LATAR BELAKANG
1. Desa Kresek
2. Desa Talok
3. Desa Renged
4. Desa Patrasana
5. Desa Pasirampo
6. Desa Koper
7. Desa Jengkol
8. Desa Kemuning
9. Desa Rancailat
Desa Talok sebagai daerah binaan yang dipilih oleh Puskesmas Kresek
1
Gambar 1.1 Peta Kecamatan Kresek (Google Maps)
2
1.1.2 Batas Wilayah
jiwa, dan tingkat kepadatan penduduk mencapai 2.292 jiwa per km2.
3
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di
Kecamatan Kresek Tahun 2016 (Profil Puskesmas Kresek, 2016)
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK UMUR
NO LAKI-LAKI &
(TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN
4
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kecamatan Kresek
Tahun 2016 (Profil Puskesmas Kresek, 2016)
Luas Jumlah
Jumlah
No Kecamatan Wilayah Desa+
Desa Kelurahan Penduduk
(km2) Kelurahan
manusia itu sendiri, dengan upaya peningkatan kualitas penduduk sumber daya,
Dalam penyusunan IPM terkait erat dengan tiga komponen yaitu angka
harapan hid up (AHH), Angka indeks pendidikan (lama sekolah), dan kemampuan
5
1.1.3.3 Keadaan Lingkungan
terhadap derajat kesehatan. Dengan keadaan lingkungan yang sehat maka status
derajat kesehatan akan terpelihara dan dapat lebih meningkat, sebaliknya bila
1. Rumah Sehat
kesehatan yaitu bangunan yang memiliki jamban, sarana air bersih, tempat
sampah dan sarana pengelolaan air limbah, ventilasi rumah yang cukup,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah bersih dan kedap air.
Berdasarkan data puskesmas tahun 2016 tentang rumah sehat, jumlah rumah
yang ada 12.375 rumah dengan jumlah rumah yang dibina 12.230 (98.83%)
dari jumlah rumah yang diperiksa menurut data PHBS (Profil Puskesmas
Kresek, 2016).
sehat Puskesmas Kresek, dijabarkan secara detail per desa baik dari jumlah
seluruh rumah yang ada di desa tersebut, jumlah yang diperiksa, jumlah
rumah sehat, serta persentase untuk rumah sehat (Profil Puskesmas Kresek,
2016).
6
Tabel 1.3 Laporan Cakupan Rumah Sehat Puskesmas Kresek Tahun 2016
(Profil Puskesmas Kresek, 2016)
Rumah
Dari jumlah penduduk 64.153 Jiwa, yang mendapat akses air bersih
ada 61.542 Jiwa (95.9%), terdiri dari sumur gali terlindung 1332 jiwa, sumur
bor dengan pompa 36228 dan pengguna PDAM sebanyak 23.982 jiwa
7
3. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
dan pengelolaan air limbah dari jumlah 12.230 rumah yang diperiksa jumlah
meliputi hotel, restoran, depot air dll. TTU dan 1 PM yang sehat adalah yang
baik dan luas lantai ruangan yang sesuai dengan jumlah pengunjung dan
unit sedang yang memenuhi svarat kesehatan 19 unit (40.43 %). Untuk
bersikap) untuk memberikan respon terhadap situasi di luar subyek yang dapat
bersifat pasif (tanpa tindakan) atau aktif yaitu dengan adanya tindakan. Komponen
perilaku terdiri dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan, dari mulai mengetahui
8
lalu menerima atau menolak dan melakukan tindakan sebagai perwujudan dari
kesehatan digunakan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang
Jumlah PHBS Rumah Tangga yang dipantau 1.890 rumah, dan jumlah
rumah tangga tersebut yang yang mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. ASI Ekslusif
Air Susu Ibu diyakini dan terbukti merupakan makanan bayi yang
paling tinggi manfaatnya bagi bayi dari semua aspek di Kecamatan Kresek dari
Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KPKIA) dari seluruh bayi 0-6
bulan yang ada 774 bayi yang diberi ASI mencapai 584 bayi (75.5 %), cakupan
9
belum peduli terhadap manfaaat kandungan yodium pada garam yang
4. Posyandu
pelayanan kesehalan ibu dan anak khususnya di wilayah pedesaan yang jauh
dari Desa Pasirampo dan Desa Jengkol masih berfungsi sedangkan Polindes
Desa Renged keadaan bangunan tidak terawat karena keadaan bangunan sudah
rusak.
10
1.1.3.4 Kesehatan
Grafik 1.1 Jumlah Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kresek Tahun 2016
(Profil Puskesmas Kresek, 2016)
(Infeksi Saluran Nafas Atas) berada diposisi teratas yaitu 5477, diikuti Gastritis
sebanyak 1347 dan Hipertensi 1277, sedangkan yang ke 10 (sepuluh) yaitu Penyakit
Diare sebanyak 852. Selain itu penyakit tidak menular seperti hipertensi dan
gastritis juga banyak terjadi di Wilayah Kresek ini, karena jumlah kunjungan yang
B. Sarana Kesehatan
11
1) Ruang Loket / Pensdaftaran
2) Ruang Tunggu
5) Ruang Gigi
12
2) Mobil Ambulan untuk Merujuk Pasien Gawat Darurat 1 unit
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan usaha kesehatan integritas yang
misi:
13
4. Meningkatkan sinergi kemitraan dengan sektor terkait
1.2.2 Moto
2. Sehat adalah memiliki lingkungan kerja yang sehat dan tidak menjadi
dan bertanggungjawab.
Strategi penyusunan profil dilakukan dengan metode cek silang data analisa,
korelasi dari seluruh program, keakuratan dan informasi yang disajikan dapat
memberikan gambaran yang jelas dari kondisi dan situasi yang ada, sehingga dapat
pencapaian indikator dari tahun sebelumnya dan target yang akan dicapai. Profil
Puskesmas mengacu kepada tabel indikator Indonesia Sehat 2010, SPM (Sistem
14
Pelayanan Minimal) dengan sumber data yang diperoleh dari Kecamatan,
A. Jumlah Kematian
tahun 2016 adalah 1.366 bayi dengan jumlah kematian bayi sebanyak 9
kelahiran hidup. Untuk Balita berjumlah 4.260 balita tidak ada kematian
15
Jumlah kematian bayi tahun 2016 di Wilayah Puskesmas kresek mengalami
Kejadian kematian bayi dan balita ini dapat dicegah dengan upaya
meningkatkan pengetahuan ibu pasangan usia subur, ibu hamil, keluarga dan
16
masyarakat terutama pola hidup sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat
pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas (Profil Puskesmas Kresek, 2016).
B. Jumlah Kesakitan
Pernafasan Atas) berada di posisi teratas yaitu 5477, diikuti Gastritis sebanyak
1347 dan Hipertensi 1227, sedangkan yang ke 10 (sepuluh) yaitu Penyakit Diare
sebanyak 852. Selain itu penyakit tidak menular seperti hipertensi dan gastristis
juga banyak terjadi di Wilayah Kresek ini, karena jumlah kunjungan yang
1. Penyakit Menular
disemua wilayah.
17
Tabel 1.4 Data kasus DBD Puskesmas Kresek Tahun 2016 (Profil Puskesmas
Kresek, 2016).
JUMLAH KASUS MENINGGAL
NO DESA
L P L+P L P L+P
1 Jengkol 0 2 2 0 0 0
2 Kemuning 0 0 0 0 0 0
3 Koper 0 0 0 0 0 0
4 Kresek 2 4 6 0 0 0
5 Pasirampo 0 1 1 0 0 0
6 Patrasana 0 0 0 0 0 0
7 Rancailat 2 1 3 0 0 0
8 Renged 2 4 6 0 0 0
9 Talok 1 1 2 0 0 0
TOTAL 7 13 20 0 0 0
2) Malaria
3) Filariasis
18
b. Penyakit menular langsung
1) Penyakit Diare
Penyakit diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali sehari
Grafik 1.4 Jumlah Diare yang Ditangani Per Desa di Wilayah Puskesmas
Kresek Tahun 2016 (Profil Puskesmas Kresek, 2016).
c. Kusta
19
kusta baru sebanyak 20 penderita. Penderita Pausi Basiler (PB) /
d. HIV/AIDS/ IMS
Jumlah kasus HIV / AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) pada
e. Pneumonia
dapat disebabakan oleh virus, bakteri, jamur atau parasit juga dapat
20
42%
58%
P L
f. TB Paru
Dari hasil kegiatan pemantauan Rumah tangga ber PHBS pada tahun
2016 jumlah sarana/rumah yang diperiksa 1.890 rumah dan yang ber
Grafik. 1.7 Rumah Tangga yang Ber PHBS Puskesmas Kresek Tahun 2016
(Profil Puskesmas Kresek, 2016)
21
2. Permasalahan Sampah
(30%), tidak memiliki tempat sampah (44,6%) dan pembuangan air limbah
sekitar 2,5 liter sampah perhari atau 625 juta liter dari jumlah total
provinsi banten tahun 2007 terdapat 22, 2% rumah tangga yang memiliki
tempat sampah di dalam rumah dan 41,0% rumah tangga memiliki tempat
memiliki tempat sampah lebih tinggi yakni (42,4% dalam rumah dan
Keluarga Tn. Tabriyani tinggal di dalam rumah yang terdiri dari 1 kepala
keluarga, yaitu keluarga Tn. Tabriyani beserta istri Ny. Nani Maryani, dan satu
22
Tabel 1.5 Data Anggota Keluarga Tn. Tabrani
Status J
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Keluarga K
Lepas
Tabrani berusia 66 tahun dan bekerja sebagai Buruh harian tidak tetap rata-rata
penghasilan per bulan Rp 2.000.000. Istrinya, Ny. Nani sebagai ibu rumah tangga
tidak berpenghasilan. Tn. Tabrani dan Ny. Nani memiliki 1 orang anak yang berusia
bertingkat, lantai rumah terbuat keramik. Atap terbuat dari beton dengan
terbuat dari batu bata dan dilapisi semen. Terdapat 1 jendela di masing-
23
masing ruang kamar tidur yang jarang dibuka. Tidak terdapat ventilasi udara
depan rumah terdapat teras berukuran 1x3 m, dan ruang tamu dengan luas
3x2 meter. Di bagian belakang rumah terdapat dapur berukuran kurang lebih
2x3 m dan kamar mandi di luar rumah ukuran 1,5x1 m. Air untuk MCK
didapat dari sumur, dan sifat airnya jernih, berwarna bening, serta memiliki
rasa sehingga tidak dapat digunakan untuk memasak dan kebutuhan sehari-
hari. Sehingga keluarga Tn. Tabrani mengambil air minum dari rumah
disamping rumah.
