Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa pubertas, dimana remaja akan mengalami perubahan
biologis terutama pada kapasitas reproduksi yaitu seperti perubahan alat kelamin, dari
masa anak ke dewasa. Remaja putri akan mengalami menstruasi yaitu tanda permulaan
pematangan seksual, namun terdapat beberapa gangguan menstruasi yang menjadi
permasalahan pada remaja putri saat ini, beberapa remaja putri pada saat menstruasi
akan merasakan nyeri pada bagian perut yang disebut dengan nyeri dismenore, nyeri
yang dirasakan akan menimbulkan dampak buruk bagi prestasi remaja putri di sekolah,
remaja putri yang mengalami dismenore pada saat menstruasi banyak yang tidak
masuk sekolah dan meninggalkan kelas saat pelajaran berlangsung, prestasi remaja
putri juga berkurang dibanding remaja putri yang tidak mengalami dismenore (Dewi,
2015).
Dismenore adalah rasa sakit pada masa menstruasi yang cukup parah hingga bisa
mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa sakit dismenore bisa bermacam-macam, mulai
dari rasa sakit yang tajam, tumpul, berdenyut, mual, terbakar atau menusuk dan
biasanya bersamaan dengan menorragia (Verawaty & Rahayu, 2012). Dismenore
merupakan nyeri selama mentruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus. Penyebab
terjadinya dismenore dikarenakan adanya peningkatan kadar prostaglandin.
Peningkatan ini akan mengakibatkan kontraksi uterus menurun sehingga uterus dan
vasokonstriksi pembuluh darah. Aliran darah yang menuju uterus menurun sehingga
uterus tidak mendapat suplai oksigen yang adekuat yang menyebabkan nyeri intensitas
nyeri dipengaruhi oleh deskripsi individu tantang nyeri atau persepsi pengalaman nyeri
( Melda dkk, 2015).
Dismenore adalah rasa sakit yang menyertai mentruasi sehingga dapat
menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Rasa sakit yang menyerupai kejang ini
terasa di perut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum haid datang, dan

1
2

berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesudah itu semua rasa tidak enak
tadi hilang. Dismenore dapat dialami lebih dari setengah wanita yang sedang
mentruasi, dan prevalensinya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari berbabagai
Negara di dunia cukup tinggi. Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia
menderita dismenore dalam sebuah siklus mentruasi. Pasien melaporkan saat nyeri
haid, dimana sebanyak 12% nyeri haid sudah parah, 37% nyeri haid sedang, dan 49%
nyeri haid masih ringan. ( Hapsari & Anasari, 2013).
Menurut WHO (2012) didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita
yang mengalami dismenore dengan 10-15% mengalami dismenore berat. Di Indonesia
lebih banyak perempuan yang mengalami dismenore tidak melaporkan atau
berkunjung ke dokter. Dikatakan 90% perempuan Indonesia pernah mengalami
dismenore (Gumangsari, 2014).
Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89%
dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Suatu studi menyatakan akibat
dismenore tersebut sekitar 10% hingga 18%, dismenore adalah penyebab utama absen
sekolah dan terganggu aktivitas lain. Hal ini diperkuat oleh penelitian terdahulu bahwa
akibat keluhan dismenore pada remaja putri di Purworejo berdampak pada gangguan
aktivitas sehari- hari sehingga menyebabkan absen sekolah < 3 hari. Hasil studi terbaru
menunjukan bahwa hampir 10% remaja yang dismenore mengalami absence rate 1-3
hari per bulan atau ketidakmampuan remaja dalam melakukan tugasnya sehari-hari
akibat nyeri hebat. Tingkatan rasa sakit saat menstruasi adalah sakit ringan 47,7% dan
sakit berat sebanyak 47%. Selanjutnya untuk menghilangkan rasa sakit, remaja tersebut
menggunakan obat sendiri tanpa konsultasi dengan dokter, minum obat analgesik
32,5%, melakukan kompres dengan air panas 34% dan yang tersering melakukan
istirahat sekitar 92% (Utami, 2015).
Dismenore dapat dikurangi dengan tindakan farmakologi dan non-farmakologi.
Salah satu yang dapat dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri pada seseorang orang
yang mengalami dismenore dengan aroma terapi, nyeri pada saat mentruasi dapat
berkurang dengan pembarian aroma terapi. Aroma terapi juga dapat memberikan efek
3

