Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN

Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua
perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai
perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,
pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.

ASAL BAHAN

Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses kontak.Pada langkah pertama,
belerang dipanaskan untuk mendapatkan sulfur dioksida:

S (s) + O2 (g) → SO2 (g)

Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan keberadaan katalis vanadium(V)
oksida:

2 SO2 + O2(g) → 2 SO3 (g) (dengan keberadaan V2O5)

Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), juga dikenal sebagai asam
sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air menjadi asam sulfat pekat.

KEBERADAAN

Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena
sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam,
yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit).
Sulfur dioksida adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan
minyak yang mengandung sulfur (belerang

baru diketahui 6 provinsi di Indonesia yang menyimpan tambang belerang, yaitu :

Jawa barat : Gunung Tangkuban Perahu, Danau Putri, Galunggung, Ceremai, Telaga bodas

Jawa tengah : Gunung Dieng

Jawa timur : Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Ijen.

Sumatera utara : Gunung Namora

Sulawesi utara : Gunung Mahawu, Soputan, dan Gunung Sorek Merapi

Maluku : Pulau Damar


KEGUNAAN

Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan sebenarnya pula, produksi asam sulfat
suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri negara tersebut.[8] Kegunaan
utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah dalam "metode basah" produksi
asam fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen.
Pada metode ini, batuan fosfat digunakan dan diproses lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya. Bahan-
bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini merupakan fluorapatit, walaupun
komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku ini kemudian diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan
kalsium sulfat, hidrogen fluorida (HF), dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam fluorida. Proses
keseluruhannya dapat ditulis:Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O → 5 CaSO4•2 H2O + HF + 3 H3PO4

Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk menghilangkan
oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil. Asam yang telah digunakan sering kali
didaur ulang dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid Regeneration (SAR) plant). Kilang ini
membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak, ataupun sumber bahan bakar
lainnya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3)
yang kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat yang "baru".

Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya diproduksi sebagai produk
sampingan dari kilang pemroses kokas untuk produksi besi dan baja. Mereaksikan amonia yang
dihasilkan pada dekomposisi termal batu bara dengan asam sulfat bekas mengizinkan amonia
dikristalkan keluar sebagai garam (sering kali berwarna coklat karena kontaminasi besi) dan dijual kepada
industri agrokimia.

Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan aluminium sulfat. Alumunium sulfat
dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium
karboksilat yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras. Aluminium
sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan
mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:

Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O

Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam sulfat merupakan
katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang
digunakan untuk membuat nilon. Ia juga digunakan untuk membuat asam klorida dari garam melalui
proses Mannheim. Banyak H2SO4 digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis
untuk reaksi isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan isooktana.

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT


Yaitu Dari BELERANG oksigen, dan air melalui proses kontak.

Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan sulfur dioksida:

S (s) + O2 (g) → SO2 (g)

Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan keberadaan katalis vanadium(V)
oksida:

2 SO2 + O2(g) → 2 SO3 (g) (dengan keberadaan V2O5)

Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), juga dikenal sebagai asam
sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air menjadi asam sulfat pekat.

H2SO4 (l) + SO3 → H2S2O7 (l)

H2S2O7 (l) + H2O (l) → 2 H2SO4 (l)

Perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis karena reaksi sulfur trioksida
dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit
dipisahkan.

SO3(g) + H2O (l) → H2SO4(l)

Sebelum tahun 1900, kebanyakan asam sulfat diproduksi dengan proses bilik.

SIFAT
Rumus kimia

H2SO4

Massa molar

98,08 g/mol

Penampilan

Cairan higroskopis, berminyak, tak berwarna, tak berbau[1]

Densitas

1,84 g/cm3[2]

Titik lebur

10 °C (283 K)[1]

Titik didih

337 °C (610 K)[1]

Kelarutan dalam air

tercampur penuh

Tekanan uap

<10 Pa pada 20 °C (diabaikan)[1]

Keasaman (pKa)

1,98 pada 25 °C[3]

Viskositas

26,7 cP (20 °C)

BAHAYA INDUSTRI
Walaupun asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak dengan logam dalam kasus tumpahan asam dapat
menyebabkan pelepasan gas hidrogen. Penyebaran aerosol asam dan gas sulfur dioksida menambah
bahaya kebakaran yang melibatkan asam sulfat.

Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Risiko utama asam sulfat adalah kontak
dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam
pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran pernapasan, dan membran mukosa yang
parah. Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat risiko edema paru apabila
kerusakan jaringan lebih parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis aerosol
asam sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi. Indikasi kerusakan kronis saluran
pernapasan masih belum jelas. Di Amerika Serikat, batasan paparan yang diperbolehkan ditetapkan
sebagai 1 mg/m³. Terdapat pula laporan bahwa penelanan asam sulfat menyebabkan defisiensi vitamin
B12 dengan degenarasi gabungan subakut

Pembuatan asam sulfat encer juga berbahaya oleh karena pelepasan panas selama proses pengenceran.
Asam sulfat pekat haruslah selalu ditambahkan ke air, dan bukannya sebaliknya. Penambahan air ke
asam sulfat pekat dapat menyebabkan tersebarnya aerosol asam sulfat dan bahkan dapat menyebabkan
ledakan. Pembuatan larutan lebih dari 6 M (35%) adalah yang paling berbahaya, karena panas yang
dihasilkan cukup panas untuk mendidihkan asam encer tersebut.

KESELAMATAN

Perawatan pertama yang standar dalam menangani tumpahnya asam sulfat ke kulit adalah dengan
membilas kulit tersebut dengan air sebanyak-banyaknya. Pembilasan dilanjutkan selama 10 sampai 15
menit untuk mendinginkan jaringan disekitar luka bakar asam dan untuk menghindari kerusakan
sekunder. Pakaian yang terkontaminasi oleh asam sulfat harulah dilepaskan dengan segera dan segera
bilas kulit yang berkontak dengan pakaian tersebut.
Proses Produksi
Uraian proses produksi baterai mobil
diuraikan sebagai berikut :
1.
Peleburan
Timah (Pb) keras dilebur 1 tungku sebanyak 100 kg selama 1 jam dengan
suhu 325 derajat
celcius
. Sedangkan untuk timah (Pb) lunak digiling
dengan mesin molen dengan kecepatan 24 rpm selama 8 jam. Timah hitam
yang sudah dilebur akan dijadikan
plate
dengan cara menuangkan cairan
timah hitam kedalam mesin cetakan dengan sendok untuk di cetak menjadi
plate
sedangkan hasil dari peleburan timah lunak digunakan untuk
pasta
dengan cara hasil peleburan timah lunak berupa tepung dicampur dengan
air keras (asam sulfat) untuk mendapatkan adonan pasta.
2.
Pemotongan
Setelah selesai pencetakan tahap berikutnya adalah memotong
plate
menjadi dua bagian lalu dirapikan si
si
-sisinya dengan menggunakan alat
pemotong
plate.
3.
Pasting Process
/
Proses Pendempulan
Universitas
Sumatera
Utara
I
II
-38
Plate
yang sudah di potong-potong selanjutnya didempul dengan adonan
pasta/dempul. Adonan dempul dioleskan ke semua badan
plate
dengan
menggunakan sendok/skrap.
4.
Press Pasting
/
Pengepresan Pasta
Plate
yang telah didempul kemudian dipress dengan menggunakan mesin
giling. Hal ini dilakukan untuk menekan
pasta
agar tidak lepas dari
plate
lalu dijemur di
outdor
hingga pasta yang terdapat pada
plate
mengering.
5.
Cell Assembly
Plate
yang telah kering kemudian diangkat untuk kemudian dirangkai
dengan menggunakan alat soulder.
Pl
ate
dirangkai dengan menyusun 5
buah plate dalam setiap rangkaian. Plate yang sudah dirangkai kemudian
dielektrolisis selama 12 jam dalam kamar pengecasan. Proses elektrolisis
adalah proses reduksi oksidasi kutub-kutub sehingga terjadi migrasi ion-
ion pada
plate
yang membuat
plate
dapat menyimpan atau mengeluarkan
energi listrik.
6.
Assembly Process
Assembly process
adalah proses merakit
plate-plate
yang telah dihidrolisis
kedalam wadah/box. Perakitan dilakukan berdasarkan jenis baterai aki
yang akan diproduksi. Setelah selesai dirakit maka tahap selanjutnya
adalah menyusun kedalam
box
yang berisi larutan air raksa dan air
.
7.
Press Assembly
Universitas
Sumatera
Utara
I
II
-39
Hasil baterai yang telah dirangkai kemudian di press. Hal ini dilakukan
untuk mengunci dan merekatkan tutup box dengan wadahnya. Baterai ini
kemudian diisi dengan arus selama 10-12jam di kamar pengecasan.

Anda mungkin juga menyukai