Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

OLEH:

NELY QOMARUN NISA, S. Kep

J230 195 058

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN (NERS)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Sub Pokok Bahasan : Menjaga Keseimbangan Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh

Hari / Tanggal : Kamis, 23 Mei 2019

Waktu : 09.00 s.d 09.25

Sasaran : Pasien dan Keluarga.

Tempat : RS Ortopedi dr. Soeharso Surakarta, bangsal Anggrek 1

A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh merupakan satu bagian
dari proses fisiologi homeostatis (menjaga keseimbangan fungsi organ tubuh).
Keseimbangan cairan sangat penting karena diperlukan untuk kelangsungan
hidup organisme. Keseimbangan yang diperlukan oleh tubuh adalah dimana
input=output (balance concept) (William, 2017).
60% dari berat badan pada laki – laki dewasa mengandung komponen utama
yaitu air. Gangguan cairan dan elektrolit dapat membawa penderita dalam
kegawatan yang kalau tidak dikelola secara cepat dan tepat dapat menimbulkan
kematian. Hal tersebut terlihat misalnya pada masalah dehidrasi, diare, peritonitis,
ileus obstruktif, terbakar, atau pada pendarahan yang banyak. (Salam, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, pasien dan keluarga di RSOP
Surakarta bangsal Anggrek 1 dapat memahami menngenai pentingnya
keseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh.
2. Tujuan Khusus
a) Memahami makna dari keseimbangan cairan dan elektrolit
b) Memahami dampak dari kelebihan atau kekurangan cairan dan elektrolit.
c) Memahami tanda dan gejala dari kelebihan atau kekurangan cairan dan
elektrolit.
d) Memahami fungsi penting ginjal dam gangguan yang dapat terjadi
e) Mampu mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dengan
menggunakan beberapa metode
C. Bahasan
1. Pokok Pembahasan
Memahami dan mengaplikasikan yang telah diajarkan untuk menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Sub Pokok Pembahasan
a) Pengertian keseimbangan cairan dan elektrolit
b) Dampak dari kelebihan dan kekurangan cairan dan elektrolit tubuh
c) Tanda dan gejala kelebihan atau kekurangan cairan dan elektolit
d) Penggunaan beberapa cara/ metode untuk menjaga keseimbangan cairan
dan elektrolit
D. Metode
Penyampaian materi dengan menggunakan:
1. Ceramah atau presentasi
2. Diskusi (Tanya dan jawab)
3. Penggunaan media aplikatif
E. Media
1. Lembar balik
F. Materi
(Terlampir)
G. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Ibu Arina dan Bapak Widodo
Moderator dan penyaji : Nely Qomarun Nisa
Fasilitator : Nely Qomarun Nisa

Tugas dan tanggung jawab organisasi

a. Penanggung Jawab
- Sebagai pelindung pelaksanaan penyuluhan kesehatan;
- Sebagai penanggung jawab atas pemberian tugas kepada mahasiswa
mengenai penyuluhan kesehatan;
- Yang mengetahui tentang pelaksanaan penyuluhan kesehatan berdasar
pada laporan yang telah diterimanya.
b. Moderator
- Sebagai pengatur jalannya acara penyuluhan kesehatan;
- Sebagai pengontrol sistemasis jalannya agenda penyuluhan kesehtan;
- Sebagai pemimpin jalannya agenda pelanksanaan penyuluhan
kesehatan kepada peserta;
- Membuat kesimpulan atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
c. Penyaji
- Menyajikan materi yang terkat yang ingin disampaikan kepada peserta;
- Menjelaskan dan lebih memahami materi yang disampaikan;
- Menjawab dan melemparkan pertanyaan sebagai bentuk feedback dari
peserta.
d. Fasilitator
- Menyediakan segala media atau alat yang dibutuhkan dalam
membantu pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan;
- Melengkapi segala keutuhan sebagai media pendukung berjalannya
penyuluhan kesehatan
H. Latar Setting (Denah)

