Anda di halaman 1dari 7

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

ANALISIS POTENSI GAS BIOGENIK DENGAN METODE GEOLISTRIK SEBAGAI


ALTERNATIF ENERGI BARU DAERAH SIDENGOK, KECAMATAN PEJAWARAN,
KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH

Anisa Nevi Saerina1*, Dimas Anas Hakim1, Jonathan Zamili1, La Ode Faisal Rahman1, Dewi
Mindasari1, Agatha Armadhea V.1, Armando Atma P.2
1
Teknik Geologi Universitas Doponegoro
2
PT. Newmont Nusa Tenggara
*corresponding author: anisa_saerinaan@yahoo.com

ABSTRAK
Dewasa ini konsumsi minyak bumi sebagai sumber energi utama yang memenuhi kebutuhan energi
sebagian besar negara di dunia, terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Ketersediaan dan siklus pembentukannya yang relatif lama, pun mengancam ketersediaan cadangan
minyak bumi secara global. Sumber energi baru yang dibutuhkan dimasa yang akan datang
diharapkan dapat mendukung program clean energy yaitu program sumber energi yang memiliki
tingkat emisi rendah dan ramah lingkungan, serta ketersediaannya yang dapat terbarukan. Sumber
energi pengganti yang dimaksud adalah gas alam. Gas alam memiliki kandungan utama berupa
metana (CH4), unsur kimia tersebut memiliki rantai kimia yang paling pendek dan ringan sehingga
jumlah karbon dioksida yang dihasilkan setelah pembakaran akan lebih kecil. Potensi gas dangkal
biogenik (Shallow Biogenic Gas) sebagai salah satu gas alam di Indonesia sendiri diidentifikasi
terdapat pada beberapa daerah, salah satunya yang terdapat pada daerah Dusun Pancasan, Desa
Sidengok, Kecamatan Pajawaran, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah. Kandungan gas
dangkal biogenik ini diketahui melalui metode pengamatan geolistrik pada 30 titik. Melalui metode ini
didapatkan hasil bahwa nilai resistivity 3,12-294,3 (Ω meter) sehingga dapat diinterpretasikan
litologi penyusunnya adalah breksi vulkanik, batulempung, dan batupasir. Reservoir gas tersusun atas
batupasir dengan kedalaman 15-40 meter. Sedangkan secara kimiawi komposisi gas didominasi
kandungan Methane (CH4) sebanyak 61,02% dan kandungan Nitrogen (N2) sebanyak 29,33%. Melalui
hasil analisis ini akan dilakukan studi lebih lanjut mengenai kemungkinan kandungan gas dangkal
biogenik yang dapat berperan penting sebagai sumber energi pembangkit listrik melalui pembakaran
dalam gas turbin.

I. PENDAHULUAN masyarakat untuk memenuhi bahan bakar


untuk memasak. Dengan mengetahui
Gas dangkal biogenik adalah suatugas kandungan dari masing - masing unsur
yang terbentuk pada lapisan sedimen kimia yang terdapat pada gas dangkal
dangkal dengan tekanan dan temperatur biogenik di Daerah Dusun Pacasan, maka
yang rendah, sebagai suatu hasil dari kita dapat melakukan pengembangan
aktivitas bakteri anaerobik yang merubah fungsi dari substitusi bahan bakar untuk
komposisi sedimen organik menjadi memasak, menjadi gas pembangkit listrik
sebagian besar gas Metana ( CH4). melalui konsep Methane Power Plant,
Struktur gas metana yang sederhana dan dengan syarat bahwa kandungan unsur
pembentukannya yang membutuhkan kimia serta volume gas dangkal biogenik
temperatur dan tekanan rendah ini memenuhi persyaratan pengembangan
menyebabkan keterdapatan gas metana di Methane Power Plant.
banyak daerah, seperti pada daerah Dusun
Pacasan, Desa Sidengok, Kabupaten II. KONDISI GEOLOGI REGIONAL
Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.
Dari hasil analisa geomorfologi dengan
Keberadaan gas dangkal biogenik di
menggunakan kedua dasar menurut Van
daerah ini bersifat setempat - setempat
Zuidam (1983), maka geomorfologi daerah
dan telah banyak dimanfaatkan oleh
penelitian dapat dibedakan menjadi
555
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Satuan Perbukitan Landai Vulkanik dan pada lokasi tersebut.


Satuan Dataran Bergelombang Kuat Kenampakanmegaskopisbatulempung
Vulkanik. Pengklasifikasian satuan tersebut sendiri memiliki kenampakan
perbukitan vulkanik landai diperoleh warna abu-abu kehitaman, berukuran
melalui hasil perhitungan persen lereng lempung-lanau (1/256mm -1/16mm),
morfometri yang didapati sebesar 17,7% sortasi baik, kemas tertutup dan terdapat
dengan beda tinggi relatif sebesar 87m, sisipan batupasir.
dan satuan dataran bergelombang kuat
Struktur Geologi Daerah Penelitian
vulkanik dengan persen lereng 10%
dengan beda tinggi 70m. Struktur Geologi yang terdapat pada
daerah penelitian adalah struktur kekar.
Stratigrafi Daerah Penelitian
Struktur Kekar yang ditemukan pada
Stratigrafi daerah penelitian diketahui daerah penelitian umumnya berarah
melalui batuan yang tersingkap di relatif baratlaut-tenggara (NW-SE)
lapangan dan juga berdasarkan peta maupun timurlaut-baratdaya (NE-SW).
geologi regional daerah penelitian. Satuan
batuan yang terdapat pada daerah III. SAMPEL DAN METODE
penelitian dengan urutan dari yang PENELITIAN
berusia paling muda sampai yang paling Penelitian terhadap gas dangkal biogenik ini
tua adalah Breksi Vulkanik, Batupasir, meliputi beberapa metode, antara lain:
Batulempung. Satuan Breksi Vulkanik
tersebar luas pada lokasi penelitian, 1. Metode survei lapangan merupakan
tersingkap baik di sepanjang aliran sungai metode pengamatan langsung
disebelah barat lokasi keluarnya gas, dilapangan seperti kondisi geologi
memperlihatkan warna abu-abu daerah Dusun Pacasan dan
kecoklatan, pemilahan buruk, pengambilan gas sampel gas rawa.
mudsupported, butiran menyudut, ukuran 2. Metode deskriptif merupakan metode
fragmen 3-15cm, tersusun atas pecahan yang memanfaatkan studi pustaka
andesit dan basalt dengan tingkat berupa literatur buku maupun
pelapukan sedang - tinggi. Satuan internet untuk mendapatkan data
batupasir pada lokasi penelitian tersingkap pendukung (sekunder).
pada bagian utara dan selatan lokasi
penelitian. Batupasir berwarna abu-abu 3. Metode analisis merupakan kegiatan
berukuran 1/8 - ¼ mm ( pasir halus, penyelidikan yang dilakukan untuk
wentworth, 1922) sampai ¼-1/2 mm (pasir memperoleh fakta-fakta dan
sedang, wentworth,1922), struktur keterangan lebih pada daerah
berlapis, sortasi buruk, kemas tertutup. penelitian
Komposisi batupasir ini terdiri atas matriks Selain terdapat metode yang digunakan di
berupa pasir halus sampai sangat halus dalam peneltian, selama penilitian juga
dan mineral kuarsa, dengan semen berupa dilakukan tahapan-tahapan kerja antara
material silika. Satuan litologi tertua lain:
adalah satuan batulempung yang
tersingkap pada lokasi penelitian dalam 1. Tahap pengumpulan data meliputi
skala kecil, karena hanya tersingkap pada tahap pengumpulan data primer dan
alur sungai kecil pada lokasi penelitian. Hal tahap pengumpulan data sekunder.
tersebut disebabkan batulempung
2. Tahap pengolahan data meliputi tahap
merupakan batuan tertua yang berada
pengolahan data metode
556
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Schlumberger, tahap korelasi antar korelasi C-C’ yang dilakukan pada titik AAP
penampang bawah uji geolistrik, tahap 1, AAP 27, AAP 19, AAP 21, AAP 28, AAP
pembuatan peta, tahap analisis dan 26, AAP 17, dan AAP 18. Setelah dilakukan
pembahasan. pengolahan data maka dapat
diinterpretasikan bahwa reservoir gas
3. Tahap penyusunan rencana untuk
biogenik dangkal merupakan batupasir
mengetahui gas dangkal biogenik pada
yang terendapkan pada titik AAP 1, AAP 2,
daerah Dusun Pacasan ini berpotensi
AAP 18 dan AAP 19 dengan ketebalan 10-
untuk dikembangkan dengan konsep
25 meter pada kedalaman 2-35 meter
Methane Power Plant.
dengan batuan penutup batulempung
dengan ketebalan 2-6 meter, dan batuan
IV. DATA DAN ANALISIS
induk adalah batulempung dengan
Penelitian pendugaan geolistrik dilakukan ketebalan 20-100 meter.
dengan pengukuran di 30 titik yang
tersebar dilokasi penelitian. Dari ke 30 titik V. DISKUSI
pengukuran tersebut kemudian dilakukan
Pemanfaatan gas menggunakan gas alam
interpretasi dan korelasi dari titik-titik
sudah banyak diimplementasikan di
yang dianggap mewakili dan dapat
negara dengan sumber daya gas alam
memberikan informasi kondisi bawah
yang besar seperti Amerika Serikat, Iran,
permukaan. Tiga garis korelasi yaitu A-A’,
Russia dan lainnya. Jenis mesin yang
B-B’, C-C’, titik tersebut merupakan titik-
bekerja adalah Simple Cycle Engine yang
titik penggabungan dari hasil pengolahan
merupakan mesin satu arah dengan
data geolistrik yang memiliki jumlah
keluaran berupa tegangan listrik hasil dari
lapisan batuan dan nilai tahanan jenis
generator. Sistem Simple Cycle ini bekerja
yang berbeda. Korelasi line A-A’ terdiri
dengan menggunakan satu turbin yang
atas titik AAP 1, AAP 2, AAP 3, AAP 4, AAP
terpasang bersama generator. Aliran gas
29, AAP 5 yang menghasilkan interpretasi
yang masuk melalui piringan turbin lalu
bahwa reservoir gas biogenik dangkal
memutar turbin tersebut dan
ditemukan pada batupasir yang
menstimulasikan generator untuk
terendapkan secara melensa pada titik
menghasilkan listrik. Sistem turbin ini
AAP 2, AAP 1, dan AAP 3 dengan
disebut juga turbin gas. Sistem yang
ketebalan sekitar 3-15 meter pada
umum digunakan di masa kini adalah
kedalaman 10-25 meter dengan batuan
Combined System Engine yang
penutup (Seal) dan batuan induk
mengkolaborasikan turbin gas dengan
(Sourcerock) adalah batulempung. Korelasi
steamed turbin. Steamed turbin umum
line B-B’ dilakukan pada titik AAP 5, AAP 6,
digunakan pada proses ekstraksi batubara.
AAP 7, AAP 8, AAP 9, dan AAP 30. Setelah
Stemaed turbin bekerja dengan suplai sisa
dilakukan pengolahan data maka
gas buang dari System pertama (gas
didapatkan hasil interpretasi bahwa
turbin). Gas buangan ini lalu
reservoir gas dangkal biogenik merupakan
menghangatkan air pada tabung dan
batupasir yang terendapkan pada titik AAP
merubahfasa air menjadi uap air yang
6, AAP 7, AAP 8, dan AAP 9 dengan
dapat memeutar turbin kedua. System ini
ketebalan 35-50 meter pada kedalaman 8-
juga dilengkapi dengan generator yang
60 meter dengan batuan penutup
dapat menghasilkan listrik. Sehingga
batulempung dengan ketebalan rata-rata
dalam sekali injeksi gas, listrik yang
10 meter, dan batuan induk adalah
dihasilkan meningkat menjadi dua kali
batulempung dengan ketebalan rata-rata
lipat. Jika mempertimbangkan aspek emisi
55 meter. Korelasi yang terakhir adalah
557
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

yang dihasilkan, kadar emisi yang sama kondisi seperti inilah gas biogenik dangkal
dengan System power plant pada ini dapat dimanfaatkan secara optimal.
batubara, combined system untuk natural Berdasarkan hasil interpretasi penampang
gas dapat menghasilkan energi listrik lebih bawah permukaan dari pengolahan data
besar, sehingga Combined System geolistrik maka dapat diprediksikan bahwa
Methane Power Plant ini lebih ramah penyebaran batuan yang dapat
lingkungan (eco-friendly). menyimpan gas dangkal biogenik terdapat
pada dua lokasi yaitu daerah Pancasan
Gas dangkal pada daerah penelitian
Utara dan Pancasan Selatan. Deliniasi dari
diketahui terdiri dari litologi batulempung
kedua lokasi ini dapat diperhatikan pada
sebagai hasil endapan rawa purba diduga
gambar 1 pada lampiran.
sebagai batuan induk penghasil gas
biogenik dangkal dilokasi penelitian. Gas Pada lokasi penelitian, dilakukan
dangkal biogenik tersebut kemudian pengamatan gas pada permukaan untuk
mengalami migrasi dan terperangkap mengetahui sifat fisik dari gas tersebut,
didalam batupasir. Gas dangkal biogenik sehingga didapatkan hasil bahwa gas
tersebut berada kurang lebih pada dangkal biogenik pada daerah penelitian
kedalaman antara 15-40 meter dari tidak berwarna, sedikit berbau, dan
permukaan tanah. Sedangkan yang mudah terbakar. Selanjutnya adalah
bertindak sebagai lapisan penutup berupa analisis sifat kimia dari batuan yang
lapisan batulempung tipis diantara dilakukan dengan pengambilan sampel gas
batupasir dengan breksi vulkanik. Jenis biogenik dan selanjutnya dilakukan
perangkap reservoir pada daerah ini penelitian pada laboratorium. Hasil
adalah sistem perangkap stratigrafi yang analisis laboratorium pada dua sampel gas
merupakan perangkap reservoar yang dangkal biogenik menunjukkan bahwa
disebabkan karena adanya variasi secara komposisi dominan adalah gas metana.
lateral batuan reservoir atau adanya Pada sampel gas 1 komposisi kimiawi gas
penghentian kontinuitas migrasi gas pada terdiri dari metana (CH4) 61,02%, nitrogen
batuan reservoir. Reservoir gas yang (N2) 29,05%, dan unsur lain 9,93%.
dangkal terhadap permukaan tanah Kemudian pada sampel 2, gas
setempat mengakibatkan batuan mengandung metana (CH4) yaitu kurang
reservoar sangat terpengaruh oleh kondisi lebih 60%, jadi gas biogenik dangkal ini
dipermukaan. Apabila pada musim kering dapat juga disebut gas biogenik metana
maka tekanan gas yang dihasilkan akan karena dominansi komposisi metana.
mengecil karena batuan reservoir yang Spesifikasi kandungan dari masing-masing
bersifat porous hanya terisi oeh gas saja, unsur kimia penyusun gas dangkal
sehingga gas tidak dapat dimanfaatkan biogenic ini dapat diperhatikan pada
secara optimal karena tekanan yang kecil gambar 2 pada lampiran.
dan gas tidak dapat mengalir
Di banyak negara maju Methane Power
kepermukaan. Sebaliknya, apabila pada
Plant merupakan konsep yang umum
musim hujan maka batuan reservoir yang
digunakan untuk pemanfaatan gas dangkal
bersifat porous tersebut akan terisi oleh
biogenik yang terdapat dibanyak lokasi
air yang meresap dari permukaan
dan bersifat setempat-setempat.
sehingga tekanan gas akan bertambah
Pengembangan gas yang bersifat
karena berat jenis dari air lebih besar
setempat-setempat ini dimungkinkan
dibandingkan berat jenis gas, sehingga gas
dengan cara menghubungkan masing-
berada pada bagian atas batuan reservoir
masing reservoir pada pipa besi sehingga
dan tekanan pula akan membesar. Pada
558
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

volume dari gas dangkal ini meningkat dan rawa purba dan terakumulasi pada
dapat diproduksi. Selain faktor volume kedalaman yang relative dangkal, yaitu
yang harus diperhatikan, terdapat aspek 15-40 meter dibawah permukaan.
penting lainnya mengenai pengembangan Batulempung sebagai endapan rawa
dari Methane Power Plant ini yaitu purba diduga sebagai batuan induk
kandungan unsure kimia seperti metana. penghasil gas biogenik dangkal dilokasi
Syarat pembangkit listrik tenaga gas penelitian. Gas biogenic dangkal
biogenik dangkal ini minimal memiliki tersebut kemudian mengalami migrasi
kandungan metana >70% dari kandungan dan terperangkap di dalam Batupasir.
total gas. Pengamatan yang dilakukan Kemudian batu lempung tipis dan
pada Dusun Pacasan menunjukkan lapukan material vulkanik menjadi
kandungan gas metana rata-rata sebesar lapisan penutup dari batuan reservoir.
61,02% dan 60,79% pada dua sampel
2. Hasil uji sampel gas pada daerah
lokasi. Kandungan gas metana pada gas
penelitian menunjukkan bahwa gas
rawa ini tidak memenuhi syarat untuk
pada daerah penelitian menunjukkan
dibangun Methane Power Plants sehingga
bahwa gas mengandung komposisi
gas biogenic dangkal pada daerah ini lebih
kimia yang dominan berupa metana
banyak dimanfaatkan secara langsung
(CH4). Dari hasil sampel 2 gas yang
oleh warga sebagai substitusi bahan bakar
diuji didapatkan hasil kandungan
untuk memasak.
metana sebesar 61,02% dan 60,79%.
VI. KESIMPULAN 3. Kandungan metana yang dibutuhkan
Berdasarkanuraian yang telahdijelaskan, untuk merealisasikan Methane Power
makadapatdiperolehbeberapakesimpulanseba Plant sebesar >70% untuk dapat
gaiberikut: menjadi pembangkit listrik. Tetapi
dengan kandungan metana sebesar 61,
1. Gas biogenik dangkal pada daerah 02% dan 60,79% pada Dusun Pancasan
Dusun Pancasan, Kecamatan mengakibatkan tidak potensialnya
Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, dilakukan pengembangan Methane
Provinsi Jawa Tengah ini terbentuk Power Plant sebagai pembangkit listrik
pada daerah cekungan yang diduga pada daerah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Atma Pramadhani, Armandho, 2010, Executive Summary, Univeritas Diponegoro, Semarang
Boggs, S., 1987, Principles of Sedimentology and Stratigraphy, Merril Publishing Company, A Bell &
Howell company, Ohio, USA
Harsono, 1983, Kolom Stratigrafi Zona Kendeng,-
Sharma, 1997, Environmental and Engineering Geophysics, Cambridge University Press, London

TABEL
Tabel 1. Uji Kimia Sample 1
Component Mol Percent GPM
Hydrogen Sulfide H2S - -
Carbon Dioxide CO2 0.94 -
Nitrogen N2 29.05 -
559
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Oxygen O2 8.63 -
Methane CH4 61.02 -
Ethane C2H6 0.36 -
Propane C3H8 0 0.096
Iso-Butane i-C4H10 0 0
n-Butane n-C5H10 0 0
Iso-Pentane i-C5H12 0 0
n-Pentane n-C5H12 0 0
Hexanes+ C6H14 0 0
100 0.096

Tabel 2. Uji Kimia Sample 2


Component Mol Percent GPM
Hydrogen Sulfide H2S 0 -
Carbon Dioxide CO2 0.97 -
Nitrogen N2 29.33 -
Oxygen O2 8.55 -
Methane CH4 60.79 -
Ethane C2H6 0.39 -
Propane C3H8 0 0.096
Iso-Butane i-C4H10 0 0
n-Butane n-C5H10 0 0
Iso-Pentane i-C5H12 0 0
n-Pentane n-C5H12 0 0
Hexanes+ C6H14 0 0
100 0.096

GAMBAR

560
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 1. Peta Geologi Daerah Pengamatan

Gambar 2. Potensi Gas Biogenik

561

Anda mungkin juga menyukai