Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) MANAGEMENT

HALUSINASI DENGAR DI RUANG GATOT KACA


RSJD Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Disusun Oleh :

ITA KISWARSIKI NISA AISAH M


DINAR MAYANG R SAYEKTI DESI N
NELLY QOMARUN N DESI NORIZA U
DIAN LUKMAN H SARI HANDAYANI
MIKA WAHYU A IRFAN DARUL M

PROGRAM PROFESI NERS XXI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1. ANALISIS SITUASI
Banyak pasien gangguan jiwa dengan diagnosis medis skizofrenia yang
mempuyai permasalahan terdapat di lapangan. Kondisi pasien bermacam-
macam, yaitu gejala halusinasi, isolasi diri dan risiko perilaku kekerasan.
Penatalaksanaan keperawatan pasien dengan gangguan jiwa adalah
pemberian terapi modalitas, salah satunya adalah Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi
modalitas yang dilakukan oleh perawat pada sekelompok pasien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai
terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Keliat, 2011).
Ruangan Gatot Kaca RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta memiliki
kapasitas 20 tempat tidur yang terbagi dalam 4 ruangan, kamar mandi
sebanyak 2 untuk pasien, ruang perawat ada 1, ruang dokter 1 dan gudang
1 ruang. Perawat yang terdapat di Ruang gatot kaca dibagi menjadi 3 shift,
pagi, siang dan malam. Pasien yang dirawat yaitu anak remaja hingga
dewasa yang berasal dari Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur. Jumlah
pasien saat dilakukan pengkajian terdapat 12 pasien, dengan diagnosa
halusinasi sebanyak 7 pasien, Gangguan mental organik 4 pasien
Fasilitas yang terdapat dibangsal yaitu 1 TV,1 lemari besi untuk
pakaian dan linen, 2 lemari kayu yang berisi kelengkapan hygine pasien, 4
meja makan besar, 7 kursi panjang,8 kipas angin, kasur, bed, bantal dan
selimut.
Kegiatan dibangsal Gatot Kaca dimulai dari jam 06.30 pasien
mendapatkan sarapan dan minum obat, jam 08.00 pasien dianjurkan untuk
mandi, jam 10.00 pasien mendapatkan snack berupa bubur kacang hijau
serta kegiatan pasien berinteraksi kepada perawat dan mahasiswa praktik
dibangsal sampai waktu makan siang, jam 11.45 pasien mendapatkan
makan siang, setelah makan siang pasien beristirahat dikamar masing-
masing, pukul 16.30 pasien mendapatkan makan malam dan minum obat.
2. PERMASALAHAN MITRA
Kegiatan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) dilaksanakan di Ruang
gatot kaca pada hari Senin, 16 September 2019 pukul 09.00-10.00 WIB.
Ruang gatot kaca dipilih sebagai tempat kegiatan setelah konsultasi
dengan CI Klinik dan dosen pembimbing. Ruang gatot kaca merupakan
tempat strategis sehingga dipilih sebagai tempat untuk Terapi Aktivitas
Kelompok manajemen halusinasi karena banyak pasien dengan halusinasi
serta dilengkapi fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan
TAK berjalan dengan lancar.
Peserta Terapi Aktivitas Kelompok berjumlah 5 orang yang dipilih dari
ruang gatot kaca berdasarkan kriteria yang telah ditentukan menurut jurnal
pedoman yang diaplikasikan.

3. TUJUAN KEGIATAN
a) Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh program manajemen halusinasi
pendengaran pada kualitas hidup di antara pasien dengan skizofrenia
b) Tujuan khusus
- Klien mampu mengungkapkan perasaannya.
- Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama,
hobi, serta hal yang disukai.
- Klien mampu menceritakan pengalaman apa yang dilakukan saat
halusinasi muncul.
- Klien mampu bernyanyi atau bergumam sesuai dengan yang ada di
pikirannya
- Klien mampu melakukan relaksasi nafas dalam progresif

4. TARGET LUARAN
a) Klien mampu memahami pentingnya melakukan kegiatan terutama
manajemen halusinasi untuk mencegah gejala positif skizofrenia
(halusinasi).
b) Klien mampu mempraktekkan kembali manajemen halusinasi saat
gejala positif skizofrenia muncul.
c) Klien mampu mengurangi gejala positif skizofrenia halusinasi dengan
menggunakan manajemen halusinasi.
5. TINJAUAN PUSTAKA
Skizofrenia adalah penyakit kronis dengan dampak yang cukup
besar pada individu dan keluarga mereka. Ada dua gejala utama pada
pasien skizofrenia, yaitu gejala positif dan negatif. Gejala ‘positif’
skizofrenia termasuk halusinasi, seperti mendengar suara; dan delusi,
seperti ketakutan. Selain itu, gejala ‘negatif’ terdiri dari perasaan gelisah,
gangguan perhatian, dan pengurangan konten ucapan (Yusuf dkk, 2015).
Tujuan pengobatan skizofrenia adalah mengurangi gejala dan
mempertahankan pemulihan dari efek penyakit. Obat antipsikotik
mengurangi gejala skizofrenia; Namun masalah masih timbul ketika
banyak orang memiliki masalah dalam kepatuhan pengobatan. Ini
meningkatkan risiko kambuh, menyakiti diri sendiri dan rawat inap
kembali. Sementara itu, psikoterapi dan intervensi sosial digunakan dalam
kombinasi dengan farmakoterapi untuk meningkatkan kesehatan pasien
skizofrenia.
Manajemen halusinasi yaitu menggabungkan terapi menceritakan
pengalaman halusinasi dengan orang lain, bernyanyi atau bergumam, dan
melakukan relaksasi nafas dalam penanganan halusinasi dengar. Kegiatan
kelompok kerja dapat meningkatkan percakapan yang lebih baik antara
responden dan memberikan rangsangan eksternal untuk mengurangi gejala
halusinasi. Program terapi memiliki manfaat untuk membuat seseorang
memahaminya lebih baik dan memberikan perasaan yang kuat. Kegiatan
dalam kelompok juga memiliki fungsi potensial untuk meningkatkan
kualitas hidup bagi penderita skizofrenia dalam dua aspek, yaitu kesehatan
fisik dan psikologis. Terapi ini juga dapat efektif dalam mempromosikan
perilaku yang lebih baik pada pasien skizofrenia yang tidak menggunakan
obat. Lebih lanjut, terapi ini memiliki manfaat terapeutik khusus untuk
responden, seperti berfokus pada apa yang mereka lakukan, belajar untuk
merespon dengan baik, menggunakan gerakan yang tepat, mengikuti
aturan selama kegiatan, berinteraksi dengan orang lain
Hasil penelitian ini menegaskan efek menguntungkan dari program
manajemen halusinasi pendengaran pada kualitas hidup, halusinasi
pendengaran (yaitu Ketika karakteristik klinis dari halusinasi pendengaran
meningkat, kualitas penderita skizofrenia hidup juga meningkat) (Abd
Elhay Eman S. 2017).
Berdasarkan teori diatas bahwasannya terapi manajemen halusinasi
bias diaplikasikan di Ruang gatot kaca yang bertujuan untuk menangani
skizofrenia dengan mengurangi gejalanya berupa halusinasi.

6. METODE PELAKSANAAN
1. Pasien
Pasien yang akan dilakukan terpi aktivitas kelompok (TAK)
berjumlah 5 pasien yang di pilih sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi.
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien menderita skizofrenia
2) Menunjukkan tanda gejala halusinasi dengar
3) Dewasa berusia antara18 hingga 55 tahun.
4) Pasien dari kedua jenis kelamin.
5) Pasien yang bersedia untuk berpartisipasi dalam program
manajemen halusinasi pendengaran untuk mengelola
halusinasi pendengaran mereka.
b. Kriteria Ekslusinya
1) Pasien yang tidak kooperatif
2) Pasien schizoafektif
3) Pasien yang menerima terapi electroconvulsive
4) Pasien yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang
Tabel 1. Pasien yang Dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok

No Nama Tandadan Gejala Diagnosa Keterangan


1. Subari Riwayat pasien tiba-tiba Skizofrenia Pasien
marah karena dibisikin Tak Terinci kooperatif
sesorang untuk marah, dan
sekarang pasien masih
merasa ada bisikan dan
pasien bias mengendalikan.
2. Rian Riwayat halusinasi. Pasien Skizofreniat Pasienkooperat
mengatakan bahwa men- ak terinci if
dengar suara “metu ning
ndi” saat ini pasien sering
mendengarkan suara “hooh”
3 Kris Riwayat halusinasi, pasien Skizofrenia Pasien
mengatakan mendengarkan tak terinci kooperatif
suara orang sedang
mengobrol suara tersebut
kadang terdengar seperti
orang tua,kadang seperti
tetangganya
4 Hadi Riwayathalusinasi, Skizofreniat Pasienkooperat
tukimun pasienmengengarkan suara akterinci if
keras, pasien juga melihat
ada bayangan hitam, pasien
mengatakan cara meng-
hilangkannya dengan
dipukul-pukul
5 Indra Klien mengatakan bahwa Skizofrenia Pasien
klien indigo klien sering tak terinci kooperatif
menengar suara “takut lek
setyo”

