Abstrak
Virus Hepatitis B (VHB) masih merupakan masalah utama dalam dunia kesehatan, hal ini terbukti
dengan meningkatnya prevalensi di beberapa belahan dunia seperti di Afrika, Asia dan negara-negara
Pasifik. Angka prevalensi ≥ 8% dinyatakan endemis tinggi terhadap VHB ditemukan di daerah Afrika
dan Asia. Tahun 2012 telah dilaporkan lebih dari 350 juta orang terinfeksi VHB dengan perkiraan 1,2
juta orang kematian per tahun karena hepatitis kronis, sirosis dan karsinoma hepatoseluler. Penelitian
ini merupakan analisis lanjut data sekunder RISKESDAS Kemenkes tahun 2007, yaitu suatu penelitian
cross-sectional. Total sebanyak 1.618 sampel anak umur 1-14 tahun telah dianalisis. Tujuan dari
penelitian adalah untuk menentukan faktor risiko yang terkait dengan kekebalan Hepatitis B (titer anti-
HBs) dengan menganalisis data titer anti-HBs terhadap data KESMAS-nya. Manfaaat penelitian untuk
mengetahui penurunan kekebalan aktif anti-HBs pada anak Indonesia umur 1-14 tahun. Kesimpulan
penelitian menunjukkan bahwa faktor umur memiliki hubungan yang paling signifikan terhadap titer anti-
HBs, (p = 0,001) dengan tingkat terlindungi sebesar 91% (OR = 0,91; 95% CI = 0,886-0,938 p=0,001).
Kata Kunci: virus Hepatitis B (VHB), anti-HBs, anak umur 1-14 tahun, data Riskesdas 2007
Abstract
Hepatitis B virus (HBV) is still a major problem in the world, it is proved by the increasing prevalence in some
parts of the world such as in Africa, Asia and Pacific countries. ≥ 8% prevalence rate is expressed highly
endemic for HBV is found in regions of Africa and Asia. In the year 2012 has been reported more than 350
million people infected with HBV with an estimated 1.2 million deaths per year due to chronic hepatitis,
cirrhosis, and hepatocellular carcinoma. The study was an advanced analysis of National Basic Health
Research 2007 Data, which was using a cross-sectional design. A total of 1,618 samples of children aged
1-14 years have been analyzed. The aim of the study was to determine the risk factors associated with
Hepatitis B immune (anti-HBs titers) by analyzing the data of anti-HBs titers against the data of its public
health.The benefit of the study was to find the active anti-Hbs immunity decline in Indonesian children aged
1-14 years. Conclusion of the study indicated that age factor has the most significant relationship to the
anti-HBs titers (p=0.001) with the protected level of 91%. (OR = 0.91; 95% CI = 0.886 to 0.938 p=0.001).
Keywords: Hepatitis B virus (HBV),anti-HBs, children of 1-14 years, National Basic Health Research
2007 Data.
59
Media Litbangkes, Vol. 26 No. 1, Maret 2016, 59 - 64
tinggal di negara Afrika dan Asia, Amazon Basin Tingginya prevalensi infeksi VHB, World
dan bagian dari Timur Tengah, dianggap tinggal Health Organization (WHO) membagi menjadi
di daerah endemisitas tinggi dengan risiko 3 macam daerah endemis yaitu: tinggi (10-15%),
seumur hidup dari infeksi lebih dari 60%. Sisa sedang (8%) dan rendah (5%). Untuk prevalensi
dari populasi dunia tinggal di daerah endemisitas VHB di negara-negara berkembang Indonesia
menengah, seperti : Amerika Selatan dan Eropa (10%), Malaysia (5,3%), Brunei Darussalam
Timur, Rusia Selatan, Rusia Tengah dimana (6,1%), Thailand (8%-10%), Filipina (3,4%-
prevalensinya 1-7% dan risiko seumur hidup 7%). Indonesia menjadi negara dengan penderita
infeksi berkisar 20-60%. Infeksi virus Hepatitis B Hepatitis B ketiga terbanyak di dunia setelah
diperkirakan menjadi penyebab 30% dari sirosis China dan India dengan jumlah penderita 13 juta
dan 53% dari kanker hati di dunia. Sekitar 15- orang, sementara di Jakarta diperkirakan satu dari
40% pasien dengan HBV kronis akan menjadi 20 penduduk menderita penyakit Hepatitis B.
sirosis, gagal hati stadium akhir atau karsinoma Sebagian besar penduduk kawasan ini terinfeksi
hepatoseluler (HCC). Hanya sekitar 12% dari Virus Hepatitis B (VHB) sejak usia kanak-kanak.
populasi dunia tinggal di daerah endemisitas Sejumlah negara di Asia, 8-10% populasi orang
rendah, seperti Amerika Serikat, Eropa Barat menderita Hepatitis B kronis.12
dan Australia, di mana prevalensi HBsAg adalah Di daerah endemis tinggi umumnya
<1% dan risiko seumur hidup infeksi <20%.6,7 penularan terjadi dari ibu ke bayinya, apabila ibu
Penularan horizontal terjadi melalui hubungan terinfeksi VHB (ibu dengan HbsAg positif) artinya
seksual, penggunaan jarum suntik terinfeksi dan terjadi infeksi dalam kandungan atau terjadi
pemakaian tato yang terkontaminasi.8-10 infeksi pada awal kehidupan akan membawa
Penderita infeksi HBV bisa menyebabkan tingkat kronisitas tinggi sebesar 80-90%, pada
60%-80% menjadi kanker hati primer. Hampir anak-anak umur 1-4 tahun akan mengalami
90% bayi yang terinfeksi karena penularan kronisitas 30-60%.13 Di negara-negara endemik
vertikal dapat berkembang menjadi penyakit rendah, transmisi biasanya di usia dewasa dengan
hati kronis bahkan bisa menjadi karsinoma infeksi umumnya sembuh sendiri. Modus yang
hepatoseluler. Pemberian vaksinasi Hepatitis paling umum penularan di daerah endemisitas
B diberikan melalui suntikan. Apabila vaksin rendah adalah penularan horisontal terjadi di masa
disuntikkan, tubuh akan membentuk anti-HBs. dewasa, biasanya melalui seksual dan penggunaan
Satu seri vaksinasi dapat membentuk antibodi jarum terkontaminasi dalam prosedur medis atau
yang cukup pada 95% orang sehat. Respons penggunaan narkoba suntikan.14 Kematian infeksi
pembentukan antibodi berkurang pada usia lebih VHB terjadi karena kanker hati kronis atau
tua dan adanya gangguan daya tahan tubuh. sirosis hepatis yang ditemukan telah terinfeksi
Pada bayi dan anak respons umumnya sangat saat dalam kandungan atau awal kehidupan. Jika
baik dan menghasilkan titer anti-HBs antibodi tidak terinfeksi pada masa perinatal, maka bayi
yang tinggi walaupun dengan dosis yang lebih dari ibu HBsAg positif tetap memiliki resiko
rendah dari orang dewasa. Berapa lama antibodi tinggi untuk mengidap infeksi virus Hepatitis B
dapat bertahan dalam tubuh belum diketahui kronis melalui penularan horizontal pada 5 tahun
dengan pasti, namun diperkirakan lebih dari pertama kehidupannya.15
5 tahun. Perlindungan dalam 5 tahun pertama Proses vaksinasi Hepatitis B diberikan
kehidupan sudah cukup baik untuk mengurangi melalui suntikan. Anti-HBs dapat muncul sebagai
jumlah pengidap kronis, sekalipun booster tidak respon terhadap vaksinasi Hepatitis B. Satu seri
diberikan.11 vaksinasi dapat membentuk antibodi yang cukup
Untuk mempercepat pemulihan dari pada 95% orang sehat. Titer antibodi (anti-HBs)
fungsi hati bisa dilakukan dengan diet yang tepat. akan menurun seiring dengan umur imunisasi,
Fungsi hati sebagai pengolahan zat gizi, yaitu yaitu pada umur lebih tua dan pada gangguan
karbohidrat, lemak, protein yang akan dicerna daya tahan tubuh akan menurun titer anti-HBs.
dan diserap oleh dinding usus kemudian akan Imunisasi pada bayi dan anak respons umumnya
diangkut ke dalam hati untuk diolah. Fungsi lain sangat baik dan menghasilkan titer anti-HBs
dari hati adalah untuk menetralkan racun termasuk yang tinggi walaupun dengan dosis yang lebih
obat-obatan yang membahayakan. Apabila rendah dari orang dewasa. Diperkirakan antibodi
terjadi kerusakan hati akan bisa terjadi gangguan Hepatitis B (anti-HBs) dapat bertahan dalam
penyimpangan metabolisme atau penyimpangan tubuh lebih dari 5 tahun. Perlindungan dalam 5
pengolahan zat gizi. Asupan gizi yang seimbang tahun pertama kehidupan sudah cukup baik untuk
akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang. mengurangi jumlah pengidap kronis, sekalipun
Dengan pola makan yang baik merupakan salah booster tidak diberikan.18
satu cara upaya pencegahan tertularnya HVB. Dalam mengendalikan transmisi dan
Terjadinya gangguan kekebalan tubuh dapat mencegah penyebaran infeksi virus dilakukan
dipengaruhi oleh kekurangan zat gizi.12 imunisasi. Pemberian imunisasi Hepatitis B akan
60
Faktor-Faktor yang Berhubungan... (Noer Endah Pracoyo dan Wibowo)
anti-HBs
tangga di kabupaten/kota tersebut (probability
HBsAg Igm anti-HBc
propotional to size). Secara keseluruhan
berdasarkan blok sensus dalam Susenas 2007
blok sensus yang terpilih berjumlah 17.357. Pada
0 8 12 16 20 24 28 32 36
Riskesdas 2007 berhasil mengunjungi 17.150
4 52 100
Weeks after Exposure blok sensus dari 440 kabupaten atau kota.19
Gambar 1. Respon Imun Infeksi Hepatitis B18 Populasi adalah data titeranti-HBs dari
individu yang terpilih pada daerah perkotaan
terbentuk kekebalan aktif terhadap infeksi yang pada Riskesdas 2007 dan data kesmasnya yang
disebabkan oleh virus Hepatitis B kepada bayi, dilakukan pada 33 provinsi di Indonesia. Kriteria
balita dan orang dewasa. Pemberian imunisasi inklusi adalah data titer anti-HBs pada anak
Hepatitis B 0-7 hari untuk memutuskan rantai umur 1-14 tahun yang bisa dihubungkan dengan
penularan dari ibu kepada bayi pada saat proses data kesehataan masyarakat. Faktor risiko yang
persalinan.18 dianalisis adalah data titer anti-HBs pada anak
umur 1-14 tahun dengan data kesmasnya yang
Metode terdiri dari umur, jenis kelamin, imunisasi,
Bahan berupa sampel diperoleh dari data makanan tambahan, KIA dan suplemen gizi.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 Analisa data dilakukan menggunakan stata
yakni pengumpulan data yang dilakukan oleh versi 00.9 dengan melakukan test chisquare
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan untuk memperoleh karakteristik dari masing-
Kemenkes yaitu sebuah survei yang dilakukan masing variabel dan mencari hubungan antara
Tabel 1. Jumlah Responden dan Data Hepatitis B (Anti-HBs) pada Anak Umur 1-14 Tahun di Indonesia
Tahun 2007
Titer anti-HBs
Total
Negatif (%) Protektif (%)
Umur
Umur 1-4 tahun 442 (59,10) 292 (40,90) 714 (100,0)
Umur 5-10 tahun 437 (67,33) 212 (32,67) 649 (100,0)
Umur 11-14 tahun 390 (78,95) 104 (21,05) 494 (100,0)
Jenis Kelamin
Laki-laki 567 (64,73) 309 (35,27) 876 (100,0)
Perempuan 449 (67,25) 243 (32,75) 742 (100,0)
Imunisasi
Ya 607 (63,49) 349 (36,51) 956 (100,0)
Tidak 441 (69,89) 190 (30,11) 631 (100,0)
Tidak Tahu 18 (58,06) 13 (41,94) 31 (100,0)
Makanan Tambahan
Ya 595 (64,46) 328 (35,54) 923 (100,0)
Tidak 416 (66,67) 208 (33,33) 624 (100,0)
Tidak Tahu 55 (77,46) 16 (22,54) 71 ( 100,0)
61
Media Litbangkes, Vol. 26 No. 1, Maret 2016, 59 - 64
Tabel 2. Hubungan antara Titer Antibodi Hepatitis tahun mempunyai kemaknaan pvalue< ptabel (p ≤
B (Anti-HBs) dengan Variabel KESMAS 0,005).
pada Anak Umur 1-14 Tahun di Indonesia
Tahun 2007 Pembahasan
Crude Variabel faktor risiko yang diteliti yaitu
Variabel CI 95% p
OR
umur, jenis kelamin, imunisasi, makanan
Umur 1-4 tahun 0,071 0,096- 0,046 0,001
tambahan, KIA dan suplemen gizi. Dari keenam
Jenis Kelamin 0,014 0,040-0,117 0,286 faktor risiko tersebut, menunjukkan bahwa
Imunisasi 0,014 0,615-0,032 0,536 variabel umur mempunyai hubungan yang
Makanan Tambahan 0,075 0,138-0,011 0,022 sangat bermakna dengan p=0,001 dan efek
KIA 0,056 0,124-0,011 0,103 terlindungi sebesar 91%, ini membuktikan bahwa
umur mempunyai prioritas dalam penanganan
Suplemen Gizi 0,039 0,076-0,003 0,033
yang terkait dengan virus Hepatis B (HBV)
karena dengan nilai pvaleu< ptabel merupakan hasil
data titer antibodi Hepatitis B (anti-HBs)
bahwa faktor umur harus diutamakan dalam
dengan data kesmasnya. Apabila hasil analisa
keterkaitannya dengan infeksi virus Hepatitis
bermakna nilai p < 0,05, dilanjutkan ke analisa
B. Ditemukan pada kelompok umur 1-4 tahun
multivariat untuk mendapatkan variabel yang
terdapat 40,9% protektif. Pada kelompok
paling berpengaruh terhadap titer anti-HBs.
umur 5-10 tahun ditemukan protektif anti-HBs
Ethical Clearance (persetujuan responden untuk
sebesar 32,7%. Angka ini menurun apabila
mengikuti penelitian Riskesdas) mengikuti
dibandingkan dengan pada kelompok umur 1-4
Ethical Clearance dari Riskesdas 2007.
tahun. Kelompok 11-14 tahun sebesar 21,1%
anak protektif, angka ini lebih menurun lagi jika
Hasil
dibandingkan pada kelompok umur 1-4 tahun
Jumlah total sampel serum pada Riskesdas dan 5-10 tahun, ini membuktikan bahwa dari
2007 untuk semua umur adalah 34.133 sampel, penurunan proporsi yang ada dalam kelompok
jumlah data titer anti-HBs pada umur 1-14 umur di atas menunjukkan bahwa titer anti-HBs
tahun setelah melalui proses cleaning data menurun pada anak yang lebih tua atau menurun
sebanyak 1.618 sampel. Analisis data dilakukan seiring dengan bertambahnya umur, penelitian
melalui beberapa tahap antara lain bivariat dan ini sama dengan hasil penelitian Lydia dkk yang
multivariat, hasilnya dapat terlihat pada Tabel 1. dilakukan di Padang.20-22 Selanjutnya titer anti-
Dari Tabel 1 terlihat persentase tertinggi HBs akan terus menurun bahkan menghilang
pada anak berumur 1-4 tahun (40,9%). Persentase (non protektif). Ada bukti yang berkembang
titer anti-HBs pada laki-laki lebih tinggi. bahwa titer anti-HBs menurun seiring dengan
Pada Tabel 2 hasil analisa bivariat ada bertambahnya umur manusia, terutama setelah
empat variabel yang mempunyai nilai kemaknaan umur 15 tahun.23,24 Pedoman terbaru dari Komite
p < 0,25 yaitu variabel umur, makanan tambahan, Pengarah untuk Pencegahan dan Pengendalian
