Anda di halaman 1dari 17

1.

Pengertian Vertigo
Vertigo berasal dari Bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian
vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya,
dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat
keseimbangan tubuh vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja,
melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic, otomik, dan
pusing (Tarwoto,dkk. 2007).
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau
seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai
denagn mual dan kehilangan keseimbangan (Israr, 2008).
Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientari ruang dan
mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala
yang sifatnya subjektif dan sulit dinilai. Walaupun pengobatan sebaiknya langsung pada
penyebab yang mendasari kelainannya. Asal atau penyebab vertigo sering tidak diketahui
ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2009)
2. Klasifikasi Vertigo
Berikut merupakan Klasifikasi Vertigo berdasarkan letak lesinya :

a) Sentral

1. Infark batang otak

2. Tumor otak

3. Radang Otak

4. Insufisiensi a.v. basiler

5. Epilepsi

b) Perifer

1. Labirin

(a) Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

(b) Meniere
(c) Ototoksik

(d) Labirinitis

2. Saraf vestibuler

(a) Neuritis

(b) Neuroma Akustikus


3. Prevalensi Vertigo
Pada tahun 2009 dan 2010 di Indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi
sekitar 50% dari usia 40-50 sampai orang tua yang berumur 75 tahun dan menurut
prevalensi angka kejadian di Amerika Serikat vertigo perifer cenderung terjadi pada
wanita.
Angka kejadian vertigo terkait migrain sebanyak 0,8% dan Benign Paroxysmal
Positional Vertigo (BPPV) sebanyak 1,6%. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Breven
(2007) di Jerman dalam jangka waktu satu tahun diperkirakan 1,1 juta orang dewasa
menderita BPPV. Penderira BPPV paling sering dijumpai pada usia 60 sampai 75 tahun
dan wanita lebih sering daripada pria.
4. Etiologi Vertigo
Menurut Mohammad Maqbool, terdapat beberapa penyabab vertigo. Penyebab
vertigo terdiri dari:
a) Vascular
Penyebab vertigo dari gangguan vaskular terdiri atas insufisiensi vertebrobasiler,
stroke, migrain, hipotensi, anemia, hipoglikemia, dan penyakit meniere
b) Epilepsy
c) Receiving any treatment
Beberapa obat-obatan seperti antibiotik, obat jantung, antihipertensi, obat sedatif,
dan aspirin dapat menyebabkan gangguan vertigo
d) Tumour or Trauma or Tyroid
 Tumor
Adanya tumor seperti neuroma, glioma, dan tumor intraventricular dapat
menyebabkan gangguan vertigo.
 Trauma
Adanya trauma pada daerah tulang temporal dan trauma servikal dapat
menyebabkan gejala vertigo.
 Tiroid
Adanya penurunan fungsi tiroid dapat menyebabkan gejala vertigo
e) Infection
Apabila terjadi infeksi pada daerah keseimbangan seperti labirinitis maupun
vestibular neuronitis dapat menyebabkan gangguan vertigo
f) Glial disease (multiple sclerosis)
g) Ocular diseases or imbalance
5. Patofisiologi Vertigo
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang
dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan
kejadian tersebut :
a) Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan
hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu, akibatnya akan
timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah.
b) Teori konflik sensorik.
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal
dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu mata/visus, vestibulum dan
proprioceptif, atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik yang berasal dari
sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di
sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nnistagmus (usaha koreksi bola
mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa
melayang, berputar (berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang
berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai
penyebab.
c) Teori neural mismatch
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik, menurut teori
ini otak mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu, sehingga jika
pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang
telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom. (Gb.2). Jika pola gerakan
yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi
sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala.
d) Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai
usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi, gejala klinis timbul jika sistim simpatis
terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan. (Gb.3)
e) Teori neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan teori
serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu
dalam pengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
f) Teori Sinap
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjai peranan
neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses
adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan
memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor), peningkatan kadar CRF
selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya
mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf
parasimpatik. Teori ini dapat meneangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa
pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang
berkembang menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat
akibat dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis

6. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang kadang-kadang
disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu
makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness),
nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah,
lidah merah dengan selaput tipis.
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan tertentu.
Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur,
berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu
yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10
detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita biasanya
dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan
yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar
secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan
akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang
dapat juga sampai beberapa tahun.
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan posisi
kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan
berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan
THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan
melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh
pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan
didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :
1) Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau
lingkungan.
2) Merasakan mual yang luar biasa.
3) Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual.
4) Gerakan mata yang abnormal.
5) Tiba - tiba muncul keringat dingin.
6) Telinga sering terasa berdenging.
7) Mengalami kesulitan bicara.
8) Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar.
9) Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan penglihatan
4. Pemeriksaan Penunjang

Meliputi uji tes keberadaan bakteri melalui laboratorium, sedangkan untuk pemeriksaan
diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo antara lain:
a. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan mata
 Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
 Pemeriksaan neurologik
 Pemeriksaan otologik
 Pemeriksaan fisik umum

b. Pemeriksaan khusus
 ENG
 Audiometri dan BAEP
 Psikiatrik

c. Pemeriksaan tambahan
 Radiologik dan Imaging
 EEG, EMG

6. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti :
a) Anti kolinergik
 Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
 Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
b) Simpatomimetika
 Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
c) Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
 Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah :
 Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam.
 Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.
Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari :
a. Terapi kausal
b. Terapi simtomatik
c. Terapi rehabilitatif

2. Penatalaksanaan Keperawatan

a. Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring diam
dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
b. Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan subyektif
vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis vestibularis.
Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada suatu obyek
yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari yang direntangkan ke depan, temyata lebih
enak daripada berbaring dengan kedua mata ditutup.
c. Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya ver-
tigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai fiksasi visual
yang kuat.
d. Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah dehidrasi.
e. Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut yang
belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua. Pasien
merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi penting dari
terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien bahwa neuronitis
vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat
sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk beradaptasi akan
membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
f. Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan ini
untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan vestibular
akut.
7. Komplikasi
a. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat terganggunya
saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk tetap
berdiri dan berjalan.
b. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih sering
untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak yang
terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO

II PENGKAJIAN

Data focus yang perlu dikaSetelah dilakukan tindak keperawatan selama…x24 jam, nausea
berkurang / hilang
N.O.C:
a. Comfort level
b. Hidration
c. Nutritional status food finid intake
Dengan kreteria:
a. Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik membaik
b. Turgor kulit, mukosa mulut baik
c. Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer
Intake makanan dan minuman baikji
A. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigo tanyakan
adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang
dapat memicu vertigo.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor otak. Riwayat
penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat penyakit
lain baik bersifat genetic maupun tidak.
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan Persistem
1. Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda yang diam tampak
bergerak maju mundur.
2. Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun dengan alat.
3. Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan.
4. Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.
5. Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah
6. Sistem integumen
7. Sistem Reproduksi
8. Sistem Perkemihan
C. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien dan keluarga mengenai
penyakit, pengobatan dan prognosa.
2. Pola aktivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi yang dapat
memicu vertigo.
3. Pola nutrisi metabolisme
Adakah nausea dan muntah
4. Pola eliminasi
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola Kognitif dan perseptua
Adakah disorientasi dan asilopsia
7. Persepsi diri atau konsep diri
8. Pola toleransi dan koping stress
9. Pola sexual reproduksi
10. Pola hubungan dan peran
11. Pola nilai dan kenyakina
III DIANOGSA KEPARAWATAN
A. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi
B. Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
C. Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
D. Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
E. Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan dengan
kurangnya paparan informasi.
F. Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.
IV RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO KEPERAWATA TUJUAN INTERVENSI
N
Intervensi NIC:
1.pemberian analgesic
2.penatalaksanaan nyeri
3.sedasi sadar : pemberian sedative,
NOC:
memantau respon klien dan pemberian
Tingkat kenyamanan: perasaan
dukungan fisiologis yang dibutuhkan
senang secara fisik dan
selama prosedur terapautik
psikologi
Nyeri: efek merusak: efek
Aktivitas keperawatan :
merusak dari nyeri terhadap
· Meminta klien untuk menilai nyeri
emosi kliendan perilaku yang
dengan menggunakan skala 0-10 ( 0-tidak
diamati
ada nyeri/ketidaknyamanan, 10= nyeri
Perilaku mengendalikan nyeri:
sangat)
tindakan seseorang untuk
· Lakukan pengkajian nyeri yang
mengendalikan nyeri
komperehensif meliputi lokasi,
Tingkat nyeri: jumlah nyeri
karakteristik,dll
yang dilaporkan dan di
· Bantu klien untk mengidentifikasi
tunjukkan
tindakan pemenuhan kebutuhan rasa
Nyeri akut b/d agen nyaman yang telah berhasil dilakukan
Tercapai setelah menjalani
1 biologi
injuri seperti: distraksi, relaksasi, kompres
perawatan selama 3 hari:
hangat atau dingingunakan pendekatan
positif dengan tujuan untuk
Criteria hasil:
mengoptimiskan respon klien terhadap
· Menunjukkan tingkat nyeri
analgesic
dengan indicator 1-5 : eksterm,
· Bantu klien untuk lebih berfokus pada
berat,sedang, ringan, tidak
aktivitas daripada
sama sekali.
ketidaknyamanan dengan melakukan
· Klien mampu menunjukkan
pengalihan melalui televise, tape, radio,dll
tehnik relaksasi secara
· Observasi ketidaknyamanan verbal,
individual yang efektif untuk
khususnya pada mereka yang tidak
mencapai Kenyamanan.
mampu mengkomunikasikannya secara
· Klien mampu meningkatkan
efektif.
konsentrasi
· Instruksikan klien untuk
· Klien dapat tidur dengan
menginformasikan kepada perawat jika
efektif
pengurang nyeri tidak dapat dicapai
· Masukkan pada instruksi saat
pemulangan klien mengenai pengobatan
khusus yang harus dikonsumsi, frekuensi
pemberian, efek samping, dll
Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan 1. Environmental Management: Safety:
berhubungan keperawatan selama … x 24 awasi dan gunakan lingkungan fisik untuk
dengan pusing jam pasien diharapakan tidak meningkatkan keamanan
ketika jatuh 2. Falls Prevention:
menggerakkan NOC: Kaji penurunan kognitif dan fisik
kepala pasien yang mungkin dapat meningkatkan
a. Safeti status: Falls resiko jatuh
Occurrence Kaji tingkat gait, keseimbangan dan
b. Falls prevention: know kelelahan dengan ambulasi
ledge personal safety Instruksikan pasien agar memanggil
c. Safety beheviour: Falls asisten ketika melakukan pergerakan
prevention 3. Teaching: disease proles
jelaskan pada pasien tanda dan gejala
Dengan kreteria: dari penyakit yang diderita
Anjurkan pasien untuk bedrest pada
a. pasien mampu berdiri, fase akut
d uduk, berjalan tanpa Jelaskan pada pasien tentang terapi
pusing rehabilitatif pada pasien vertigo
b. Klien mampu
menjelaskan jika terjadi
serangan dan cara
mengantisipasinya

2. Nausea Setelah dilakukan tindak


1. Patient / family teaching
berhubungan keperawatan selama…x24 jam, -Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas
dengan stimulasi nausea berkurang / hilang dalam dan menelan untuk menurunkan
visual yang tidak N.O.C: rasa mual dan muntah.
mengenakkan, a. Comfort level -Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam
meniere, labirintitisd. Hidration sebelum,1 jam setelah dan sewaktu
makan.
e. Nutritional status food 2.NUTRITIONAL MONITORING
finid intake -Monitor tipe kehilangan berat badan dan
pertumbuhan
Dengan kreteria: -Monitor kelembaban,turgor kulit dan
d. Terdapat tanda-tanda fisik dan depigmentasi.
psikologik membaik -Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan
e. Turgor kulit, mukosa mulut kelemahan pasien.
baik -Monitor asupan kalori dan nutrisi.
f. Tidak panas dan tidak terdapat -Kolaborasi;
edeme perifer kelola pemberian anticmetic sebelum
Intake makanan dan minuman makan atau sesuai jadwal
baik 3. Fluid managmen:

 Awasi secara akurat intake dan


output
 Monitor vital sign
 Monitor status nutrisi pasien
 Monitor status hydrasi misal
kelembaban membranmukosa,
tekanan nadi dan orthostatic BP

Kelola pemberian terapi IV


Kurang perawatan Setelah dilakukan tindakan NIC:Membantu perawatn diri pasien
diri: makan, mandi, keperawatan selama ... x 24 mandi dan toileting
berpakaian, jam diharapkan kebutuhan Aktifitas:
toileting b.d mandiri klien 1. Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang
kerusakan terpenuhi, NOC;PERAWATA mudah dikenali dan mudah dijangkau
neurovaskuler N DIRI klien
(Mandi,makan,toileting,berpak 2. Libatkan klien dan danpingi
Batasan aian) Dengan kriteria : 3. Berikan bantuan selama klien tidak
Karakteristik : Klien dapat makan de-ngan mampu mengerjakan sendiri
Kelumpuhan bantuan orang lain / mandiri NIC : ADL berpakaian
wajah atau anggota Klien dapat mandi de-ngan Aktifitas :
badan sehingga bantuan orang lain
menyebab-kan : Klien dapat memakai pakaian 1. Informasikan pada klien dalam
Ketidakmampuan dengan bantuan orang lain / memilih pakaian selama
dalam menyuap, mandiri perawatan
memegang alat Klien dapat toileting de-ngan 2. Sediakan pakaian ditempat yang
makan bantuan alat mudah dijangkau
Ketidakmampuan 3. Bantu berpakaian yang sesuai
dalam membasuh 4. Jaga privasi klien
badan, mongering- 5. Berikan pakaian pribadi yang
kan, keluar masuk digemari dan sesuai
kamar mandi
Ketidakmampuan NIC : ADL Makan
pergi ke kamar Aktifitas :
mandi, mengguna-
kan pispot 1. Anjurkan klien duduk dan berdoa
bersama teman
2. Dampingi saat makan
3. Bantu jika klien belum mampu
dan beri contoh
4. Beri rasa nyaman saat makan

Defisit Setelah dilakukan penjelasanTeaching individual (5606)


pengetahuan ten- selama ...x pertemuan, pe- 1. Tentukan kebutuhan pembelajaran klien
tang penyakit, ngetahuan klien tentang pe-2. Kaji tingkat pengetahuan dan
pengobatan dan nyakit, pengobatan dan pe- pemahaman klien tentang vertigo
perawatan klien b.d rawatan klien meningkat 3. Kaji tingkat pendidikan
keterbatasan 4. Kaji kesiapan klien dalam mempelajari
kognitif, ku-rang NOC : informasi spesifik
paparan atau
- Knowledge : Disease 5. Atur agar realita tujuan pembelajaran
mudah lupa process (1803) dengan klien saling menguntungkan
- Knowladge : Illness care 6. Pilih metode / strategi mengajar yang
(1824) sesuai
7. Sediakan lingkungan yang kondusif
Dengan kriteria : untuk pembelajaran
- Klien dan keluarga mam-pu 8. Koreksi adanya kesalahan informasi
menjelaskan penger-tian,
9. Sediakan waktu untuk bertanya pada
proses penyakit, penyebab, klien
tanda dan gejala, efek penyakit,
10.
tindakan pencegahan, pe-Teaching : disease process (5602)
ngobatan dan perawatan
1. Nilai tingkat pengetahuan klien tentang
vertigo penyakitnya
2. Jelaskan patofisiologi vertigo
3. Jelaskan tanda dan gejala vertigo
4. Jelaskan kemungkinan penyebabnya
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin dapat mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang
6. Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-
ngobatan dan perawatan
7. Jelaskan alasan rasional dari terapi
pengobatan yang direkomendasikan
8. Kaji sumber-sumber pendukung yang
memungkinkan
Perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan Monitorang neurologis (2620)
tidak efektif keperawatan selama ..... x 241. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan
(spesifik: cerebral) jam diharapkan bentuk pupil
b.d aliran darah Nyeri kepala / vertigo2. Monitor tingkat kesadaran klien
arteri terhambat berkurang sampai de-ngan3. Monitir tanda-tanda vital
hilang 4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual,
Batasan Tanda-tanda vital stabil muntah
Karakteristik : 5. Monitor respon klien terhadap
Nyeri kepala / pengobatan
vertigo 6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
Perubahan status 7. Observasi kondisi fisik klien
mental
perubahan respon Terapi oksigen (3320)
motorik Bersihkan jalan nafas dari sekret
dis-artria Pertahankan jalan nafas tetap efektif
Kelumpuhan wa- Berikan oksigen sesuai intruksi
jah Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan
sistem humidifier
Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen
Anjurkan klien untuk tetap memakai
oksigen selama aktifitas dan tidur
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
VERTIGO
Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III
Dosen Pengampu: Ns. Santi Herlina, M.Kep, Sp.Kep.MB

Disusun oleh:
Nedya Asnurianti 1610711003
Fina Alfya Syahri
Leni Marlia

Program Studi S1 Keperawatan


Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2018

Anda mungkin juga menyukai