Anda di halaman 1dari 5

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIREBON

UPT PUSKESMAS KEDAWUNG


Jl. Ir. H. Juanda (Jl. Raya Kedawung) No. 284 Tlp. (0231) 487795
e-mail : pkmkedawung@yahoo.co.id
KEDAWUNG
45153

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN

INDERA PENDENGARAN

I. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
terwujud derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia 9SDM), di mana Kesehatan Indera Pendengaran merupakan salah
satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM
WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2000 terdapat 250 juta (4,2%)
penduduk dunia menderita gangguan pendengaran, di mana sepertiganya
terdapat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Hasil survey Nasional
Kesehatan Indera tahun 1994-1998 di 7 Provinsi didapatkan prevalensi
ketulian 0,4%, gangguan pendengaran 16,8% (masukan P/L, umur).
Penyebab terbanyak dari morbiditas telinga adalah serumen prop (3,6%), dan
OMSK (3,1%) di samping gangguan pendengaran lainnya yaitu presbikusis
(2,6%), ototoksisitas (0,3%), tuli mendadak (0,2%), dan tuna rungu (0,1%).
Dalam rangka menurunkan prevalensi ketulian, Departemen Kesehatan
telah menyusun kebijakan-kebijakan di bidang Kesehatan Indera
Pendengaran yaitu: Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan
Pendengaran dan Ketulian (Renstranas PGP Ketulian) dan Pedoman
Manajemen Kesehatan Indera tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan
Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian di Provinsi dan
Kabupaten/Kota sesuai dengan rekomendasi WHO akan diprioritaskan pada
4 penyakit penyebab gangguan pendengaran dan ketulian yaitu OMSK,
Presbikusis, Gangguan pendengaran akibat bising/Noise Induce Hearing Loss
(NIHL) dan Tuli congenital. Namun demikian adanya prioritas tersebut tidak
mengabaikan penyakit lain penyebab ketulian yang spesifik di wilayah
tersebut. Kegiatan pelayanan kesehatan Indera Pendengaran dilaksanakan
oleh Puskesmas sebagi sarana pelayanan kesehatan strata pertama dan Balai
Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) dan RSU sebagai sarana rujukan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja dan mempunyai funsi sebagai 1) Penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, 2) Pusat pemberdayaan masyarakat dan 3) Pusat
pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam mencapai Visi:
Kecamatan Sehat, Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan wajib
yaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan
anak serta KB, upaya perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan. Selain itu sesuai
dengan masalah daerah setempat dapat dilaksanakan upaya kesehatan
pengembangan. Kesehatan Indera Pendengaran termasuk dalam upaya
kesehatan pengembangan Puskesmas yang dapat diintegrasikan dengan
upaya kesehatan wajib.
Agar program kesehatan Indera Pendengaran ini dapat dikelola baik dari
aspek manajemen di tingkat Puskesmas maupun aspek pelayanan kepada
masyarakat yang mencakup promotif, preventif, dan kuratif, maka diperlukan
suatu pedoman pelayanan kesehatan Indera Pendengaran di Puskesmas.
Pedoman ini akan menjadi acuan bagi petugas Puskesmas dalam
pelaksanaan dan pengembangan program kesehatan Indera Pendengaran di
wilayah kerja Puskesmas.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan Indera Pendengaran masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Menungkatmya pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehtan dan
kader
b. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat untuk
memelihara kesehatan dalam menanggulangi gangguan pendengaran
dan ketulian
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran
kepada masyarakat
d. Meningkatnya temuan kasus gangguan pendengaran secara dini
e. Meningkatnya cakupan pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran
masyarakat
III. SASARAN
1. Sasaran Primer:
a. Bayi
b. Balita
c. Anak usia sekolah/remaja
d. Usia produktif
e. Ibu hamil
f. Pekerja industri
g. Usia lanjut
2. Sasaran Sekunder:
a. Tenaga kesehatan
b. Kader
c. Tokoh masyarakat
d. Guru

IV. PERENCANAAN KEGIATAN


Puskesmas yang akan mengembangkan Upaya Kesehatan Indera
Penglihatan mempersiapkan;
1. Sumber daya
a. Tenaga yang terlibat:
1) Dokter, perawat dan tenaga medis lainnya
2) Kader, guru UKS dan tokoh masyarakat
b. Sarana dan prasarana
c. Dana
2. Survei Mawas Diri (SMD)
3. Penyusunan Usulan Kegiatan
Tabel 1. Contoh Matriks Rencana Kegiatan
No Kegiata Vo Tujua Sasara Lokas Pelaksan Wakt Biay
. n l n n i a u a
1.
2.
3.

V. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Sosialisasi
2. Pelatihan
3. Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran di Puskesmas:
a. Pelayanan di dalam gedung Puskesmas, berupa:
1) Penyuluhan kesehatan Indera Pendengaran
2) Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian
melalui rawat jalan pengobatan dan pada unit-unit pelayanan
lainnya
3) Pemeriksaan dan tindakan medis masalah gangguan pendengaran
4) Merujuk kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian kepada
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
b. Pelayanan di luar gedung Puskesmas
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran tersebut adalah:
1) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat anak sekolah, kelompok
pekerja yang berisiko terhadap gangguan pendengaran,, dan lain-
lain
2) Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian di
masyarakat dan sekolah oleh kader, dokter kecil, guru UKS, dan
petugas kesehatan yang sudah dilatih
3) Pengobatan kasus-kasus gangguan pendengaran dan pertolongan
pertama pada kedaruratan telinga dapat dilakukan oleh dokter dari
perawat Puskesmas
4) Rujukan kasus ke Puskesmas atau fasilitas yang lebih tinggi
4. Pembinaan peran serta masyarakat
Langkah-langkah untuk menjalin kemitraan:
a. Identifikasi dan analisis masalah gangguan pendengaran dan ketulian

Tabel 2. Contoh Matriks Analisis Masalah


MASALAH PERILAKU YG DIHARAPKAN DARI
GANGGUAN INDIVIDU/KELUARGA
PENDENGARAN DAN MENCEGAH MENGATASI
KETULIAN
OMSK
Presbikusis
Gangguan
Pendengaran Akibat
Bising/NIHL
Tuli kongenital
Lain-lain

b. Pemberdayaan masyarakat
c. Promosi Kesehatan Indera Pendengaran
d. Bina Suasana
5. Advokasi

VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI


Pelaksanaan kegiatan harus diikuti dengan pemantauan secara
berkala untuk melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
telah dicapai. Telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan
hasil yang telah dicapai Puskesmas dibandingkan dengan rencana kegiatan
dan standar pelayanan. Kesimpulan dirumuskan dalam bentuk kinerja
Puskesmas yang terdiri dari cakupan, mutu dan biaya serta masalah dan
hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan kegiatan.
Telahaan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan
Puskesmas. Sebagai tindak lanjut pemantauan ini dirumuskan upaya
pemecahan masalah dan diuraikan dalam bentuk rencana kegiatan
bulanan/triwulan yang akan datang. Pada akhir tahun saat mengadakan
evaluasi kegiatan.

VII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen
informasi melalui kegiatan pencatatan, komponen pelaporan, dan komponen
analisis dan evaluasi.

1. Pencatatan Program Kesehatan Indera Pendengaran


2. Pelaporan Program Kesehatan Indera Pendengaran
3. Analisis dan Evaluasi.

Ditetapkan di : Cirebon
Pada tanggal : …………………

KEPALA UPT
PUSKESMAS KEDAWUNG

Dr, Hj Nilawati
NIP 19621030 200210 2 001

Anda mungkin juga menyukai