Anda di halaman 1dari 14

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Gracela Salurante/102016055
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510

Abstrak
Masalah kekurangan yodium sesungguhnya telah mendunia dan bukan hanya
masalah gangguan gizi di Indonesia. Berdasarkan tafsiran WHO dan UNICEF, sekitar 1 juta
penduduk di negara yang berkembang beresiko mengalami kekurangan yodium. Salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang dapat menghambat peningkatan mutu sumber daya
manusia Indonesia adalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Yodium merupakan unsur pokok dalam pembentukan hormon tiroid. Jika terjadi
pembesaan kelenjar tiroid, maka disebut goiter. Adanya persediaan unsur ini yang cukup dan
terus – menerus merupakan suatu keharusan. Yodium dalam makanan berasal dari makanan
laut, susu, daging, telur, air minum, garam beryodium dan sebagainya. Faktor kandungan
yodium lahan setempat sangat penting, khususnya bagi daerah terpencil di mana
penduduknya hanya makan makanan yang berasal dari produksi setempat yang lahannya
rendah kandungan yodiumnya. Masalah GAKY adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan
karena tubuh menderita kekurangan yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang
lama dan mempunyai dampak negatif terhadap manusia sejak masih dalam kandungan,
setelah lahir sampai dewasa.

Kata Kunci : GAKY, tiroid, yodium, goiter

Abstract
The problem of iodine deficiency is actually worldwide and not just the problem of
nutritional disorders in Indonesia. Based on the interpretation of WHO and UNICEF, around
1 million people in developing countries are at risk of experiencing iodine deficiency. One of
the public health problems that can hamper the improvement of the quality of Indonesia's
human resources is Iodine Deficiency Disorders (IDD).
Iodine is a key element in the formation of thyroid hormones. If thyroid gland occurs,
it is called a goiter. An adequate and continuous supply of this element is a must. Iodine in
food comes from seafood, milk, meat, eggs, drinking water, iodized salt and so on. The local
iodine content factor is very important, especially for remote areas where the population only
eats food that comes from local production where the land is low in iodine content. IDD
problem is a set of symptoms caused by the body suffering from iodine deficiency
continuously for a long period of time and has a negative impact on humans since they are
still in the womb, after birth to adulthood.

Keywords: IDD, thyroid, iodine, goiter


Pendahuluan
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang
timbul, karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium terus menerus dalam jangka waktu
cukup lama, hingga sekarang masih merupakan masalah gizi di Indonesia. GAKY dapat
terjadi baik perempuan, pria, anak-anak, dewasa maupun orangtua yang tinggal di daerah
kekurangan yodium. Secara epidemiologi kebutuhan yodium per orang per hari hanya 1-2
mikrogram per kilogram berat badan. Apabila tidak terpenuhi secara kontinyu dan
berlangsung lama akan menimbulkan gondok. Gondok dikatakan endemik apabila lebih dari
5% penduduk atau anak sekolah berusia 6-12 tahun menderita gondok.
Selain karena kurang yodium, masalah GAKY juga disebabkan oleh beberapa faktor
seperti faktor geografi faktor lingkungan : goitrogen, cemaran limbah pabrik seperti Pb dan
Hg, faktor unsur kelumit (trace element) dan faktor Gizi (Kekurangan Energi Protein dan
Kurang Vitamin A).

Anamnesis
Pada pasien dengan pasien dengan GAKY dilakukan anamnesis seperti biasa yakni
diawali dengan menanyakan keluhan utama lalu ditanyakan di mana lokasi benjolan, sejak
kapan mengalami kejadian seperti ini, sudah berapa lama, keluhan sakitnya ringan, berat,
kualitas sakitnya seperti apa, apakah menganggu jalan napas, menganggu menelan, bila
ditekan benjolan bisa bergerak dan lunak, atau apakah keras dan tidak bisa digerakkan.
Apakah keluhan utama disertai dengan keluhan lainnya seperti banyak berkeringat,
mudah mengalami kelelahan, jantung berdebar, konsentrasi menurun, jika pada wanita
biasanya terdapat menstruasi yang lebih sering, tidak tahan terhadap suhu dingin, kenaikan
berat badan yang tidak diketahui penyebabnya, sembelit, otot mudah keram, pada wanita
hamil sering mengalami keguguran. Pada riwayat penyakit dahulu dapat ditanyakan apakah
pasien pada waktu bayi lahir pernah dilakukan tes hipotiroid, lahir dengan prematur atau
tidak, pasien pernah ada riwayat tindakan bedah di leher. Pada wanita hamil ditanyakan
apakah ada riwayat bayi yang lahir beberapa saat kemudian meninggal ataupun riwayat
keguguran. Pada riwayat penyakit keluarga ditanyakan apakah ada salah satu anggota
keluarga yang bertubuh cebol, mengalami hipotiroid, lahir dengan retardasi mental, tuli, bisu
atau cacat bawaan lainnya, atau kah pernah mengalami keguguran saat hamil.
Pada riwayat obat-obatan, apakah sebelumnya pernah mendapat penyinaran dengan
Yodium, atau pernah mendapat obat-obatan yang mengandung hormon tiroid ataupun obat
anti tiroid (karbimazol,metimazol,propiltiourasil).
Pada riwayat ekonomi dan sosial, ditanyakan apakah pasien tinggal di daerah
pegunungan yang di mana terjadi pengikisan yodium di tanah oleh air, tanyakan apakah
pasien suka mengkonsumsi umbi-umbian, penggunaan garam tidak beryodium, pada dataran
rendah apakah terpapar pestisida misalnya adanya logam berat, menjadi blocking agent,
menghambat pemanfaatan yodium oleh kelenjar tiroid)

Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi posisikan kepala pasien agak kebelakang, dan dengan menggunakan
pencahayaan tangensial yang ditujukan langsung ke arah dagu pasien, pasien diminta
menekuk kepala ke belakang sedikit, periksa daerah bawah kartilago krikoid untuk melihat
kelenjar tiroid, kemudian pasien diminta untuk menelan (misalnya dengan memberi air
minum). Kemudian perhatikan dengan seksama gerakan ke atas dari kelenjar tiroid saat
menelan tadi, serta perhatikan bentuk dan simetris atau tidaknya kelenjar tiroid tadi. Pada saat
menelan tadi, kartilago tiroid, kartilago krikoid dan kelenjar tiroid akan terlihat naik,
kemudaian kembali turun ke tempat asalnya.1
Palpasi, pasien diminta untuk menundukan kepalanya sedikit dengan tujuan untuk
merelaksasi otot sternomastoid. Jari kedua tangan pemeriksa diletakkan tepat di bawah
kartilago krikoid, pasien diminta untuk meneguk air dan menelannya seperti pada
pemeriksaan inspeksi, lalu pemeriksa merasakan ismus tiroid naik pada telapak jari-jari.
Geser trakea ke arah kanan dengan jari-jari tangan kiri, lalu dengan jari-jari tangan
kanan pemeriksa meraba bagian lateral untuk menemukan lobus kanan kelenjar tiroid pada
celah/ruang antara trakea yang tergeser tadi dengan otot sternomastoid, dan temukan
lateralnya (lateral margin). Pemeriksaan melakukan hal yang sama untuk menemukan lobus
kiri, perhatikan ukuruan, bentuk dan konsistensi dari kelenjar tiroid dan temukan adanay
nodus atau nyeri.
Auskultasi, bila kelenjar tiroid membesar, dengan stetoskop yang diletakkan diatas
lokasi kelenjar tiroid dapat terdengar adanya bruit, yaitu bunyi sejenis yang terdengar pada
murmur jantung. Bruit dapat sinkron dengan sistolik atau diastolik atau terus-menerus
(continous) mungkin dapat terdengar pada penyakit hipertiroidisme. Bayi hipotiroid
kongenital dapat menunjukkan gejala letargi, ikterus, konstipasi, sering tersedak, kulit teraba
dingin, tangisan serak, kulit kering, perut buncit, hernia umbilikalis, hipotonia, fontanel
posterior melebar, lidah besar, edema, refleks lambat, dan goiter.
Gejala dan Tanda
Survei epidemiologis untuk gondok endemik biasanya didasarkan atas besarnya
kelenjar tiroid dengan metoda palpasi; grade 0 tidak terlihat atau teraba gondok; grade 1
gondok teraba tetapi tidak terlihat apabila dalam posisi normal (tiroid tak terlihat membesar).
Apabila ada nodul tetap masuk dalam grade ini, meskipun secara keseluruhan tidak
membesar; grade 2 pembengkakan di leher yang jelas terlihat dalam posisi normal, dalam
palpasi trioid memang membesar (membesar bila ukurannya lebih dari volum falangs
terminal terakhir ibu jari yang diperiksa).
Gondok endemik ditandai oleh pembesaran kelenjar gondok. Di daerah Gondok
Endemik terdapat sejumlah anggota masyarakat yang memperlihatkan pembesaran kelenjar
gondok pada berbagai tingkat. Kretin Myxoedema ditandai oleh kondisi oedema yang tidak
mencekung pada tekanan dengan jari seperti halnya oedema biasa.2
Kretin Neurologik menunjukkan gejala menonjol, tinggi badan dibawah orang normal
(cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan
kecerdesan, dari hambatan jiwa yang ringan sampai yang sangat berat yang disebut debilitas.
Ekspresi muka seorang Kretin memberikan kesan orang bodoh, dan pada pemeriksaan tingkat
kecerdasan (IQ) ternyata tertinggal. Mulut penderita ternganga dan memperlihatkan lidahnya
seperti yang terlalu besar untuk rongga mulutnya. 2
Terjadinya kretin endemik disebabkan oleh karena kekurangan yodium selama
kehamilan dan pada saat setelah kelahiran. 2 type kretin: type nervosa, type ini terjadi akibat
hypothyroid pada ibu selama kehamilan. Kerusakan pada susunan saraf pusat : retadasi
mental, gangguan pendengaran, kerusakan batang otak, retardasi neuromotorik, tidak ditemui
tanda-tanda goiter dan hipotiroid pada anak
Type Myxodematosa, terjadi akibat defisiensi yodium dan disertai hipotiroid fetus
selama dalam kandungan atau pada masa neonatus, dan ditemukan goiter pada anak. Tampak
tanda-tanda hipotiroid: gangguan pertumbuhan, myxodematosa, rambut kering dan kasar,
tonus otot lembek, penimbunan lemak di pangkal leher, perut buncit, dapat terjadi hernia
umbilicalis.

Diagnosis dan Klasifikasi


Berat ringannya endemik disamping dengan prevalensi dapat juga dengan memeriksa
ekskresi yodium urin (EYU) atau Urinary Excretion of Yodium (UEI). Dalam keadaan
seimbang yodium yang masuk tubuh dianggap sama dengan yang dieksresikan lewat urin.
Jadi pemeriksaan urin dianggap menggambarkan asupan yodium.
Menurut Djokomoejanto gondok endemik terbagi dalam 3 grade; Endemik Grade I
(ringan) dengan nilai median eksresi yodium urin > 50 mikrogram yodium/ gram kreatinin,
atau median urin antara 5,0-9,9 mikrogram/dl. Dalam keadaan ini kebutuhan hormon tiroid
untuk pertumbuhan fisik maupun mental terpenuhi. Prevalensi gondok pada anak sekolah 5-
20%.3
Endemik Grade II (sedang) endemik dimana nilai median ekskresi yodium urin antara
25-50 mikrogram yodium/g kretinin, atau median antara 2,0-4,9 mikrogram/dL. Hormon
tiroid mungkin tidak mencukupi. Ada risiko hipotiroidisme tetapi tidak terlihat kretin
endemik yang jelas. Prevalensi gondok anak sekolah sampai 30%.3
Endemik Grade III (berat) endemik dengan nilai median ekskresi yodium urin<25
mikrogram yodium/g kreatinin atau < 2 mikrogram/dL. Terjadi resiko sangat tinggi untuk
lahirnya kretin endemik dengan segala akibatnya. Prevalensi gondok anak sekolah >30%,
prevalensi kretin endemik dapat mencapai 1-10%.3
Status nutrisi yodium (berdasarkan UEI anak usia sekolah) memberikan indikasi
untuk berbagai kelainan dan diharapkan mampu memberi ramalan dan interpretasinya.
Tabel 1. Nutrisi Yodium Berdasarkan UEI (sumber WHO 2007).3
Median UEI Asupan Yodium Status
g/L
<20 Tak mencukupi Defisiensi yodium berat
20-49 Tak mencukupi Defisiensi yodium sedang
50-99 Tak mencukupi Defisiensi yodium ringan
100-199 Cukup Optimal
200-299 Lebih dari cukup Ada risiko Iodine –induced hyperthyroidisme dalam
kurun waktu 5-10 tahun sesudah pemberian garam
beryodium pada kelompok yang rawan
>300 berlebihan Ada risiko kesehatan yang tidak menguntungkan (IIH,
autoimmune thyroid disease)

Kebutuhan Yodium Manusia


Untuk memenuhi kecukupan yodium sebaiknya di dalam menu sehari-hari sertakan
bahan-bahan pangan yang berasal dari laut. Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2 mikrogram
per kg berat badan. Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mikrogram/ hari untuk anak
sampai umur 10 tahun, 150 mikrogram/ hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan
menyusui dianjurkan tambahan masing-masing 25 mikrogram dan 50 mikrogram/ hari.

Gambar 1. Asupan Yodium yang Dibutuhkan Manusia.4

Epidemiologi
Sekitar 2,5 milyar (38%) penduduk pada tahun 2008 mengalami kekurangan
konsumsi yodium. Stratifikasi berdasarkan usia, sekitar 31,5% atau 264 juta jiwa anak usia
sekolah dan 30,6% atau 2 milyar populasi dewasa terbukti menderita kekurangan yodium.
Wilayah dengan angka kekurangan yodium tertinggi di dunia ternyata adalah Asia Tenggara
(504 juta jiwa) dan Eropa (460 juta jiwa). GAKY merupakan salah satu dari empat masalah
gizi utama di Indonesia. Secara umum penduduk yang tinggal di daerah endemis GAKY
mengalami penurunan Intellegence Quotient (IQ) 13,5 poin lebih besar daripada penduduk
yang tinggal di wilayah non-endemis.2,5

Total Goiter Rate (TGR) adalah angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan
semua stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba (palpable) maupun yang
terlihat (visible). TGR digunakan untuk menentukan tingkat endemisitas GAKY. Adapun
kriteria daerah endemik yakni, berat TGR > 30%, sedang TGR 20%-29,9%, ringan 5%-
19,9%.3 Di Indonesia, menurut survei WHO 2001, prevalensi TGR Nasional mencapai 9,8
%. Evaluasi GAKY yang dilakukan oleh Dinkes Provinsi Jawa Tengah yang berkerjasama
dengan Balai Litbang GAKY Borobudur Magelang pada tahun 2004 menunjukkan angka
prevalensi Jawa Tengah adalah 9,68 %, mengalami kenaikan. Daerah Parakan masih
merupakan daerah endemisitas GAKY, menurut Dinkes Kab Temanggung, dilihat dari pada
tahun 2010 dengan persentase TGR sebesar 18,06% dan tahun 2012 meningkat dengan
persentase TGR sebesar 20,30 %.5

Masalah GAKY merupakan masalah serius karena dampaknya secara langsung


mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas manusia. Kelompok masyarakat yang rentan
terhadap dampak masalah defisiensi yodium adalah wanita usia subur (WUS), ibu hamil,
anak balita dan anak usia sekolah.4

Definisi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)


Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada
tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium,
kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran,
gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.5
Yodium sendiri adalah adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah
maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mahluk hidup. Dalam tubuh manusiaYodium diperlukan untuk
membentukHormon Tiroksin yang berfungsi untukmengatur pertumbuhan dan perkembangan
termasuk kecerdasan mulai dari janin sampai dewasa.
Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodiuim serta mengurangi produksi
tetraiodotironin/T4. Penurunan kadar T4 dalam darah memicu sekresi Thyroid Stimulating
Hormon (TSH) yang selanjutnya menyebabkan kelenjar tiroid bekerja lebih giat sehingga
fisiknya kemudian membesar (hiperplasi). Pada saat ini efisiensi pemompaan yodium
bertambah yang dibarengi dengan percepatan pemecahan yodium dalam kelenjar.
Adapun pengertian dari gondok, endemic dan kretin adalah: Gondok, adalah suatu
istilah yang digunakan untuk menyatakan pembesaran kelenjar thyroid; Gondok endemic,
bukan penyakit melainkan suatu istilah kesehatan dalam konsep kesehatan masyarakat yaitu
apabila dalam masyarakat terdapat prevalensi gondok / atau penderita gondok di masyarakat
itu lebih dari 10 % dari jumlah penduduk setempat, maka daerah tersebut disebut daerah
gondok endemic; Kretin endemic, seseorang disebut kretin endemik apabila lahir di daerah
gondok endemik. Kretin endemik merupakan akibat defisiensi yodium berat pada masa fetal,
merupakan indikator klinik yang penting bagi GAKY. Umumnya terjadi pada daerah dengan
defisiensi yodium berat dengan UIE < 25 ug/L. Prevalensi pada daerah endemik berat 1-15%.
Syarat pokok dalam definisi kretin endemiksecara epidemiologi; berhubungan dengan
gondok endemik dan defisiensi yodium berat;Kelainan kretin terjadi pada waktu bayi dalam
usia kandungan atau tidak lama setelah dilahirkan dan terdiri atas kerusakan pada saraf pusat
dan hipotiroidisme. 5
Secara klinis kerusakan saraf pusat bermanifestasi dengan : retardasi mental,gangguan
pendengaran sampai bisu tuli, gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, cara berjalan
yang aneh. Hipotiroidi dengan gejala : miksedema pada hipotisodisme berat; tinggi badan
yang kurang, cebol (Stunted Growth) dan osifikasi yang terlambat, pada pemeriksaan darah
ditemukan kadar hormon tiroid yang rendah .

Patofisiologi

Secara fisiologis, kelenjar tiroid mendapat perintah untuk menghasilkan hormon tiroid
melalui TSH (Thyroid Stimulating Hormone) yang diproduksi oleh hipofisis anterior.
Hipofisis anterior sendiri mendapat perintah untuk menghasilkan TSH melalui perantara TRH
(Thyrotropin Releasing Hormone) yang dihasilkan oleh hipotalamus. Hormontiroid (T3 dan
T4) yang sudah disekresikan oleh kelenjar tiroid kemudian akan berperan sebagai umpan
balik negatif terhadap hipofisis anterior dan hipotalamus. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kestabilan kadar hormon di dalam tubuh agar jumlahnya tidak berlebihan.1

Asupan yodium dari makanan diserap di usus dalam bentuk yodida. Dari sirkulasi, yodida
kemudian diserap ke tiroid melalui energy-dependent simporter natrium-yodida. Di sel folikel
tiroid, 4 atom iodin bergabung membentuk molekul tiroksin (T4) dan 3 atom iodin bergabung
membentuk molekul triiodotironin (T3). Kedua hormon inilah yang diperlukan untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan berbagai sel tubuh dan mengatur laju metabolik, suhu tubuh
dan energi.3,4

Perjalanan penyakit ini termasuk lambat, karena dalam tubuh terdapat suatu sistem
cadangan iodium yang dapat digunakan selama 2-3 bulan baru iodium itu akan habis. Pada
awalnya, ketika intake yodium kurang untuk membentuk hormon tiroid, kadar T4 dalam
serum menurun dan terjadi mekanisme kompensasi oleh tubuh untuk mempertahankan
produksi hormon tiroid yang adekuat. Rendahnya kadar T4 di sirkulasi memicu hipofisis
untuk mensekresi TSH lebih banyak lagi yang kemudian menyebabkan pertumbuhan dan
meningkatnya aktivitas metabolik dari sel folikel tiroid. TSH menstimulasi tiap sel untuk
meningkatkan uptake iodin dan pembentukan serta sekresi hormon tiroid. Peningkatan kadar
TSH dan menurunnya kadar iodin di dalam tiroid menyebabkan produksi T3 lebih banyak
dibandingkan T4. T3 jauh lebih aktif secara biologis dibandingkan T4 dan memerlukan atom
iodin yang lebih sedikit untuk biosintesisnya. Meningkatnya produksi T3 menyebabkan kadar
hormon tiroid tetap normal meski terjadi defisiensi T4 akibat kekurangan yodium.3-5

Rendahnya kadar tiroksin dalam darah yang lama karena konsumsi makanan dengan
kadar yodium yang rendah akan mengakibatkan kelenjar tiroid bekerja keras untuk
mengkompensasi kebutuhan tiroksin dalam tubuh. Hal tersebut kemudian akan menyebabkan
terjadinya hipertrofi dan hiperplasia kelenjar tiroid sehingga kelenjar tiroid membesar.5

Dampak yang Ditimbulkan GAKY


GAKY tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi juga berbagai
macam gangguan lain. Kekurangan yodium pada ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan
abortus, lahir mati, kelainan bawaan pada bayi, meningkatakan angka kematian prenatal,
melahirkan bayi keratin. Kekurangan yodium yang diderita anak-anak menyebabkan
pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik.
Pada orang dewasa berakibat pada pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid, dan
gangguan mental. Kekurangan yodium pada tingkat berat dapat mengakibatkan cacat fisik
dan mental, seperti tuli, bisu tuli, pertumbuhan badan terganggu, badan lemah, kecerdasan
dan perkembangan mental terganggu. Akibat yang sangat merugikan adalah lahirnya anak
retin. Kretin adalah keadaan seserogan yang lahir di daerah endemik dan memiliki dua atau
lebih kelainan-kelainan berikut: perkembangan mental terhambat; pendengaran terganggu
dan dapat menjadi tuli; perkembangan saraf penggerak terhambat, bila berjalan langkahnya
khas, mata juling, gangguanbicara sampai bisu dan refleks fisiologi yang meninggi.3,4

Faktor Penyebab GAKY


Kekurangan yodium pada masa kehamilan dan awal kehidupan menyebabkan
perkembangan otak terhambat. Titik paling kritis GAKY adalah trimester ke-2 kehamilan
sampai dengan 3 tahun setelah lahir. GAKY merupakan salah satu penyebab kerusakan otak
yang dapat dicegah.
Lokasi (Geografis dan non geografis), factor lokasi dapat berpengaruh terhadap
kejadian GAKY, hal ini disebabkan kandungan yodium yang berbeda di setiap daerah.
Pendetrita GAKY secara umum banyak ditemukan di daerah perbukitan atau dataran tinggi,
karena yodium yang berada dilapisan tanah paling atas terkikis oleh banjir atau hujan dan
berakibat tumbuh-tumbuhan, hewan dan air di wilayah ini mengandung yodium rendah
bahkan tidak ada.
Asupan energi dan protein, gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak
langsung dapat disebabkan oleh asupan energy yang rendah, karena kebutuha energy diambul
dari asupan protein. Protein (albumin, globulin, prealbumin) merupakan alat transport
hormone tiroid. Protein transport berfungsi mencegah hormone tiroid keluar dari sirkulasi dan
sebagai cadangan hormone. Dengan adanya defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap
berbagai tahap dalam sintesis hormone tiroid terutama tahap transportasi hormone.
Pangan goitrogenik, zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur
dan fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat
goitrogenik menghambat uptake iodide anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti tiosianat dan
isotiosianat menghambat proses tersebut karena berkompetisi dengan yodiu, ada dua jenis zat
goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu: Tiosianat tedapat dalam sayuran kobis,
kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat dan jewawut, isotiosianat terdapat pada kobis.
Genetik, faktor genetic dalam hal in merupakan variasi individual terhadapn kejadian
GAKY dan mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar tiroid. Faktor
genetik banyak disebabkan karena ke abnormalan fungsi faal kelenjar tiroid.

Upaya Penanggulangan GAKY


Mengingat masalah Gaky terutama disebabkan karena lingkungan yang miskin
sumber yodium, maka upaya penanggulangan ditekankan pada suplementasi yodium baik
secara oral, melalui garam beryodium maupun secara parentral melalui preparat yodium dosis
tinggI.
Kegiatan GAKY yang dilaksanakan antara lain meliputi; upaya jangka pendek yakni
pemberian kapsul minyak beryodium kepada penduduk wanita umur 0 – 35 tahun, pria 0 – 20
tahun sesuai dengan dosis yang telah ditentukan, pemberian ini terutama kepada penduduk di
daerah endemik berat dan sedang;
Upaya jangka panjang, iodisasi garam merupakan kegiatan penanggulangan Gaky
jangka panjang. Program untuk meyodisasi garam konsumsi dimulai tahun 1975, dan
pelaksanaan program mulai tahun 1980 dikelola oleh perindustrian. Tujuan dari program ini
adalah semua garam yang dikonsumsi oleh masyarakat baik yang menderita maupun yang
tidak dan garam beryodium tersedia diseluruh wilayah Indonesia. Kapsul minyak beryodium
200mg diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 2kapsul/tahun, sedangkan untuk
ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun.
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 yang dibutuhkan
tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium yang digunakan sebagai garam
konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain mengandung KIO3
sebesar 30 – 80 ppm. Konsumsi garam yang dianjurkan untuk setiap orang sekitar 6 gram
atau satu sendok teh setiap hari. Dalam kondisi tertentu, dimana keringat keluar berlebihan
dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium dua sendok teh sehari. Cara
mengkonsumi garam biasanya digunakan sebagai garam meja dan penambahan dalam
pemasakan, pengaruh pemasakan terhadap penurunan KIO3 membuktikan bahwa sayuran
yang dimasak dengan cara dikukus, pembubuhan garam dilakukan saat sayuran matang dan
wadah ditutup setelah diberi garam, maka kehilangan iodin dengan cara tersebut disebabkan
oleh panas mengingat salah satu sifat iod mudah rusak oleh panas.
Garam beryodium yang baik dapat diketahui dengan cara membaca pada label
kemasan garam beryodium. Garam beryodium dikemas dalam plastik, tertutup rapat, tidak
bocor dan pada kemasan harus tertera tulisan garam beryodium. Cara penyimpanan garam
beryodium dalam wadah yang tertutup rapat dan kering, diletakkan di tempat yang sejuk,
jauh dari panas api dan sinar matahari langsung.
Strategi jangka panjang lainnya adalah Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE),
merupakan sebuahstrategi pemberdayakan masyarakat dan komponen terkait agarmempunyai
visi dan misi yang sama untuk menanggulangi GAKYmelalui kegiatan pemasyarakatan
informasi, advokasi, pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKY bagi kualitas sumber
daya manusia.3
Surveillans, merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara
berkesinambungan terhadap beberapa indikator untuk dapat melakukan deteksi dini adanya
masalah yang mungkin timbul agar dapat dilakukan tindakan/intervensi sehingga keadaan
lebih buruk dapat dicegah. Kegunaan surveillans yaitu mengetahui luas dan beratnya masalah
pada situasi terakhir, mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas, memperkirakan
kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk intervensi, mengetahui sasaran yang paling
tepat dan mengevaluasi keberhasilan program.5
Target yang harus dicapai dalam program penanggulangan GAKY adalah : 90 %
rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium cukup (> 30 ppm ). Median Yodium Urine
secara rata-rata provinsi, kabupaten/kota adalah 100-299 ug/l.

Upaya Promotif dan Preventif GAKY


Melalui tingkat pendidikan untuk menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya
mengkonsumsi garam beryodium. Pendidikan merupakan proses pembinaan tingkah laku
sehingga di dalam masyarakat pendidikan harus membimbing kearah kesadaran serta
kepercayaan yang memberikan dorongan motivasi yang sesuai dengan kecakapan yang
diperlukan serta kesempatan untuk berlatih. Pendidikan mempunyai tiga aspek yaitu :
pembentukan kepribadian, pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapan ilmu
4,5
pengetahuan.
Zat goitrogen terdapat pada setiap makanan pokok yang dikonsumsi penduduk
setempat karena situasi lingkungan, seperti singkong dan jenis padi tertentu. Keadaan ini sulit
untuk dianjurkan menghindari makanan tersebut bila makanan sehat alternative yang lain
tidak tersedi, juga sulit untuk memodifikasi sumber air minum untuk menghindari zat
goitrogen dalam air minum tersebut. 3
Yodium dapat diberikan melalui berbagai cara. Tablet yodium atau dalam bentuk lain
bias diberikan tiap hari atau tiap minggu merupakan tindakan yang tidak praktis. Tindakan
yang penting dapat diekrjakan untuk populasi yang kekurangan yodium adalah; garam
beryodium; larutan minyak beryodium; air minum beryodium dan sebagainya.
Garam beryodium adalah hal yang sangat praktis untuk Negara berkembang dengan
pabrik garam yang modern. Injeksi minyak beryodium menckupi kebutuhan yodium untuk
setahun atau lebih. Minyak beryodium juga bisa diberikan per oral. Sumber air minum
beryodium dapat diberikan pada komunitas yang mempunyai sumber air sentral. Penambahan
yodium pada bahan roti dan makanan lainnya yang dikonsumsi secara luas akan sangat
efektif dalam pencegahan penyakit gondok endemik.3
Prosedur seperti ini sudah banyak dikenal di masyarakat secara luas. Untuk
memudahkan pemberian yodium pada masyarakat yang memerlukan pemberian yodium pada
masyarakat yang memerlukan peningkatan spontan asupan yodium sebaiknya meliputi
beberapa factor. Factor-faktor tersebut berupa; pertumbuhan ekonomi berbagai masyarakat
bisa membeli makanan yang lebih baik tapi juga yang mengandung kaya yodium; komunikasi
dan transportasi yang lebih baik sehingga daerah kekurangan yodium yang sebelumnya
terisolasi bisa mendapatkan makanan dari daerah yang bahan makannanya mengandung
cukup yodium; industrialisasi produksi makanan yang mengandung cukup yodium.3
Keberhasilan dri profilaksis gondok endemic karena kekurangan yodium harus selalu
dimonitor. Pemeriksaan klinis dari kelenjar tiroid sangat penting, tetapi bila kelenjar tiroid
sudah terlihat membesar biasanya tidak bisa mengecil lagi, lebih baik dengan memonitor
IEU.5

Skrining Hipotiroid Kongenital Bayi Baru Lahir


Hipotiroid kongenital merupakan salah satu penyebab terjadinya retardasi mental
pada anak. Insidens hipotiroid kongenital adalah 1: 3000-4000. Bayi hipotiroid kongenital
dapat menunjukkan gejala letargi, ikterus, konstipasi, sering tersedak, kulit teraba dingin,
tangisan serak, kulit kering, perut buncit, hernia umbilikalis, hipotonia, fontanel posterior
melebar, lidah besar, edema, refleks lambat, dan goiter. Penyakit hipotiroid kongenital dapat
disembuhkan secara total jika pengobatan dilakukan sejak dini.
Untuk itu diperlukan skrining hipotiroid kongenital pada semua bayi baru lahir, yakni
dengan cara mengambil sampel darah kapiler dari permukaan lateral kaki bayi atau bagian
medial tumit, pada hari ke 2 sampai 4 setelah lahir. Darah kapiler diteteskan ke kertas saring
khusus.Kertas saring tersebut dikirim ke laboratorium yang memiliki fasilitas pemeriksaan
Thyroid-Stimulating Hormone (TSH).4,5
Bayi dengan hasil uji skrining positif segera dipanggil kembali untuk pemeriksaan
TSH dan T4 serum. Bila hasil TSH tinggi dan FT4 rendah atau hasil FT4 rendah dan
berapapun TSH, segera berikan tiroksin. Bila memungkinkan, lakukan pemeriksaan
skintigrafi/sidik tiroid dan ultrasonografi (USG) tiroid.
Bila memungkinkan untuk melakukan kedua pemeriksaan tersebut tetapi secara
teknis sulit dikerjakan pada neonatus, berikan tiroksin dahulu sampai usia 3 tahun. Bila tidak
memungkinkan karena lokasi bayi terlalu jauh dari RS rujukan, tiroksin diberikan dahulu
sampai usia 3 tahun kemudian dilakukan retesting off treatment (obat dihentikan kemudian
dilakukan pemeriksaan skintigrafi/sidik tiroid dan USG tiroid).

Faktor – Faktor Lain yang Ikut Berpengaruh Terhadap Terjadinya GAKY


Faktor unsur kelumit (Trace Element), timbulnya gondok endemik tidak hanya
disebabkan oleh factor geografis dan lingkungan dapat juga disebabkan oleh factor unsur
kelumit seperti timah hitam (Pb), air raksa (Hg), tembaga (Cu) dan selenium (Se). Faktor
unsur kelumit yang penting adalah unsur selenium (Se). Defisiensi Se dapat menyebabkan
tubuh rentan terhadap masuknya unsur Pb, Hg, dan Cu. Asupan yang berlebihan dari Pb
dapat menghambat pembentukan hormone tiroid karena Pb akan membentuk ikatan yang
kuat dengan yodium.5
Faktor kurang energi protein dan kurang vitamin A, pada penderita KEP ada
kemungkinan terjadi gangguan penyerapan yodium sehingga akan memperberat masalah
GAKY di daerah gondok endemic, terutama bila konsumsi yodium terbatas.
Kekurangan vitamin A juga berdampak terhadap metabolisme yodium. Penelitian
menunjukkan bahwa anak balita yang diberi intervensi Selenium dan vitamin A terjadi
peningkatan status gizi (BB/U, TB/U) dan status yodium (TSH) lebih baik dibandingkan
dengan anak balita pembanding (kontrol)

Kesimpulan
Untuk mengatasi masalah kretin endemik akibat gangguan kekurangan yodium,
diperlukan upaya berbagai pihak tidak hanya dokter tetapi semua berperan seperti pemangku
kebijakan di wilayah setempat. Penangangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium GAKY,
harus dilakukan sedini mungkin sehingga tidak terdapat daerah gondok endemik yang akan
mempunyai efek samping seperti kretin endemik. Selain itu diperlukan upaya pencegahan
yang akan tercapai jika masyarakat menyadari betul akan pentingnya kebutuhan yodium.

Daftar Pustaka

1. Kurnia Y, Santoso M, Rumawas JSP, Sumadikarya IK, Hidayat D, Sutandar W,


Kamadinata G. Buku panduan keterampilan klinis. Jakarta : Biro publikasi fakultas
kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, 2008.h.38-42.
2. Sediaotema AD. Ilmu gizi. Jakarta: PT Dian Rakyat, 2012.h.177-8.
3. Pramono B, Purnomo LB, Sinorita H. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta :
Interna Publishing, 2014.h.2464-70
4. Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital. Kementerian Kesehatan RI Indonesia;
2012.
5. Rose SR, Brown RS. Update of newborn screening and therapy for congenital
hypothyroidism. Pediatrics 2006;117:2290-303.

Anda mungkin juga menyukai