Keterangan:
Pasien
: Penanggung Jawab

: Moderator, Penyaji

: Keluarga Pasien
I. Kegiatan Belajar Mengajar

No Taha Kegiatan Kegiatan Metod


p penyul pesert e
p uhan a
e
n
g
g
u
n
a
a
n
w
a
k
t
u
1 Pem 1. Membuka 1. Ceram
b kegiatan dengan Menja ah
u mengucapkan wab
k salam salam
a 2.Memperkenalkan
a diri
n 3. Menjelaskan 2.
( tujuan dari Mende
5 pembelajaran. ngarka
m 4. Mengadakan n.
e kontrak waktu
n 3.memper
it hatika
) n
5. Menyebutkan
materi yang
akan diberikan 4.
Menye
tujui
dilaku
kan
pendid
ikan
keseha
tan

5. Peserta
meneri
ma
lembar
balik.
2 Peny Menjelaskan:
a a. Pengertian dari Peserta Ceram
ji keseimbangan antusia ah,
a cairan dan s pre
n elektrolit. mende sen
(15 ngarka tasi
m b. Dampak n
e ketidakseimban penjel
n gan cairan dan asan.
it elektrolit
)
c. Tanda atau Peserta
gejala cairan antusia
dan elektrolit s
tubuh tidak mende
seimbang ngarka
n
d. Pengenalan penjel
organ ginjal asan
(fungsi dan
gangguan)
Peserta
e. Yang perlu antusia
dilakukanuntuk s
mencegah mende
ketidakseimban ngarka
gan cairan dan n
elektrolit. penjel
asan

Peserta
antusia
s
mende
ngarka
n
penjel
asan

Peserta
antusia
s
mende
ngarka
n
penjel
asan
4 Eval a. Memberi Peserta diskusi
u kesempatan bertan
a untuk bertanya ya dan
si penyul
(5 b. Memberikan uh
m apresiasi pada menja
e peserta wab
n
it
)
5 Penu a. Menyimpulkan Peserta
t jalannya menja
u penyuluhan wab
p salam
(5 b. Mengucapkan
m terimakasih
e
n c. Mengucapkan
it salam penutup
)

J. Evaluasi
1. Tahap Persiapan

a. Hari, tanggal : Kamis, 23 Mei 2019


b. Waktu : 09.00 s.d 09.35 WIB
c. Tempat : RSOP Surakarta Bangsal Anggrek 1
d. Media : Lembar Balik
e. Perlengkapan : Kursi, dan media peraga
f. Penyuluh : Nely Qomarun Nisa
g. Peserta : Pasien dan Keluarga
2. Tahap Pelaksanaan

a. Peserta antusias dalam mendengarkan penjelasan materi yang


disampaikan
b. Peserta mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi yang
disampaikan
c. Peserta bisa memahami dan mengaplikasikan dari informasi yang
didapat kedalam kehidupan sehari – hari.
3. Tahap Hasil
Peserta penyuluhan mengerti setidaknya 80% dari semua materi yang telah
disampaikan dengan kriteria:

a. Menjelaskan kembali pengertian keseimbangan cairan dan elektrolit


dengan benar.
b. Menjelaskan kembali bahayanya dampak yang timbul dari
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
c. Menyebutkan tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
dengan benar.
d. Menyebutkan apa yang harus dilakukan untuk menangani dan mencegah
ketidak seimbangan cairan dan elektrolit dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Salam, S. H. (2016). Dasar-Dasar Terapi Cairan Dan Elektrolit. Retrieved


from https://med.unhas.ac.id/kedokteran/en/wp-content/uploads/2016/10/DASAR-
DASAR-TERAPI-CAIRAN-DAN-ELEKTROLIT.pdf.

William. (2017). Tinjauan Pustaka Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon


yang Berperan. Jurnal Kedokteran Meditek, d(6), 69–73. Retrieved from
william@ukrida.ac.id

Yaswir, R., & Ferawati, I. (2012). Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan


Natrium, Kalium, dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan
Andalas, 1(2), 80–85. Retrieved from http://jurnal.fk.unand.ac.id
Lampiran Materi

