PENDAHULUAN
Diabetes merupakan salah satu gangguan kesehatan dengan jumlah penderita yang cukup
besar didalam populasi penduduk dunia. Diabetes merupakan suatu bentuk kelainan atau
gangguan metabolisme tubuh, dimana tubuh penderita diabetes mengalami gangguan mengolah
karbohidrat dikarenakan kurangnya hormon insulin atau mengalami kekurangan transporter
glukosa. Adapun penanganan diabetes melitus pada ibu hamil memerlukan perhatian yang serius
karena menyangkut 2 nyawa yaitu : nyawa sang ibu serta janin yang tengah dikandung. Ibu
hamil memiliki resiko mengalami diabetes gestational yang biasanya diakibatkan karena obesitas
dan hipertensi.
Semua ibu hamil pada suatu waktu dalam masa kehamilannya akan menjalani
pemeriksaan untuk men-screeningdiabetes gestasional. terutama pada ibu hamil yang usianya
diatas 35 tahun, berat badan berlebih, atau yang memiliki riwayat diabetes dalam keluarga dapat
menjalani pemeriksaan ini lebih awal dan lebih sering. Ibu hamil yang sebelum masa kehamilan
tidak menderita diabetes melitus juga berisiko untuk menderita diabetes melitus gestasional pada
masa kehamilan.
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak buruk bagi sang
ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya. Melakukan pemeriksaan teratur guna mengecek
kondisi gula darah merupakan tindakan yang sangat dianjurkan dan juga teratur mengunjungi
dokter guna menjalani konsultasi medis. Adapun penangan diabetes melitus pada ibu hamil
sebagai usaha menjaga kestabilan kondisi tubuh seperti melakukan pengaturan pola makan guna
mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia.
1
Sekitar 2-5% ibu hamil dapat mengalami diabetes gestasional dengan peningkatan hingga
7-9% pada populasi dengan ibu yang memiliki faktor risiko. Biasanya pemeriksaaan
untuk screeningpenyakit ini dilakukan pada masa antara kehamilan minggu ke-24 dan ke-28
karena pada saat ini plasenta memproduksi hormon dalam yang dapat mengakibatkan resistensi
insulin dalam jumlah banyak. Jika hasil pemeriksaan didapatkan kadar yang meningkat,
pemeriksaan selanjutnya perlu dilakukan untuk konfirmasi diagnosis diabetes gestasional.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Definisi
Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita
yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan
yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme
glukosa. Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai “unmasked” atau
baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat
keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus
berulang. Angka lahir mati terutama pada diabetes yang tidak terkendali dapat terjadi 10 kali dari
normal. Wijono melaporkan rasio 0,18% diabetes dalam kehamilan di
RS Dr.CiptoMangunkusumo.
2.2 Klasifikasi
Diabetes diklasifikasikan sebagai Tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus <IDDM>)
dan tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus <NIDDM>). Diabetes tipe 1 adalah kasus
genetik yang pada umumnya dimiliki sejak kecil dan memerlukan insulin dalam pengendalian
kadar gula darah. Diabetes tipe 2 dipengaruhi oleh keturunan dengan penyebabnya adalah
kurangnya penghasil insulin dalam tubuh dan tidak sensitif terhadap hormon insulin. Diabetes
tipe 2 adalah kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah. Insulin
sendiri adalah hormon yang membawa glukosa dari darah masuk se dalam sel-sel tubuh.
Diabetes adalah komplikasi umum dari kehamilan. Pasien dapat dipisahkan menjadi 2,
yaitu mereka yang sudah diketahui sebelumya menderita diabetes dan mereka yang didiagnosis
menderita diabetes saat sedang hamil (gestasional).
2.3 Skrining
3
Fourth International Workshop-Conference on Gestational Diabetes: Merekomendasikan
skrining untuk mendeteksi Diabetes Gestasional :
1. Risiko Rendah :
Tes glukosa darah tidak dibutuhkan apabila :
Angka kejadian diabetes gestational pada daerah tersebut rendah
Tidak didapatkan riwayat diabetes pada kerabat dekat
Usia < 25 tahun
Berat badan normal sebelum hamil
Tidak memiliki riwayat metabolism glukosa terganggu
Tidak ada riwayat obstetric terganggu sebelumnya
2. Risiko Sedang :
Dilakukan tes gula darah pada kehamilan 24 – 28 minggu terutama pada
wanita dengan ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia Selatan.
3. Risiko Tinggi : wanita dengan obesitas, riwayat keluarga dengan diabetes, mengalami
glukosuria (air seni mengandung glukosa).
Dilakukan tes gula darah secepatnya. Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis maka
pemeriksaangula darah diulang pada minggu 24 – 28 kehamilan atau kapanpun ketika pasien
mendapat gejala yang menandakan keadaan hiperglikemia (kadar gula di dalam darah
berlebihan).
4
Pasien diberikan 50 g beban glukosa oral, dan kadar gula darahnya diperiksa 1 jam
kemudian. Bila kadar glukosa plasma > 140 mg/dl maka perlu dilanjutkan dengan tes
toleransi glukosa 3 jam.
Tes ini cukup efektif untuk mengidentifikasikan wanita dengan diabetes gestational
Tes toleransi glukosa oral adalah tes dimana pasien diberikan 100 g beban glukosa
oral, kemudian diperiksa kadar gula darahnya dengan hasil pada pasien normal :
Pemeriksaan Kadar Gula darah (mg/dl)
Puasa < 95
Jam 1 < 180
Bila ditemukan 2 nilai abnormal maka ibu tersebut menderita diabetes melitus. Tes
tersebut dilakukan pada awal kehamilan kemudian diulangi lagi pada usia kehamilan 34 minggu.
5
2.5. Komplikasi pada Ibu dan Bayi
Masalah yang ditemukan pada bayi yang ibunya menderita diabetes dalam kehamilan
adalah kelainan bawaan, makrosomia (bayi besar > 4 kg), hipoglikemia (kadar gula darah
rendah), hipokalsemia (kadar kalsium dalam tubuh rendah), hiperbilirubinemia (bilirubun
berlebihan dalam tubuh), sindrom gawat napas, dan kematian janin.
Komplikasi yang didapatkan pada ibu dengan diabetes gestasional berkaitan dengan hipertensi,
preeklampsia, dan peningkatan risiko operasi caesar.
2.7 Terapi
Pengawasan sendiri kadar gula darah sangat dianjurkan pada wanita dengan diabetes
dalam kehamilan. Tujuan utama monitoring adalah mendeteksi konsentrasi glukosa yang tinggi
yang dapat menyebabkan peningkatan angka kejadian kematian janin. Selain monitoring, terapi
diabetes dalam kehamilan adalah :
1. Diet
Terapi nutrisi adalah terapi utama di dalam penatalaksanaan diabetes. Tujuan utama terapi
diet adalah menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, mengontrol kadar glukosa
darah, dan mencegah terjadinya ketosis (kadar keton meningkat dalam darah). Penderita
6
diabetes menurut Lokakarya LIPI/NAS (1968) dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet
1200 – 1800 kalori sehari selama kehamilan. Pada wanita diabetes gestasional dengan berat
badan normal dibutuhkan 30kkal/kg/hari.
Pada wanita dengan obesitas (Indeks Massa Tubuh > 30 kg/m2) dibutuhkan 25
kkal/kg/hari Pola makan 3 kali makan besar diselingi 3 kali makanan kecil dianjurkan dalam
sehari. Pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan dalam sehari dapat
menurunkan kadar glukosa darah postprandial (2 jam setelah makan).
2. Olahraga
Bersepeda dan olah tubuh bagian atas direkomendasikan pada wanita dengan diabetes
gestasional. Para wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika berolahraga, apabila terjadi
kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Olahraga berguna untuk memperbaiki kadar glukosa
darah.
3. Pengobatan insulin
Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan insulin dengan dosis
yang sama seperti sebelum kehamilan sampai didapatkan tanda-tanda perlu ditambah atau
dikurangi. Terapi insulin direkomendasikan oleh The American Diabetes Association (1999)
ketika terapi diet gagal untuk mempertahankan kadar gula darah puasa < 95 mg/dl atau 2 jam
setelah makan kadar gula darah < 120 mg/dl.
Terapi obat pengendali glukosa darah oral pada diabetes gestasional tidak
direkomendasikan oleh ADA maupun ACOG karena obat-obat tersebut dapat melalui plasenta,
merangsang pancreas janin, dan menyebabkan hiperinsulinemia pada janin.
7
sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini pada kehamilan 36 – 38 minggu terutama bila
kehamilannya diikuti oleh komplikasi lain seperti makrosomia, preekalmpsia, atau kematian
janin.
Pengakhiran kehamilan lebih baik lagi dengan induksi (perangsangan) atau operasi
Caesar.Wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko meningkat untuk mengalami diabetes
tipe 2 setelah melahirkan. Kadar glukosa darah ibu harus diperiksa 6 minggu setelah melahirkan
dan setiap 3 tahun ke depan.
8
2.9 Pathway
Glukagon
Ibu Hamil
Katabolisme protein
glukosuri Lipolisis
Lipolisis
Glukoneogenesis Dehidrasi
bebas
hiperglikemia ketoasidosis
< vol. Cairan & elektrolit Rasa
bebas
haus
Asidosis
Hilang protein tubuh hiperosmolaritas metabolik
bebas
koma Mengancam
Gangguan Menganggu
pertumbuhan uteri pembentukan dan nyawa ibu &
aktivitas sel darah Kalori keluar janin
Resiko tinggi
Profil darah Rasa lapar
terhadap trauma, Ancietas
pertukaran gas abnormal/anemia
pada janin polifagi
BAB III
Resiko tinggi
cedera maternal 9
Kurang Perubahan
pengetahuan nutrisi < keb.
tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Ny. S umur 33 Tahun datang ke rumah sakit umum Buana untuk memeriksakan kondisi
kehamilan nya. saat ini kehamilan nya memasuki usia 27 minggu. Klien mengatakan dirinya
sering merasa haus, merasa lapar dan sering BAK dengan volume yang lebih banyak dari biasa
nya.. Pada hasil pemeriksaan didapatkan kadar gula darah klien 220 mg/dl, klien mengatakan
sebelum hamil berat badan nya 56 kg dan saat ini berat badan nya 60 kg.
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 72x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 36.50c
BB : 60kg
I. Data demografi :
1. Biodata
Nama : Ny. S
Usia : 33 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bintara
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Diagnosa medis : Diabetes Gestasional
No. RM : 011
Tanggal masuk : 5 November 2018
Tanggal pengkajian : 5 November 2018
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. B
Usia : 35 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
10
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : Suami
11
DATA FOKUS
Suhu : 36.50c
BB : 60kg
12
ANALISA DATA
1 DS : Ketidakseimbangan Gangguan
nutrisi kurang dari keseimbangan insulin
1. Klien mengatakan dirinya
kebutuhan tubuh
sering merasa haus dan lapar
2. Klien mengatakan selama
kehamilan dirinya hanya
mengalami kenaikan berat
badan sebanyak 4kg
DO :
hiperglikemia
1. Klien tampak lemas
2. Berat badan hanya naik 4kg
selama kehamilan Rasa lapar
3. Tanda – tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
Ketidakseimbangan
Nadi : 72x/menit
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
RR : 21x/menit
Suhu : 36.50c
BB : 60kg
13
2 DS : Resiko Gejala poliuria
ketidakseimbangan
1. Klien mengatakan diri nya
elektrolit Deuretik osmotik
sering BAK dengan volume
yang lebih banyak dari biasa
nya
DO : poliuri
14
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA
15
INTERVENSI
Kolaborasi :
1. Kolaborasikan dalam
16
pemberian makanan
yang terpilih bersama
ahli gizi
kolaborasi :
1. Kolaborasikan dengan
dokter dalam
pemberian cairan IV
2. Kolaborasikan dengan
dokter jika tanda cairan
berlebihan muncul
memburuk
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Diabetes melitus pada kehamilan dapat mengakibatkan dampak buruk bagi sang ibu dan juga
janin yang tengah dikandungnya.
18
2. Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya jumlah
insulin yang dihasilkan oleh tubh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran
sel.
3. Faktor resiko ibu hamil dengan diabetes melitus adalahRiwayat keluarga dengan diabetes
melitus, Glukosuria dua kali berturut-turut, Obesitas, Keguguran kehamilan yang tidak bisa
dijelaskan (abortus spontan), Adanya hidramnion, Kelahiran anak sebelumnya besar, Umur
mulai tua, Herediter.
4. Hal yang terpenting dari penanganan diabetes gestasional adalah mengontrol kadar gula dalam
darah.
4.2 Saran
Bagi ibu hamil hendaknya mengatur pola makan dan porsi makan dengan benar,
menhindari makan dan minuman yang mengandung glukosa berlebih, rutin berolahraga, serta
selalu rajin untuk control gula darah, agar jika terdapat peningkatan gula darah yang berlebih,
segera mendapatkan penangan dari petugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA