PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis.
Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea,
2005). Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides 1994).
Kondisi kesehatan fisik dan mental pada orang lansia biasanya mulai menurun. Beberapa
perubahan fisik yang diasosiasikan dengan penuaan dapat terlihat jelas oleh seseorang pengamat
biasa meskipun mereka berdampak pada beberapa lansia lebih dari yang lain.
Saat ini, jumlah masyarakat Indonesia hampir sekitar 250 juta dan komposisi masyarakatnya juga
sangat beragam. Dan Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki komposisi masyarakat yang
disebut “Triple Burden”, dimana jumlah kelahiran bayi yang masih tinggi, masih dominannya
penduduk muda, dan jumlah lansia yang terus meningkat. Seiring meningkatnya jumlah lansia,
berbagai macam gangguan kesehatan juga dapat dialami para lansia. Oleh karena itu dibutuhkan
pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi permasalahn lansia, diantaranya dengan tindakan
keperawatan.
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang membahas fenomena biologis, psiko dan sosial serta
dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan penekanan pada upaya prevensi
dan promosi kesehatan sehingga tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia. Aplikasi
secara praktis Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan
(pengkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen
(ketergantungan),tipe defensif (bertahan), tipe militant dan serius, tipe pemarah/frustasi
(kecewa akibat kegagalandalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada
diri sendiri).Sedangkan bila dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai
berdasarkan kemampuanuntuk melakukan aktivitas sehari-hari (indeks kemandirian
Katz), para lansia dapat digolongkanmenjadi beberapa tipe yaitu lansia mandiri
sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsungkeluarganya, lansia mandiri
dengan bantuan secara tidak langsung, lansia dengan bantuan badansosial, lansia di
panti werda, lansia yang dirawat di rumah sakit, dan lansia dengan gangguan mental
Ciri–Ciri Lansia
Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut :
a. Lansia merupakan periode kemunduran.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang
memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepat
proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi,
maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
3.1 Kesimpulan
Terdapat berbagai teori mengenai batasan-batasan pada lansia. Diantara ada menurut Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Membagi empat batasan lansia (usia pertengatahan,
lanjut usia, lanjut usia tua, dan usia sangat tua). Dan menurut Departemen Kesehatan RI ada
pralansia, usia lanjut dini, lanjut usia resiko tinggi, lansia potensial, dan lansia tidak potensial.
Selain itu ada beberapa tipe lansia diantaranya: Arif bijaksan, mandiri, tidak puas, pasrah,
bingung, dan beberapa tipe lainnya. Ada juga ciri-ciri lansia diantaranya: Lansia merupakan
periode kemunduran, Lansia memiliki status kelompok minoritas, dan Menua membutuhkan
perubahan peran.
3.1 Saran
Sebagai mahasiswa calon perawat yang profesional yang sudah mempelajari ilmu gerontologi
sudah sewajar nyamemberikan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya setelah mengetahui
apa saja batasan-batasan untuk para lansia. Untuk para pembaca makalah ini silahkan
memberikan masukan maupun kritikan atas kekurangan dari makalah ini supaya untuk
makalah-makalah selanjutnya bisa jauh lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Beare, Stanley. 2012. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi ke-2. Jakarta: ECG
https://www.academia.edu/34665402/Konsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik_2.1.1_Pengertian_Lanjut
_Usia
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Gerontik-
Komprehensif.pdf