yang mempunyai buku KIA dan suplemen gizi. Penyakit Menular di Asia merekomendasikan
Pada analisa bivariat, keempat variabel tersebut dosis booster vaksin HBV dilakukan umur 10
dapat menjadi kandidat untuk analisis lebih lanjut sampai 15 tahun setelah vaksinasi primer dan
yakni analisis multivariat untuk menentukan tidak perlu memantau titer anti-HBs karena
variabel yang paling berpengaruh terhadap populasi ada di daerah endemik Asia dan
titer anti-HBs. Variabel-variabel tersebut untuk Afrika. Booster juga dilakukan pada pasien yang
menjadi model dalam analisis multivariat karena immunocompromised ketika titer antibodi jatuh
nilai p < 0,25. Selanjutnya terlihat pada Tabel 3. ke dibawah 10 mIU/mL dan dalam perawatan
Hasil dari analisis multivariat ternyata tenaga kesehatan.25 Dosis booster (penguat) juga
variabel yang signifikan adalah variabel yang hasil disarankan untuk individu yang memiliki respon
nilai p < 0,005 yaitu variabel umur mempunyai yang buruk terhadap vaksin dan adolescents.26
nilai p = 0,001 artinya secara statistik umur 1-4 Namun, belum ada konsensus tentang perlunya
Tabel 3. Pengaruh Faktor KESMAS (Umur, Makanan Tambahan, KIA dan Suplemen Gizi) terhadap Titer
Antibodi Hepatitis B (anti-HBs) pada Anak Umur 1-14 Tahun pada Riskesdas Tahun 2007
Variabel adjusted OR Std .Err z p 95% CI
62
Faktor-Faktor yang Berhubungan... (Noer Endah Pracoyo dan Wibowo)
dosis penguat setelah immunisasi. Pada neonatal anak umur 1-14 tahun adalah variabel umur.
lebih dari satu dekade lalu itu direkomendasikan Umur anak yang lebih besar atau lebih tua
bahwa anak-anak 12 tahun harus menerima dosis mempunyai tingkat kekebalan terhadap penyakit
penguat tunggal 10 tahun setelah vaksinasi tiga Hepatitis B semakin menurun, ini bisa dilihat dari
dosis primer karena perlindungan diperkirakan titer anti-HBs pada kelompok umur 1-4 tahun
berlangsung hanya 7,5-10,5 tahun.27 Terjadi jumlah anak yang protektif 292 dari 714 (40,9%)
fluktuasi jumlah anak yang protektif, misalnya selanjutnya menurun pada kelompok 5-10 tahun
pada umur 1 tahun terdapat 54 anak yang ditemukan protektif sebesar 32,7% dan menurun
protektif, umur 2 tahun ada 66 anak dan umur lagi pada kelompok umur 11-14 tahun dengan
3 tahun yang protektif ada 76 anak, pada umur jumlah protektif sebesar 21,1%. Titer anti-HBs
7 tahun ada 41 anak protektif, 8 tahun ada 28 akan menurun atau menghilang (non-protektif)
anak protektif dan pada umur 9 tahun ada 37 yang selanjutnya perlu dilakukan imunisasi ulang
anak protektif. Dari hasil ini jumlah protektif (booster). Selanjutnya titer anti-HBs menurun
puncaknya pada umur 3 tahun, sebaliknya pada pada anak umur 6 tahun.
umur 7 dan 8 tahun menurun namun pada umur 9
tahun naik kembali. Artinya anak umur ≥ 5 tahun Saran
kemungkinan titer anti-HBs menurun dan bisa Ditemukan bahwa kelompok umur
dipastikan akan menurun setelah lebih dari 14 semakin tua terjadi penurunan titer anti-HBs,
tahun, turunnya titer anti-HBs terjadi mulai anak pada kelompok umur 11-14 jumlah protektif
umur 6 tahun. 104 anak dari jumlah anak 494, jumlah protektif
menurun pada umur 6 tahun dan berangsur akan
Hubungan antara Variabel Umur, Gizi dan negatif atau bahkan titer anti-HBs menghilang
Nilai Proteksi Hepatitis B (Titer Anti-HBs) (non-protektif), untuk itu perlu kekebalan
Ditemukan bahwa pada anak umur 6 tahun ulang (booster). Sesuai hasil penelitian di atas
mulai terjadi penurunan titer anti-Hbs artinya pemberian booster sebaiknya pada anak umur
mulai terjadi penurunan kekebalan terhadap 6 tahun agar kelak menginjak umur produktif
virus Hepatitis B (VHB) atau jumlah anak yang seseorang terhindar dari Hepatitis B. Khusus
protektif 44 anak (38,26%) dan 71 anak non- untuk pekerjaan atau mereka yang banyak
protektif (61,74%) dari jumlah 114 anak. Mulai bersinggungan dengan darah infektif harus tetap
terjadi penurunan kekebalan pada anak umur 6 dilakukan imunisasi ulang. Sebaiknya untuk ibu-
tahun dan 7 tahun namun kekebalan naik pada ibu yang sedang hamil trimester kedua perlu
anak umur 8 tahun dan 9 tahun cenderung stabil, diberlakukan pemeriksaan HbsAg dan anti-HBs
setelah umur 9 tahun turun sampai umur 14 dan bagi mereka yang didapatkan hasil HbsAg
tahun. Saat umur 8 tahun ada kenaikan, hal ini positif perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan
kemungkinan responden mempunyai kekebalan HbsAg dan anti-Hbs agar kelak sang ibu tidak
yang memang saat diperiksa belum terjadi berpotensi menularkan pada anak yang sedang
penurunan atau ada responden yang saat diperiksa dikandungnya. Selanjutnya perlu dilakukan
mempunyai ketahanan sehingga kekebalan (titer penelitian lanjutan pada ibu yang sedang
anti-HBs) masih bisa terdeteksi kemungkinan hal mengandung terhadap titer anti-HBs dan anti-
ini bisa terjadi karena mungkin adanya faktor gizi HBc.
atau suplemen gizi yang mencukupi sehingga
memungkinan kondisi saat diperiksa titer anti-
HBs belum turun atau masih protektif. Dari Ucapan Terima Kasih
beberapa penelitian di Amerika, Eropa dan China Terimakasih penulis sampaikan kepada
didapat kesimpulan bahwa rata-rata penurunan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
titer anti-HBs terjadi pada anak umur 8 tahun, 9 Kesehatan dan Kepala Pusat Biomedis
tahun bahkan ada yang di atas 10 tahun. Namun dan Teknologi Dasar Kesehatan (PBTDK)
berdasarkan hasil penelitian data Riskesdas 2007 Kementerian Kesehatan yang telah memberikan
bahwa di Indonesia terjadi penurunan titer anti- kesempatan untuk melakukan analisis lanjut
HBs pada umur 6 tahun, artinya perlu dilakukan dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2007,
imunisasi ulang (booster) pada anak umur 6 dan kepada semua pihak yang telah membantu
tahun atau pada anak yang duduk di kelas satu sehingga penulisan artikel ilmiah ini bisa
SD (Sekolah Dasar). dipublikasikan.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Dari penelitian ini dapat disimpulkan 1. Andre F. Hepatitis B: a comprehensive prevention,
bahwa faktor yang berhubungan secara bermakna diagnosis and treatment program - past, present
dengan tingkat titer antibodi Hepatitis B pada and future. Journal of Gastroenterologyand
63
Media Litbangkes, Vol. 26 No. 1, Maret 2016, 59 - 64
64