Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

PEMELIHARAAN BUSHING PADA TRANSFORMATOR TENAGA 150 /20 KV

Nahar Nurkholiq1,TejoSukmadi, Ir. MT.2


1 2
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
nahar.nurkholiq@gmail.com,

Abstrak - Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan
untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Pengujian tegangan tinggi
bertujuan untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik menyangkut kualitas sistem isolasi peralatan tenaga.
Yaitu memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang ataupun setelah operasi, untuk menghindarkan
kerugian bagi pemakai peralatan, dan mengurangi kerugian semasa pemeliharaannya. Dalam
pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita membedakan antara pemeriksaan / monitoring
(melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi /
pengujian, koreksi / resetting serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam. Bushing dipasok
dari aliran arus yang melaluinya dan dari peralatan listrik, yang sangat penting dan paling mudah terjadi
gangguan. Untuk itu jika bushing terjadi gangguan dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan
tegangan tinggi disekitarnya
Kata kunci : Pengujian tegangan tinggi; Pemeliharaan; Bushing

I. PENDAHULUAN Tabel 2 Jumlah bushing terpasang di PLN P3B-JB dan


Perbandingan persentase jumlah bushing OIP dan RIP
1.1 Latar Belakang

Bushing merupakan suatu komponen kritikal yang terdapat


pada peralatan tenaga listrik seperti trafo tenaga, CT ataupun
PT. Kerusakan bushing dapat mengakibatkan kerusakan
peralatan dimana bushing itu terpasang. Hal ini juga akan
berdampak pada kerugian secara ekonomi karena proses bisnis
terhenti. Pada saat ini PLN P3B Jawa-Bali menggunakan 2
tipe impregnasi bushing yaitu Oil Impregnated Paper bushing
untuk trafo konvensional dan Resin Impregnated Paper
bushing untuk trafo GIS. Data jumlah trafo konvensional dan
GIS yang terpasang di PLN P3B Jawa Bali adalah sebagai
berikut Dari perbandingan di atas terlihat bahwa populasi
Tabel 1 Jumlah trafo terpasang di PLN P3B JB bushing OIP lebih banyak dibanding bushing RIP.
Berdasarkan data Global Report dari FOIS (Forced Outage
Information System) dan laporan gangguan dari rentang waktu
antara tahun 2004-2009 tercatat 22 gangguan bushing tipe
OIP. Berdasarkan data tersebut dapat dicari nilai failure rate
dengan perhitungan:

Jadi, rata-rata terjadi 4 gangguan/tahun


1.2 Pembatasan Masalah
Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis membatasi
Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat masalah pada bushing antara lain :
diketahui jumlah bushing yang terpasang adalah :

1
1. Hanya dibahas pemakaian bushing tipe oil D. Bushing
impregnated paper pada trafo tenaga, karena tipe Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar
ini paling banyak serta failure rate cukup tinggi. melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang
2. Dalam laporan ini pembahasan hanya berkisar diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai
antara perawatan pada bushing transformator tenaga penyekat antara konduktor bushing dengan tangki
150/20 kV transformator.
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan
dengan jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor
II. TRANSFORMATOR TENAGA yang diselubungi oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main
2.1 Transformator Tenaga
tank transformator.
2.1.1 Pengertian
Secara umum transformator tenaga dapat
didefinisikan sebagai salah satu jenis mesin listrik yang
berfungsi untuk mentransformasikan daya listrik arus bolak
balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi
elektromagnetik. Secara khusus, transformator merupakan
peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya /
tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya. .

2.2 Bagian Pada Transformator Tenaga


Pada umumnya transformator tenaga terdiri
dari beberapa bagian, yaitu :
2.2.1 Bagian Utama Gambar 1 Bagian – bagian dari bushing
Trasformator terdiri dari beberapa bagian utama, antara lain : Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat
bagian utama yaitu isolasi, konduktor, klem koneksi, dan
A. Inti besi (Electromagnetic Circuit) asesoris. Isolasi pada bushing terdiri dari dua jenis yaitu oil
Inti besi digunakan sebagai media jalannya flux yang impregnated paper dan resin impregnated paper. Pada tipe oil
timbul akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang impregnated paper isolasi yang digunakan adalah kertas
mengelilingi inti besi sehingga dapat menginduksi kembali ke isolasi dan minyak isolasi sedangkan pada tipe resin
kumparan yang lain. Dibentuk dari lempengan – lempengan impregnated paper isolasi yang digunakan adalah kertas
besi tipis berisolasi yang di susun sedemikian rupa. isolasi dan resin.
Terdapat jenis-jenis konduktor pada bushing yaitu
B. Kumparan transformator / Winding hollow conductor dimana terdapat besi pengikat atau
Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang penegang ditengah lubang konduktor utama, konduktor pejal
mengelilingi inti besi, dimana saat arus bolak balik mengalir dan flexible lead. Klem koneksi merupakan sarana pengikat
pada belitan tembaga tersebut, inti besi akan terinduksi dan antara stud bushing dengan konduktor penghantar diluar
menimbulkan flux magnetik. bushing. Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal
Beberapa lilitan kawat berisolasi akan membentuk atau gasket dan tap pengujian. Seal atau gasket pada bushing
suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap terletak dibagian bawah mounting flange.
inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat
seperti karton, pertinax dan lain- lain.

C. Minyak dan Kertas Sebagai isolasi transformator


Sebagian besar transformator tenaga, bagian
kumparan- kumparan dan intinya direndam dalam minyak
transformator, terutama transformator- transformator tenaga
yang berkapasitas besar, karena minyak transformator Gambar 2 Gasket / seal antara flange bushing dengan
mempunyai sifat sebagai peindah panas (disirkulasi) dan body trafo
bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tnggi),
sehingga minyak transformator tersebut berfungsi sebagai
media pendingin, isolaso dan pelindung beliata dari oksidasi.

2
III. PEMELIHARAAN BUSHING PADA
TRANSFORMATOR TENAGA 150 /20 KV

3.1 Definisi
3.1.1 Umum
Biasanya, untuk keamanan elektrik, konduktor
tegangan tinggi dilalukan menerobos suatu bidang yang
dibumikan, melalui suatu lubang terbuka yang dibuat sekecil
mungkin dan biasanya membutuhkan suatu pengikat padu
Gambar 3 Indikator level minyak bushing yang disebut bushing
3.1.2 Normatif
E. Tanki dan Konservator Bushing merupakan peralatan yang memungkinkan
satu atau beberapa konduktor untuk melewati penyekat seperti
Pada umumnya bagian- bagian dari transformator tangki dan dinding, serta menginsulasi konduktor dari
yang terendam minyak transformator berada di main tank penyekat tersebut .
dan compartment tap changer. Untuk menampung
pemuaian minyak transformator maka diberikan tangki 3.2 Konstruksi Suatu Bushing
minyak, tangki ini juga dilengkapi dengan konservator. Bagian utama dari suatu bushing adalah inti atau konduktor,
bahan dielektrik dan flans yang terbuat dari logam. Fungsi inti
2.2.2 Peralatan Bantu adalah menyalurkan arus dari bagian dalam peralatan ke
terminal luar dan bekerja pada tegangan tinggi. Dengan
Selain peralatan inti transformator juga dilengkapi
bantuan flans, isolator diikatkan pada badan peralatan yang
peralatan bantu, yang berfungsi sebagai penunjang kerja
dibumikan. Bushing untuk tegangan AC sampai 30 kV dibuat
transformator. Peralatan bantu transformator antara lain
dari porselen atau damar tuang; untuk tegangan yang lebih
sebagai berikut :
tinggi, bahan isolasi yang lebih disukai adalah minyak trafo,
gulungan hardboard atau softpaper dan kombinasi dielektrik
A. Pendingin cair dan padat, kemudian dibungkus dengan kerangka
porselen.
B. Perubahan Sadapan ( Tap Changer)
C. Alat Pernafasan

D. Indikator

2.2.3 Peralatan Proteksi


Sebagai alat yang berfungsi mentransformasikan daya,
transformator juga memerlukan proteksi, yang berguna untuk
menjaga kelangsungan atau kontinuitas kerja transformer. Gambar 4 Konstruksi suatu bushing sederhana
Semua peralatan proteksi adalah rele dengan jenis-jenis yang
berbeda. Adapun rele yang digunakan adalah sebagai berikut : Gambar 4.1 a memperlihatkan tekanan elektrik aksial
A. Rele Bucholz Ea yang dapat menimbulkan peluahan luncur pada permukaan
isolator. Tekanan elektrik radial Er dapat menimbulkan
B. Pressure Relief Device
peluahan parsial pada rongga-rongga yang terdapat di antara
C. Rele Differensial flans dengan bagian luar isolator dan di antara inti dengan
bagian dalam isolator. Untuk mencegah terjadinya peluahan
D. Rele arus lebih ini, maka di antara isolator dengan flans diberi lapisan
konduktif dengan teknik penyemprotan; dan ujung lapisan
E. Rele tangki tanah yang terbentuk ditekuk untuk mengurangi efek medan pinggir.
Untuk mencegah peluahan parsial pada ruang-ruang udara
F. Rele Hubung Tanah terbuka yang terdapat di antara inti dengan bahan isolasi, maka
di antara inti dengan isolator dibuat juga lapisan konduktif
G. Rele gangguan Tanah terbatas (REF) atau mengusahakan inti berpadu dengan isolator. Misalnya
dengan membuat isolasi dari bahan damar tuang sehingga
H. Circulating current Protection ( CCP ) intinya melekat langsung dengan dielektriknya, dengan
demikian peluahan parsial pada ruang di antara inti dengan
I. Rele Proteksi OLTC ( OLTC Protection Rele ) isolator dapat dicegah. Masalah peluahan luncur dapat dapat
juga diatasi dengan mengurangi efek medan pinggir, yaitu
J. Arrester

3
dengan menekuk ujung elektroda dan membuat elektroda
melekat ke bahan isolasi.
Kemudian dengan pemilihan profil isolator yang
tepat, maka kuat medan pada bidang miring yang berbatasan
dengan udara dapat dikurangi di bawah nilai yang diizinkan.
Jika tegangan suatu bushing porselen ditinggikan, maka pada
harga suatu tegangan tertentu akan terjadi peluahan parsial
pada rongga-rongga udara yang terdapat di antara elektroda
dengan isolator; dan jika tegangan terus dinaikkan maka Gambar 5 Konstruksi konduktor di dalam material
akhirnya akan terjadi peristiwa lewat-denyar. Dengan insulasi
perkataan lain, kejadian lewat denyar pada busing porselen • OIL IMPREGNATED PAPER BUSHING
lebih dahulu diawali dengan kejadian peluahan parsial, karena OIP merupakan bushing dengan inti konduktor yang
pada bushing ini tidak ditemukan rongga-rongga udara di dibelit media isolasi kertas, dengan pemasangan tertentu,
antara elektroda dengan isolator. Karena damar mudah sehingga memiliki lapisan kapasitansi di antara konduktor
dilekatkan ke metal dan dapat dicetak dalam berbagai bentuk, (bagian yang bertegangan), dan ground flange (bagian yang
maka jenis isolasi damar menawarkan berbagai kemungkinan tidak bertegangan), serta diimpregnasi dengan cairan isolasi
bentuk konstruksi. yang biasanya menggunakan minyak trafo .
Prinsip perataan distribusi tegangan pada awalnya 1. Spesifikasi Umum
tidak mempertimbangkan jenis bahan isolasi, tetapi pada a. Temperatur maksimum konduktor yang bersentuhan dengan
akhirnya hal itu harus diperhatikan karena adanya hubungan isolasi
tegangan awal peluahan pada pinggir elektroda yang runcing – Temperatur maksimum : 105o C (Class A)
dengan ketebalan bahan isolasi yang menyelubungi elektroda – Kenaikan temperatur maksimum : 75 K
tersebut. Jika tidak memakai tabir elektroda sebagai (di atas temperatur udara sekitar)
pengendalimedan pinggir, maka harus dipilih bahan isolasi a. Temperatur maksimum udara di sekitar : 30o C
yang tipis. (Rata-rata dalam 1 hari)
b. Nilai maksimum tan d
3.3 Macam- macam Bushing – Pada 1,05 Um/√3 : 0,007
Berikut adalah macam- macam busshing – Kenaikan antara 1,05 Um/√3 - Um : 0,001
a. Partial Discharge maksimal yang terukur pada
A. Komposit Bushing – Um : 10 pC
Sebuah bushing di mana isolasi terdiri dari dua atau – 1,5 Um/√3 : 10 pC
lebih lapisan bahan isolasi koaksial berbeda. – 1,05 Um/√3 dan 1,1 Um/√3 Um : 5 pC
1. Kelebihan
B. Bushing yang diisi oleh senyawa ➢ Kemampuan dari cairan dielektrik (minyak) untuk kembali
Bushing di mana ruang antara isolasi utama (atau normal dari partial discharge intensitas kecil.
konduktor mana tidak ada isolasi utama yang digunakan) dan ➢ Harga relatif lebih murah.
permukaan dalam casing pelindung terhadap cuaca (biasanya 1. Kekurangan
porselen) diisi dengan senyawa yang memiliki sifat isolasi. ➢ Posisi pada saat operasi terbatas, untuk posisi horizontal
(>30o) membutuhkan desain khusus.
C. Bushing Kondensor / Kapasitor dan Non Kondenser ➢ Minyak yang bocor dapat menyebabkan kerusakan
Sebuah bushing di mana lapisan silinder disusun lingkungan.
secara dengan konduktor dalam bahan isolasi. Panjang dan ➢ Resiko terjadi kerusakan pada saat transportasi (untuk
diameter silinder yang dirancang untuk mengontrol distribusi material
medan listrik di dalam dan di atas permukaan luar bushing. isolator porcelain).
1.Bushing tipe kondenser 2. Tipe non-kondenser
Bushing kondenser dapat dikelompokkan menjadi 3 Bushing tipe non-kondenser terdiri dari konduktor,
macam: lapisan gabungan dari isolasi padat dan cair, dan material lain.
a. Oil impregnated paper Bushing non-kondenser dapat dikelompokkan menjadi 3
b. Resin impregnated paper macam :
c. Resin bonded paper Solid
Alternate layer of solid and liquid
insulation
Gas filled

4
2. Pengukuran Peluahan Parsial
Pengukuran ini merupakan pengujian rutin yang bertujuan
untuk menemukan adanya deteriorasi atau kegagalan isolasi
karena terjadinya peluahan muatan sebagian dalam isolator
bushing. Pengukuran dilakukan dengan detektor peluahan
parsial. Pengukuran dilakukan untuk berbagai tegangan
Gambar 6 Non-condenser bushing sehingga diperoleh kurva yang menyatakan hubungan besaran
peluahan dengan tegangan.
D. Bushing Tipe kering atau Terisi
Terdiri dari tabung porselen tanpa pengisi dalam
ruang antara shell dan konduktor. Ini biasanya dinilai 25 kV 3. Pengujian Ketahanan AC
dan bawah. Rangkaian dan prosedur pengujiannya sama dengan pengujian
isolator. Lama pengujian adalah satu menit. Pengujian
E. Bushing Diisi. Minyak dilakukan pada kondisi kering dan basah. Bushing dinyatakan
Sebuah bushing di mana ruang antara isolasi utama baik jika selama pengujian tidak terjadi lompatan api.
(atau konduktor tidak ada isolasi utama yang digunakan) dan
permukaan dalam casing pelindung cuaca (biasanya porselen) 4. Pengujian Peluahan Terlihat
diisi dengan isolasi minyak. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan apakah bushing
menimbulkan interferensi radio saat bekerja. Peluahan terlihat
F. Minyak Dibenamkan pada Bushing dengan mata adalah peluahan yang terjadi pada cincin perata
Sebuah bushing terdiri dari sistem isolasi utama (grading ring) dan tanduk pelindung (arching horn). Alat
benar-benar terbenam dalam bak isolasi minyak. penguji sama dengan alat penguji ketahanan AC, hanya
dilakukan dalam ruang gelap.

G. Minyak-Diresapi Kertas-Insulated Bushing 5. Pengujian Ketahanan Impuls Penuh


Sebuah bushing di mana struktur internal terbuat dari Pengujian ketahanan impuls penuh dilakukan dalam dua
bahan selulosa diresapi dengan minyak. keadaan, yaitu dalam keadaan bushing terpasang sebagaimana
di lapangan dan dalam keadaan dicelup dalam minyak.
H. Resin-Berikat, Kertas-Insulated Bushing Tegangan pengujian adalah tegangan impuls penuh standar,
Sebuah bushing di mana isolasi utama disediakan dengan polaritas yang sesuai dengan spesifikasi. Tegangan
oleh bahan selulosa terikat dengan resin. impuls diberikan lima kali. Jika terjadi dua kali lompatan api,
maka bushing dinyatakan gagal uji. Jika lompatan api terjadi
I. Bushing Padat (Keramik) satu kali, maka diadakan pengujian tambahan 10 kali lagi. Jika
bushing di mana isolasi utama yang Disedia- kan oleh tidak terjadi lompatan api, maka bushing dinyatakan lulus uji.
bahan keramik atau analog. Jika bushing dicelupkan dalam minyak isolasi, maka
pengujian dilakukan dengan tegangan impuls standar,
3.4 Pengujian Dan Monotoring Pada Bushing gelombang penuh dan 15 % lebih tinggi dari tegangan
pengujian bushing di udara. Tegangan impuls diberikan lima
A. Pengujian Pada Bushing kali. Bushing dinyatakan lulus uji jika tidak terjadi lompatan
Pengujian yang dilakukan terhadap suatu bushing api.
meliputi : pengukuran Tg δ, pengukuran peluahan parsial,
pengujian ketahanan AC, pengujian peluahan terlihat, 6. Pengujian Ketahanan Impuls Terpotong dan Surja
pengujian ketahanan impuls penuh, pengujian ketahanan Hubung
impuls terpotong dan surja hubung. Adakalanya bushing diuji dengan tegangan tinggi impuls
terpotong. Pengujian ini biasanya dilakukan terhadap bushing
1. Pengukuran Tg δ bertegangan di atas 220 kV. Saat ini dilakukan juga pengujian
Pengukuran Tg δ merupakan pengujian rutin. Alat ukur yang peluahan surja hubung terhadap bushing tegangan tinggi.
digunakan adalah jembatan Schering. Tg δ diukur dengan Pengujian dilakukan seperti halnya pengujian ketahanan
bushing tetap terpasang pada peralatan atau dicelupkan dalam impuls penuh di atas.
minyak. Konduktornya dihubungkan ke terminal tegangan
tinggi trafo uji sedang tangki atau badan dihubungkan ke B. Monitoring Pada bushing
terminal detektor jembatan Schering. Tegangan pengujian Macam-macam monitoring dalam pemeliharaan
dinaikkan secara bertahap, kemudian diturunkan secara umum bushing adalah sebagai berikut :
bertahap juga. Kapasitansi dan Tg δ pada setiap tahap 1. Pengujian power factor (tan delta)
tegangan diukur. Kemudian kurva yang menyatakan hubungan ➢ Fungsi
tegangan dengan kapasitansi dan Tg δ digambar. Untuk mengetahui nilai kapasitansi dan disipasi
faktor bushing.

5
➢ Metoda dapat meledak dengan suara yang cukup keras dan
a. Grounded Speciment Test (GST) menyebabkan kerusakan yang luas untuk peralatan yang
b. Ungrounded Speciment Test (UST) berdekatan.
c. Hot Collar Test Flashovers dapat disebabkan oleh endapan kotoran pada
➢ Kondisi tidak wajar bushing, khususnya di daerah di mana terdapat kontaminan
a. Jika dari data historical pengujian mengindikasikan seperti garam atau debu di udara. Deposit tersebut harus
kenaikan dihapus dengan membersihkan periodik. Tabel 1 berisi daftar
nilai disipasi faktor, maka bushing telah mengalami penyebab umum masalah bushing dan metode pemeriksaan
deteriosasi. yang digunakan untuk mendeteksinya.
b. Nilai kapasitansi >5% nilai kapasitansi asli dari
pabrikan. 3.6 FMEA & FMECA
FMEA (Failure Mode Effects Analyzes) adalah
2. Pengujian Minyak sebuah metodologi untuk menganalisa kemungkinan potensi
➢ Fungsi kegagalan sistem yang terjadi dan mencari akar dari
Untuk mengetahui kualitas minyak bushing. permasalahan sehingga dapat dilakukan pencegahan terhadap
masalah yang lebih besar . FMEA digunakan untuk membuat
➢ Metoda
daftar dari jenis kegagalan yang mungkin terjadi, menentukan
a. DGA (Dissolve Gas Analyzes)
efek dan resiko kegagalan tersebut pada sistem, dan
b. Oil Quality
menentukan langkah untuk mencegah kegagalan tersebut.
➢ Kondisi tidak wajar Langkah dalam mencegah kegagalan dapat juga dilakukan
a. Jumlah kandungan gas dari tiap gas yang diukur dengan memperbaiki desain kriteria dari komponen di dalam
melebihi batas sistem itu.
yang ditentukan. FMECA (Failure Mode Effects and Criticallity
b. Karakteristik minyak masuk dalam kategori Analyzes) didefinisikan sebagai prosedur yang dilakukan
kondisi jelek setelah menemukan hasil analisa efek kegagalan untuk
berdasarkan standar . mengelompokkan tiap efek potensi kegagalan berdasarkan
3. Thermographic Scanning dampak kerusakan yang ditimbulkan dan kemungkinan
➢ Fungsi terjadinya .
Untuk mengetahui nilai suhu pada tiap bagian Berdasarkan data gangguan dapat diketahui frekuensi
bushing. dari gangguan yang terjadi. Berdasarkan dampak yang
➢ Metoda ditimbulkan dapat dikategorikan menurut :
– Thermovisi – Safety : Dampak yang ditimbulkan pada keselamatan
➢ Kondisi tidak wajar personil
a. Hotspot – System : Dampak yang ditimbulkan pada keandalan sistem
b. Korona – Environment : Dampak yang ditimbulkan pada lingkungan
sekitar
– Cost : Dampak yang ditimbulkan pada kerugian materiil
3.5 Gangguan dan Pemeriksaan Pada Bushing Dari hasil FMECA dapat diklasifikasikan tingkat
A. Data Gangguan kekritisan peralatan berdasarkan tiap sub-sistem. FMECA juga
Klasifikasi jenis gangguan pada bushing berdasarkan Global berguna untuk melakukan prioritas monitoring parameter
Report dari FOIS (Forced Outage Information System) dan penyebab kegagalan.
laporan gangguan :
1. Isolator pecah/retak
2. Overheat atau hotspot pada konduktor A. DESAIN KRITERIA BUSHING
3. Arus beban lebih 1. Material isolator luar
4. Minyak bocor/rembes Berdasarkan FMEA pada subsistem isolasi, isolator
5. Kerusakan pada seal dengan bahan keramik (porcelain) akan retak atau pecah jika
6. Lead konduktor putus terkena beban mekanik. Baik yang berupa gangguan alam
maupun, maupun karena dampak kerusakan peralatan lain.
B. Pemeriksaan Bushing Pecahan dari keramik itu sendiri, dapat merusak peralatan lain,
Catatan operasi menunjukkan bahwa sekitar 90 persen dari dan melukai orang di sekitar bushing. Diusulkan isolator luar
semua kegagalan bushing disebabkan oleh kelembaban yang bushing dengan bahan silicone rubber untuk daerah rawan
memasuki bushing melalui gasket yang bocor atau bukaan gempa dan dekat dengan pesisir.
lainnya. inspeksi berkala untuk menemukan kebocoran dan Keuntungan s ilicone rubber :
melakukan perbaikan sangat diperlukan untuk mencegah – Memiliki ketahanan tinggi terhadap beban mekanik
pemadaman karena gangguan pada bushing, Seperti inspeksi – Air yang jatuh pada permukaan isolator tetap menjadi
eksternal .Tegangan tinggi bushing, jika dibiarkan memburuk, droplet dan

6
tidak membentuk continuous film, karena bersifat 3. populasi bushing OIP lebih banyak dibanding
hydrophobic bushing RIP karena Kemampuan dari cairan
– Apabila terjadi ledakan tidak akan pecah, dielektrik (minyak) untuk kembali normal dari partial
– Arus bocor lebih rendah <1 mA sedangkan porcelain discharge intensitas kecil.
±10mA 4. FMEA (Failure Mode Effects Analyzes) adalah
Kerugian sebuah metodologi untuk menganalisa kemungkinan
– Mahal (selisih harga sebesar 90 %) potensi kegagalan sistem yang terjadi dan mencari
akar dari permasalahan sehingga dapat dilakukan
2. Material untuk center rod, stud dan klem pencegahan terhadap masalah yang lebih besar .
Material stud diusulkan dengan bahan tembaga, 5. FMECA (Failure Mode Effects and Criticallity
sehingga sama dengan material center rod. Hal ini Analyzes) didefinisikan sebagai prosedur yang
dimaksudkan agar tidak terjadi localize overheat, yang dilakukan setelah menemukan hasil analisa efek
dikarenakan perbedaan titik muai, apabila stud memakai bahan kegagalan untuk mengelompokkan tiap efek potensi
aluminium. kegagalan berdasarkan dampak kerusakan yang
1. Jenis / tipe Oil Indicator Level ditimbulkan dan kemungkinan terjadinya
Oil level indicator menggunakan tipe magnetic joint, 6. Isolator porcelain tidak memiliki ketahanan yang
yaitu indikator yang dalam penunjukkan level minyak tinggi terhadap beban mekanik.
menggunakan magnet yang terhubung dengan sistem 7. Perbedaan material dari stud dan center rod dapat
pelampung di dalam kepala bushing. Oil level indicator tipe mengakibatkan localize overheat pada sambungan
magnetic joint dapat mengurangi peluang kebocoran seal stud dan center rod.
bushing yang terjadi, karena dengan sistem magnet maka tidak
memerlukan sambungan yang membutuhkan seal seperti 5.2 Saran
pada oil level indicator tipe prismatic. 1. Perlu dilakukan maintenance secara berkala baik dengan
metode FMEA dan FMECA setelah mengatahui
gangguan dan penyebab terjadinya gangguan pada
bushing agar tidak merusak peralatan yang lain.
2. Berdasarkan FMEA yang telah dibuat, dapat dilakukan
monitoring dan treatment sebagai berikut :
a. Pengecekan hotspot pada bushing, menggunakan
thermovisi.
b. Pengecekan kekencangan baut pada tiap
sambungan seal secara
berkala.
c. Penggantian seal bushing secara berkala, dengan
memprediksi
usia aging seal.
d. Pembersihan isolator luar secara berkala.
3. Berdasarkan desain kriteria yang telah dibuat, hal - hal yang
direkomendasikan adalah :
Gambar 7 Indikator level minyak (a) Tipe Prismatic (b) a. Isolator luar berbahan silicone rubber untuk daerah
Tipe Magnetic Joint rawan gempa.
b. Penggunaan material yang sama untuk stud dan
center rod.
c. Penggunaan material bimetal untuk sambungan
klem dan stud.
IV. KESIMPULAN d. Penggunaan oil level indicator tipe magnetic joint.
e. Pemilihan creepage distance yang sesuai dengan
5.1 Kesimpulan environment.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada 3. Sebagai sarana penunjang dalam menganalisa dan
keseluruhan pembahasan pada laporan kerja praktek di PT mengevalusasi
PLN ( Persero) P3B Jawa Bali diantaranya adalah: a) desain kriteria yang lebih baru, pendataan laporan
1. Bushing merupakan peralatan Kritikal yang terdapat gangguan yang lebih
pada peralatan tenaga listrik. b) lengkap akan sangat membantu.
2. . Bagian utama dari suatu bushing adalah inti atau
konduktor, bahan dielektrik dan flans yang terbuat
dari logam

7
DAFTAR PUSTAKA
1. “Insulated Bushings for Alternating Voltage above 1000
V”, IEC 60137,Edition 6.0 2008-07
2. “Guide for the selection of insulators in respect of
polluted conditions”,IEC 60815, First Edition 1986
3. “Mineral insulating oils in electrical equipment -
Supervision and maintenance guide”, IEC 60422, Third
Edition, 2005-10
4. “Testing And Maintenance of HV Bushing”, Dennis A.
Schurman, February 1999
5. “FMEA-FMECA”, Bernhard Huber, Management
Center Innsbruck, 2005 [7] Tobing, Bonggas L,
Peralatan Tegangan Tinggi, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2003.

BIODATA PENULIS

Penulis lahir di Semarang,. Menempuh


pendidikan di SDN Lamper Kidul 03 Semarang ,
SMPN 8 Semarang, SMA Kesatrian 2 Semarang,
dan melanjutkan pendidikan lagi di Teknik
Elektro Undip Semarang dengan konsentrasi
ketenagaan hingga sekarang, dan telah
melaksanakan kerja praktek di PT. PLN (Persero) P3B
REGION JAWA TENGAH DAN DIY

Semarang, 2 April 2012


Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ir. Tejo Sukmadi, MT


NIP. 19611117 198803 1 001

Anda mungkin juga menyukai