Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA

Disusun Oleh : Almarida Nur Afiffa


Alfianisa Sholeha
Ayu Hariyani
Hairunisa Agustina
Kiranti Ayu Safitri
Monica Melinia .F

Kelas : III A
Semester : V ( Lima )
Prodi : S1 Keperawatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

SAMARINDA

2018/2019
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,

Hidayah, dan Inayahkepada penulis sehingga dapat disusun dan diselesaikan makalah ini

yang berjudul ‘’LEUKIMIA” Dalam penyusunan, kami mendapatkan banyak masukan,

pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa

mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Kami menyadari bahwa penyusunan

makalah ini jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kami mengharapakan

kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah kami ini. Oleh

karena itu demi kesempurnaan, kami mengharapkan adanya saran dan kritik dari semua

teman-teman dnan dosen.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Samarinda,8 September 2019

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Leukemia .......................................................................... 3
2.2 Etiologi Leukemia .......................................................................... 3

2.3 Patofisiogi Leukemia ...................................................................... 6

2.4 Parway ............................................................................................ 7

2.5 Manifestasi Klinis ........................................................................... 7

2.6 Klasifikasi Leukimia....................................................................... 9

2.7 Pemeriksaan diagnostik .................................................................. 10

2.8 Penatalaksanaan .............................................................................. 10

2.9 Pengobatan Imunologi .................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pengkajian ....................................................................................... 12
3.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................... 14
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................. 17
4.2 Saran ............................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tidak
terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Beberapa ahli menyebut
leukemia sebagai keganasan sel darah putih (neoplasma hematology). Leukemia ini
sering berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang menahun (chronic lympocytic
leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang bisa bisa bertahan lama dengan
pengobatan yang intensif.
Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya
risiko anak-anak terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa para orangtua perlu
perhatian dan kesigapan. Terutama terhadap anak-anak yang memiliki gejala-gejala
mirip dengan gejala kanker. Lebih ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam,
mengetahui dan mendapatkan informasi cukup tentang kanker dan tumor yang
menyerang anak-anak. Masyarakat diharapkan tahu banyak, sadar, percaya, dan akhirnya
berbuat sesuatu untuk menghadapi kanker ini. Sekarang seluruh warga Indonesia harus
memberikan perhatian khusus pada kanker anak yang antara lain adalah kanker darah
atau leukemia, kanker tulang, saraf, ginjal, dan getah bening. Pengobatan penyakit-
penyakit ini pada anak-anak berbeda dari orang dewasa, karena mereka masih di usia
pertumbuhan. Kanker darah atau leukemia merupakan bertambahnya sel darah abnormal
--sel sarah putih-- secara berlebihan dan tidak terkendali, dan penyebarannya ke seluruh
tubuh sangat cepat. bertahan lama dengan pengobatan yang intensif.
Kasus leukemia di Indonesia sebanyak ± 7000 kasus/ tahun dengan angka kematian mencapai
83,6 % (Herningtyas, 2004). Data dari International Cancer Parent Organization (ICPO)
menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta anak terdapat 120 anak yang mengidap kanker dan
60 % diantaranya disebabkan oleh leukemia (Sindo, 2007). Data dari WHO
menunjukkan bahwa angka kematian di Amerika Serikat karena leukemia meningkat 2
kali lipat sejak tahun 1971 (Katrin, 1997).Di Amerika Serikat setiap 4 menitnya
seseorang terdiagnosa menderita leukemia.Pada akhir tahun 2009 diperkirakan 53.240
orang akan meninggal dikarenakan leukemia (TLLS, 2009).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penulisan ini
adalah bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak dengan leukemia?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai
berikut.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah mendeskripsikan konsep penyakit
leukemia pada anak.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien anak dengan masalah
leukemia.
2. Mahasiswa mampu menganalisa data dengan masalah leukemia.
3. Mahasiswa mampu menyusun rencana dan intervensi keperawatan terhadap
klien anak dengan leukemia.
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai dengan intervensi
keperawatan yang telah disusun.
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap implementasi keperawatan
yang telah dilaksanakan.

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan tujuan penulisan di atas, maka manfaat penulisan ini adalah sebagai
berikut.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penulisan ini adalah bagi mahasiswa agar mengerti konsep
penyakit leukemia pada anak.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis penulisan ini adalah bagi mahasiswa agar menerapkan asuhan
keperawatan pada anak dengan leukemia sesuai dengan konsep

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Leukimia


Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa poliferasi sel
hemopoetik muda yang di tandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam
pembentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain. (Kapita Selekta
kedokteran, 2010).

2.2 Etiologi Leukemia


Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut hasil
penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko timbulnya
penyakit leukemia.
1. Host
a. Umur, jenis kelamin, ras
Insiden leukemia secara keseluruhan bervariasi menurut umur. LLA
merupakan leukemia paling sering ditemukan pada anak-anak, dengan puncak
insiden antara usia 2-4 tahun, LMA terdapat pada umur 15-39 tahun, sedangkan
LMK banyak ditemukan antara umur 30-50 tahun. LLK merupakan kelainan pada
orang tua (umur rata-rata 60 tahun). Insiden leukemia lebih tinggi pada pria
dibandingkan pada wanita. Tingkat insiden yang lebih tinggi terlihat di antara
Kaukasia (kulit putih) dibandingkan dengan kelompok kulit hitam.
Leukemia menyumbang sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang 9 dari
setiap 100.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun. Orang dewasa 10 kali
kemungkinan terserang leukemia daripada anak-anak. Leukemia terjadi paling
sering pada orang tua. Ketika leukemia terjadi pada anak-anak, hal itu terjadi
paling sering sebelum usia 4 tahun.
Penelitian Lee at all (2009) dengan desain kohort di The Los Angeles County-
University of Southern California (LAC+USC) Medical Centre melaporkan bahwa
penderita leukemia menurut etnis terbanyak yaitu hispanik (60,9%) yang
mencerminkan keseluruhan populasi yang dilayani oleh LCA + USA Medical
Center. Dari pasien non-hispanik yang umum berikutnya yaitu Asia (23,0%),
Amerika Afrika (11,5%), dan Kaukasia (4,6%).

3
b. Faktor Genetik
Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih
banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan
leukemia akut. Insiden leukemia akut juga meningkat pada penderita dengan
kelainan kongenital misalnya agranulositosis kongenital, sindrom Ellis Van
Creveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi, sindrom Wiskott
Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D.
Pada sebagian penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat dalam
keluarga. Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita
naik 2-4 kali. Selain itu, leukemia juga dapat terjadi pada kembar identik.
Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control
menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga positif leukemia
berisiko untuk menderita LLA (OR=3,75; CI=1,32-10,99) artinya orang yang
menderita leukemia kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat keluarga positif
leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menderita leukemia.

2. Agent
a. Virus
Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada
binatang. Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai salah
satu penyebab leukemia yaitu enzyme reserve transcriptase ditemukan dalam darah
penderita leukemia. Seperti diketahui enzim ini ditemukan di dalam virus
onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang menyebabkan leukemia
pada binatang.
Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi terjadinya
leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus jenis cRNA, telah
ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel pasien dengan jenis
khusus leukemia/limfoma sel T yang umum pada propinsi tertentu di Jepang dan
sporadis di tempat lain, khususnya di antara Negro Karibia dan Amerika Serikat.
b. Sinar Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia. Angka kejadian LMA dan LGK jelas sekali meningkat
setelah sinar radioaktif digunakan. Sebelum proteksi terhadap sinar radioaktif rutin

4
dilakukan, ahli radiologi mempunyai risiko menderita leukemia 10 kali lebih besar
dibandingkan yang tidak bekerja di bagian tersebut. Penduduk Hirosima dan
Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom atom tahun 1945 mempunyai insidensi
LMA dan LGK sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia timbul terbanyak 5 sampai
7 tahun setelah ledakan tersebut terjadi. Begitu juga dengan penderita ankylosing
spondylitis yang diobati dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai insidens 14
kali lebih banyak.
c. Zat Kimia
Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon)
diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia. Sebagian besar obat-obatan
dapat menjadi penyebab leukemia (misalnya Benzene), pada orang dewasa menjadi
leukemia nonlimfoblastik akut.
Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan
bahwa orang yang terpapar benzene dapat meningkatkan risiko terkena leukemia
terutama LMA (OR=2,26 dan CI=1,17-4,37) artinya orang yang menderita
leukemia kemungkinan 2,26 kali terpapar benzene dibandingkan dengan yang tidak
menderita leukemia.
d. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya leukemia.
Rokok mengandung leukemogen yang potensial untuk menderita leukemia
terutama LMA.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko
LMA. Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control
memperlihatkan bahwa merokok lebih dari 10 tahun meningkatkan risiko kejadian
LMA (OR=3,81; CI=1,37-10,48) artinya orang yang menderita LMA kemungkinan
3,81 kali merokok lebih dari 10 tahun dibanding dengan orang yang tidak
menderita LMA. Penelitian di Los Angles (2002), menunjukkan adanya hubungan
antara LMA dengan kebiasaan merokok. Penelitian lain di Canada oleh Kasim
menyebutkan bahwa perokok berat dapat meningkatkan risiko LMA. Faktor risiko
terjadinya leukemia pada orang yang merokok tergantung pada frekuensi,
banyaknya, dan lamanya merokok.
e. Lingkungan (Pekerjaan)
Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan
dengan kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang,

