Anda di halaman 1dari 13

PROPOSALTERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

(TAK) STIMULASI PERSEPSI SENSORIK :


PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Annisa Dita Pratiwi


Dwiki Riski Rasdiantoro
Haris Jazuli
Inka Andiani
Novenda Octaviani Tella

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
BEKASI
2019
PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. LATAR BELAKANG

Persepsi adalah proses di terimanya ransangan sampai ransangan itu di

sadari dan dimengerti penginderaan atau sensasi. Jadi gangguan persepsi

adalah ketidak mampuan manusia dalam membedakan antara ransang yang

timbul dari internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatic dengan impuls

dan stimulus eksternal.

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

orang lain, maupun lingkungan dimana hal tersebut untuk mengungkapkan

perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuart & Sundeen, 2005)

Kelompok adalah suatu system sosial yang khas yang dapat di

definisikan dan dipelajari.sebuah kelompok terdiri dari individu yang

salingberinteraksi, inteleransi, inter dependensi dan saling membagikan norma

sosial yang sama (stuart &sundeen, 1998). Kelompok adalah kumpulan

individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung

dan mempunyai norma yang sama (keliat, 2005).

Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang

saling tergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat


klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang

lama yang maladaptive. pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien

dilatih mempersepsikan stimulus yang di sediakan atau stimulus yang pernah

dialami. Kemampuan persepsi klien di evaluasi dan ditingkatkan pada setiap

sesi. Dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus

dalam kehidupan menjadi adaftif (keliat, 2005).

Dilakukannya TAK sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah

pasien dengan waktu yang sama, manfaat terapi aktivitas kelompok adalah

agar klien dapat kembali belajar bagaimanacara bersosialisasi karena

kelompok ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu

satu sama lain untuk menemukancara menyelesaikan masalah yang

diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

B. TUJUAN

1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.


2. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan
gejala marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan).
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
C. KLIEN

1. Karakteristik dan Kriteria

Kriteria pasien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas

kelompok ini adalah:

a. Klien dengan riwayat perilaku kekerasan.

b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku

agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.

c. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah klien yang

tidak dalam keadaan sakit, terinfus dan terpasang alat medis

lainnya

d. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)

2. Proses Seleksi

a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria

b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria

c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut kegiatan

TAK
3. Nama Peserta TAK

No Nama Peserta Masalah

1. Ny. Mega RPK

2. Ny. Lulu RPK

3. Ny. Kumala RPK

4. Ny. Mega Ayu RPK

5. Ny. Desi RPK

6. Ny. Eneng RPK

D. PENGORGANISASIAN

1. Waktu

a. Hari / Tanggal : 22 Mei 2019

b. Waktu : 45 menit

c. Tempat : Lantai 3 gedung A

2. Tim Terapis

a. Setting Tempat

L CL

K K

K K

K K

O F
Keterangan :

L : Leader

CL : Co Leader

O : Observer

F : Fasilitator

K : Klien

b. Pembagian Tugas

1) Leader : Inka Andiani

Tugas

a) Memimpin jalannya TA

b) Merencanakan, mengontrol dan mengatur

jalannya TAK

c) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK

d) Memimpin diskusi kelompok

2) Co Leader : Novenda Oktaviani Tella

Tugas

a) Membuka acara

b) Mendapingi leader

c) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking

d) Meneyerahkan kembali posisi kepada leader

e) Menutup acara diskusi


3) Fasilitator : Annisa Dita Pratiwi

Tugas

a) Memberikan stimulus dan memotifator pada

anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalan

terapi

4) Observer :

- Dwiki Riski Rasdiantoro

- Haris Jazuli

Tugas

a) Mengobservasi jalannya kegiatan

b) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan

non verbal pasien selama kegiatan berlangsung

(dicatat pada format yang tersedia)

E. Metode dan Media

a. Metode :
- Dinamika kelompok
- Diskusi dan tanya jawab
- Bermain peran/ simulasi
b. Media

- Papan tulis / flipchart/ whiteboard


- Kapur/ spidol
- Buku catatan dan pulpen
- Jadwal kegiatan klien
F. PROSES PELAKSANAAN

1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama)
b. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah.
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar
oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab
(tanda dan gejala)
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain,
memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling
sering dilakukan untuk diperagakan
e. Melakukan bermain eran/ simulasi untuk perilaku kekerasan yang
tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang
melakukan perilaku kekerasan).
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran /simulasi.
g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan
dan akibat perilaku kekerasan.
k. Menanyakan kesediaan klien untuk memepelajari cara baru yang
sehat menghadapi kemarahan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien
yang positif.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi
penyebab marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan
yang terjadi; serta akibat perilaku kekerasan.
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala;
perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah
perilaku kekerasan.
G. EVALUASI HASIL

1. Hasil yang di harapkan

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung,

khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah

kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi

persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampun yang diharapkan

adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala,

perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat yang di timbulkan.


2. Aspek yang dinilai

Memberi tanggapan tentang


No Nama Klien Penyebab PK
Tanda& Gejala PK Perilaku Kekerasan Akibat PK

1. Ny. Mega

2. Ny. Lulu

3. Ny. Kumala

4. Ny. Mega Ayu

5. Ny. Desi

6. Ny. Eneng

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilakuk kekerasan, tanda dan
gejala dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika
klienmampu dan tanda x jika klien tidak mampu.
.
H. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1. TAK stimulasi

persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku

kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala

yang dirasakan (“geregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang

dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke

rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua

dirasakan selama dirumah sakit.


DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dan winoto, Akemat. 2016. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai