Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

ACARA II

PENGAMATAN SUHU UDARA PADA LAHAN SAWAH, TEGALAN,


KEBUN CAMPUR, DAN KEBUN RUMPUT GAJAH

Oleh :
Nama :Annisa Aulia Anggraeni
NIM : A1D017040
Rombongan : 2s
Kelompok :2
PJ Asisten : Sonaria Oryza Sativa

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cuaca dan iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam

pelaksanaan di bidang pertanian.Iklim atau cuaca sangat berpengaruh pada kegiatan

pertanian, yaitu dalam hal masa penanaman dan jenis tanaman apa yang akan

ditanam.Untuk mengetahui keadaan iklim suatu daerah atau tempat dibutuhkan suatu

alat untuk dapat mengetahui bagaimana keadaan iklim sebenarnya, sehingga petani

dapat mengira-ngira jenis tanaman apa yang akan di tanam dan bagaimana perlakuan

yang tepat terhadap keadaan lahan dan tanaman budidaya.

Suhu di definisikan sebagai pergerakan molekul suatu benda dan kecepatan

pergerakan molekulnya menggambarkan suhu dari benda tersebut. Ini berarti semakin

cepat pergerakan molekul suatu benda semakin tinggi suhunya atau sebaliknya. Pada

umumnya suhu didefinisikan dalam istilah yang relatif berdasarkan derajat panas

yang dimiliki oleh suatu benda. Secara prinsip suhu adalah kondisi yang

menggambarkan aliran (fluks) panas dari satu bahan atau benda ke benda lainnya

yang derajat panas kedua benda tersebut berbeda. Aliran panas terjadi dari molekul

benda yang panasnya lebih tinggi ke molekul yang lebih dingin hingga tercapai

keseimbangan.

Suhu mempengaruhi tanaman dalam beberapa aktivitas fisiologi tanaman

seperti pertumbuhan akar, serapan unsur hara dan air dalam tanah, fotosintesis,
respirasi dan translokasi fotosintat.Suhu udara berpengaruh terhadap tanaman melalui

proses metabolisme dalam tubuh tanaman. Hal ini tercermin dalam berbagai karakter

seperti: laju pertumbuhan, dormansi benih dan kuncup serta perkecambahan,

pembungaan, pertumbuhan buah dan pendewasaan/pematangan jaringan atau organ

tanaman.

Ketinggian tempat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh kuat terhadap

suhu udara.Dari aspek hubungan iklim-tanaman dikenal suhu minimum, optimum

dan maksimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Kisaran toleransi

terhadap suhu yang berbeda tiap kultivar menyebabkan kisaran toleransi terhadap

ketinggian tempat yang berbeda-beda pula untuk tiap jenis kultivar.

B. Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum pengamatan suhu udara pada lahan kebun

campur, tegalan, sawah dan kebun rumput gajah adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui suhu udara pada kedalaman 5 cm dan ketinggian 120 cm serta

200 cm pada lahan kebun campur, tegalan, sawah dan kebun rumput gajah

setiap jam selama 2 hari

2. Mengetahui besar dan waktu suhu udara maksimum dan minimum pada

kedalaman 5 cm dan ketinggian 120 cm serta 200 cm pada lahan kebun

campur, tegalan, sawah dan kebun rumput gajah


II. TINJAUAN PUSTAKA

Suhu merupakan ukuran relatifitas dari kondisi termal yang dimiliki oleh

suatu benda.Relatifitas yang dimaksud adalah bahwa suatu benda dapat saja

mengalami perubahan kondisi termal sebagai akibat perpindahan kalor dari benda

yang bersuhu lebih panas ke benda yang bersuhu rendah sehingga terciptanya suatu

kondisi kesetimbangan termal. Udara secara umum adalah atmosfer yang merupakan

lapisan campuran gas yang menyelimuti bumi dan terikat pada bumi oleh gaya

gravitasi bumi. Lapisan yang terbawah yang bersentuhan langsung dengan

permukaan bumi dinamakan lapisan troposfer.Pada lapisan ini terdapat gejala cuaca

seperti hujan, panas, dingin, kelembaban, kecepatan dan arah angin serta tekanan

udara yang variatif.Suhu udara permukaan adalah salah satu unsur cuaca yang

merupakan besaran fisis terukur dan dapat menerangkan keadaan cuaca di suatu

tempat.Hal tersebut di karenakan suhu udara bersifat dinamis dan sangat dipengaruhi

oleh unsur-unsur cuaca seperti curah hujan, tekanan udara, kelembaban udara,

kecepatan udara, dan intensitas radiasi matahari (Massinai, 2013).

Suhu menggambarkan rata-rata energi atau panas yang terkandung pada suhu

benda baik benda padat maupun cair. Suhu didefinisikan sebagai pergerakan molekul

suatu benda dan kecepatan pergerakan molekulnya menggambarkan suhu dari benda

tersebut. (Sabaruddin,2012) suhu udara adalah nderajat dari energi kinetik pergerakan

dari molekul-molekul udara. Energi kinetik tersebut dapat bersumber dari radiasi
bumi sendiri. Neraca energi di dekat permukaan bumi adalah penentu utama

pembentukan iklim.

Suhu udara adalah suatu ukuran untuk tingkat panas suatu benda. Suhu suatu

benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut untuk mentransfer

panas atau menerima panas, dari benda satu ke benda yang lain.Distribusi suhu di

dalam atmosfer sangat bergantung terutama pada keadaan radiasi matahari, oleh

sebab itu suhu udara selalu mengalami perubahan (Fadholi, 2010).

Suhu udara merupakan unsur iklim yang sangat penting.Suhu udara berubah

sesuai dengan tempat dan waktu. Tempat yang terbuka, suhunya berbeda dengan

tempat yang di gedung, demikian juga suhu diladang yang berumput berbeda dengan

ladang yang dibajak.Pegukuran suhu udara hanya memperoleh satu nilai yang

menyatakan nilai rata-rata suhu atmosfir.Dua skala yang sering dipakai dalam

pengukuran suhu udara adalah skala Fahrenheit yang dipakai di Negara Inggris dan

skala Celcius yang dipakai oleh sebagian besar Negara dunia (Ernyasih, 2012).

Salah satu faktor yang menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang

diterima oleh tanaman adalah tinggi tempat dari permukaan laut.Semakin tinggi suatu

tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut.Demikian juga intensitas matahari

semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya akan digunakan untuk

menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah.

Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan


tanaman.Tanaman berbuahan yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal

dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi (Andrian et al., 2014).

Ketinggian tempat dapat berpengaruh terhadap suhu udara dan curah

hujan.Semakin tinggi tempat, suhu udara semakin rendah dan curah hujan semakin

tinggi serta tanahnya semakin subur (Supriadi, 2016).Ketinggian tempat sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.Ketika kita membicarakan ketinggian

tempat, maka di dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara

dan angin. Unsur-unsur ini sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan

tanaman. Yang dimaksud dengan ketinggian tempat adalah ketinggian dari

permukaan air laut (elevasi).Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara.

Semakin tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya

atau udaranya semakin dingin. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah daerahnya

semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas.Oleh karena itu

ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu wilayah (Fatimah et al.

2012).

Suhu optimum diperlukan tanaman agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya

oleh tanaman. Suhu yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman

bahkan akan dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman. Sebaliknya suhu yang

terlalu rendahakan mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal.

(Assyakur et al., 2011)


III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum pengamatan suhu udara adalah lahan

kebun campur, tegalan, sawah, kebun rumput gajah, dan borang pengamatan suhu

udara.

Alat yang digunakan pada praktikum pengamatan suhu udara antara lain

termometer, sangkar cuaca, dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum pengamatan suhu udara adalah sebagai berikut :

1. Sangkar cuaca pada masing-masing penggunaan lahan disiapkan.

2. Lubang pada masing-masing lahan sedalam 5 cm dibuat. Diameter lubang sama

dengan diameter thermometer supaya thermometer dapat tegak berdiri.

3. Thermometer diletakkan pada tanah dengan kedalaman 5 cm dan diletakkan pada

sangkar cuaca dengan ketinggian 120 cm dan 200 cm di masing-masing lahan.

Thermometer dihindarkan terkena radiasi atau sinar matahari langsung.

4. Grafik hubungan antara suhu udara (sumbu y) dan waktu (sumbu x) dibuat.

Kemudian ditentukan waktu dan besarnya suhu maksimum dan minimum.


IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

(Terlampir)

B. Pembahasan

Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat.Suhu

udara (temperatur udara) adalah suhu panas atau dinginnya udara di suatu tempat

pada waktu tertentu, yang dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya panas matahari yg

diterima di bumi. Menurut Zaputra (2016), suhu adalah ukuran yang menunjukan

intensitas panas suatu benda. Suhu benda yang tinggi mengindikasikan bahwa benda

tersebut mengandung panas yang cukup besar dan bisa dikatakan benda tersebut

panas.Sebaliknya suhu benda yang rendah mengindikasikan bahwa benda tersebut

mempunyai kandungan panas yang rendah dan benda tersebut dikatakan dingin.Suhu

udara menurut Handoko (1994), suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata-rata

dari pergerakan molekul-molekul energy yang bersumber dari radiasi matahari dan

radiasi bumi sendiri.

Suhu udara adalah keadaan panas udara yang disebabkan oleh panas

matahari.Suhu udara dipermukaan bumi adalah relatif, tergantung pada factor-faktor

yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari. Hal itu dapat
berdampak langsung akan adanya perubahan suhu di udara. Suhu udara bervariasi

menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi. Menurut tempat suhu

udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan menurut waktu dari jam ke jam

dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun.Keadaan suhu udara pada suatu

tempat di permukaan bumi akan

ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Lamanya Penyinaran Matahari

Semakin lama matahari memancarkan sinarnya disuatu daerah, makin banyak panas

yang diterima. Keadaan atmosfer yang cerah sepanjang hari akan lebih panas

daripada jika hari itu berawan sejak pagi.

Kemiringan Sinar Matahari

Suatu tempat yang posisi matahari berada tegak lurus di atasnya, maka radiasi

matahari yang diberikan akan lebih besar dan suhu ditempat tersebut akan tinggi,

dibandingkan dengan tempat yang posisi mataharinya lebih miring.

Keadaan Awan

Adanya awan di atmosfer akan menyebabkan berkurangnya radiasi matahari yang

diterima di permukaan bumi. Karena radiasi yang mengenai awan, oleh uap air yang

ada di dalam awan akan dipencarkan, dipantulkan, dan diserap.

Keadaan Permukaan Bumi

Perbedaan sifat darat dan laut akan mempengaruhi penyerapan dan pemantulan

radiasi
matahari. Permukaan darat akan lebih cepat menerima dan melepaskan panas energy

radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi dan akibatnya menyebabkan

perbedaan suhu udara di atasnya. (Rahim, 2016)

Kisaran suhu di alam antara -273ºC sampai berjuta-juta ºC (di pusat matahari).

Untuk pertumbuhan tanaman diperlukan suhu antara 15-40ºC. Dibawah suhu 15ºC

atau diatas 40ºC pertumbuhan tanaman menurun secara drastis. Suhu akan

mengaktifkan proses fisik dan proses kimia pada tanaman. Energi panas dapat

menggiatkan reaksi-reaksi biokimia pada tanaman atau reaksi fisiologis dikontrol

oleh selang suhu tertentu.

Suhu meningkatkan perkembangan tanaman sampai batas tertentu. Hubungan

suhu dengan pertumbuhan tanaman menunjukkan hubungan yang linear sampai batas

tertentu, setelah tercapai titik maksimum (puncak) hubungan kedua variabel itu

menunjukkan hubungan parabolik.


Pada Tahap A-B, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat. Suhu meningkatkan

laju pertumbuhan membentuk garis lurus (linear) dimana kurvanya merupakan fungsi

eksponensial dengan suhu. Pada tahap ini energi panas dapat mengaktifkan seluruh

sistem (perangkat)pertumbuhan. Sehingga efisiensi penggunaan energi panas oleh

tanaman adalahbesar. Energi panas yang terbuang percuma berada pada jumlah yang

kecil, atau energi panas yang tertangkap molekul dapat meningkatkan gerakan-

gerakanmolekul dalam jaringan tanaman.

Pada tahap B-C, kecepatan pertumbuhan tanaman menurun, sehingga rata-rata

fluktuasi pertumbuhan dapat membentuk garis mendatar. Titik B merupakan titik

kritis dimana ketersediaan faktor tumbuh diluar suhu memegang peranan penting.

Kondisi sedikit saja dibawah optimum dapat menjadi faktor pembatas (limiting

factor).

Tahap C-D, merupakan tahap pertumbuhan menurun, dimana energi panas

tidak lagi dapat meningkatkan laju pertumbuhan. Pada kondisi ini kenaikan suhu

sebanding dengan penurunan aktivitas enzim pertumbuhan dan sebanding pula

dengan kerusakan protein, sebagai bahan baku enzim. Dapat diketahui bahwa panas

dapat meningkatkan energi kinetik dari molekul-molekul tanaman yang membuat laju

reaksi biokimia meningkat sampai batas tertentu dan panas yang terlalu tinggi tidak

lagi menguntungkan pada tanaman (Dewanti, 2008).


Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman sangat beragam. Suhu yang

terlau rendah menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Sebaliknya, suhu yang

tinggi disertai pengairan yang kurang akan menghambat suplai unsur hara dan

menyebabkan transpiasi tinggi. Suhu tinggi juga akan meragsang perkembangbiakan

hama seperti ulat, thrips, dan aphids. Suhu tinggi yang disertai daya kelembaban yang

tinggi akan meningkatkan intensitas serangan bakteri Pseudomonas solanacearum

penyebab layu akar serta merangsang perkembangbiakan cendawan dan bakteri.

Perubahan suhu beberapa derajat saja dapat menyebabkan perubahan yang nyata

dalam laju pertumbuhan tanaman. Setiap spesies dan varietas tanaman masing-

masing mempunyai suhu kardinal yaitu suhu minimum, optimum, dan maksimum.

Pada suhu optimum diperoleh laju pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi.

Peningkatan suhu sampai tingkat tertentu akan meningkatkan laju fotosintetis namun

peningkatan ini akan segera menurun pada suhu yang sangat tinggi ( Hatta, 2006).

Pengukuran suhu yang dilakukan oleh praktikan pada praktikum ini dilakukan

pada dua ketinggian yang berbeda yaitu pada ketinggian 120 cm dan 200 cm. Hal ini

dikarenakan menurut Ayu (2015), terdapat hubungan erat antara tinggi tempat dengan

suhu udara. Suhu udara menurun seiring dengan bertambahnya tinggi tempat.Maka

dari itu, pengukuran suhu pada praktikum dilakukan pada ketinggian yang berbeda

untuk mengetahui perbedaan suhu di tempat dengan ketinggian yang berbeda.

Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengamatan, diketahui suhu

maksimum dari keempat lahan yang diamati adalah 40°C pukul 11.00 pada lahan
sawah. Seperti menurut Rahim (2016), salah satu faktor yang mempengaruhi suhu

adalah lama penyinaran matahari. Pada lahan sawah vegetasinya tidak lebat sehingga

sinar matahari yang diterima lebih banyak. Suhu minimum pada lahan sawah adalah

sebesar 22°C pada pukul 01.00.

Suhu maksimum pada lahan tegalan adalah 32°C pada pukul 12.00. Pada

kebun rumput gajah suhu maksimumnya adalah 34°C sedangkan pada kebun campur

suhu maksimumnya 31°C. Dari data tersebut, jika diurutkan dari suhu maksimum

tertinggi adalah lahan sawah, kebun rumput gajah, tegalan, dan kebun campur. Pada

daerah lahan sawah dan rumput gajah banyak terkena sinar matahari sehingga

suhunya lebih tinggi dibandingkan dengan lahan tegalan dan kebun campur. Vegetasi

pada lahan sawah tidak sebanyak dan serapat pada vegetasi kebun rumput gajah

sehingga suhu pada lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan suhu maksimum

kebun rumput gajah.

Lahan tegalan dan kebun campur memiliki suhu maksimum yang lebih rendah

dibandingkan pada lahan sawah dan kebun rumput gajah. Pada lahan tegalan,

vegetasinya lebih banyak dibandingkan kedua lahan sebelumnya selain itu pada lahan

tegalan juga terdapat pepohonan. Pada kebun campur, vegetasinya amat rapat dan

banyak pepohonan tinggi sehingga sinar matahari yang masuk sedikit. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Tika (2010) yang menyatakan bahwa vegetasi dapat menahan atau

menyerap cahaya matahari, menyerap air, memberikan kelembaban, mempengaruhi

suhu lingkungan, dan sebagainya melalui proses fotosintesis.


Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui suhu minimum pada ketinggian 120

cm adalah pada lahan tegalan sebesar 22°C pukul 06.00. Ketinggian 200cm suhu

minimumnya adalah 20°C pada lahan kebun campur pukul 01.00. Hal ini sesui

literatur yang mengatakan bahwa pada siang hari suhu udara dekat permukaan akan

lebih tinggi dibandingkan pada lapisan udara yang lebih tinggi, sebaliknya pada

malam hari, terutama pada saat menjelang subuh, suhu udara dekat permukaan

menjadi lebih rendah dibandingkan dengan suhu udara yang lebih tinggi (Lakitan,

1994).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan suhu udara pada lahan sawah, tegalan, kebun campur

dan kebun rumput gajah didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Suhu udara tertinggi pada ketinggian 120 cm berada pada lahan sawah sebesar

34ºC saat pukul 09.00 hari pertama dan suhu minimum berada pada lahan tegalan

sebesar 22ºC saat pukul 06.00 pada hari kedua.

2. Suhu udara maksimum pada ketinggian 200 cm berada pada lahan sawah sebesar

40ºC saat pukul 11.00 di hari pertama dan suhu minimum berada pada lahan

kebun campur sebesar 20ºC saat pukul 01.00 di hari pertama.

B. Saran

Praktikan harus lebih teliti dalam melihat skala pada termometer agar

mendapatkan hasil yang akurat.Selain itu alat dan bahan harus diperbaharui agar

mendapatkan hasil praktikum yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Andrian et al. 2014.Pengaruh Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lereng Terhadap

Produksi Karet (Havea brasiliensis Muell.Arg) di Kebun Hapesong PTPN

III Tapanuli Selatan.Jurnal Online Agroteknologi, Vol.2, No.3 : 981 –

989.

Assyakur. 2011. "Pemetaan kesesuaian iklim tanaman pakan serta kerentanannya

terhadap perubahan iklim dengan sistem informasi geografi (SIG) di

Provinsi Bali." Pastura: Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak 1.1: 9-15.

Ayu, Lintang et al. 2012. Pertumbuhan, Hasil, Dan Kualitas Pucuk Daun Teh

(Camellia sinensis (L) Kuntze) Di Berbagai Tinggi Tempat. Jrnal

Vegetalika. 1(4).

Dewanti, Deru F. 2008. Ekologi Tanaman. Universitas Pembangunan Nasional

Veteran. Jawa Timur.

Ernyasih. 2012. Hubungan Iklim (Suhu Udara, Curah Hujan, Kelembaban, dan

Kecepatan Angin) Dengan Kasus Diare di DKI Jakarta Tahun 2007-2011.

Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Depok.

Fadholi, Akhmad. 2013. Study Pengaruh Suhu Dan Tekanan Udara Terhadap Operasi

Penerbangan Di Bandara H.A.S Hananjoeddin Buluh Tumbang Belitung


Periode 1980-2010. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA )

3(1): 1-10.

Fatimah, et al. 2012. Analisis Hubungan Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan

Perubahan Suhu di Kota Palu.Jurnal Hutan Tropis, Vol. 13, No. 2 : 173-

180

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan

Unsur-Unsur Iklim. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.

Hatta, Muhammad. 2006. Pengaruh Suhu Air Penyiraman Terhadap Pertumbuhan

Bibit Cabai (Capsicum annum). Jurnal Agrista. 10 (3):136-141.

Lakitan. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Massinai, Muh. Altin et al. 2013. Analisis Kecenderungan Perubahan Suhu Udara

Permukaan Kota Makassar. Prosiding Seminar Nasional Fisika.

Makassar 14 November.

Rahim, Ramli et al. 2016. Karakteristik Data Temperatur Udara Dan Kenyamanan

Termal di Makassar. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI.

Sabaruddin, Laode. 2012 .AGROKLIMATOLOGI: Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem

Budidaya Tanaman. Alpabeta. Bandung.


Supriadi, Handi, Enny Randriani, dan Juniaty Towa. 2016. Korelasi Antara

Ketinggian Tempat, Sifat Kimia Tanah, Dan Mutu Fisik Biji Kopi

Arabika Di Dataran Tinggi Garut. Jurnal JITP. 3(1):45-52.

Tika, Iqlima Hidayah. 2010. Variasi Suhu Dan Kelembaban Udara Di Taman

Suropati Dan Sekitarnya. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.

Zaputra, Aziz Okriansa. 2016. Rancang Bangun Alat Pendeteksi Suhu Pada Tambal

Ban Dengan Metode Logika Fuzzy Menggunakan Mikrokontroler

Atmega. Thesis. Politeknik Negeri Sriwijaya.


LAMPIRAN

Terlampir
BIODATA

Nama : Annisa Aulia Anggraeni

NIM : A1D017040

Prodi : Agroteknologi

TTL : Jakarta, 26 Maret 1999

No Hp : 089602786672

Anda mungkin juga menyukai