5
sebagian besar kasus berasal dari rumah tangga dan kelompok petani. Hadi, et al
(2008) di Iran dengan desain case control meneliti hubungan ini, pasien termasuk
mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, petani dan pekerja di bidang lain. Di
antara pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa, 19% adalah ibu rumah tangga, dan
17% adalah petani. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang
yang bekerja di pertanian atau peternakan mempunyai risiko tinggi leukemia (OR =
2,35, CI = 1,0-5,19), artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,35
kali bekerja di pertanian atau peternakan dibanding orang yang tidak menderita
leukemia.

2.3 Patofisiogi Leukemia


Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap
infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang
yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak
berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel darah normal, merusak
kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain
pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk
menyuplai oksigen pada jaringan.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi kromosomal
yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat meliputi
perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau
perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi dan
insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan genetik, dengan
perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel
abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan
tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan
genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal
dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada
akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel
yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bias menyusup ke dalam
organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.

6
2.4 Pathway

2.5 Manifestasi Klinis


Gejala klinis dari leukemia pada umumnya adalah sebagai berikut.
a. Anemia

7
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan
sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya
konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak
yang menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
b. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan
daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan
tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.
c. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa
seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut
petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar
trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
d. Penurunan kesadaran
Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan
berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.
e. Penurunan nafsu makan
f. Kelemahan dan kelelahan fisik

Manifestasi Klinis Leukemia berdasarkan jenisnya.


a. Leukemia Limfositik Akut
Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan kegagalan
sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah, letargi,
pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu juga ditemukan anoreksi,
nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme. Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada
sternum, tibia dan femur.
b. Leukemia Mielositik Akut
Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang disebabkan
oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. perdarahan biasanya terjadi dalam bentuk
purpura atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat tinggi (lebih dari
100 ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran, napas sesak, nyeri dada dan
priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan metabolisme yaitu hiperurisemia
dan hipoglikemia.
c. Leukemia Limfositik Kronik

8
Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK yang
mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat
badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan penurunan
kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi semakin parah
sejalan dengan perjalanan penyakitnya.
d. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik
LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase krisis blas. Pada
fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat kenyang akibat desakan limpa
dan lambung. Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit berlangsung lama. Pada
fase akselerasi ditemukan keluhan anemia yang bertambah berat, petekie, ekimosis
dan demam yang disertai infeksi.

2.6 Klasifikasi Leukimia


 Leukemia Mielogenus Akut (LMA) LMA mengenai sel stem hematopoetik yang
kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil,
eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik
yang paling sering terjadi.
 Leukemia Mielogenus Krinis (LMK) LMK juga dimasukkan dalam sistem
keganasan sel stem mieloid. Namu lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut,
sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu dibawah 20
tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan gejala yang
lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan
leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
 Leukemia Limfositik Kronis (LLK) LLK merupakan kelainan ringan mengenai
individu usia 50 – 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala.
Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.
 Leukemia Limfositik Akut (LLA) LLA dianggap sebagai proliferasi ganas
limfoblast. Sering terjadi pada anak- anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan
perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA jarang terjadi.
Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga
mengganggu perkembangan sel normal.

9
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat adalah adanya pansitopenia, limfositosis yang
kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blast
(menunjukkan gejala patogonomik untuk leukemia).
Pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran monoton yaitu hanya terdiri dari sel
limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder).
Pemeriksaan biopsi limfa memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal
dari jaringan limfa yang terdesak seperti: limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell.
70 – 90% dari kasus leukemia Mielogenus Kronis (LMK) menunjukkan kelainan
kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Ph 1).
50 – 70% dari pasien Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielogenus Akut
(LMA) mempunyai kelainan berupa:
 Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid
 Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang diploid
(2n+a)
 Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial depletion)
 Terdapat marker kromosom yaitu elemen yang secara morfologis bukan
merupakan kromosom normal, dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat
kecil.
Untuk menentukan pengobatannya harus diketahui jenis kelainan yang ditemukan.
Pada leukemia biasanya didapatkan dari hasil darah tepi berupa limfositosis lebih dari
80% atau terdapat sel blast. Juga diperlukan pemeriksaan dari sumsum tulang dengan
menggunakan mikroskop elektron akan terlihat adanya sel patologis.

2.8 Penatalaksanaan
Program terapi Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata,
2006) yaitu: Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan: o Tranfusi sel darah merah
padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat
dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan transfusi trombosit. o
Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi. o Pengobatan spesifik Terutama
ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada
kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah
sebagai berikut: Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi

10
kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan
maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun
intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak. Intensifikasi, yaitu
pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi.
Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat Terapi rumatan
(pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi.
3 fase Pelaksanaan Kemoterapi : Fase Induksi Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa
ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-
asparaginase. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau
tidak ada dan di dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kuurang dari 5%.
Fase profilaksis sistem saraf pusat Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine,
dan hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi
irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem
saraf pusat. Konsolidasi Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk
mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam
tubuh. Secara berkala, dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon
sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka
pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

2.9 Pengobatan imunologik


Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien
dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus
menerus.

11
BAB III
PEMBAHASAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LEUKEMIA


3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien dan Penanggungjawab
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai
infeksi) juga disertai dengan sakit kepala.
b. Riwayat Perawatan Sekarang
c. Riwayat Perawatan Sebelumnya
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang
terserang terlebih pada kembar monozigot (identik).
e. Riwayat Tumbuh Kembang
Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan
dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kaji adanya tanda-tanda anemia
1) Pucat
2) Kelemahan
3) Sesak
4) Nafas cepat
b. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia
1) Demam
2) Infeksi
c. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia
1) Ptechiae
2) Purpura
3) Perdarahan membran mukosa
d. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola
1) Limfadenopati

12
2) Hepatomegali
3) Splenomegali
e. Kaji adanya pembesaran testis
f. Kaji adanya
1) Hematuria
2) Hipertensi
3) Gagal ginjal
4) Inflamasi disekitar rectal
5) Nyeri
(Suriadi,R dan Rita Yuliani, 2011: 178)

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan
pemeriksaan sumsum tulang.
a. Pemeriksaan Darah Tepi
Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan kadang-
kadang leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan penurunan eritrosit
dan trombosit. Pada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari 50.000/mm3,
sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan leukositosis lebih dari
50.000/mm3.
b. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut ditemukan
keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia
(blast), terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang matang tanpa
sel antara (leukemic gap). Jumlah blast minimal 30% dari sel berinti dalam
sumsum tulang. Pada penderita LLK ditemukan adanya infiltrasi merata oleh
limfosit kecil yaitu lebih dari 40% dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95%
pasien LLK disebabkan oleh peningkatan limfosit B. Sedangkan pada penderita
LGK/LMK ditemukan keadaan hiperselular dengan peningkatan jumlah
megakariosit dan aktivitas granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari
30.000/mm3.

13
5. Analisa Data
a. Data Subjektif
Data Subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai
berikut.
1) Lelah
2) Letargi
3) Pusing
4) Sesak
5) Nyeri dada
6) Napas sesak
7) Priapismus
8) Hilangnya nafsu makan
9) Demam
10) Merasa cepat kenyang
11) Waktu ycng cukup lama
12) Nyeri Tulang dan Persendian.

b. Data Objektif
Data Subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai
berikut.
1) Pembengkakan Kelenjar Lympa
2) Anemia
3) Perdarahan
4) Gusi berdarah
5) Adanya benjolan tiap lipatan
6) Ditemukan sel-sel muda

3.2 Diagnosa Keperawatan


1 Hipertermia berhubungan dengan Penyakit
2 Kekurangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan Makan
3 Resiko Infeksi

14
No. Diagnosa NOC NIC
1 Hipertermia b.d TERMOREGULASI (0800) PENINGKATAN
Penyakit Setelah dilakukan tindakan DEMAM (3740)
keperawatan 2 x 24 jam 1.1Pantau suhu dan
dengan kriteria hasil : tanda-tanda vital
- Peningkatan suhu 1.1 Beriobat atau
kulit cairan IV
- Dehidrasi (misalnya anti
- Peningkatan piretik, agen
pernafasan anti bakteri,
Keterangan : dan agen anti
1. Sangat terganggu menggigil)
2. Banyak terganggu 1.2 Fasilitasi
3. Cukup terganggu istirahat,
4. Sedikit terganggu terapkan
5. Tidak terganggu pembatasan
ativitas jika
diperlukan
1.3 Berikan
oksigen yang
sesuai dan jika
dibutuhkan
1.4 Ajarkan
keluarga pasien
untuk memakai
pakaian tipis
atau
mengompres
jika diperlukan
2. Ketidak seimbangan STATUS NUTRISI : MANAJEMEN
nutrisi kurang dari ASUPAN NUTRISI (1009) NUTRISI (1100)
kebutuhan tubuh b.d Setelah dilakukan tindakan 2.1 monitor kalori dan
Ketidakmampuan keperawatan 2 x 24 jam asupan makanan

15
Makan dengan kriteria hasil : 2.2 membantu pasien
- Asupan serat makan jika
- Asupan mineral diperlukan
- Asupan kalori 2.3 beri obat-obatan
Ketengan : sebelum makan
1. Tidak adekat (misalnya penghilang
2. Sedikit adekuat rasa sakit, antiemetic)
3. Cukup adekuat jika diperlukan
4. Sebagian besar 2.4 anjurkan pasien
adekuat terkait dengan
5. Sepenuhnya adekuat kebutuhan diet untuk
kondisi sakit
3. Resiko Infeksi KEPARAHAN INFEKSI PERLINDUNGAN
(0703) INFEKSI (6550)
Setelah dilakukan tindakan 3.1 batasi jumlah
keperawatan 2 x 24 jam pengunjung
tindakan keperawatan 3.2 pantau adanya
dengan kriteria hasil : perubahan tingkat
- Peningkatan jumlah energy atau malaise
sel darah putih 3.3 ajarkan pasien dan
- Nyeri anggota keluarga
- Demam bagaimana cara
- Malaise ( lemas) menghindari infeksi
Keterangan : 3.4 lapor kultur positif
1. Berat pada personil
2. Cukup berat pengelendalian
3. Sedeang 3.5 pertahankan
4. Ringan teknik isolasi
5. Tidak ada

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut. Pada tahap pengkajian yaitu saat pemeriksaan fisik, kaji adanya tanda-
tanda anemia (pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat), kaji adanya tanda-tanda leucopenia
(demam, infeksi), kaji adanya tanda-tanda trombositopenia (ptechiae, purpura,
perdarahan membran mukosa), kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola
(limfadenopati, hepatomegali, splenomegali), kaji adanya pembesaran testis, kaji adanya
hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, dan nyeri. Pemeriksaan
penunjang meliputi pemeriksaan darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang.
Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia
adalah resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh,
intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia, resiko terhadap
cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit, resiko tinggi
kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah, perubahan membran
mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi,
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia,malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis, lalu
nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia, kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas, dan gangguan
citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.

4.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran pemulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Mahasiswa keperawatan diharapkan banyak membaca referensi mengenai asuhan
keperawatan pada anak dengan leukemia
2. Perawat diharapkan untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin pada klien
anak dengan leukemia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Kliegman, Arvin. 2010. Ilmu Kesehatan Anak. EGC


Ngastiyah. 2005.Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta:EGC
Ngastiyah. 2009. Perawatan Anak Sakit. EGC
Nursalam, dkk. 2011. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Merdeka.
Suriadi & Rita. 2011. Asuhan Keperawatan anak Edisi 2. Jakarta:Sagung Seto
Suriadi,Skp,MSN,Yulianni Rita,Skp,M.Psi.(2015).Asuhan Keperawatan Pada Anak (Ed
2).Jakarta:PT.PERCETAKAN PENEBAR SWADAYA
Nanda Diagnosis Keperawatan 2015-2017
NOC (Nursing Outcomes Classification) : Edisi Kelima
NIC (Nursing Interventions Classification) : Edisi Keenam

18

Anda mungkin juga menyukai