Anda di halaman 1dari 3

Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang

warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya O2 dan
CO2 di dalamnya. Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Darah selamanya
beredar dalam pembuluh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung dan selama darah beredar
dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau keluar dari pembuluh maka menjadi beku.
Komponen darah salah satunya yaitu Sel Darah Merah. Sel Darah Merah atau SDM adalah sel
yang terbanyak di dalam darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna merah, yaitu
hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah. Eritrosit berupa cakram kecil
bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua buah bulan
sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel
darah. (Francesco Clavica. 2016)

Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang
(donor) kepada orang lain (resipien). Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa
diberikan darah lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor
pembekuan, plasma segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih). (Walter
H. 2015)

Karl Landsteiner di 1900 merupakan penemu system golongan darah ABO, Kemudian
Landsteiner dan Wiener mendefinisikan kelompok darah RH di 1941. ABO dan rhesus telah
terbukti menjadi yang paling penting, untuk tujuan transfusi darah. Sistem kelompok darah ABO
dibagi menjadi empat jenis darah atas dasar kehadiran atau tidak adanya antigen permukaan A dan
B. Kelompok darah ABO dan sistem kelompok darah AB. ABO penting karena fakta bahwa A
dan B sangat antigenik dan anti A dan anti B yang terjadi secara alami antibodi hadir dalam serum
orang yang kurang sesuai antigen. Antibodi ini mampu memproduksi hemolisis intravaskular
dalam kasus transfusi yang tidak kompatibel (Parul Garg et al,2014). system golongan darah
merupakan yang paling penting dalam system tranfusi darah. Sistem ABO terdiri dari tiga antigen
A, B dan H. Pada dasar dari antigen ini, ada empat kelompok darah fenotipe A, B, AB dan O. Fitur
penting dari Sistem ABO adalah kehadiran secara alami antibodi IgM seperti anti-A, anti-B dengan
tidak adanya antigen yang sesuai. dimana golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B,
golongan darah B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O
golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan darah AB
golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibody. Pengujian golongan darah
terdiri dari cell grouping dan serum grouping, pengujian cell grouping untuk melihat apa antigen
yang ada di permukaan eritrosit sedangkan pengujian serum grouping untuk melihat antibody
yang ada didalam serum. Perbedaan golongan darah ada ketika hasil pengujian sel darah merah
tidak cocok dengan pengujian serum, biasanya karena hasil negatif atau positif palsu yang tidak
diharapkan baik pengujian serum grouping maupun cell grouping. ABO dan kelompok darah RH
perbedaan dikaitkan dengan reaksi transfusi yang tidak kompatibel. Jika hasil golongan darah tidak
sesuai harus segera diatasi sebelumnya. (Khan MN, khan TA, Ahmed Z,2013.)

Pengujian validasi reagen sangat diperlukan untuk mengetahui apakah reagen masih layak
digunakan atau tidak. Validasi artinya sejauh mana ketepatan suatu tes, sedangkan reagen
merupakan zat atau dua zat yang digunakan untuk mereaksikan. Uji validitas reagen merupakan
suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap reagen dengan tujuan untuk mengukur ketepatan
reagen yang digunakan dalam suatu pemeriksaan. Untuk mengetahui apakah tes yang dilakukan
valid atau tidak harus dilakukan melalui pengujian dari reagen itu sendiri agar hasil dari
pemeriksaan dapat berlangsung dengan baik dan benar. Untuk memastikan hasil pemeriksaan
golongan darah sudah benar, kondisi reagen yang digunakan harus diperiksa secara rutin karena
gangguan (kerusakan) pada reagen dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan golongan darah yang
dilakukan. Beberapa reagen yang perlu divalidasi yaitu reagen anti-A, anti-B, anti-D, bouvin
albumin, tes sel ABO, serta reagen Anti Human Globulin (AHG) (Marion E. Reid, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Francesco Clavica. 2016. Red Blood Cell Phase Separation In Symmetric And Asymmetric
Microchannel Networks: Effect Of Capillary Dilation And Inflow Velocity. University of Applied
Sciences Western Switzerland, La Chaux-de-Fonds, Switzerland.

Khan MN, khan TA, Ahmed Z,2013. Discrepancy in ABO Blood grouping. J Coll Physicians
Surg Pak. 2013;23:590-592. diakses pada 5 okteber 2019

Marion E. Reid. (2010). Blood Grouping Reagents, 04(186244), 3–4.

Parul Garg et al,2014. Prevalance of ABO and Rhesus Blood Groups in Blood Donors: A Study
from a Tertiary Care Teaching Hospital of Kumaon Region of Uttarakhand. Tersedia pada
Journal international of https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4316263/. Diakses pada
6 oktober 2019

Walter H. Reinhart, 2015. Washing stored red blood cells in an albumin solution improves their
morphological.and.hemorheological.proprties.Tersediapada.:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4536109/. Diakses pada tanggal 17 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai