dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata Ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial
BAB IV
PEMECAHAN PERSOALAN DAN DESKRIPSI HASIL PERANCANGAN
PAST
Stasiun Lempuyangan merupakan stasiun kereta api
pertama yang didirikan Pemerintah Kolonial Belanda di
Yogyakarta pada tahun 1872. Bangunan ini dibangun di
atas tanah milik Keraton Yogyakarta yang pada awalnya
hanya berfungsi sebagai stasiun barang. Maka dari itu
stasiun ini memiliki nilai historis yang sangat besar sebagai
salah satu bangunan cagar budaya yang berpengaruh
terhadap perkembangan kota Yogyakarta dan sekitarnya.
Gambar 4.1 Stasiun Lempuyangan
tahun 1872
Sumber : heritage.kereta-api.co.id
PRESENT
Sejak 1 Desember 1997, stasiun kereta api
Lempuyangan mendapat limpahan dari Stasiun Kereta Api
Yogyakarta (Stasiun Tugu) sebagai terminal
pemberangkatan dan akhir perjalanan kereta api kelas
ekonomi. Namun untuk saat ini bentuk dan fungsi sebagai
stasiun kereta api tidak maksimal dalam mengakomodasi
kegiatan yang adadisebabkan bangunan stasiun sekarang
tidak terintegrasi dengan baik kawasan sekitar dan Gambar 4.2 Stasiun Lempuyangan
berdampak pada degradasi lingkungan sekitar stasiun. 2015
Sumber : penulis, 2016
FUTURE
Mere-desain bangunan stasiun lempuyangan yang sekarang
dengan tanpa mengintevensi bangunan cagar budaya yang
telah ada, sekaligus menambahkan bangunan baru disisi
utara stasiun yang memanfaatkan lahan site eks-gudang
semen, untuk mendukung kegiatan perkeretaapian di
stasiun ini. Mengingat bangunan lama stasiun sudah tidak
dapat menampung lonjakan pengguna jasa kereta api.
Dengan besaran ruang yang lebih besar dan me-mix antara
Gambar 4.3 Stasiun Baru
fungsi stasiun dengan penataan fasilitas komersil sebagai
Lempuyangan
bentuk pelayanan pihak stasiun terhadap pengunjung yang
Sumber : penulis, 2016
datang. Dilengkapi juga dengan parkir kendaraan mencapai
sekitar 322 kendaraan yang terdiri dari kendaraan roda dua
dan roda empat sekaligus ruang parkir yang memiliki
keterpaduan dengan moda transportasi lain. Diharapkan
dengan perubahan ini fungsi stasiun dapat berfungsi
maksimal dalam rentan wangktu yang lama.
Adapun penambahan bangunan Stasiun baru dalam rancangan re-desain ini adalah
sebagai berikut :
Untuk bentuk massa bangunan stasiun baru penulis mengikuti bentuk asal dari
bangunan lama yaitu model stasiun parallel, yaitu stasiun sejajar dengan jalur rel kereta. Hal
ini Bertujuan untuk meminimalisir perubahan seminimalkan mungkin.
Skema 4.4 skema tata letak bangunan STASIUN baru dan lama
Sumber : Analisis Penulis, 2015
d. Pengelola
e. Karyawan
f. Ekspedisi barang
Proyeksi pengunjung sangat dibutuhkan karena hal tersebut sangat terkait dengan
jumlah pengunjung yang akan ditampung dalam stasiun. dengan mengkombinasikan hasil
analisis pengunjung dengan proyeksi pengunjung, maka akan didapatkan besaran ruang
yang dibutuhkan.
Adapun dalam penentuan proyeksi pengunjung, proyeksi didapatkan dengan
melakukan spekulasi terhadap jumlah kunjungan tertinggi selama beberapa tahun terakhir.
yakni dalam hal ini adalah tahun 2014 dengan jumlah kunjungan yang tertera pada table
berikut :
Dimana setiap tahunnya menampung lebih dari 1 juta penumpang, maka dengan
prediksi peningkatan pertahunnya 8% pertahun, dapat dihitung perkembangan nya 20
tahun mendatang. Guna sebagai tolok ukur pengembangan redesain staiun besar
Lempuyangan dengan perhitungan sebagai berikut :
P = Po ( T + r )
P = Jumlah penumpang pada tahun T = Kurun Waktu Penumpang
Po = Jumlah penumpang awal tahun r = Presentase Penumpang
Maka dari perhitungan diatas perkiraan per harinya pada tahun 2034, stasiun
lempuyangan akan menampung paling sedikitnya 14.642 penumpang. Per jam nya melayani
penumpang sebanyak 610 pengunjung, yang dimana terdiri dari penumpang kereta api
jarak jauh dan kereta api lokal.
Tabel 4.3 Daftar Kereta yang datang dan berangkat dari Lempuyangan
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Lempuyangan
Organisasi Ruang diperoleh dari pertimbangan ukuran site yang memiliki luasan yg
cukup besar dan besaran luasan ruang yang dibutuhkan untuk memaksimalkan fungsi
bangunan stasiun Lempuyangan. Maka organisasi ruang yang dibuat, sebagai berikut :
c. Lantai 2
Maka dapat diperkirakan dengan dilihat dari jadwal kedatangan dan keberangkatan
dapat diketahui frekuensi keberangkatan dalam satu jamnya sehingga kepadatan masksimal
dapat dijadikan patokan untuk besaran ruang dalam setasiun.
1. Hall / Lobby
Kepadatan Hall setiap 30 menit (1/2 jam) sebesar 1647/2 = 824 orang. Satu
orang perlu 0,9 m2, sehingga terdapat luasan 0,9 m2 / orang x 824 orang = 741 m2.
Sirkulasi 20% x 741 m2 = 148 m2. Total Luasan Hall = 741 +148 = 889 m2
2. Ruang tunggu
Jumlah pengunjung stasiun = 1647 (0,9 m2 / orang), maka luas kebutuhan ruang
tunggu 1647 x 0,9 m2 = 1482 m2.
3. Loket
9. Mushola
Asumsi 50 orang, perorang 0,8 m2 , maka 50 x 0,8 = 40 m2 , Tempat wudlu 9
m2 , total luas 49 m2 .
10. Parkir
Luas parkir dihitung dari jumlah penumpang stasiun jam terpadat ditambah
dengan pengantar dan penjemput.
Asumsi berkendara mobil 20 % x 3072 = 614 orang, satu mobil
menampung 4 orang, sehinga terdapat 153 mobil @ 15 m = 2304 m2 ,
sirkulasi 20% x 2304 = 460 m2 . Luas total 2764 m2
Asumsi berkendara motor 30 % x 3072 = 921 orang, satu sepeda motor
untuk 2 orang maka terdapat 460 motor @ 3 m2 = 1382 m2 , sirkulasi
20% x 1382 = 276 m2 . maka luas total parkir 1658 m2
11. Ruang administrasi dan manajerial serta area operasional Stasiun
Untuk ukuran luasan standar ruangan ini menggunakan data dari data arsitek
dan disesuaikan dengan jumlah pernonil dalam ruangan sehingga dapat
diketahui luasan ruangan yang diperlukan.
7 Polisi KA 12 4 48
8 Jaga malam 8 4 32
9 Istirahat Krew 20 6 100
Jumlah 459
Dari fasilitas yang diperoleh maka dapat ditentukan besaran ruang yang disesuaikan
dengan standar yang ada. Total besaran ruang yang diperoleh untuk bangunan sebesar
13.486 m.
a. Zona Selatan
b. Zona Utara
dari 2 lantai, lantai 1 difungsikan ebagai ruang tunggu, food court area, ruang
laktasi, lavatory , mushola dan untuk lantai 2 untuk boarding area, chek In tiket, dan
area yang dapat mengakses peron; bangunan (6) merupakan area loket tiket, plaza,
mini market, customer servis. Loket tiket dipisahkan dari bangunan inti bertujuan
untuk mengurangi kegiatan yang ada.
c. penghubung
b. Sirkulasi kendaraan
o Bentuk ruang sirkulasi yang terbuka pada kedua sisinya. Hal ini diterapkan
pada bagian ruang peron.
intim secara sejarah dan masa depan. Pada desain stasiun baru, material yang digunakan
sebagian besar menggunkana material kaca transparan dan dinding dengan finishing warna
soft. hal tersebut dipilih guna menunjukan teknologi pada masa sekarang, sedangkan warna
finisging yang soft merupakan penghormatan terhadap karakter bangunan lama. (baca : sub
bab 2.3.2)