(RESISTENSI OSMOTIK)
OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN (B)
POLITEKNIK KESEHATAN
DENPASAR
2019
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pemeriksaan daya kerapuhan eritrosit
(resistensi osmotic).
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan daya kerapuhan eritrosit (resistensi
osmotic).
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan daya kerapuhan eritrosit
(resistensi osmotic).
II. METODE
Pemeriksaan daya tahan osmotic dengan pengamatan visual.
III. PRINSIP
Eritrosit akan pecah atau membengkak bila dimasukkan ke dalam larutan
hipotonis dan mengkerut dalam larutan hipertonis sedangkan dalam larutan isotonis
tidak terjadi perubahan.
Bahan :
1. NaCl 1%
2. Aquadest
Spesimen :
Darah Vena
Usia : 19 Tahun
Hasil Pemeriksaan : Pada tabung 1-5 tidak hemolisis sedengakan pada tabung 6-
10 terjadi hemolysis
IX. PEMBAHASAN
Uji kerapuhan osmotik adalah tes umum dalam hematologi, dan, sering dilakukan
untuk membantu diagnosis anemia hemolitik sebagian besar disebabkan oleh
theileriosis dan trypanosomiasis pada eritrosit. Sebagian besar penyakit ini
menyebabkan anemia tetapi tidak secara jelas ditentukan oleh estimasi hemoglobin
tradisional untuk mengetahui apakah itu terkait dengan anemia hemolitik atau tidak.
Uji kerapuhan osmotik dapat diindikasikan dalam kasus-kasus semacam itu untuk
mengetahui tingkat anemia hemolitik untuk penanganan stres eritrosit yang lebih
baik. Ini juga akan membantu untuk rejimen pengobatan yang efektif dari hewan
yang terkena. Oleh karena itu penelitian ini telah dilakukan untuk menentukan nilai
rapuh osmotik sel darah merah dalam kondisi yang berbeda. Upaya telah dilakukan
untuk membandingkan nilai EOF pada kondisi penyimpanan yang berbeda, yaitu,
waktu penyimpanan, suhu penyimpanan. Musim tahun, Musim Semi dan Musim
Panas juga diambil untuk mengetahui perubahan nilai kerapuhan osmotic (Wodu, E.,
Uwakwe, A. A., Monanu, 2015).
Kerapuhan osmotik sel darah merah atau stabilitas membran dapat dievaluasi
dengan menggunakan metode yang berbeda. Uji kerapuhan osmotik tradisional (OFT)
pada awalnya digambarkan oleh Parpart et al. Tes ini memerlukan persiapan
serangkaian larutan hipotonik dengan kandungan NaCl mulai dari 0,1% sampai 0,9%,
dimana sejumlah kecil darah merah segar ditambahkan pada serangkaian larutan
hipotonik tersebut.
Hemolisis biasanya dikenali ketika hemoglobin bebas dalam media sel darah
merah (RBC). Hemolisis merupakan peristiwa yang terjadi pada kondisi hipotonik,
dimana eritrosit tidak mampu menahan tekanan sejumlah air yang memasuki
membran sehingga membran eritrosit menjadi pecah dan hemoglobin keluar sehingga
mewarnai larutan disekelilingnya menjadi berwarna merah. Permulaan hemolisis
ditandai dengan terdapatnya cairan berwarna merah pada bagian atas tabung yang
pertama kali dan pada dasar tabung terdapat endapan eritrosit. Hemolisis total
ditandai dengan cairan yang seluruh bagiannya berwana merah dan sudah tidak ada
lagi gumpalan eritrosit pada dasar tabung. (Walski, Chludzińska, Komorowska, &
Witkiewicz, 2014)
Pada praktikum kali ini, atas nama Tri Yulianti/20 th/ perempuan didapatkan hasil
pada tabung 1-5 yaitu tidak terjadi hemolysis sedangkan pada tabung 6-10 terjadi
hemolysis.
Peningkatan fragilitas osmotic dapat ditemukan pada pasien yang mengalami
anemia hemolitik dan Hereditery sperocytosis. Sedangkan penurunan fragilitas
osmotic dapat terjadi pada penyakit hati, Spleenoctomy, Sickle cell anemia,
Thallasemia, Anemia defisiensi besi, polisitemia vera, dan keadaan dimana banyak
terdapat eritrosit dengan bentuk target sel. Fragilitas adalah kelemahan atau
kurangnya (kerapuhan) daya tahan yang terhadap faktor yang dapat menyebabkan
pecahnya kesinambungan atau integritas. Fragilitas eritrosit adalah kurangnya daya
tahan eritrosit terhadap hemolisis bila terpajan pada larutan garam yang semakin
hipotonik atau bila terkena trauma. Eritrosit akan membengkak bila berada pada
larutan hipotonis (larutan yang tekanan osmotiknya lebih rendah dari tekanan osmotik
eritrosit) dan akan mengkerut bila berada pada larutan hipertonik (larutan yang
tekanan osmotiknya lebih tinggi dari tekanan osmotik eritrosit) seperti pada larutan
dextrose, yang nantinya akan terjadi hemolisis. Namun eritrosit tidak akan rusak dan
tetap utuh jika berada pada larutan isotonis (larutan yang tekanan osmotiknya sama
dengan tekanan osmotic eritrosit). Tekanan osmotik sel darah merah sama dengan
tenanan osmotik larutan NaCl 0,9 %. Bila sel darah merah dimasukkan ke dalam
larutan NaCl 0,8 %, belum terlihat adanya hemolisa, tetapi akan mengalami hemolisa
pada larutan NaCl 0,4 %, dan akan mengalami hemolisa sempurna pada NaCl 0,3 %.
Nilai normal untuk permulaan lisis adalah pada NaCl 0,42 % - 0,46 % dan 0,32 % -
0,34% untuk hemolisa sempurna (Walski et al., 2014).
X. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini, atas nama Tri Yulianti/20 th/ perempuan didapatkan hasil
pada tabung 1-5 yaitu tidak terjadi hemolysis sedangkan pada tabung 6-10 terjadi
hemolysis.
DAFTAR PUSTAKA
Azeez, O. I., Oyagbemi, A. A., & Iji, O. T. (2012). Haematology and Erythrocyte Osmotic
Fragility Indices in Domestic Chicken Following Exposure to a Polyvalent Iodophorous
Disinfectant. JJBS Jordan Journal of Biological Sciences, 5(2), 99–103.
Islah, L., Rita, B., Youssef, C., Abdarrahmane, B., Abdarrahman, H., & Mohammed, E. K.
(2016). Study of Incubation Conditions for Erythrocytes Osmotic Fragility Testing in
Dromedary Camel (Camelus dromedarius). International Journal of Research in
Environmental Science, 2(2), 2454–9444. https://doi.org/10.20431/2454-9444.0202004
Maiworm, A. I., Presta, G. A., Fonseca, A. S., & Bernardo-filho, M. (2008). Artigo Osmotic and
morphological effects on red blood cell membrane : action of an aqueous extract of Lantana
camara. Brazilian Journal of Pharmacognosy, 18(December 2007), 42–46.
Priyadarshini, K. H., Latha, P. A., Pradnya, S., Juhi, A., Samatha, P., & Ratnam, K. M. (2015).
Comparative study of erythrocyte fragility in diabetes mellitus and non diabetes mellitus.
International Journal of Medical Research & Health Sciences, 4(1), 183.
https://doi.org/10.5958/2319-5886.2015.00029.6
Sahastrabuddhe, A. P. (2016). Counting of Rbc and Wbc Using Image Processing: a Review,
356–360.
Walski, T., Chludzińska, L., Komorowska, M., & Witkiewicz, W. (2014). Individual osmotic
fragility distribution: A new parameter for determination of the osmotic properties of human
red blood cells. BioMed Research International, 2014. https://doi.org/10.1155/2014/162102