2. Jalannya Pelaksanaan Terapi


Tabel 2. Jalannya Pelaksanaan TAK
Prainteraksi a. Seleksi klien.
b. Pengorganisasian pelatih TAK.
c. Mempersiapkan waktu pelaksanaan.
d. Mempersiapkan kelengkapan alat.
e. Mempersiapkan tempat pertemuan.
f. Mengukur tingkat halusinasi pasien dengan
menggunakan kuesioner Characteristic Of
Haluucination Rating Scale dan zschizoprenia Quality
Of Life Scale.
Orientasi a. Memberikan salam secara terapeutik kepada klien.
b. Mengevaluasi / validasi (menanyakan perasaan klien
saat ini) .
c. Kontrak :
- Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu
memperkenalkan diri.
- Menjelaskan aturan main kepada klien yaitu jika
ada klien yang akan meningalkan kelompok harus
minta ijin kepada terapis.
- Menjelaskan kepada klien bahwa lama kegiatan 45
menit.
- Semua klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
Kerja Sesi I:
1) Pasien memperkenalkan diri dan menceritakan hal
yang disukai dan hobi.
2) Pasien menceritakan apa yang dilakukan ketika
halusinasi muncul.
Sesi II :
3) Pasien di minta bernyanyi atau bergumam sesuai
dengan yang ada di pikirannya.
SESI III
4) Pemimpin TAK mengajarkan cara relaksasi nafas
dalam progresif yang benar
5) Pasien diminta melakukan relaksasi nafas dalam
progresif
6) Perawat mengobservasi kemampuan
berkomunikasi dan tanda gejala halusinasi.
Terminasi a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK.
2) Memberikan pujian atas keberhasilan peserta.
b. Rencana tindak lanjut
1) Melakukan pengukuran tingkat halusinasi dengan
menggunakan kuesioner Characteristic Of
Haluucination Rating Scale dan zschizoprenia
Quality Of Life Scale.
2) Melakukan evaluasi setiap hari setelah
dilakukannya TAK selama 1 minggu.
.
3. Pelaksanaan
Terapiaktifitaskelompokdilaksanakanpada:
Hari / Tanggal : Senin, 16 September 2019
Waktu : 09.00 - 10.00 WIB
Tempat : Ruang gatot kaca RSJD Dr. Arif
Zainudin Surakarta
4. Metode Pelaksanaan
a. Diskusi
b. Tanya jawab
c. Demontrasidanaplikasi
5. PerlengkapanInstrument
 Name Tag Perawat dan Pasien
 Speaker
6. Setting Tempat

Keterangan:
: Leader : Observer

: Co Leader : Operator

: Fasilitator : Pasien

a. Pengorganisasian
1) Leader : Dian Lukman Hakim
2) Co Leader : Nisa Aisah Murti

3) Fasilitator : Mika Wahyu Asti, Nely Qomarun, Dinar


Mayang R, Desi Noriza U, Irfan Darul M,
Sari Handayani
4) Observer : Ita Kiswarsiki
5) Operator : Sayekti Desi

b. UraianTugas
Tabel 3. Uraian Tugas Anggota Kelompok Selama Kegiatan
TAK Socio-Art
No. Peran Tugas
1. Leader a. Memimpinjalannyaterapiaktivitaskelompok
b. Merencanakan, mengontrol,
danmengaturjalannyaterapi.
c. Membukaacara.
d. Menyampaikanmaterisesuai TAK
e. Mempimpindiskusikelompok.
f. Membacakantatatertib.
g. Menutupacaradiskusi.
2. Co Leader a. Mendampingi leader
b. Mengingatkan leader
jikakegiatanmenyimpangdariperencanaan yang
dibuat.
c. Mengambilalihposisi leader jika leader
blocking.
d. Menyerahkankembaliposisikepada leader.
3. Fasilitator a. Menyediakanfasilitasdalamkegiatankelompok.
b. Memberikan stimulus dan motivator
padaanggotakelompokuntukaktifmengikutijala
nnyaterapi.
c. Membantu leader dalampelaksanaan TAK.
4. Observer a. Mencatatsertamengamatiresponklien
(dicatatpada format yang tersedia).
b. Mengawasijalannyaaktivitaskelompokdarimula
ipersiapan, proses, hinggapenutup.
c. Melaporkanhasilobservasi TAK.
5. Operator a. Dokumentasi
b. Timer (mengaturwaktu)
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A &Akemat. (2011). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta: EGC.
Yusuf dkk.(2015). Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa edisi ke 1. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai