OLEH :
NAMA : MARLIANI
NIM : 816513526
PROGRAM STUDI : S1 PGSD
SEMESTER : X (SEPULUH)
POKJAR : RAHA B
KABUPATEN : MUNA
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT KENDARI
2014.1
LEMBAR PENGESAHAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Menyetujui, Raha,
Supervisor 1, Mahasiswa,
ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai norma,
kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-udangan yang berlaku.
MARLIANI
NIM.816513526
iii
KATA PENGANTAR
iv
keberhasilan penulis, semoga seluruh amal baik beliau akan diterima Allah SWT
sebagai amal sholeh, dan Insya Allah akan dilimpahkan pahala yang berlimpah
kepadanya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu mohon kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan
ini.
Akhir kata penulis memanjatkan doa atas segala bimbingan baik moril dan
materil semoga mendapatkan imbalan pahala yang berlimpa ganda dari Allah
SWT. Amiin!
Raha, April 2014
Penuulis
MARLIANI
NIM. 816513526
v
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ............................................... 5
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ............................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada jenjang pendidikan formal, Sekolah Dasar merupakan lembaga
pendidikan yang menanamkan pengetahuan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Sekolah. Pendidikan di Sekolah Dasar dimaksudkan untuk memberikan bekal
kemajuan dasar kepada siswa berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
bermanfaat bagi dirinya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan
belajarnya. Hal tersebut sejalan dengan hakikat belajar, yang menyebutkan
bahwa belajar merupakan suatu proses yang kompleks dan unik. Kompleks
karena mengikat segala aspek kepribadian baik jasmani maupun rohani. Unik
artinya tiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda dengan yang lain yang
disebabkan karena adanya perbedaan individual seperti minat, bakat,
kemampuan, kecerdasan, serta tipe belajar.
Hakikat perbuatan belajar adalah usaha terjadinya perubahan tingkah
laku atau kepribadian bagi orang yang belajar. Perubahan itu baik dari aspek
pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap atau nilai. Dalam dunia pendidikan,
matematika adalah sebagai salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan
penting. Karena pelajaran matematika merupakan salah satu sarana dalam
membentuk siswa untuk berpikir secara alamiah.
Menyadari pentingnya pelajaran matematika pada jenjang Sekolah
Dasar, maka pembelajaran harus ditingkatkan sehingga hasil belajar siswa
dapat tercapai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah
yang ditetapkan.
Peningkatan mutu pendidikan matematika ditandai dengan peningkatan
hasil belajar matematika. Mutu hasil belajar matematika ditentukan oleh mutu
proses belajar di kelas atau di sekolah. Peningkatan mutu pendidikan hanya
dapat dicapai melalui peningkatan mutu proses pembelajaran matematika yang
bermuara pada peningkatan hasil belajar matematika. Sementara itu, agar
13
proses belajar berlangsung efektif, semua faktor internal (dari dalam diri siswa)
meliputi antara lain bakat, kecerdasan (intelektual, emosional, dan spiritual),
minat, motivasi, sikap, dan faktor eksternal (dari luar diri siswa) meliputi
antara lain tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi dan metode
pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas,
reinforcement (penguatan), iklim sosial kelas, waktu yang tersedia, sistem, dan
teknik evaluasi harus diperhatikan.
Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi belajar siswa, maka
interaksi antar faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kualitas proses
dan hasil belajar siswa. Dengan diperhatikannya faktor yang banyak
mempengaruhi siswa tersebut diharapkan siswa dapat berkembang dan dapat
mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi khususnya bagi siswa serta pada umumnya dapat meningkatkan
mutu pendidikan pada semua tingkat dan jenis pendidikan.
Berawal dari proses dan peningkatan mutu pendidikan, akhir-akhir ini
telah berkembang berbagai metode/pendekatan pembelajaran yang tidak hanya
mentransfer pengetahuan tetapi juga berusaha membangun struktur kognitif
siswa.
Pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa
dalam proses pembelajarannya membangun struktuk kognitif siswa dan dapat
memotivasi siswa untuk berfikir kritis dan kreatif.
Hal lain yang dapat digunakan untuk membantu tercapainya tujuan
pembelajaran yaitu penerapan metode demonstrasi. Demonstrasi adalah metode
yang digunakan pada pengajaran manipulatif dan keterampilan, pengembangan
pengertian, untuk menunjukkan bagaimana melakukan praktik-praktik baru dan
memperbaiki cara melakukan sesuatu. Metode ini menunjukkan pelaksanaan
ilmu pengetahuan dengan contoh yang objektif dan nyata.
Pada saat kegiatan pembelajaran, tidak semua siswa mampu
berkonsentrasi dalam waktu relatif lama atau menyerap semua pelajaran yang
diberikan guru. Mereka saling terpengaruh dengan hal-hal sepele antara sesama
siswa di dalam kelas. Guru harus mampu menarik perhatian siswa terhadap
14
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana gambaran hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18
Katobu Kecamatan Batalaeworu Kabupaten Muna yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivis realistik pada materi pokok
operasi hitung bilangan bulat?
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan filosofis yang mendasari model
pembelajaran kontekstual. Landasan berpikir kontruktivisme berbeda dari
pandangan kaum objektivis yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran.
Dalam pandangan kaum konstruktivis, strategi memperoleh lebih diutamakan
dibandingkan dengan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat
pengetahuan. Oleh karena itu, kewajiban guru adalah memfasilitasi belajar
melalui proses: (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa;
(2) memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan
idenya sendiri; dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka
sendiri (Jihad, 2008: 50).
Kontruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita
sendiri. Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu
tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang
ada. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu kontruksi kognitif
kenyataan melalui kegiatan seseorang.
Secara sederhana kontruktivisme itu beranggapan bahwa pengetahuan
kita merupakan kontruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu
bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang
diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Jadi, seseorang yang belajar itu
membentuk pengertian. Bettencourt dalam Sardiman (1986) menyimpulkan
bahwa kontruktivisme tidak bertujuan mengerti hakekat realitas, tetapi lebih
hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu.
Menurut pandangan dan teori kontruktivisme, belajar merupakan proses
aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks,
kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses
mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya
18
B. Model Pembelajaran
Secara terminologi, model pembelajaran dirtiakan sebagai acuan
konseptual yang digunakan sebagai satu rencana atau pola dengan menyusun
dan mengatur bahan pelajaran di kelas (Dahlan, 1984). Selanjutnya menurut
Syah (1995), model mengajar adalah kerangka mengajar yang dimanipulasi
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran, yang lazimnya
dijadikan acuan perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi belajar. Menurut
Indrawati (2002), model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana
mengajar yang memperlihatkan pola pengajaran tertentu dimana dalam pola
tersebut dapat terlihat kegiatan guru dan siswa didalam mewujudkan kondisi
belajar atau sistem lingkunagn yang menyebabkan terjadinya belajar pada
siswa. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud dalam model pembelajaran
terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan kegiatan guru dan siswa dan
dikenal dengan sintaksis dalam peristiwa pembelajaran. Secara implisit dibalik
tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang membedakan model
pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lain. Sedangkan
menurut Soekamto (1993), model pembelajaran diartikan sebagai kerangka
konseptual, melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai
denah guru dalam merencanakan dan melaksanakamn kegiatan belajar
mengajar.
Pembelajaran yang didesain secara sistematis akan semakain bermakna
terhadap perkembangan intelektual peserta didik. Praktisi pendidikan
menganggap bahwa model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar
mengajar akan menjadi lebih efektif jika didesain dan berorientasi pada
bagaimana memberikan peluang kepada siswa untuk memperoleh kondisi
belajar yang memadai dan berkembang sesuai kemampuan dan kegiatan
sendiri, tanpa ada intervensi dan tekanan apapun. Indrawati (2000) mengatakan
bahwa setiap model pembelajaran mempunyai karakteristik masing-masing
sesuai dengan acuan yang ditempatkan pada proses belajar mengajar.
20
mungkin lingkungan masyarakat yang dapat dipahami siswa. Atau sering juga
disebut kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, model pembelajaran berbasiskan
kontruktivis realistik dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran
yang membimbing siswa mengkonstruksi sendiri konsep-konsep pengetahuan
dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dia miliki melalui masalah
kontekstual. Secara skematik, langkah-langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis kontruktivis realistik dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut.
Orientasi
Kegiatan
Pengkomunikasian Gagasan
dan Model
InteraktVitas :
Pertukaran Gagasan
Selesaian
1. Tahap orientasi
Dalam tahap ini kegiatan guru memusatkan perhatian siswa dengan
menyebutkan fenomena alam yang sering dijumpai dan aneh, dalam
kehidupan sehari-hari, serta berkaitan dengan topik yang akan dipelajari.
2. Tahap pemunculan gagasan
24
D. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang di tandai dengan adanya
perubahan yang terjadi pada diri sesorang. Perubahan yang terjadi pada diri
seseorang tersebut merupakan hasil dari belajar yang dapat ditunjukan dalam
berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pengalaman, sikap dan
tingkah laku, keterampilan, kemampuan dan kecakapan serta perubahan aspek-
aspek lainnya yang ada pada diri seseorang dalam melakukan kegiatan belajar.
Pada dasarnya hasil belajar itu diperoleh melalui proses belajar dimana
proses belajar merupakan kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa yang
di dukung oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan belajar siswa, media
belajar yang diterapkan oleh guru, bagaimana guru memotivasi siswa untuk
belajar dan pada waktu tertentu akan menghasilkan suatu produk yaitu berupa
hasil belajar yang diperoleh melalui proses pemberian alat ukur pembelajaran
kepada siswa.
Winkel (1984: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu
bukti usaha yang dicapai. Jadi dalam hal ini hasil belajar adalah merupakan
bukti yang diperlikan oleh siswa sehubungan dengan apa yang telah dipelajari.
Hasil belajar merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan
kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang terkait dengan proses
belajar mengajar. Hasil belajar yang sangat penting selain untuk dapat
mengetahui peningkatan yang terjadi pada pembelajaran merupakan suatu alat
pemuasan yang dimiliki oleh individu dengan kemampuan yang dimilikinya
yang dinyatakan dengan angka, lambang, ataupun huruf yang digunakan dalam
penilaian hasil belajar dapat dijadikan pemicu peningkatan mutu pendidikan.
tidak konstan akan menyebabkan kurangnya usaha belajar yang pada akhirnya
akan berpengaruh pada hasil belajar.
Sukmadinata (2004 : 163) menyatakan bahwa keberhasilan belajar yang
juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari siswa, baik faktor fisik maupun
sosial psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam
pendidikan, memberi landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan
sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosial psikologis tang ada
dalam keluarga sangat berpengarah tarhadap perkembangan belajar anak.
Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan
belajar siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti
lingkungan kampus, sarana dan perasarana yang ada, sunbe-sember belajar,
media belajar dan lain-lain.lingkungan sosial seperti lingkungan siswa dan
teman-temannya, dengan guru-gurunya serta staf sekolah yang lain.
Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis yaitu suasana dan
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan kulikuler dan lain-
lain.
Menurut Sufyarma (2003 : 71) bahwa sekolah yang kaya dengan
aktivitas belajar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, terkelolah
dengan baik, diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong
semangat belajar para siswanya. Lingkungan masyarakat di mana siswa atau
individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktifitas belajarnya.
Lingkungan masyarakat di mana warga memiliki latar belakang pendidikan
yang cukup, terdapat lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di
dalamnya akan memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan
perkembangan belajar generasi mudanya (Sukmadinata, 2004 : 165).
Dari beberapa uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa proses dan
hasil belajar secara garis besar dipengaruhi oleh faktor-faktor internal baik
yang bersifat fisik maupun psikis, dan faktor-faktor eksternal dalam lingkungan
keluarganya, sekolah, pekerjaan maupun masyarakat luas.
28
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 18 Katobu yang
berlangsung pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Perbaikan
pembelajaran ini dilakukan pada mata pelajaran matematika
2. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 18
Katobu Kecamatan Bataiaeworu Kabupaten Muna yang berjumlah 20 orang
yang terdaftar pada semester ganjil pada tahun ajaran 2013/2014.
B. Deskripsi Per Siklus
Perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan dalam
bentuk penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu daur atau siklus yang
dapat digambarkan seperti gambar berikut.
Berlapis Berulang
Observasi
Refleksi Analisis Data
Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan Penelitian.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Berikut ditampilkan data hasil belajar matematika siswa kelas V
SDN 18 Katobu pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat dari
siklus pertama sampai siklus ketiga.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Matematika
Siklus I Siklus II Siklus II
No Nama
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 Sumardhan 70 T 75 T 86 T
2 Estinawati 66 T 70 T 72 T
3 Marni Jaya 69 T 82 T 79 T
4 Sumarlin 63 BT 64 BT 70 T
5 Karni 72 T 80 T 87 T
6 Muh. Iman 80 BT 86 T 91 T
7 Muh. Rajab 62 BT 74 T 85 T
8 Muh. Irwan 45 BT 56 BT 62 BT
9 Muh. Ashar 81 T 82 T 80 T
10 Muh. Akbar 53 BT 67 T 90 T
11 Zainuddin 54 BT 60 BT 87 T
12 Indra 59 BT 61 BT 52 BT
13 Fatma 70 T 75 T 70 T
14 Darniati 70 T 73 T 70 T
15 Kanadia 63 BT 70 T 80 T
16 Fadhil 53 BT 53 BT 60 BT
17 Darmin 54 BT 58 BT 50 BT
18 Hafid 59 BT 72 T 87 T
19 Herdiman 70 T 67 T 92 T
20 Yulis 60 BT 73 T 70 T
Ket: T = tuntas dan BT = belum tuntas.
32
Ketuntasan belajar pada Tabel 4.2 di atas secara singkat disajikan pada
Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika
Kriteria Ketuntasan
Jenis
No. Tuntas Belum Tuntas
Evaluasi
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1. Siklus I 9 45 11 55
2. Siklus II 14 70 6 30
Persentase Ketuntasan
80
80 70
70
55
60
45
50 Tuntas
40 30
Belum Tuntas
30 20
20
10
0
Siklus I Siklus II Siklus III
B. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika mengalami peningkatan setelah
dilakukan perbaikan pada siklus kedua dan ketiga. Pada siklus pertama hanya 9
orang atau 45% dari 20 siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Pada siklus
kedua hasilnya meningkat dimana 14 orang atau 70% memperoleh nilai 65 ke
atas. Pada siklus ketiga ketuntasan belajar meningkat sebesar 80% dimana 16
siswa memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan demikian target perbaikan sudah
tercapai pada siklus ketiga, sekalipun masih ada 4 siswa yang belum tuntas
memperoleh nilai 65 ke atas.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan perbaikan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan
Batalaiworu Kabupaten Muna cenderung mengalami peningkatan pada
setiap siklus perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kontruktivis realistik pada materi pokok operasi hitung
bilangan bulat.
2. Penggunaan model pembelajaran kontruktivis realistik dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 18 Katobu Kecamatan
Batalaeworu Kabupaten Muna pada materi pokok operasi hitung bilangan
bulat.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti menyarankan hal-
hal sebagai berikut.
1. Bagi guru, khususnya guru sekolah dasar hendaknya menerapkan model
pembelajaran konstruktivisme realistik dalam pembelajaran matematika di
kelas, agar siswa dapat aktif, kritis dan memiliki kemandirian dalam proses
pembelajaran.
2. Kepada pihak sekolah, dalam hal ini SD Negeri 18 Katobu untuk senantiasa
kreatif dalam menerapkan metode pembelajaran yang variatif sesuai materi
yang akan diajarkan, karena tidak semua materi cocok diajarkan dengan satu
metode pembelajaran saja.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang punya relevansi dengan penelitian ini untuk
mengkaji lebih jauh dari apa yang belum tersentuh dari penelitian kali ini.
Sebagai tindak lanjut untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran selanjutnya secara keseluruhan, maka kiranya Kelompok Kerja
Guru (KKG) yang sudah terbentuk dalam gugus diaktifkan guna saling
bertukar pengalaman yang menyangkut tugas kita sehari-hari.
36
DAFTAR PUSTAKA
Rusyan, ATT, dkk., 1989. Pendekatan daalm Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Slameto. (1987). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta.
Bina Aksara.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
39
Kepada
Kepala UPBJJ-UT Kendari
Di Kendari
Nama : Marliani
NIM : 816513526
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN 18 Katobu
Alamat Sekolah : Jln. Lumba-lumba
A. Standar Kompetensi :
1. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
1.2 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-
sifatnya pembulatan dan penaksiran.
C. Tujuan Pembelajaran**
Peserta didik dapat :
Membulatkan bilangan-bilangan dalam satuan, puluhan, dan ratusan
terdekat
Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan
D. Materi Ajar
Sifat Operasi hitung bilangan bulat
Penggunaan sifat komutatif, Asosiatif, dan Distributif
Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan
E. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, Tanya Jawab, Deduktif, latihan,
F. Langkah-langka :
Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi
- Mengingatkan kembali tentang cara membulatkan bilangan bulat yang
telah dipelajari pada kelas sebelumnya
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk
penggunaan sifat-sifatnya pembulatan dan penaksiran.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Menjelaskan cara membulatkan bilangan dan menaksir dengan
menggunakan garis bilangan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
G. Penilaian
2. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1
Lembar Penilaian
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Sikap Skor
44
1.
2.
3.
dst.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
H. Standar Kompetensi :
1. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam pemecahan masalah
I. Kompetensi Dasar
1.2 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-
sifatnya pembulatan dan penaksiran.
J. Tujuan Pembelajaran**
Peserta didik dapat :
Menggunakan sifat komutatif, asosiatif dan distributif untuk melakukan
perhitungan secara efisien
Membulatkan bilangan-bilangan dalam satuan, puluhan, dan ratusan
terdekat
Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan
K. Materi Ajar
Sifat Operasi hitung bilangan bulat
Penggunaan sifat komutatif, Asosiatif, dan Distributif
Pembulatan bilangan dalam satuan, puluhan, dan ratusan terdekat
Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan
L. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, Tanya Jawab, Deduktif, latihan, Ekspositori
M. Langkah-langkah Pembelajaran :
Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi
- Mengingatkan kembali tentang cara membulatkan bilangan bulat yang
telah dipelajari pada kelas sebelumnya
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk
penggunaan sifat-sifatnya pembulatan dan penaksiran.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Menjelaskan cara membulatkan bilangan dan menaksir dengan
menggunakan garis bilangan.
47
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
o Menggunakan sifat Tugas Laporan o 50 + 17 = …….+…….
komutatif, asosiatif dan IndVidu buku o –12 X 5 = …….+……
distributif untuk dan pekerjaan o 12 + ( 14 + 70) = (….+….) +
melakukan perhitungan Kelompok rumah ….
secara efisien o 10 X (-19 X 5) = (….+…)
o Membulatkan bilangan- + ….
bilangan dalam satuan, o –14 X (15 + 40) = (….X…,)
puluhan, dan ratusan + (….X….)
terdekat o dst.
o Menaksir hasil operasi
hitung dua bilangan
Format Kriteria Penilaian
PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1
PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1
2. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
49
* tidak Sikap 1
Lembar Penilaian
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Sikap Skor
1.
2.
3.
dst.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
SOAL LATIHAN :
JAWAB :
Observer
HASNI, S.Pd.SD
NIP.19711231 199201 2 004
54
3. Penutup
55
Observer
HASNI, S.Pd. SD
NIP.19711231 199201 2 004
56