24
b. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari
menggunakan air dari sumur desa untuk mandi dan mencuci serta memasak
jalan rumahnya dan jika sudah penuh membakar sampah tersebut bersama
tetangga lainnya.
c. Pola Makan
pagi, siang, dan malam. Makanan seringkali diolah sendiri oleh Ny. Nani.
Menu sehari-hari antara lain nasi, sayur, dan ikan asin. Keluarga Tn.Tabrani
jarang makan daging, ayam, sayur dan buah-buahan. Menurut Tn. Tabrani
makanan tersebut hanya dimakan disaat memiliki uang yang berlebih . Air
minum didapat dari rumah kerabat Tn. Tabrani. Keluarga Tn. Tabrani
Saat ini tidak ada wanita yang sedang hamil dan ada balita dalam
keluarga Tn. Tabrani. Anak pertama Tn. Tabrani berusia 25 tahun, dan
berjenis kelamin laki-laki yang bernama Riyan, yang lahir dirumah dengan
e. Kebiasaan Berobat
25
Tabrani tidak pernah minum jamu untuk mengobati penyakit-penyakit
tertentu, dan juga tidak pernah berobat ke dukun atau orang pintar. Seluruh
anggota keluarga Tn. Tabrani tidak terdaftar BPJS di faskes tingkat III
Puskesmas Kresek.
f. Riwayat Penyakit
dan TB paru tidak ada di keluarga Tn. Tabrani. Penyakit yang sering diderita
keluarga Tn. Tabrani adalah ISPA. Keluarga Tn. Tabrani tidak ada yang
tidak memiliki waktu karena bekerja, dan merasa sudah cukup aktifitas saat
bekerja. Keluarga Tn. Tabrani terbiasa mandi 2 kali sehari, dan sikat gigi
Keluarga Ny. Utin terdiri dari empat orang anggota keluarga yang tinggal
serumah, yaitu Ny. Utin sebagai kepala keluarga, dua orang anaknya yaitu Ny.
Dewi dan Tn. Riki, dan satu orang cucunya yaitu An. M. Reisya. Ny. Utin memiliki
6 orang anak, Dimas, Latifah, Siti, Rahmat, Dewi, dan Riki. Namun dari anak
pertama hingga anak ke empat sudah menikah dan tidak tinggal serumah lagi
26
Tabel 1.6 Data Anggota Keluarga Ny. Utin
Status Jenis Usia Penghasilan
Nama Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Kelamin (Tahun) Perbulan
Ibu
Belum
Utin Ibu Perempuan 56 th Rumah -
Tamat SD
Tangga
Ibu
Tangga
Karyawan Rp.
Riki Anak Laki-laki 24 th SLTA
Swasta 1.500.000,-
Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Ny. Utin
berusia 56 tahun dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Ny. Dewi berusia 30
tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tn. Riki berusia 24 tahun berkerja sebagai
terdapat teras dengan luas sekitar 1 x 2 meter. Dinding rumah terbuat dari
27
semen pada seluruh bagian rumah. Rumah ini beralaskan keramik pada
seluruh permukaan rumah. Atap rumah terbuat dari triplek pada hampir
seluruh bagian langit-langit rumah kecuali kamar mandi dan dapur, atap
Rumah Ny. Utin terdiri dari enam ruangan yang terdiri dari ruang
tamu dengan luas sekitar 7,5 x 5 meter, dua buah kamar tidur dengan luas
luas sekitar 3 x 3 meter, satu buah kamar mandi dengan luas sekitar 3 x 2
ventilasi yang baik. Disetiap ruangan belum memiliki ventilasi. Pada kamar
mandi dan dapur tidak memiliki ventilasi dan jendela. Di dalam rumah Ny.
Rumah keluarga Ny. Utin sudah memiliki kamar mandi dan jamban
28
Gambar 1.5 Denah Rumah Keluarga Ny. Utin
b. Lingkungan Pemukiman
cukup padat, masih terdapat jarak antara rumah Ny. Utin dan tetangganya.
Rumah Ny. Utin pada bagian depan rumah berbatasan dengan jalan, bagian
samping kiri, kanan dan belakang rumah berbatasan dengan rumah warga.
c. Pola Makan
Keluarga Ny. Utin mempunyai pola makan sebanyak dua kali dalam
sehari, yaitu pagi, dan sore. Keluarga ini memasak sendiri untuk makan
sehari-hari. Menu sehari-hari antara lain nasi, sayur, ikan. Keluarga Ny. Utin
memakan ikan setiap hari, memakan ayam 1-2 kali dalam seminggu,
sedangkan memakan daging sapi dapat 2-3 kali dalam sebulan. Air minum
didapatkan dari air galon. Keluarga Ny. Utin selalu mencuci tangan sebelum
Ny. Utin hamil sebanyak 6 kali dengan anak hidup 6 orang. Anak
pertama berusia 39 tahun, anak kedua berusia 37 tahun, anak ketiga berusia
beranak. Semua anak Ny. Utin mendapatkan ASI hingga berusia 2 tahun,
dan disertai dengan makanan tambahan pada saat umur 6 bulan. Ny. Utin
29
mengatakan menggunakan alat kontrasepsi steril (MOW) setelah
e. Perilaku
kebiasaan merokok 1-2 bungkus sehari yang sudah dilakukan sejak sekitar
9 tahun yang lalu. Keluarga Ny. Utin tidak memiliki kebiasaan berolahraga
rutin. Keluarga Ny. Utin memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan air
Rumah Ny. Utin disapu dan dibersihkan setiap hari oleh Ny. Dewi.
Keluarga Ny. Utin memiliki kebiasaan mandi dua kali sehari dan sikat gigi
dua kali sehari dan memakai alas kaki saat keluar rumah. Keluarga Ny. Utin
jika sudah penuh membakar sampah tersebut bersama tetangga lainnya dan
tidak mengalir.
f. Kebiasaan Berobat
ditanggung oleh BPJS. Semua anggota keluarga Ny. Utin memiliki kartu
BPJS.
Keluarga binaan Tn. Romli terdiri dari 5 anggota keluarga, yaitu Tn. Romli
bersama istri Ny. Sukrabah dan kedua anaknya yaitu Asep dan Deni. Family lain
dari Tn. Romli juga tinggal bersama Tn. Romli, bernama Saepudin.
30
Tabel 1.7 Data Keluarga Tn. Romli
No Nama Status Jenis Usia Pendi Pekerjaan Penghasilan
n (L/P) Terak
hir
Keluarga
Sukrabah
Penghasilannya kurang lebih perbulan sebesar Rp 500.000. Saat ini Tn. Romli
masih bekerja. Pendapatan Tn. Romli digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari
sehari. Tn. Romli tinggal bersama istrinya Ny. Sukrabah yang saat ini sebagai ibu
dari Tn. Romli belum ada yang bekerja dan belum memiliki penghasilan
31
m, Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat berlantai semen, beratapkan
genteng tanpa plafon dan dindingnya terbuat dari batu bata yang dilapisi
semen dan dicat berwarna putih. Rumah ini terdiri dari ruang tv berukuran
Ventilasi yang ada berasal dari pintu depan dengan panjang 100 cm x 190
Tidak terdapat ventilasi di kamar. Ventilasi di ruang tamu terdapat dua buah
rumah ini terdapat 5 buah lampu di dalam rumah, berwarna putih dan 1 buah
lampu di teras rumah dan berwarna putih. Keluarga ini memiliki kamar
32
b. Lingkungan Pemukiman
Untuk menuju rumah Tn. Romli dengan memasuki gang dan melewati jalan
setapak untuk menuju rumah Tn. Romli. Disebelah kiri dan sebelah
satu akses
c. Pola Makan
sembarangan.
Kelima anak Tn. Romli lahir di rumah sendiri dengan bantuan bidan
desa di desa Talok. Kelima anak Tn. Romli lahir spontan cukup bulan
dengan berat lahir anak pertama 2800 gram, anak kedua 2600 gram, anak
ketiga 2500 gram, anak keempat 2700 gram, dan anak kelima 3000 gram.
keliling. Ny. Sukrabah mengaku ketiga anaknya diberikan ASI sampai umur
2 tahun, kedua anaknya tidak diberikan ASI sampai umur 2 tahun. Ny.
33
e. Riwayat Penyakit dan Kebiasaan Berobat
puskesmas namun saat itu dirujuk ke rumah sakit namun Ny Sukrabah hanya
tangan yang baik dan benar. Keluarga Tn Romli mengaku jarang untuk
sumur desa untuk mandi dan mencuci serta memasak air untuk minum.
Keluarga binaan Tn. Tabri terdiri dari 5 anggota keluarga, yaitu Tn. Tabri
bersama istri Ny. dan ketiga anaknya yaitu Roja, Robi, dan Imam. Keluarga Tn.
Romli bertempat tinggal di Kampung Andil, Desa Talok RT 004/RW 001, Kecamatan
34
Tabel 1.8 Data Keluarga Tn. Tabri
Status Jenis Usia Penghasilan
Nama Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Kelamin (Tahun) Perbulan
Kepala Belum
Tabri L 54 th Wiraswasta Rp. 3.200.000
Keluarga Tamat SD
Ibu Rumah
Apikah Istri P 42 th SD -
Tangga
Tidak
Roja Anak I L 21 th SLTA -
bekerja
Tn. Romli berusia 54 tahun sehari hari dirumah bekerja sebagai wiraswasta.
Penghasilannya kurang lebih perbulan sebesar Rp 3.200.000. Saat ini Tn. Tabri masih
bekerja. Pendapatan Tn.Tabri digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari sehari. Tn.
Tabri tinggal bersama istrinya Ny. yang saat ini sebagai membantu Tn. Tabri dalam
sudah bekerja.
a. Lingkungan Pemukiman
cukup padat, masih terdapat jarak antara rumah Tn. Tabri dan tetangganya.
Rumah Ny. Utin pada bagian depan rumah berbatasan dengan jalan, bagian
samping kiri, kanan dan belakang rumah berbatasan dengan rumah warga.
35
b. Bangunan Tempat Tinggal
genteng tanpa plafon dan dindingnya terbuat dari batu bata yang dilapisi
semen dan dicat berwarna putih. Rumah ini terdiri ruang tamu berukuran
berasal dari pintu depan dengan panjang 100 cm x 190 cm dan sebuah
jendela yang dapat dibuka dengan ukuran 100 cm x 25 cm. Tidak terdapat
ventilasi di kamar. Ventilasi di ruang tamu terdapat dua buah jendela dengan
terdapat 5 buah lampu di dalam rumah, berwarna putih dan 1 buah lampu di
teras rumah dan berwarna putih. Keluarga ini memiliki kamar mandi dengan
36
Gambar 1.7 Denah Rumah Keluarga Tn. Tabri
c. Lingkungan Pemukiman
Untuk menuju rumah Tn. Tabri dengan memasuki gang dan melewati jalan
setapak untuk menuju rumah Tn. Tabri. Disebelah kiri dan sebelah
satu akses
d. Pola Makan
disajikan sehari-hari ialah nasi, telur, tempe, tahu, ayam. Keluarga Tn. Tabri
37
menambahkan penyedap pada setiap makanannya. Anak-anak Tn. Tabri
Ketiga anak Tn. Tabri lahir di rumah sendiri dengan bantuan bidan
desa di desa Talok. Kelima anak Tn. Tabri lahir spontan cukup bulan dengan
berat lahir anak pertama 2800 gram, anak kedua 2600 gram, anak ketiga
2500 gram, anak keempat 2700 gram, dan anak kelima 3000 gram. Ny.
keliling. Ny. Sukrabah mengaku ketiga anaknya diberikan ASI sampai umur
2 tahun, kedua anaknya tidak diberikan ASI sampai umur 2 tahun. Ny.
mengaku ada penyakit yang serius pada keluarganya yaitu pada Imam yang
control rutin ke Rumah Sakit Tangerang untuk ditransfusi dan dirawat tiap
1 bulan sekali.
sumur desa untuk mandi dan mencuci serta memasak air untuk minum.
38
Keluarga Tabri mengumpulkan sampah di ujung jalan rumahnya dan jika
prioritas area masalah. Cara penentuan prioritas area masalah pada penelitian ini
voting untuk menentukan prioritas. Berdasarkan hasil diskusi, dipilih area masalah
“Perilaku Membuang sampah Rumah Tangga yang Baik dan Benar Pada
Berdasarkan hasil pre survey yang dilakukan pada keluarga binaan di Desa
Talok terdapat masalah perilaku mengenai membuang sampah rumah tangga yang
39
baik dan benar pada seluruh keluarga binaan. Sebanyak 13 orang responden
memiliki perilaku yang buruk mengenai membuang sampah rumah tangga yang
didapatkan ISPA merupakan urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak yang salah
masalah sampah bisa selesai hingga akhir 2019. Untuk saat ini infrastruktur
masalah sampah baru terbangun 56%. Pada tahun 2012 kementrian lingkungan
hidup menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah perhari atau 625 juta liter dari jumlah
provinsi banten tahun 2007 terdapat 22, 2% rumah tangga yang memiliki tempat
sampah di dalam rumah dan 41,0% rumah tangga memiliki tempat sampah di luar
rumah. Di perkotaan persentase rumah tangga yang memiliki tempat sampah lebih
tinggi yakni (42,4% dalam rumah dan 45,9% di luar rumah) dibandingkan dengan
sebagain dari pada iman. Disisi lain Allah mewajibkan para hambanya untuk
lingkungan.
40
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang sehingga dalam
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
41
Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang,
yang merupakan hasil bersama atau resultant antara berbagai faktor, baik faktor
internal maupun eksternal. Perilaku manusia dibagi dalam tiga domain, yaitu
atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Manusia sebagai
salah satu makhluk hidup mempunyai aktivitas yang dapat dibagikan menjadi dua
kelompok yaitu aktivitas yang dapat dilihat oleh orang lain dan aktivitas yang tidak
dapat dilihat oleh orang lain. Menurut seorang ahli psikologi, Skiner (1938), beliau
stimulus (rangsangan dari luar). Oleh itu, perilaku manusia terjadi melalui proses:
Stimulus Organisme Respons, sehingga teori Skinner ini disebut teori "S-O-R"
respons, yaitu:
musibah.
b) Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan
42
Perangsangan yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforce,
Perilaku manusia berdasarkan teori “S-O-R” tersebut dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
Perilaku ini adalah respons yang masih belum dapat dilihat oleh orang lain.
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau
"observable behavior".
dari dua faktor utama yaitu stimulus yang merupakan faktor eksternal dan respons
yang merupakan faktor internal. Faktor eksternal seperti faktor lingkungan, baik
lingkungan fisik, maupun non-fisik dan faktor internal pula adalah faktor dari diri
dalam diri orang yang bersangkutan. Faktor eksternal yang paling berperanan dalam
membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya, yaitu di mana
seseorang tersebut berada. Sementara itu, faktor internal yang paling berperan
43
Dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga cabang ilmu yang membentuk perilaku
seseorang itu yaitu ilmu psikologi, sosiologi dan antropologi (Notoatmodjo, 2005).
lalu (recall).
rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya) maupun aktif (tindakan
terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-
olahraga, dsb.
44
b) Perilaku pencegahan penyakit (health promotion behavior)
imunisasi.
45
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2010) adalah suatu respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
kelompok:
bilamana sakit.
mendapati terdapat tiga domain perilaku yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
dalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor), atau peri cipta, peri
46
rasa, dan peri tindak. Untuk kepentingan pendidikan praktis, tiga tingkat ranah
1. Pengetahuan(knowledge)
a. Tahu (know).
b. Memahami (comprehension).
c. Aplikasi (application).
d. Analisis (analysis)
47
e. Sintesis (syntesis)
f. Evaluasi (evaluation)
masyarakat.
2. Sikap (Attitude)
regard to object." Dengan kata lain, sikap itu adalah kumpulan gejala dalam
perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain. Sementara itu, Newcomb
komponen utama,yaitu :
48
Sikap bisa dibagi menurut tingkat intensitasnya, yaitu:
c) Menghargai
d) Bertanggung jawab
Subjek telah melakukan sesuatu hal secara otomatis tanpa perlu kepada
panduan.
c. Adapsi (adoption).
49
2.2.7. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu
yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non
behavior causes).
masyarakat.
50
Pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :
1. Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
masyarakat, sarana.
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comprehension)
secara benar.
3) Aplikasi
51
4) Analisis
5) Sintesa
baru.
6) Evaluasi
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
1) Menerima (receiving)
52
2) Merespon (responding)
sikap.
3) Menghargai (valuing)
a. Persepsi (perception)
kedua.
53
c. Mekanisme (mecanism)
d. Adopsi (adoption)
diantaranya:
perilaku.
2. Pengertian (Insight)
54
3. Menggunakan Model
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi,
kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang
harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia
(termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak
termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak
termasuk didalamnya).
55
2.3.2. Jenis dan Karakteristik Sampah
A. Jenis Sampah
dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi
plastik
sebagainya
B. Karakteristik Sampah
hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri
56
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat
dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin
8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-
gedung.
11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat
organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air
buangan.
57
12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber
berikut :
1. Pemukiman Penduduk
58
pertemuan, pantai empat berlibur, dan sarana pemerintah lain. Tempat
air kotor dan air minum, dan kegiatan industri lainnya, baik yang
5. Pertanian
Penyakit bawaan sampah sangat luas, dan dapat berupa penyakit menular
dan tidak menular, dapat juga berupa akibat kebakaran, keracunan, dan lainnya.
Bawaan lalat: -
59
Typus abdominalis Salmonella typi
Ascariasis A. Lumbricoides
Ancylosiomiasis A. Duodenale
Icterohaemorrhagica
Keracunan
Metan
Hydrogen sulfide
dan juga binatang serangga sebagai pemindah atau penyebar penyakit (vektor).
Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak
60
Yang dimaksud dengan pengolahan sampah di sini adalah meliputi:
dipindahkan dari alat angkut yang lebih besar dan lebih efisien., misalnya
gerobak ke truk atau gerobak ke truk pemadat (H.J. Mukono. 2002: 25).
Notoatmojo, 2003:169).
2. Pemusnahan Sampah
61
1) Ditanam (landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat
dengan tanah.
3. Pengelolaan Sampah
Teknik pembuangan sampah dapat dilihat mulai dari sumber sampah sampai
pada tempat akhir sampah. Usaha pertama adalah mengurangi sumber sampah, baik
62
1. Meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak cepat
menjadi sampah.
negara.
63
2. Pengaruh Negatif dari Pengelolaan Sampah terhadap Kesehatan
tinggal bagi vektor penyakit antara lain serangga, tikus, jamur dan
cacing(Mukono,2000:26).
tenaga kerja produktif menderita sakit atau gairah kerja kurang sehingga
64
2.3.8. Perilaku Masyarakat dalam Membuang Sampah
produsen sampah, untuk tidak memproduksi sampah dalam jumlah banyak dan juga
permasalahan sampah (Sigit Setyo Pramono, 2005:4) Kondisi sosial dan budaya
masyarakat dalam pengelolaan sampah. Selain itu, pola konsumtif masyarakat dan
gaya hidup masyarakat juga akan mempengaruhi besarnya timbunan sampah dan
sampah. Sampah yang drespondenang dibiarkan tercampur dan tidak ada usaha
apapun untuk memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Kondisi sampah
yang tercampur tersebut sangat menyulitkan bagi pemerintah dan pihak yang
sudah tidak berguna dan tidak mereka inginkan, sehingga tindakan yang mereka
65
sampah selokan atau sungai, yang mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan
saluran, yang merupakan salah satu penyebab banjir dan genangan di daerah
karena mereka tidak mengerti bagaiman cara pengelolaan sampah yang baik dan
menggunakan pola pikiran yang lama. Bagi masyarakat, sampah hanya dianggap
sebagai barang tidak berguna dan mereka merasa cukup hanya dengan membuang
sampah pada tempatnya. Masyarakat tampaknya belum sadar pada dampak yang
akan ditimbulkan jika pola perilaku mereka tidak berubah. Jika sampah yang
mereka hasilkan setiap hari yang semakin banyak dan tertumpuk, suatu saat mereka
akan kehilangan tempat pembuangan sampah yang layak karena sudah penuh akibat
dari tidak terkontrolnya jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah
tersebut.
Sungai.
1. Pendidikan
ketepatan yang cukup baik, variabel ini bisa dicatat dalam kategori luas,
66
mempunyai fasilitas pendidikan sekolah dasar tujuh tahun
mempunyai
pembuangan
seseorang
2. Pendapatan
67
wajar (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000:258). Dalam upaya
faktor, baik faktor internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor
2003:18).
Sediaoetama, 2000:258).
68
Teori Tim ahli WHO menyatakan bahwa yang menyebabkan
3. Pengetahuan
69
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
70
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kaa kerja, seperti dapat
dan sebagainya.
71
mereka akan mempunyai perilaku yang baik
Notoatmojo, 2003:122).
sampah.
2.3.10.10. Sikap
Notoatmodjo, 2003:130).
72
orang tersebut untu membuat respons atau berperilaku dalam cara
harinya.
pengelolaan sampah.
konatif)
73
sampah. Komponen ini menunjukkan inensitas, sikap. Yaitu
(total attitude).
74
pengukuran sikap dengan skala sikap dari R Likert (Bimo
Walgito, 2001:141).
75
ditemukan cara ini sulit ditemukan tetapi lebih
76
1. Pengalaman Pribadi
tersebut.
3. Pengaruh kebudayaan
4. Media massa
77
sikap penulisnya, akibat berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
6. Faktor Emosional
setelah sampah dihasilkan, yang harus ada pada setiap sumber atau
78
3. Kalau halaman rumah luas, maka pembuangan sampah
sedikit.
(vektor)
79
kecuali pada tempat untuk membuang sampah. Karena syariat Islam itu
“Iman itu 70 dan sekian cabang, yang paling tinggi adalah kalimat Laa
Ilaaha Illallah, yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari
jalanan” (Muttafaqun‘alaih).
haram dari perbuatan yang anda sebutkan, yaitu membuang sampah di jalan,
lain. Jika kasusnya demikian, maka terdapat sisi larangannya yaitu membuat
Wasallam:
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori perilaku
80
Pengetahuan
Sikap
Faktor Tingkat
Predisposisi Pendidikan
Pendapatan
Perilaku Kesehatan
Sosial Budaya
Faktor
Sarana
Pendukung
Pelayanan
Kesehatan
Faktor Penguat
Lingkungan
81
2.4 Kerangka Konsep
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada
keluarga binaan di Kampung Andil RT 004 RW 001 Desa Talok Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
PENGETAHUAN
TINGKAT PENDIDIKAN
“Perilaku Tentang Membuang
Sampah Pada Keluarga Binaan
Kampung Andil RT 001 RW 004
PENDAPATAN Desa Talok Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten”
SOSIAL BUDAYA
SARANA
82
2.7. Definisi Operasional
Pengukuran
83
1. Perilaku Perilaku atau aktifitas manusia dalam Lembar Wawancara -Perilaku: Sudah Nominal
84
Responden melakukan pembuangan
85
2. Tingkat Proses jenjang pendidikan formal Lembar Wawancara Tingkat pendidikan Ordinal
SLTP/sederajat
Tingkat pendidikan
tinggi :
SLTA/sederajat,
akademi/diploma,
perguruan tinggi
86
3. Pendapatan Jumlah pendapatan keseluruhan yang Lembar Wawancara - Penghasilan tinggi: > Nominal
4. Sosial Budaya Presepsi masyarakat mengenai Lembar Wawancara -Persepsi baik: skor >3 Nominal
87
5. Sarana Ketersediaan tempat sampah didalam
88
BAB III
METODE PENELITIAN
masalah yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung, bertujuan
untuk mendeskripsikan apa yang terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota keluarga binaan yang
Tangerang, Provinsi Banten, yaitu keluarga Tn. Tabri, Tn. Tabrani, Ny. Utin dan
89
3.1.3. Responden Pengumpulan Data
Kriteria eksklusi merupakan kriteria yang mana subjek penelitian tidak dapat
kuesioner survei.
Data kualitatif adalah data untuk mencari akar penyebab masalah yang
90
3.3.1.2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Data
kuantitatif berupa data yang dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik
Sumber data dalam pengumpulan data ini adalah data primer melalui
wawancara terpimpin dan observasi dari 13 responden yang berasal dari empat
Provinsi Banten Tahun 2007 dan data Puskesmas Tahun 2016 juga data tersier yang
wawancara pre-survei.
91
3. Kamis,30/11/2017 Pengumpulan data dasar dari masing-masing keluarga binaan
tinjauan pustaka.
software Microsoft Word dan Microsoft Excell. Jenis analisis yang digunakan
setelah mendapat data-data adalah analisis univariat. Data disajikan dalam bentuk
92
BAB IV
HASIL ANALISIS
Hasil analisis ini ditampilkan melalui bentuk tabel dan diagram yang diambil
dari data karakteristik responden yang terdiri dari 13 orang dalam empat keluarga
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, yakni: Keluarga Tn. Tabrani, Ny. Utin, Tn.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Usia pada Keluarga Binaan di Kampung Andil
RT 004/RW 001, Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, November 2017
NO USIA JUMLAH RESPONDEN %
1 15 –25 tahun 4 30,8%
2 26 –35 tahun 3 23%
3 36 - 45 tahun 0 0%
4 46 –55 tahun 1 7,7%
5 56 –65 tahun 4 30,8%
6 66 –75 tahun 1 7,7%
Total 13 100%
(4 orang), 26–35 tahun (3 orang) dan 36 - 45 tahun (0 orang), 46-55 tahun (1 orang),
93
Pendidikan
36%
Rendah
Tinggi
64%
responden di keluarga binaan adalah rendah (belum tamat SD, SD/sederajat, SLTP/
sederajat) (64%).
Pekerjaan
15%
Tidak Bekerja
39%
Buruh
23% Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
23%
94
Dari diagram 4.2. terlihat jenis pekerjaan terbanyak dari keluarga binaan
Penghasilan
0%
< UMR
≥ UMR
100%
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram berdasarkan
variabel-variabel dalam check list dan kuesioner yang diambil langsung pada enam
95
Berdasarkan dari Tabel 4.2. didapatkan responden terbanyak memiliki
perilaku membuang sampah rumah tangga pada keluarga binaan yang buruk (100
%).
Total 13 100 %
96
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan pada Keluarga Binaan di
Kampung Andil RT 004/RW 001, Desa Talok Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, November 2017
Pendapatan Jumlah Persentase
Pendapatan tinggi 0 0%
Pendapatan rendah 13 100 %
Total 13 100%
Total 13 100 %
memiliki persepsi buruk yaitu sebanyak 11 responden (84,6 %) dan hanya sebanyak
Mendukung 3 23,1 %
Total 13 100 %
97
Berdasarkan Tabel 4.7. didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak
memiliki sarana yang mendukung yaitu sebanyak 10 responden (76,9 %) dan hanya
diagram fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab masalah sampai dengan akar -
masalah dari setiap akar penyebab masalah tersebut. Adapun diagram fishbone
98
Gambar 4.1 Skema Fishbone
99
Tabel 4.8. Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi
Masalah Masalah
pendidikan
yang benar, dan akibat dan akibat yang akan yang akan
mengolah sampah
anorganik menjadi
100
bahan daur ulang yang
Mengumpulkan
forum.
disetiap rumah
kebawah. Menyarankan
menambah
penghasilan dengan
mencari pekerjaan
sampingan/
wirausaha.
Koordinasi sektor
pengembangan usaha
101
untuk membuka
menengah
akibat yang akan ditimbulkan dari pengelolaan sampah yang salah pada
keluarga binaan.
cara-cara membuang sampah yang baik dan benar agar mengurangi akibat
dari membuang sampah yang kurang baik, yang salah satunya dengan
satu cara yang cukup efektif dan efisien untuk mengubah perilaku keluarga binaan
tempat sampah rumah tangga merupakan salah satu cara yang efektif dan
sederhana. Pemberian poster tentang jenis sampah dan cara membuang sampah
102
Penyuluhan diselenggarakan pada hari Kamis, 14 Desember 2017 mengenai
Perilaku Membuang Sampah Rumah Tangga yang Baik dan Benar. Menggunakan
komunikasi secara Mass Group dengan jumlah peserta sebanyak 13 orang dari 4
gambar mengenai jenis sampah dan cara membuang sampah yang baik dan benar
dan kami juga membuka sesi tanya jawab. Peserta penyuluhan terlihat antusias dan
1. Konsep Acara
Persiapan
Pelaksanaan
103
(2) waktu dan tempat yang telah ditentukan
Desember 2017 diruangan teras rumah salah satu keluarga binaan dikampung
104
BAB V
5.1 Simpulan
binaan yang bertempat tinggal di Kampung Andil RT 004/ RW 001, Desa Talok,
yaitu “Perilaku Membuang sampah Rumah Tangga yang Baik dan Benar pada
sampah yang benar, dan akibat yang akan ditimbulkan dari membuang sampah
yang salah.
3. Persepsi keluarga binaan yang salah terhadap perilaku membuang sampah yang
rumah
105
5.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah
membuang sampah yang benar, dan akibat yang akan ditimbulkan dari
benar
tempat sampah
membuang sampah yang baik dan benar, dan akibat yang akan ditimbulkan dari
salah satunya dengan mengolah sampah anorganik menjadi bahan daur ulang
106
wirausaha, dan koordinasi sektor pengembangan usaha untuk membuka
oleh sampah Rumah tangga dengan cara yang kurang baik. Yang salah
5.2 Saran
cara membuang sampah yang baik dan benar serta pemantauan rutin secara
cara membuang
107
3. Bekerjasama dengan pemerintah dan instansi media terkait untuk menyediakan
108