situmulasi, keseimbangan, dan relaksasi pada pikiran dan fisik tubuh, inilah yang dapat
menurunkan rasa nyeri ada seseorang. Adapun minyak yang dapat digunakan dengan
cara aroma terapi untuk pengobatan nyeri saat mentruasi adalah minyak jasmine,
minyak ini berfungsi membantu melancarkan pengeluaran darah kotor. Minyak
jasmine dapat menurunkan rasa nyeri ataupun rasa sakit. Jasmine ini memiliki aroma
yang sedative, yang dapat menghilangkan rasa sakit, mengendurkan system saraf,
menenangkan dan melegakan (Purnama dkk, 2015).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnama dkk (2015) terhadap seluruh
siswi kelas XI di SMAN 2 Pontianak terdapat 131 siswi remaja putri yang pernah
mengalami dismenore saat mentruasi, siswi mengatakan nyeri menstruasi yang
dirasakan menganggu konsentrasi belajar di sekolah dan pernah tidak masuk sekolah
karena nyeri mentruasi yang dirasakan berat dan tidak dapat ditahan. Dalam menangani
nyeri mentruasi tersebut, siswi mengatakan pada saat mengalami nyeri mentruasi tidak
melakukan apa-apa, hanya dibiarkan saja dan tidak penah mengkomsumsi obat anti
nyeri untuk mngurangi nyeri mentruasi tersebut.
Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan pemberian kompres hangat dan
aromatherapy terhadap penurunan nyeri mentruasi pada siswi XI SMA Negeri 1
Karangbinagun tahun 2014. Didapatkan pula hasil penelitian yang dilakukan pada
siswi kelas XI SMA Negeri 1 pemangkat menunjukan ada perbedaan signifikan
sebelum dan sesudah dilakukan terapi non-farmakologi menggunakan kompres hangat
dan aroma terapi jasmine serta ada perbedean yang signifikan sebelum dan sesudah
dilakukan terapi farmakologi dengan analgetik gol. NSAID (Non-Steroid Anti
Inflammotory Drugs). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas XI yang
mengalami dismenore. Sampal dalam penelitian ini berjumlah 16 siswi. Teknik
pengmabilan sampel dalam penelitian ini di ambil menggunakan cara purposive
sampling, dimana pemilihan sampel yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan
tertentu atau dipilih berdasarkan penilaian tertentu.
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami
dismenore dengan siklus mentruasi yang teratur, remaja putri yang belum pernah
4

melakukan aroma terapi jasmine dan remaja putri yang bersedia menjadi responden,
sedangkan yang tidak menjadi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri
yang menggunakan terapi obat-obatan non-farmakologi maupun ramuan tradisional
dalam mengurani nyeri mentruasi dan remaja putri yang tidak suka dan alergi dengan
aroma bunga jasmine.
Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa karakteristik skala nyeri mentruasi
sebelum pemberian aroma terapi jasmine responden yang mengalami nyeri mentruasi
dengan skala nyeri sedang yaitu sebanyak 10 responden dengan persentase 62,5% dan
skala nyeri berat yaitu sebanyak 6 responden dengan persentase 37,5%. Dan
berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa karateristik skala nyeri mentruasi
setelah pemberian aroma terapi jasmine responden yang mengalami nyeri mentruasi
dengan skala nyeri tidak nyeri yaitu sebanyak 5 responden dengan persentase 31,2%,
nyeri ringan yaitu sebanyak 9 responden dengan persentase 56,2%, dan nyeri sedang
sebanyak 2 responden dengan persentase 12,5%. Dari hasil penelitian tersebut jumlah
responden yang mengikuti aroma terapi jasmine berjumlah 16 responden dengan
Interpretasi lengkap nilai interval kepercayaan (IK) 95% dapat disimpulkan bahwa
hasil penelitian dapat diberikan kepercayaan sebesar 95% jika pengukuran dilakukan
pada populasi, dengan penurnan skala nyeri mentruasi pada pretest dan posttest adalah
antara 3,32706-5,17294. Sementara itu nilai signifikasi pada hasil penelitian adalah
0,000. Karena nilai p< 0,05 maka diambil kesimpulan bahwa terdapat penurunan skala
nyeri mentruasi yang bermakna antara pretest dan posttest pada remaja putri yang
diberikan aroma terapi jasmine di SMAN 2 Pontianak tahun 2015.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada tanggal 14
februari 2019 terhadap siswi kelas X dan XI MA Sirajul Ulum Pontianak. jumlah
keseluruhan siswi kelas X dan XI terdapat 78 orang dan semua siswi sudah menstruasi.
Dari hasil wawancara kepada 10 siswi yang mengeluh mengalami disminorea yang
mana siswi tersebut rata-rata berusia 16 tahun dan upaya penanganan mereka dalam
mengurangi rasa nyeri tersebut dengan cara tiduran dalam beberapa menit,
mengoleskan minyak kayu putih diperut, dan sebagian lagi tidak melakukan upaya
5

penanganan, hanya ditahan dan dibiarkan saja. Mereka mengatakan keadaan ini
mengganggu konsentrasi belajar di kelas dan membuat malas untuk melakukan
aktifitas. Menurut keterangan yang didapat dari guru BK, rata-rata siswi yang
mengalami dismenorea mengeluh sakit perut disertai pusing, lemas, ada pula yang
terpaksa tidak bisa masuk sekolah dan izin untuk pulang karena dismenore.
Meskipun dismenore banyak dialami oleh perempuan yang menstruasi, tetapi
banyak pula dari mereka yang sering mengabaikan nyeri tersebut tanpa melakukan
upaya penanganan yang tepat, kondisi seperti ini bisa saja membahayakan kesehatan
mereka sendiri apabila dibiarkan begitu saja karena nyeri tersebut bisa saja merupakan
gejala endometriosis atau penyakit dismenore sekunder lainnya, padahal masih banyak
cara yang bisa mereka lakukan untuk mengurangi nyeri tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti membuat rumusan
masalah sebagai berikut “Apakah Terdapat Pengaruh Aroma Terapi Bunga Jasmine
terhadap Perubahan Intensitas Skala Nyeri Disminore Primer Pada Siswi Di MA
Sirajul Ulum Pontianak ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk Mengidentifikasi pengaruh aroma terapi bunga jasmine terhadap
perubahan intensitas Skala Nyeri Disminorea Primer Pada Siswi Di MA Sirajul
Ulum Pontianak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi nyeri sebelum di lakukan aroma terapi jasmine pada
siswi yang mengalami disminorea primer di MA Sirajul Ulum Pontianak.
b. Untuk mengidentifikasi nyeri sesudah di lakukan aroma terapi jasmine pada
siswi yang mengalami disminorea primer di MA Sirajul Ulum Pontianak.
c. Menganalisis efektifitas aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri haid
(disminorea primer) pada siswi di MA Sirajul Ulum Pontianak.
6

D. Ruang Lingkup Penelitian


1. Ruang Lingkup Keilmuan
Dalam penelitian ini liang lingkup keilmuan yaitu dalam sub ilmu kebidanan.
2. Ruang Lingkup Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh Siswi kelas X dan XI yang mengalami
disminorea di MA Sirajul Ulum Pontianak.
3. Ruang Lingkup Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah MA Sirajul Ulum Pontianak.
4. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini di lakukan dalam bulan Juni
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Remaja Putri
Untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenorea dan
mengaplikasinya dengan harapan nyeri yang dirasakan dapat berkurang.
2. Bagi Peneliti
Adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang
penanganan dismenorea.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber pustaka atau referensi untuk
pengembangan penelitian selanjutnya khusus penanganan nyeri saat mengalami
dismenorea.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian yang berkaitan dengan aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri
haid (disminorea primer) adalah :
7

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No. Peneliti Tahun Judul Peneliti Metode Hasil Penelitian
Penelitian
1. Ariyani 2015 Pengaruh aroma Pre- hasil penelitian diperoleh
Pradana terapi jasmine ekspiriment bahwa aroma terapi
Dewi terhadap dengan on jasmine didapatkan nyeri
penurunan skala group sedang 62,5% dan nyeri
nyeri pada remaja pretest berat 37,5% . setelah
putri yang posttest dilakukan aroma terapi
mengalami design’ jasmine didapatkan tidak
dismenore. nyeri 31,3%, nyeri ringan
56,2% dan nyeri sedang
12,5%. Pada uji t-tes
paired didapatkan hasil
bahwa nilai p=0,000,
dimana p<0,05.
2 Vida 2014 Hubungan Cross Hasil analisis univariat
Wira pengetahuan sectional didapatkan
Utami tentang pengetahuan tentang
dismenore dismenore dalam
dengan perilaku kategori baik 68
pencegahannya (56,7%) responden,
pada remaja putri dan perilaku
kelas x dan xi di pencegahan dismenore
SMA Gajah dalam kategori positif
Mada Bandar 64 (53,3%). Hasil
Lampung analisa bivariat
diperoleh P value lebih
0,00 lebih kecil dari
nilai α = 0,05, berarti
ada hubungan antara
pengetahuan tentang
dismenore dan perilaku
pencegahan dismenore.
Dan OR (95%CI)
didapatkan 5,400.
Saran penelitian ini
adalah bagi remaja
putri yang mengalami
dismenore diharapkan
dapat mengatasi
dismenore dengan
teknik relaksasi,
hipnoterapi ataupun
alternatif pengobatan.
8

3 Retno 2013 Efektivitas teknik Quasi- Penurunan nilai rata-rata


Wida relaksasi nafas Eksperimen nyeri sebelum dan
Hapsari dalam dan tal Design sesudah dilakukan teknik
metode (eksperime relaksasi nafas dalam
pemberian n semu), sebesar 2,400 sedangkan
cokelat terhadap rancangan metode pemberian cokelat
penurunan penelitian sebesar
intensitas adalah two 1,733. Hasil uji paired t-
dismenore pada group test p = 0,000 < α (0,05).
remaja putri comparriso Nilai korelasi teknik
di smk swagaya 2 n pretest- relaksasi nafas dalam >
purwokerto posttest nilai korelasi metode
design pemberian cokelat.
dengan Teknik relaksasi nafas
pendekatan dalam lebih efektif
cross terhadap penurunan skala
sectiona intensitas dismenore
dibandingkan dengan
metode pemberian
cokelat.

Anda mungkin juga menyukai