Anda di halaman 1dari 19

INDUSTRI ASAM SULFAT

Disusun Oleh:

1. MOCHAMAD MURDANI (201869030042)

2. PANCA AGENG W (201869030043)

3. RAMADHANA RIZKI ZEIN (201869030035)

4. FATHUR ROHMAN (201869030050)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS YUDHARTRA

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya hingga sampai saat ini kita masih
diberi kesempatan untuk merasakan nikmat yang Allah berikan kepada kita
semua, dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada
Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah


KIMIA INDUSTRI telah memberi kesempatan kepada kami untuk
menyusun sebuah karya berupa makalah, berkat motivasi dari dosen dan
kawan-kawan semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “INDUSTRI ASAM SULFAT” menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk
menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah
berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
memberi perubahan kepada diri kita ke arah yang lebih baik.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

   Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi,
antara lain industri pupuk, bahan kimia maupun batterai mobil/aki. Asam
sulfat merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal dan
dalam kapasitas besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit pabrik
pengolahan asam sulfat agar mengurangi biaya pembelian bahan baku.

B.    Tujuan
 Mengetahui Definisi Asam sulfat

 Mengetahui jenis dan pengolahan asam sulfat

 Contoh produk asam sulfat

C.    Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas ini adalah mempelajari


tentang industri asam sulfat,contoh produk yang mengandung asam sulfat.

BAB II
ISI

Definisi
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara
alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian,
asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi
karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan
keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk
sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan
minyak yang mengandung sulfur (belerang).
Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida,
misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan
disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-
logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna
cerah yang beracun.
Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air
ditambah kepada asam sulfat pekat, ia mampu mendidih. Senantiasa tambah
asam kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini
disebabkan perbedaan densitas kedua cairan. Air kurang padu berbanding
asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi terhasil
boleh dianggap sebagai membentuk ion hidronium, seperti:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-.
Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan
agen pengeringan yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan
buah-buahan kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia
membentuk H2S2O7. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum
atau, jarang-jarang sekali, asam Nordhausen.

Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan
hujan asam. Memang tidak mudah membayangkan bahwa bahan kimia
yang sangat aktif, seperti asam sulfat, juga merupakan bahan kimia yang
paling banyak dipakai dan merupakan produk teknik yang amat penting. Zat
ini digunakan sebagai bahan untuk pembuatan garam – garam sulfat dan
untuk sulfonasi, tetapi lebih sering dipakai terutama karena  merupakan
asam anorganik yang agak kuat dan agak murah. Bahan ini dipakai dalam
berbagai industri, tetapi jarang muncul dalam produk akhir. Asam sulfat
dipakai dalam pembuatan pupuk, plat timah, pengolahan minyak, dan
dalam pewarna tekstil.
Adapun sifat –sifat kimia dan fisika dari asam sulfat sendiri adalah sebagai
berikut :

Sifat kimia :
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan
air, yang berperan sebagai basa,
HA + H2O ↔ A- + H3O+
Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan air:
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi
berada jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai).
Misalnya, nilai Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak
HA dan A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H 3O+ ada
dalam larutan; asam hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai K a untuk asam
asetat adalah 1,8 × 10-5.
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam
fluorida, HF, relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung
atom pusat ber-bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga
cukup kuat; mencakup HNO3, H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam
organik merupakan asam lemah.Larutan asam lemah dan garam dari basa
konjugatnya membentuk larutan penyangga.

Sifat fisika :
Titik leleh  (°C)                           :  10
Titik didih  (°C)                          :  290
Tekanan uap (mmHg)                :  1 (146 °C)
Berat jenis cairan                       :  1,84 (100 persen)
Berat jenis uap                           :   3,4 (udara = 1)

PENGERTIAN
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai
banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.
Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan
nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk
pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan
pengilangan minyak.

ASAL BAHAN
Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses
kontak.Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan
sulfur dioksida:
S (s) + O2 (g) → SO2 (g)
Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan
keberadaan katalis vanadium(V) oksida:
2 SO2 + O2(g) → 2 SO3 (g) (dengan keberadaan V2O5)
Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7),
juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke
dalam air menjadi asam sulfat pekat.
KEBERADAAN
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara
alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian,
asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena
oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam
sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan utama dari pembakaran
bahan bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung sulfur
(belerang)

baru diketahui 6 provinsi di Indonesia yang menyimpan tambang belerang,


yaitu :
Jawa barat : Gunung Tangkuban Perahu, Danau Putri, Galunggung,
Ceremai, Telaga bodas
Jawa tengah : Gunung Dieng
Jawa timur : Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Ijen.
Sumatera utara : Gunung Namora
Sulawesi utara : Gunung Mahawu, Soputan, dan Gunung Sorek Merapi
Maluku : Pulau Damar

KEGUNAAN
Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan
sebenarnya pula, produksi asam sulfat suatu negara merupakan indikator
yang baik terhadap kekuatan industri negara tersebut.[8] Kegunaan utama
(60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah dalam
"metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat
pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Pada metode ini,
batuan fosfat digunakan dan diproses lebih dari 100 juta ton setiap
tahunnya. Bahan-bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di bawah
ini merupakan fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan
baku ini kemudian diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium
sulfat, hidrogen fluorida (HF), dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam
fluorida. Proses keseluruhannya dapat ditulis:Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10
H2O → 5 CaSO4•2 H2O + HF + 3 H3PO4
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja
untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke
industri otomobil. Asam yang telah digunakan sering kali didaur ulang
dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid Regeneration (SAR) plant).
Kilang ini membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar
minyak, ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan
menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang
kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat yang "baru".
Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya
diproduksi sebagai produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk
produksi besi dan baja. Mereaksikan amonia yang dihasilkan pada
dekomposisi termal batu bara dengan asam sulfat bekas mengizinkan
amonia dikristalkan keluar sebagai garam (sering kali berwarna coklat
karena kontaminasi besi) dan dijual kepada industri agrokimia.
Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan
aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil
sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat
yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang
keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium
hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan
asam sulfat:
Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O
Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai
contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan
untuk mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang
digunakan untuk membuat nilon. Ia juga digunakan untuk membuat asam
klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak H2SO4 digunakan
dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis untuk reaksi
isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan isooktana.
PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

Yaitu Dari BELERANG oksigen, dan air melalui proses kontak.


Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan sulfur
dioksida:
S (s) + O2 (g) → SO2 (g)
Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan
keberadaan katalis vanadium(V) oksida:
2 SO2 + O2(g) → 2 SO3 (g) (dengan keberadaan V2O5)
Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7),
juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke
dalam air menjadi asam sulfat pekat.
H2SO4 (l) + SO3 → H2S2O7 (l)
H2S2O7 (l) + H2O (l) → 2 H2SO4 (l)
Perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis
karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi
ini akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.
SO3(g) + H2O (l) → H2SO4(l)
Sebelum tahun 1900, kebanyakan asam sulfat diproduksi dengan proses
bilik.

BAHAYA INDUSTRI
Walaupun asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak dengan logam dalam
kasus tumpahan asam dapat menyebabkan pelepasan gas hidrogen.
Penyebaran aerosol asam dan gas sulfur dioksida menambah bahaya
kebakaran yang melibatkan asam sulfat.
Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Risiko utama
asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan
penghirupan aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam pada konsentrasi
tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran pernapasan, dan membran
mukosa yang parah. Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan,
walaupun terdapat risiko edema paru apabila kerusakan jaringan lebih
parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis
aerosol asam sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah pengikisan
gigi. Indikasi kerusakan kronis saluran pernapasan masih belum jelas. Di
Amerika Serikat, batasan paparan yang diperbolehkan ditetapkan sebagai
1 mg/m³. Terdapat pula laporan bahwa penelanan asam sulfat
menyebabkan defisiensi vitamin B12 dengan degenarasi gabungan subakut
Pembuatan asam sulfat encer juga berbahaya oleh karena pelepasan
panas selama proses pengenceran. Asam sulfat pekat haruslah selalu
ditambahkan ke air, dan bukannya sebaliknya. Penambahan air ke asam
sulfat pekat dapat menyebabkan tersebarnya aerosol asam sulfat dan
bahkan dapat menyebabkan ledakan. Pembuatan larutan lebih dari 6 M
(35%) adalah yang paling berbahaya, karena panas yang dihasilkan cukup
panas untuk mendidihkan asam encer tersebut.

KESELAMATAN
Perawatan pertama yang standar dalam menangani tumpahnya asam
sulfat ke kulit adalah dengan membilas kulit tersebut dengan air sebanyak-
banyaknya. Pembilasan dilanjutkan selama 10 sampai 15 menit untuk
mendinginkan jaringan disekitar luka bakar asam dan untuk menghindari
kerusakan sekunder. Pakaian yang terkontaminasi oleh asam sulfat
harulah dilepaskan dengan segera dan segera bilas kulit yang berkontak
dengan pakaian tersebut.
====CONTOH PRODUK ASAM SULFAT====

 Baterai Mobil/AKI

Analisis proses manufaktur


Proses produksi yang dilakukan Departemen Plat Manufacturing
meliputi proses LPMM Casting (pembuatan serbuk timbal), proses Grid
Casting (pembuatan grid), proses Pasting (pembuatan pasta dan
pengepresan pasta pada grid), serta proses Formation (pembentukan dan
pematangan plat).

LPMM Grid Casting Pasting Formation


Casting

Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi ini yaitu Pb


(timbal). PT. Yuasa Battery Indonesia memiliki bahan baku Pb yang sangat
bervariasi jenisnya. Pada proses LPMM (Lead Powder Making machine),
dibutuhkan pure lead (timbal murni) untuk membuat powder lead oxide
(timbal oksida). Pure lead memiliki dua tipe, yaitu jenis EMK Ca, dan EMK
Sb. Sedangkan pada proses grid casting (pembuatan grid) dibutuhkan lead
alloy (timbal campur) yang memiliki berbagai macam tipe, antara lain KZ,
KV, T2C, K, dll dan masing-masing tipe memiliki warna yang berbeda. Bahan
baku disimpan di dalam dua gudang, yaitu gudang penyimpanan pure lead
dan gudang penyimpanan lead alloy. Penyimpanan lead alloy yang
memiliki berbagai jenis tipe dikelompokan sesuai dengan jenis tipenya.
Pada gudang penyimpanan terdapat daftar kode warna lead alloy, yang
berguna untuk memudahkan pemakaian lead alloy sesuai dengan
fungsinya.
1. LPMM (Lead Powder Making Machine) Casting

Bahan melting pot cetakan cutter ball mill Silo


baku

Diagram Alir Proses LPMM Casting

 Bahan baku : Pure lead (timbal murni) yaitu jenis EMK Ca,
dan EMK Sb
 Bahan campuran : Oksigen untuk menumbukan butiran-butiran
pure lead tersebut sehingga terbentuk pure lead dalam bentuk
powder.
 Bahan pembantu : Tidak ada
 Mesin/alat : Konveyor, melting pot, cetakan, cutter, ball
mill, silo
 Hasil utama : Lead Oxide Powder (serbuk timbal oksida)
 Hasil sampingan : Dross (setelah pure lead dimasukkan ke
melting pot) dan ceceran potongan pure lead
 Limbah : Dross dan ceceran potongan pure lead

2. Grid Casting
Proses ini menggunakan dua jenis timbal yang berbeda, maka proses
dipisah, namun alur prosesnya sama.

Bahan baku melting pot cetakan cutter grid


Diagram Alir Proses Grid Casting

 Bahan baku : Lead alloy (timbal campur). Lead Alloy yang


digunakan adalah Pb(Sb) alloy dan Pb(Ca) alloy. Pb(Sb) aloy yang
digunakan adalah jenis T2C sedangkan Pb(Ca) aloy yang digunakan
adalah jenis KZ.
 Bahan campuran : Pb(Ca) aloy yang digunakan adalah jenis KV.
 Bahan pembantu : Spray untuk grid Pb(Ca) dengan bahan dasar
T2C berupa campuran dari air panas, cork powder, dan gelatin.
Spray untuk grid Pb (Sb) yang berasal dari campuran air panas, cork
powder, bentonite, dan water glass. Spray ini digunakan untuk
mempertahankan temperatur cetakan grid agar timah cair tidak
menempel pada cetakan. Jika spray tidak disemprotkan, maka grid
yang terbentuk tidak sempurna.
 Hasil utama : Grid casting untuk aki konvensional dan untuk
aki MF (aki kering)
 Hasil sampingan : Dross (setelah pure lead dimasukkan ke
melting pot) dan ceceran potongan lead alloy.
 Limbah : Dross dan ceceran potongan lead alloy.
3. Pasting

Grid Feeder Hopper Finishing roll FDO Unformed Plate

Diagram Alir Proses Pasting


Sebelum melakukan pasting, terlebih dahulu membuat pasta positif
dan pasta negative

-Pasta positif
Proses pembuatan pasta positif :

Pemasukan Penambahan
Pemasukan air
teviron dan powder lead
kedalam mixer
pencampuran oxide P2/R2

Pengadukan Penambahan
(±14 menit) asam sulfat

 Bahan baku : powder lead oxide P2/R2


 Bahan campuran : Air, teviron, asam sulfat (H2SO4)
 Bahan pembantu : Tidak ada
 Mesin/alat : Mixer
 Hasil utama : Pasta positif
 Hasil sampingan : Tidak ada
 Limbah : Tidak ada
-Pasta negatif
Proses pembuatan pasta negatif :

Pencampuran zat
Penambahan lead
aditif karbon, Pemompaan
oxide P2/R2
lignin, dan air di menuju mixer
kedalam mixer
tabung

Penambahan
Penambahan asam Permompaan
teviron dan barium
sulfat menuju mixer
sulfat

Pengadukan (±14
menit)

 Bahan baku : lead oxide P2/R2


 Bahan campuran : zat aditif karbon, lignin, air, barium sulfat,
teviron, asam sulfat
 Bahan pembantu : Tidak ada
 Mesin/alat : Mixer, silo, screw, bucket elevator, wing
hopper.
 Hasil utama : Pasta negatif
 Hasil sampingan : Tidak ada
 Limbah : Tidak ada

Pasting
 Bahan baku : Pasta
 Bahan campuran : Asam sulfat
 Bahan pembantu : Air
 Mesin/alat : Grid feeder, grid, hopper, soaking roll, flash
drying oven (FDO), box tertutup
 Hasil utama : Unformed plate
 Hasil sampingan : Limbah pasta, asam sulfat bekas pada soaking
roll, dan unformed plate yang reject (gagal).
 Limbah : Limbah pasta, asam sulfat bekas pada soaking
roll, dan unformed plate yang reject (gagal).

4. Formation dan Parting


Proses formation and Parting terdiri dari beberapa proses,
diantaranya adalah proses charging, proses washing, dan proses drying.

1.4.1 Proses Charging


Proses ini merupakan pengisian muatan arus listrik pada plat positif
dan plat negatif.
Bahan baku : Plat positif dan plat negatif
Bahan campuran : Asam sulfat
Bahan pembantu : Tidak ada
Mesin/alat : Rectifier
Hasil utama : Formed plate (unformed plate telah bermuatan arus
listrik)
Hasil sampingan : Unformed plate yang rusak, formed plate yang short,
limbah cairan elektrolit (asam sulfat), gas asam sulfat, sludge/lumpur
pasta, combing/frame.
Limbah : Unformed plate yang rusak, formed plate yang short,
limbah cairan elektrolit (asam sulfat), gas asam sulfat, sludge/lumpur
pasta, combing/frame.

1.4.2 Proses Washing


Proses ini merupakan proses dimana plat direndam pada air dalam
waktu tertentu.
Bahan baku : Plat positif dan plat negatif
Bahan campuran : Tidak ada
Bahan pembantu : Air tanah (untuk semua pencucian), air murni (plat
Ca), air tanah yang dapat di recycle (plat Sb)
Mesin/alat : Hanger dan bak pencucian.
Hasil utama : Plat positif dan plat negatif yang telah direndam
Hasil sampingan : Tidak ada
Limbah : Tidak ada

1.4.3 Proses Drying


Bahan baku : Plat positif dan plat negatif yang telah dicuci
Bahan campuran : Tidak ada
Bahan pembantu : Tidak ada
Mesin/alat : Hanger, oven, dan filter baghouse
Hasil utama : Plat positif dan plat negatif dalam kondisi kering
Hasil sampingan : Rontokan pasta dari plat yang berupa debu
Limbah : Rontokan pasta dari plat yang berupa debu

1.4.4 Proses Parting


Proses parting adalah proses pemotongan formed plate menjadi cutted
formed plate dengan menggunakan mesin cutter.
Bahan baku : Formed plate
Bahan campuran : Tidak ada
Bahan pembantu : Tidak ada
Mesin/alat : Mesin cutter, wadah pemotong, pipa bag house, lead
making
Hasil utama : Cutted formed plate
Hasil sampingan : sisa potongan, serbuk timah, debu, dan plat yang
rusak
Limbah : sisa potongan, serbuk timah, debu, dan plat yang
rusak

5. Assembling
Assembling adalah proses perakitan segala komponen yang ada
menjadi aki. Assembling pada PT. Yuasa Battery Indonesia dibedakan
menjadi dua, assembling MCB MF (aki kering) yang menggunakan plat Ca
dan assembling aki konvensional (aki basah) yang menggunakan
komponen plat Sb dalam penghantar arus listriknya. Produk MF memiliki
dua jenis tipe, yaitu tipe OEM dan AFM.

Assembling MF

Proses assembling MF yaitu :

Persiapan bahan-bahan yang digunakan pada proses assembling MCB MF


(Motorcycle Battery bertipe MF) Lug brushing  Proses stacking Lug
counting Lug bending  Lug fluxing Flux wipping  Cast on strap
(COS)  Cleaning and spray mold Proses first insert  Proses terminal
welding  Proses cooling chamber  Second inserting Heat sealing
Vent valve  Air Lekage testing and Coding Pemberian aluminium foil
Bolt and nut  Pengemasan Pemasukan aki ke gudang penyimpanan
 Pendataan jumlah dan jenis aki yang siap dikirim ke distributor sesuai
dengan pesanan

Limbah : reject plate, limbah spray, limbah lug cutting, limbah


COS, dan debu

Assembling Konvensional
Proses assembling konvensional yaitu :

Proses stacking  Proses inserting  Proses welding  Heat sealing


Bolt and nut  Pemasangan segel  Pengemasan Pemasukan aki ke
gudang penyimpanan  Pendataan jumlah dan jenis aki yang siap dikirim
ke distributor sesuai dengan pesanan

6. Charging
Charging adalah proses penyetruman aki untuk memberi arus listrik
dimana tiap sel memiliki kekuatan menyimpan arus listrik sebesar 2 volt.
Proses charging melakukan proses pengecasan pada aki MF OEM dan
pengemasan botol air accu untuk aki MF AF dan aki konvensional. Proses
charging dimulai dari aki yang masih kering (belum terisi larutan elektrolit)
dari assembling dibawa menuju tempat proses charging dengan
menggunakan forklift. Aki MF OEM memiliki berbagai jenis tipe yang telah
disesuaikan dengan jenis motor standar pabrik perakitan motor seperti
YTZ4V, YTZ6V, dan YTZ5S, dll. Tiap tipe memiliki nilai SPGR asam sulfat
(H2SO4) yang bervariasi.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil makalah  yang kami buat dapat kami simpulkan bahwa dalam
materi mata kuliah Proses Industri Kimia yaitu Industri Asam Sulfat,
sangatlah penting untuk mengetahui asal-usul asam sulfat itu sendiri. Hal
ini bisa membantu untuk mahasiswa dalam penerapan proses industri kimia
yang nantinya akan di perlukan dalam proses pembuatan asam sulfat itu
sendiri.

SARAN

Semoga tugas yang diberikan di mata kuliah Proses Industri Kimia ini dapat
memberikan pengetahuan dan manfaat bagi kami mahasiswa ITATS
jurusan teknik kimia pada khususnya serta mahasiswa ITATS pada
umumnya. Demikian hasil makalah kami,semoga bisa bermanfaat bagi
pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih bagi pihak-pihak yang selalu
membantu, sehingga makalah ini bisa selesai, dan penulis juga menyadari
kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Maka kami pun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kemajuan ilmu pengetahuan kami mengenai materi dari proses Industri
Kimia ini.

DAFTAR PUSTAKA

"http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat"
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia (jilid 1) Edisi Kelima.
Jakarta :                       Erlangga
R.A. DAY, JR.& A. L. UNDERWOOD. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif
(Edisi                 Keenam). Jakarta : Erlangga
Fessenden, Ralp J. Joan S. Fessenden. 1999. Kimia Oraganik edisi ketiga.
Erlangga : Jakarta.
www.wikipedia.com
www.google.com
www.patentstorm.us
www. Wikipedia.com
www. KompasCyberMedia.com

Anda mungkin juga menyukai