Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ALIFIA NURUL HIKMAH M

STAMBUK : 14120170079

DOSEN : Dr. Masyita Muis, M.Kes

TUGAS INDIVIDU SISTEM MANAJEMEN K3

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2019
A. Pengertian Audit Program K3

Pengertian Audit adalah aktivitas pengumpulan dan pemeriksaan bukti


terkait suatu informasi untuk menentukan dan membuat laporan tentang tingkat
kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang ditetapkan.

Umumnya pemeriksaan atau auditing dilakukan terhadap laporan


keuangan, berbagai catatan pembukuan, serta bukti pendukung yang dibuat
oleh manajemen suatu perusahaan. Proses auditing dilakukan oleh auditor,
yaitu seseorang yang memiliki komptensi untuk mengaudit dan sifatnya
independen.

Tujuan dilakukannya audit adalah untuk memverifikasi subjek dari audit


apakah telah sesuai dengan regulasi, standar, dan metode yang disetujuai oleh
perusahaan.

Adapun pengertian Audit Menurut Para Ahli sebagai berikut:

1. Menurut Arens and Loebbecke, pengertian audit adalah kegiatan


mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi
dengan kriteria yang telah ditetapkan dimana proses audit dilakukan
oleh orang yang kompeten dan independen.

2. Menurut William F. Meisser, Jr, pengertian audit adalah proses yang


sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara
penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan
tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang
berkepentingan.

3. Menurut PSAK, pengertian audit adalah suatu proses sistematik yang


bertujuan untuk mengevaluasi bukti yang dikumpulkan atas pernyataan
atau asersi mengenai berbagai aksi ekonomi, kejadian-kejadian dan
melihat tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi dengan
kenyataan, serta mengomunikasikan hasilnya kepada yang
berkepentingan.

B. Tujuan Audit Program K3

Audit dilakukan tentunya memiliki tujuan tertentu. Mengacu pada pengertian


audit di atas, adapun tujuan audit adalah sebagai berikut:

1. Kelengkapan “Completeness”

Untuk menyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau ada


dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.

2. Ketepatan “Accurancy”

Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat
berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar,
diklasifikasikan dan dicatat dengan tepat.

3. Eksistensi “Existence”

Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat


memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi
tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.

4. Penilaian “Valuation”

Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum


telah diterapkan dengan benar.
5. Klasifikasi “Classification”

Untuk memastikan bahwa transaksi yang di cantumkan dalam jurnal


diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-
angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan
tepat.

6. Ketepatan “Accurancy”

Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang


benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku
besar, serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.

7. Pisah Batas “Cut-Off”

Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal


neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali
salah saji ialah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu periode
akuntansi.

8. Pengungkapan “Disclosure”

Untuk menyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan


yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan
dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.

C. Jenis – Jenis Audit Program K3

1. Jenis Audit Menurut Pemeriksaan

 Audit Laporan Keuangan, yaitu pemeriksaan yang mencakup proses


pengumpulan dan evaluasi bukti laporan, dimana proses audit
keuangan dilakukan oleh pihak eksternal.
 Audit Operasional, yaitu pemeriksaan terhadap semua bagian dalam
operasional, mulai dari prosedur hingga metode kerja suatu organisasi.
Tujuannya adalah untuk meninjua sejauh mana efisiensi dan efektivitas
kinerja organisasi tersebut.
 Audit Ketaatan, yaitu pemeriksaan terhadap ketaatan klien, apakah
melakukan pekerjaan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak
yang punya otoritas lebih tinggi.
 Audit Kinerja, yaitu pemeriksaan terhadap instansi pemerintah dalam
menentukan sisi Ekonomis, Efektivitas, dan Efisiensi (3E). Audit ini juga
memperhatikan manfaat kegiatan suatu instansi bagi masyarakat dan
biayanya.

2. Jenis Audit Berdasarkan Luas Pemeriksaan

 Audit Umum, yaitu pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan standar


profesional akuntan publik dengan memperhatikan standar kode etik
akuntan publik.
 Audit Khusus, yaitu pemeriksaan yang diminta oleh suatu perusahaan
untuk ruang lingkup tertentu saja. Misalnya, perusahaan ingin
mengaudit divisi keuangan saja untuk memeriksa laporan pengeluaran
kas perusahaan.

D. Manfaat Audit K3 Program K3

Adapun manfaat audit dibagi menjadi tiga bagian dasar yang menikmati
manfaat audit yaitu:

1. Bagi Pihak Yang Diaudit

 Menambah integritas laporan keuangannya sehingga laporan tersebut bisa


dipercaya untuk kepentingan pihak luar entitas seperti pemegang saham,
kreditor, pemerintah dan lain-lain.
 Mencegah dan menemukan fraud yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
yang diaudit.
 Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan surat
pemberitahuan pajak yang diserahkan kepada pemerintah.
 Membuka pintu bagi masuknya sumber-pembiayaan dari luar.
 Menyiapkan kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan keuangan.

2. Bagi Anggota Lain Dalam Dunia Usaha

 Memberikan dasar yang lebih menyakinkan para kreditur atau para rekanan
untuk mengambil keputusan pemberian kredit.
 Memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi untuk
menyelesaikan klaim atas kerugian diasuransikan.
 Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor
untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen.
 Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan pihak yang diaudit
untuk menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.
 Memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjual untuk
menentukan syarat penjualan, pembelian atau penggabungan perusahaan.
 Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada para langganan atau
klien untuk menilai profitabilitas atau audit finansial, audit manajemen, dan
sistem pengendalian intern 45 rentabilitas perusahaan itu, efisiensi
operasionalnya dan keadaan keuangannya.

3. Bagi Badan Pemerintah Dan Orang-Orang Yang Bergerak Di Bidang Hukum

 Memberikan tambahan kejelasan yang independen tentang ketelitian dan


jaminan laporan keuangan.
 Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak di bidang
hukum untuk mengurus harta warisan dan harta titipan, menyelesaikan
masalah dalam kebangkrutan dan insolvensi dan menentukan pelaksanaan
perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.
 Memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan undang-undang
keamanan sosial.

Anda mungkin juga menyukai