksaan Diagnostik
a. Hasil Lab tanggal 9 September 2022
Nama test Hasil Nilai rujukan Ureum 29.5 16-41
Hemoglobin 11.6 11.5-16.5
Creatinin H 0.6-1.3
Leukosit 8100 3500-10000 1.95
Hematokrit L 29.3 35.0-55.0 SGOT 31 5-40
Trombosit 260000 150000-
400000 SGPT H 42 5-41
Eritrosit 4.37 3.50-5.50
MCV L 66.9 75.0-100.0
MCH 26.5 25.0-35.0
MCHC 39.6 31.0-38.0 e. Terapi yang di berikan
RDW 13.1 11.0-16.0 Infus NacL 5tpm
MPV 8.2 8.0-11.0
Sp. Furosemid 3mg/jam
PDW 11.2 0.1-99.9
Sp NTG 1,8 cc/jam
Kalium 4.40 3.5 – 5.0 Inj furosemid 20mg/jam
Natrium 139.8 135 – 147 P.o uperio 100mg
Chlorida H 114.6 95- 105
Spironolacton (100mg/24jam)
Bisoprolol 2,5mg/24jam
b. Thorax
Kesan : corakan veskuler meningkat dan bluring,
hiler haze (+) COR CRT >0,5
Kesimpulan : cardiomegali dengan edemapulmo
c. EKG
Sinus ritme, HR 89
d. Echocardiograaphy: EF 30%
ANALISA DATA
No Data Poblem Etiologi

1. Penurunan curah Perubahan


DS : Pasien mengatakan sesak, sesak saat beraktivitas
jantung D.0008 preload
DO : Ku Cukup, GCS : composmentis E4V5M6, TD : 157/93 SDKI (Hal 34) jantung
mmHg HR : 87 x/mnt, SB : 36ºC, RR : 36 x/mnt, Spo2 : 100% (O2
nasal 3Lpm) Dispneu, CRT 3 detik, Thorax : cardiomegali dengan
edema pulmo: EKG : sinus ritme, HR 89 Echo : EF 30%
2 DS : Sesak, sesak memberat saat beraktivtas Pola nafas tidak Dispneu
DO : RR : 36x/mnt, Irama nafas teratur, Prnggunaan otot bantu efektif (D.0005)
nafas abdomen

3 DS : P : Nyeri ulu hati menjalar ke punggung, nyeri memberat saat Nyeri akut Agen
beraktivitas, Q : nyeri seperti ter tusuk-tusuk, R : Nyeri Terlo- (D.0077) SDKI pencedera
kalisasi di uluhati, S : sekala nyeri 6, T : Intermiten Hal 172 fisiologis
DO : pasien terlihat gelisah, Tidak bisa tidur, Pasien tampak
meringis

4 DS : klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya Defisit Kurang


DO : pasien tampak bertanya tentang penyakitnya pengetahuan terpapar
manajemen informasi
proses penyakit
(D.0111) SDKI
Hal 146
Diagnosa keperawatan

1. Peurunan curah jantung (D.0008) berhubungan


dengan perubahan preload jantung dibuktikan dgn
adanya Edema
2. Pola nafas tidak efektif (D.0005) berhubungan
dengan dispneu dibuktikan dengan pengunaan otot
bantu nafas, pola nafas abnormal
3. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis dibuktikan dengan sulit tidur,
tampak meringis, gelisah
4. Defisit pengetahuan (D.0111) berhubungan dengan
kurang terpapar informasi dibuktikan dengan
menanyakan masalah yang dihadapi
Intervensi keperawatan
No/Tanggal/Jam Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Setelah dilakukan intervensi selama 1x8 jam, maka Perawatan curah jantung (I.02075) Hal 317
Jumat, 9 penuruanan curah jantung (L.02008) Menurun dengan 1. Monitor vital sign pasien
September 2022 kriteria hasil: 2. Monitor intake dan output
Jam 09.00 1. Edma (5) 3. Berikan oksigen untuk mempertahankan
2. Dispnea (5) saturasi >94%
4. Anjurkan beraktivitas fisik secaa bertahap
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian anti
aritmia, bila perluss

2 Setelah dilakukan tindakan keeperawatan selama 3x24 maka Manajemen jalan nafas (I.01011)
Jumat, 9 gangguan pola nafas (L.01004) dapat menurun dengan 1. Monitor pola nafas (frekuensi kedalaman
september kriteria hasil : usaha nafas)
2022 1. Dispneu (5) 2. Posisikan semi fowler
Jam 09.00 2. Penggunaan otot bantu nafas (5) 3. Anjurkan batasi asupan cairan
4. Kolaborasi pemberian obat bronkodilator
bila perlu
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Manajemen Nyeri (I.08238)
Jumat, 9 diharapkan tingkat nyeri menurun (L.08066) dengan kriteria 1. Identivikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
september hasil: kualitas, intensitas, skala nyeri
2022 1. Keluhan nyeri (5) 2. Kontrol lingkungn yang memperberat nyeri,
Jam 09.00 2. Meringis (5) fasilitasi istirahat dan tidur
3. Kesulitan tidur (5) 3. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4. Kolaborsi pemberian analgetik jka perlu
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam Edukasi kesehatan (I.12383)
Jumat, 9 diharapkan tingkat pengetahuan meningkat (L.12111) 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
september dengan kriteria hasil: informasi
2022 1. Perilaku sesuai anjuran (5) 2.Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Jam 09.00 2. Perilaku sesuai pengetahuan (5) 3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
13

IMPLEMENTASI Keperawatan
Pada pasien dengan ke empat diagnosa tersebut terdapat banyak intervensi
keperawatan yang ada pada teori. Namun pada implementasi keperawatan hanya 13
masing masing intervensi yang dilakukan pada pasien yaitu Monitor KU + TTV,
memberikan O2 nasal, anjurkan membatasi aktivitas fisik, monitor intake output, monitor
pola nafas, memposisikan semi fowler, anjurkan batasi cairan, Identifikasi kualitas nyeri
dan skala nyeri, Jelaskan strategi meredakan nyeri Ajarkan teknik non farmakologis
(tekhnik relaksasi nafas dalam), identifikasi skala nyeri , Beri Lingkungan yang nyaman,
jelaskan strategi meredakan nyeri, obs lokasi, frekuensi, intensitas, durasi, kualitas nyeri,
menjadwalkan pendidikan kesehatan, menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan dengan menggunakan lembar balik dan leaflet, Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat, adapun terapi yang lain yaitu Inf RL/Nacl 5tpm, Sp. Furosemid
3mg/jam, Sp. NTG 1,8 cc/jam, Inj furosemid 20mg/24 jam, P.o uperio 100mg (1/2-0-
1/2), P.o spironlacton 100mg/24jam, P.o bisoprolol 2,5mg/24 jam.
Evaluasi keperawatan

Berdasarkan evaluasi yang penulis lakukan,


maka respon yang diperoleh dari Ny. S pada hari
ketiga adalah pasien mengatakan sesek berkurang,
nyeri berkurang, bengkak berkurang. Pada tanggal
10 September 2022 pasien di pindahkan ke bangsal
marwah dan Pada tanggal 11 September 2022 pukul
14.00 wib pasien di izin kan pulang atas persetujuan
dokter
Thanks!
RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH
KABUPATEN TEGAL
Jalan Raya Singkil KM. 0.5, Adiwerna, Tegal, Jawa
Tengah 52194 2022

15

Anda mungkin juga menyukai