Proposal Tak Gatot Kaca 2
Proposal Tak Gatot Kaca 2
B. Latar Belakang
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2010) adalah suatu perubahan pada fungsi
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbukan
penderitaan pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran sosial.
Gangguan jiwa adalah gangguan alam: cara berpikir (cognitive), kemauan
(volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor) dan kumpulan dari keadaan-
keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan
mental (Maramis,2010). Gangguan jiwa mempunyai beragam bentuk, yaitu
Gangguan Mental Organik (misalnya Delirium, Dementia), Gangguan Mental
Non Organik (Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Suasana Perasaan, dan
lainnya).
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan atau penciuman.
Tindakan keperawatan individu klien dengan halusinasi yaitu dengan membantu
klien mengenali halusinasi dengan cara berdiskusi dengan klien tentang isi
halusinasi (apa yang didengar atau dilihat), waktu terjadi halusinasi frekuensi
terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respons
pasien saat halusinasi muncul serta melatih pasien mengontrol halusinasi dengan
empat cara yaitu menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain,
melakukan aktivitas yang terjadwal serta menggunakan obat secara teratur.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan terapi aktivitas kelompok selama 1 x 60 menit
diharapkan klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi
b. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi
D. Seleksi Klien
1. Kriteria Klien
a. Klien dengan halusinasi sensori persepsi
b. Klien yang kooperatif selama mengikuti sesi
c. Klien tidak mengalami agresif selama mengikuti sesi yang diberikan
d. Klien tidak bingung dan takut saat melakukan sesi kegiatan yang
berlangsung
2. Jumlah Peserta TAK
Adapun klien yang diikutsertakan berjumlah, 12 orang
3. Nama Peserta TAK
a. Tn. A
b. Tn. S
b. Tn. L
c. Tn. K
d. Tn. S
e. Tn. A
f. Tn. A
g. Tn. T
h. Tn. A
j. Tn. H
k. Tn. R
l. Tn. D
E. Jadwal Kegiatan
1. Tempat Pelaksanaan TAK
Di Ruang Gatot Kaca
2. Lama Pelaksanaan TAK
Lama pelaksanaan, selama 60 menit.
3. Waktu Pelaksanaan TAK
a. Hari/Tanggal : Selasa, 5 Agustus 2018
b. Waktu : Pukul 08.00 – 09.00 WIB
c. Jumlah Klien : 12 orang
F. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
H. Pengorganisasian
1. Leader (Savira Alfiani)
Tugas :
a. Menyusun perencanaan pelaksanaan TAK
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Memfasilitasi setiap anggota kelompok untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan umpan balik
d. Sebagai role model
e. Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan
umpan balik
f. Memimpin jalannya TAK
g. Menutup acara TAK
2. Co-Leader (DwiSafitry)
Tugas :
a. Membantu leader dalam menyusun perencanaan pelaksanaan TAK
b. Membantu leader mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Membantu leader memfasilitasi setiap anggota kelompok untuk
mengekspresikan perasaan, mengajukan pendapat dan umpan balik
d. Sebagai role model
e. Membantu leader dalam memotivasi anggota untuk mengemukakan
pendapat dan memberikan umpan balik
f. Membantu leader dalam memimpin jalannya TAK
3. Fasilitator (Ita Pratiwi, Randi Deri Septian, Husni Faozul Abror, Linda,
Imastiani Simbolon, Risky Handayani dan Sopiatun Nazwah)
Tugas :
a. Memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif dan memotivasi
anggota kelompok
b. Mempertahankan kehadiran anggota kelompok
c. Mencegah atau hambatan kelompok dari dalam maupun dari luar kelompok
4. Observer (Yurike Amalia, Rizka Nurrahma)
a. Mengobservasi setiap respons klien
b. Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku klien (jumlah peserta yang hadir, daftar hadir, yang memberikan
ide dan pendapat, topik dan diskusi, respons verbal dan non verbal)
I. Setting Tempat
Keterangan :
: Leader
: Co - Leader
: Klien
: Fasilitator
: Observer
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol dan mencegah halusinasinya
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bias
diajak bercakap-cakap
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraann yang
biasa dan bias dilakukan
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul,
“suster, ada suara di telinga, saya mau ngorol saja dengan suster” atau
“suster saya mau ngobrol tentang kegiatan harian saya”
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
di sebelahnya
f. Beri pujian atas keberhasilan klien
g. Terapis menjelaskan tujuan dan manfaat permainan “Joget Balon”
1) Tujuan :
a) Untuk melatih kelincahan peserta
b) Untuk meningkatkan focusing peserta
c) Untuk melatih kerja sama dan interaksi antar peserta
2) Manfaat
a) Dapat meningkatkan hubungan dengan orang lain
b) Dapat meningkatkan solidaritas dan kekompakkan antar
peserta
c) Dapat meningkatkan konsentrasi peserta
h. Terapis menjelaskan cara bermain permainan “Joget Bangku”
1) Peserta diminta untuk berbaris 2 banjar
2) Masing-masing peserta mengambil kocokan nama
3) Peserta diminta untuk mencari pasangan sesuai dengan kocokan
yang didapatkan
4) Peserta diminta untuk mencari pasangannya
5) Masing-masing peserta dan pasangannya diberikan balon
6) Terapis mencontohkan cara bermain yang akan dilakukan oleh
peserta dengan cara menempelkan balon di bagian tubuh peserta
dengan pasangannya, lalu berjoget saat musik diputarkan dan
berlajan menuju garis finish, lalu peserta yang sampai duluan akan
mencontohkan cara mengontrol halusinasinya dengan cara
bercakap-cakap. Tiga peserta pertmana yang sampai di garis finish
akan diberikan hadiah.
7) Terapis menginstruksikan untuk memulai permainan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Terapis menganjurkan peserta untuk terus berlatih cara mengontrol
halusinasi
c. Kontrak yang akan dating
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu mengontol halusinasi
dengan patuh minum obat
2) Menyepakati waktu dan tempat
K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
b. Fasilitator menempatkan diri di tengah – tengah peserta
c. Fasilitator dapat memotivasi peserta untuk aktif menyelesaikan
kegiatan
d. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk
dapat mengawasi jalannya megiatan
2. Evaluasi Poses
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
b. Fasilitator menemapatkan diri di tengah – tengah klien
c. Fasilitator dapat memotivasi klien untu aktif menyelesaikan kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. 80% klien dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
b. 80% klien dapat berkerjasama dengan orang lain
c. 80% klien dapat berkonsentrasi serta patuh pada aturan permainan
d. 80% klien dapat memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang
lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasi
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dan Akemat. (2014). Keperwatan Jiwa Aktivitas Kelompok.
Jakarta : EGC.
Yosep, I. (2012). Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama
Hartono, Yudi. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
Eko, Prabowo. (2014). Konsep Dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika.
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. M dengan Gangguan
Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran di ruang Gatot Kaca RS Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor” ini dilakukan untuk melaksanakan untuk melaksanakan case
conference pada tanggal 08 Agustus 2019
Laporan ini telah di sah kan dan disetujui :
Pembimbing ruangan Gatot Kaca di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Keperawatan Pasar Rebo
(…………………………………)
NIP.