A. Pengertian keseimbangan cairan dan elektrolit


Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Fungsi cairan tubuh adalah (1) mengangkut nutrisi & oksigen ke dalam sel-
sel tubuh, (2) mengatur suhu tubuh, (3) membantu proses pencernaan, (4) pelumas
dalam pergerakan sendi, dan (5) tempat produksi energi. 60% dari berat badan pada
laki – laki dewasa mengandung komponen utama yaitu air. Gangguan cairan dan
elektrolit dapat membawa penderita dalam kegawatan yang kalau tidak dikelola
secara cepat dan tepat dapat menimbulkan kematian. Hal tersebut terlihat misalnya
pada masalah dehidrasi, diare, peritonitis, ileus obstruktif, terbakar, atau pada
pendarahan yang banyak. (Salam, 2016).
Elektrolit adalah molekul terionisasi yang terdapat di dalam darah, jaringan, dan
sel tubuh, yang terurai menjadi ion positif (kation) dan ion negative (anion) (Yaswir
& Ferawati, 2012; Salam, 2016). Elektrolit menghantarkan arus listrik dan
membantu mempertahankan pH dan level asam basa dalam tubuh, serta
memfasilitasi pergerakan cairan antar dan dalam sel melalui suatu proses yang
dikenal sebagai osmosis dan memegang peranan dalam pengaturan fungsi
neuromuskular, endokrin, dan sistem ekskresi.
Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh merupakan satu bagian dari
proses fisiologi homeostatis (menjaga keseimbangan fungsi organ tubuh).
Keseimbangan cairan sangat penting karena diperlukan untuk kelangsungan
hidup organisme. Keseimbangan yang diperlukan oleh tubuh adalah dimana input
= output (balance concept) (William, 2017).
Kebutuhan Air dan Elektrolit pada orang dewasa yaitu :
 Kebutuhan air sebanyak 30 -50 ml/kgBB/hari
 Kebutuhan kalium 1-2 mEq/kgBB/hari
 Kebutuhan natrium 2-3 mEq/kgBB/hari
Berikut ini table Intake dan Output rata-rata harian:

INTAKE (RANGE) OUTPUT (RANGE)


AIR (ml)
1. Air minum = 1400-1800 1. Urine = 1400-1800
2. Air dalam makanan = 7000-1000 2. Feces = 100
3. Air hasil oksidasi = 300-400 3. Kulit = 300-500
4. Paru-paru = 600-800
TOTAL = 2400-3200 TOTAL = 2400-3200
Natrium (mEq) = 70 (50-100)  Urine = 65 (50-100)
 Feces = 5 (2-20)
Kalium (mEq) = 100 (50-120)  Urine = 90 (50-120)
 Feces = 10 (2-40)
Magnesium (mEq) = 30 (5-60)  Urine = 10 (2-20)
 Feces = 20 (2-50)
Kalsium (mEq) = 15 (2-50)  Urine = 3 (0-10)
 Feces = 12 (2-30)
Protein (g) = 55 (30-80)
Nitrogen (g) = 8 (4-12)
Kalori = 1800-3000

B. Dampak ketidakseimbang cairan dan elektrolit


Penyebab ketidak seimbangan cairan dan elektrolit diantaranya karena gangguan
pada mekanisme regulasi (gagal jantung, cushing syndrome, gagal ginjal, serosis
hati), lansia yang lemah (penurunan fungsi tubuh, peningkatan lemak tubuh),
penurunan sekresi ADH (pada diabetes insipidus). Ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit menybabkan:
a. Hipovolemia
Hipovolemia merupakan penipisan volume cairan ekstraseluler. Hipovolemia
dapat terjadi karena kekurangan pemasukan air (mual, muntah, tidak mampu
menelan, depresi) atau pengeluaran yang berlebihan (kehilangan melalui
kulit, GI, ginjal, perdarahan).
b. Hipervolemia
Hipervolemia merupakan penambahan volume CES. Kondisi ini bisa terjadi
bila tubuh menahan air dan natrium dalam proporsi yang sama, tanpa disertai
perubahan kadar elektrolit
c. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi bila ada kehilangan air tanpa disertai kehilangan elektrolit
yang proporsional, terutama natrium.

C. Tanda atau gejala ketidakseimbangan cairan dan elektrolit


Gejala hipovolemia:
 Pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia, mual, muntah haus, kekacauan
mental, konstipasi, oliguria.
 Menurunnya turgor kulit dan lidah
 Menurunnya kelembaban di mulut/keringnya mukosa mulut
 Menurunnya produksi urine (kurang dari 30 ml/jam untuk orang dewasa)
 Nadi cepat dan lemah
 Menurunnya temperatur tubuh
 Ektremitas dingin
 Hipotensi, frekuensi nafas cepat
 Kehilangan berat badan yang cepat

Gejala hipervolemia:

 Sesak nafas, ortopnea


 Edema perifer, kenaikan berat badan sementara (2% hipervolemia ringan,
5% hipervolemia sedang dan 8% hipervolemia berat)
 Nadi kuat, takikardia
 Asites, efusi pleura, bila sudah berat bisa menimbulkan edema pulmo
 Kulit lembab
 Irama gallop

D. Pengenalan organ ginjal (Fungsi, dan gangguan)


Bentuk ginjal seperti biji kacang dan panjanganya 6 – 7.5 cm, tebal 1.5 – 2.5 cm.
pada orang dewasa beratnya kira – kira 140 gram. Fungsi ginjal dalah mengatur
keseimbangan air, konsentrasi garam dalam darah, keseimbangan asam – basa darah,
serta ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam. Tes fungsi ginjal yang rutin
dilakukan adalah:

 Tes urine, untuk mengetahui adanya protein dan darah dalam urine yang
menandakan penurunan fungsi ginjal. (Normal bila hasil Negatif)

 Ureum atau blood urea nitrogen (BUN), yaitu tes untuk menentukan kadar
urea nitrogen dalam darah yang merupakan zat sisa dari metabolisme protein
dan seharusnya dibuang melalui ginjal (Hasil normal: 13-43 mg/dL).
 Kreatinin darah, yaitu tes untuk menentukan kadar kreatinin dalam darah.
Kreatinin merupakan zat sisa hasil pemecahan otot yang akan dibuang melalui
ginjal. Kadar kreatinin yang tinggi dalam darah dapat menjadi tanda adanya
gangguan pada ginjal (Hasil normal: 0.6-1.1 mg/dL).

Tanda dan gejala kadar ureum dan kreatinin yang tinggi:

 Sering buang air kecil

 Warna urine gelap atau mengandung darah

 Nyeri sendi

 Nyeri tulang

 Nyeri tulang belakang

 Keram otot

 Lelah

 Adanya gangguan tidur

 Nafsu makan buruk

 Pembengkakan (khususnya di bagian tangan dan kaki)

E. Solusi penanganan ketidak seimbangan cairan dan elektrolit


1. Menjaga asupan cairan
Umumnya untuk orang dewasa perlu minum 6 sampai 8 gelas air masing-
masing 250 ml setiap hari. Jangan sepelekan mengenai aturan jumlah cairan
yang harus diminum setiap harinya, apalagi jika sedang mengalami dehidrasi
berat. Sebab asupan cairan yang kurang bisa menghambat kerja ginjal.
Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk menentukan seberapa banyak
cairan yang harus diminum beserta waktu konsumsi terbaiknya.
2. Hindari konsumsi suplemen berlebih
3. Kurangi konsumsi protein yang berlebih
Makan makanan sumber protein terlalu banyak sering dikaitkan dengan
lonjakan pesat kadar kreatinin, misalnya daging merah maupun produksi susu.
Pasalnya, daging merah mengandung jaringan otot hewan yang memang
secara alami mengandung kreatin.
Ketika dimasak, panas dari api akan mengubah kreatin dalam daging menjadi
kreatinin sehingga akan meningkatkan jumlahnya dalam tubuh saat dimakan
4. Hindari olah raga berat
Badan seseorang mengubah makanan menjadi energi lebih cepat ketika
sedang latihan yang berat. Hasilnya, lebih banyak kreatinin terbentuk,
menyebabkan kadar kreatinin dalam darah lebih tinggi
5. Tidur yang cukup
Setiap harinya, manusia membutuhkan tidur 7-9 jam lamanya karena itulah
jangka waktu yang ideal untuk beristirahat. Saat sedang tidur, proses
perbaikan sel jaringan tubuh terjadi dan dengan tidur maka proses
tersaringnya cairan dan elektrolit dalam ginjal lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai