PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1: Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin
and Soft-Tissue Infection (B)
2
2.2 Etiologi
Penyebab selulitis paling sering pada orang dewasa adalah Staphylococcus
aureus dan Streptokokus beta hemolitikus grup A sedangkan penyebab
selulitis pada anak adalah Haemophilus influenza tipe b (Hib), Streptokokus
beta hemolitikus grup A, dan Staphylococcus aureus. Streptococcuss beta
hemolitikus group B adalah penyebab yang jarang pada selulitis. Selulitis pada
orang dewasa imunokompeten banyak disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes dan Staphylococcus aureus sedangkan pada ulkus diabetikum dan
ulkus dekubitus biasanya disebabkan oleh organisme campuran antara kokus
gram positif dan gram negatif aerob maupun anaerob. Bakteri mencapai
dermis melalui jalur eksternal maupun hematogen. Pada imunokompeten
perlu ada kerusakan barrier kulit, sedangkan pada imunokopromais lebih
sering melalui aliran darah . Onset timbulnya penyakit ini pada semua usia.
Tabel 1: Etiologi Soft Tissue Infection (STIs)
3
Gambar 2: Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of
Predisposition to the Condition (6)
4
2.3 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi selulitis adalah: kaheksia, diabetes melitus, malnutrisi,
disgamaglobulinemia, alkoholisme, dan keadaan yang dapat menurunkan
daya tahan tubuh terutama bila diseratai higiene yang buruk. Selulitis
umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka atau ulkus atau lesi kulit yang
lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang normal terutama
pada pasien dengan kondisi edema limfatik, penyakit ginjal kronik atau
hipostatik.
5
nyeri tekan. Jika tidak diobati, gejala akan menjalar ke sekitar lesi terutama
ke proksimal. Kalau sering residif di tempat yang sama dapat terjadi
elefantiasis.
Lokasi selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher, sedangkan pada
orang dewasa paling sering di ekstremitas karena berhubungan dengan
riwayat seringnya trauma di ekstremitas. Pada penggunaan salah obat, sering
berlokasi di lengan atas. Komplikasi jarang ditemukan, tetapi termasuk
glomerulonefritis akut (jika disebabkan oleh strain nefritogenik streptococcus,
limfadenitis, endokarditis bakterial subakut). Kerusakan pembuluh limfe
dapat menyebabkan selulitis rekurens.
Efloresensi berupa makula eritematosa atau kehitaman menonjol di atas
permukaan kulit, ukuran besar dan dapat mencapai plakat. Di atasnya terdapat
fistel- fistel yang mengeluarkan sekret seropurulen.
6
2.5 Patogenesis
Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering
berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan
pada orang yang menderita diabetes mellitus yang pengobatannya tidak
adekuat.
Setelah menembus lapisan luar kulit, infeksi akan menyebar ke jaringan-
jaringan dan menghancurkannya, hyaluronidase memecah substansi
polisakarida, fibrinolysin mencerna barrier fibrin, dan lecithinase
menghancurkan membran sel.
7
Eritema lokal pada kulit Edema kemerahan
Nyeri tekan
2.6 Diagnosis
Diagnosis selulitis ditegakkan berdasarkan dari pemeriksaan fisik, riwayat
penyakit (anamnesa), dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang
yang dapat membantu menegakkan diagnosis selullitis antara lain adalah:
pemeriksaan laboratorium (darah), biakkan kuman, punksi cairan dan
kemudian dilakukan bilasan gram, kultur darah, biopsy kulit pada pasien-
pasien immunocompremised. Pada pemeriksaan klinis selulitis ditemukan
makula eritematous, tepi tidak meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat
dan teraba panas, dapat disertai limfangitis dan limfadenitis. Penderita
biasanya demam dan dapat menjadi septikemia.
Selulitis yang disebabkan oleh H. Influenza tampak sakit berat, toksik dan
sering disertai gejala infeksi traktus respiratorius bagian atas bakteriemia dan
septikemia. Lesi kulit berwarna merah keabu-abuan, merah kebiru-biruan
atau merah keunguan. Lesi kebiru-biruan dapat juga ditemukan pada selulitis
yang disebabkan oleh Streptokokus pneumonia Pada pemeriksaan darah tepi
selulitis terdapat leukositosis (15.000-400.000) dengan hitung jenis bergeser
ke kiri.
8
Tepi : Batas tidak tegas
Penonjolan : Tidak terlalu menonjol
Vesikel atau bula : Biasanya disertai dengan vesikel atau bula
Edema : Edema
Hangat : Tidak terlalu hangat
Fluktuasi : Fluktuasi
Tabel 1. Gejala dan tanda selulitis
9
pada perabaan dan nyeri tekan. Pada bagian tengah ditemukan vesikel
miliar atau bula lentikular.
Mikosis profunda
Adalah kromomikosis yang biasanya menyerang kulit dengan
gambaran nodular dan verukosa. Perjalanan penyakit jamur masuk
dari tanah melalui abrasi kulit, berkembang membentuk nodula –
nodula yang selanjutnya menjadi lesi veruka menyerupai kembang
kol. Efloresensi berupa nodula – nodula lentikular sampai numular
dengan permukaan kasar menyerupai kembang kol berbatas tegas.
10
terasa sakit, tidak ada tanda sistemik (demam, dingin, dehidrasi,
takipnea, takikardia, hipotensi), dan tidak ada faktor resiko.
2. Pemeriksaan Imaging
a. Plain-film Radiography, tidak diperlukan pada kasus yang tidak
lengkap (seperti kriteria yang telah disebutkan)
b. CT (Computed Tomography)
Baik Plain-film Radiography maupun CT keduanya dapat digunakan
saat tata klinis menyarankan subjucent osteomyelitis.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging), Sangat membantu pada diagnosis
infeksi selulitis akut yang parah, mengidentifikasi pyomyositis,
necrotizing fascitiis, dan infeksi selulitis dengan atau tanpa
pembentukan abses pada subkutaneus.
2.9 Terapi
11
b) Ampisilin
Dosisnya 4x500 mg, diberikan 1 jam sebelum makan. Dosis anak
50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
c) Amoksisilin
Dosisnya sama dengan ampsilin, dosis anak 25-50 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3 dosis. Kelebihannya lebih praktis karena dapat
diberikan setelah makan. Juga cepat absorbsi dibandingkan dengan
ampisilin sehingga konsentrasi dalam plasma lebih tinggi.
d) Golongan obat penisilin resisten-penisilinase
Yang termasuk golongan obat ini, contohnya: oksasilin,
dikloksasilin, flukloksasilin. Dosis kloksasilin 3 x 250 mg/hari
sebelum makan. Dosis flukloksasilin untuk anak-anak adalah 6,25-
11,25 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
12
Sering memberi rasa tak enak dilambung. Dosis linkomisin untuk anak
yaitu 30-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis.
Sefalosporin
Pada selulitis yang berat atau yang tidak member respon dengan obat-
obatan tersebut diatas, dapat dipakai sefalosporin. Ada 4 generasi yang
berkhasiat untuk kuman positif-gram ialah generasi I, juga generasi IV.
Contohya sefadroksil dari generasi I dengan dosis untuk orang dewasa
2 x 500 m sehari atau 2 x 1000 mg sehari (per oral), sedangkan dosis
untuk anak 25-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis.
2.10 Prognosis
Prognosis pasien dengan selulitis pada umumnya baik. Terapi antibiotik
yang tepat biasanya memberikan hasil penyembuhan total. Selulitis akut
dengan atau tanpa abses, memiliki kecenderungan untuk menyebar melalui
aliran darah dan system limfa dan mungkin menjadi penyakit serius, jika
tidak diobati sedini mungkin. Pada pasien dengan edema kronis, penyebaran
akan sangat cepat dan penyembuhan akan lebih lama meskipun drainase dan
sterilisasi dari lesi oleh antibiotik. Selulitis cenderung kambuh di daerah yang
sama, mungkin sebagai akibat obstruksi kronik system limfatik dan edema
persisten.
13
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama : Bengkak pada tangan kanan
14
Riwayat social : pasien sehari – hari bekerja sebagai,
menkonsumsi kopi (-), merokok (-), alkohol (-).
Thorax :
Pulmo :
15
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, ketertinggalan gerak nafas (-),
jejas (-)
Palpasi : vokal fremitus simetris kiri dan kanan , nyeri tekan (-),
teraba massa (-).
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis terlihat
Palpasi: Iktus kordis teraba di ICS V MCL sinistra
Perkusi : batas jantugn kanan ICS V PSL sinistra
Batas kiri ICS V MCL sinistra
Batas atas ICS II PSL sinistra
Auskulasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, jejas (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa (-)
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Ekstremitas atas : akral hangat (+/+), edema (+/-), CRT <2 detik
Ekstremitas bawah : akral hangat (-/-), edema (-/-)
16
3.4 Status lokalis
17
3.6 Diagnosis Kerja
Selulitis Manus Dextra
3.7 Terapi
- Kompres NaCL 0,9% 3 x ue
- Cefadroxil 2 x 500 mg PO
3.8 Konseling
1. Menjaga faktor hygiene perorangan dan lingkungan.
2. Istirahatkan tangan yang di serang ditinggikan ( elevasi) sedikit lebih
tinggi dari pada letak jantung.
3. Pemberian antibiotik topikal diberikan kompres terbuka dengan larutan
antiseptik, kompres lesi 3 kali sehari sampai dengan lesi kering
4. Minum obat secara teratur
3.9 Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
Streptoccocus dan S. aureus, yang menyerang jaringan subkutis dan daerah
superfisial. Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal
(robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh balik
(vena) maupun pembuluh getah bening. Daerah predileksi yang sering
terkena yaitu wajah, badan, genitalia, dan ekstremitas atas dan ekstremitas
bawah. Pada pemeriksaan klinis selulitis: adanya makula erimatous, tepi tidak
meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas. Efloresensi
berupa makula eritematosa atau kehitaman menonjol di atas permukaan kulit,
ukuran besar dan dapat mencapai plakat. Di atasnya terdapat fistel- fistel yang
mengeluarkan sekret seropurulen. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis. Penanganan perlu
memperhatikan faktor predisposisi dan komplikasi yang ada.
19