TESIS
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Dokter
Spesialis Anestesiologi
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
NPM z 0906646542
TandaTangan :
Tanggal : 20 November2014
Universitas lndonesia
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini.Penulisan tesis ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Dokter Spesialis
Anestesiologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M. Met., selaku Rektor Universitas
Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
menyelesaikan tesis ini.
2. Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM-K., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan
kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tesis ini.
3. dr. Aries Perdana, SpAn-K, selaku Kepala Departemen Anestesiologi dan
Terapi Intensif FKUI/RSCM, Dr. dr. Ratna Farida, SpAn-K selaku Ketua
Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi FKUI/RSCM, dr.
Adhrie Sugiarto,SpAn-KIC selaku Sekretaris Program Pendidikan Dokter
Spesialis Anestesiologi FKUI/RSCM, Dr. dr. Aida R. Tantri, SpAn-K
selaku Koordinator Penelitian dan Pengembangan (Kolitbang) Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI/RSCM.
4. dr. Aries Perdana, SpAn-K, selaku pembimbing I yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan
tesis ini.
5. dr. Christopher Kapuangan, SpAn, selaku pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan tesis ini.
6. dr. Khamelia, SpKJ-K, selaku pembimbing III yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan
tesis ini.
Universitas Indonesia
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Universitas Indonesia
bawah ini:
Dibuat di Jakarta.
w
Pada tanggal 20 November 2014.
Universitas Indonesia
Hasil: Sebanyak 102 pasien (42 laki-laki dan 60 perempuan) menjadi subjek
penelitian penelitian ini. Analisis faktor dengan rotasi oblique menghasilkan
dua skala yaitu skala kecemasan dan kebutuhan informasi. Hasil reliabilitas
Cronbach’s Alpha skala kecemasan dan kebutuhan informasi APAIS versi
Indonesia cukup tinggi yaitu 0,825 dan 0,863. Pasien dengan kebutuhan
informasi tinggi menunjukkan kecemasan praoperatif yang lebih tinggi. Skala
APAIS tidak berhubungan dengan jenis kelamin, riwayat operasi, jenis operasi
atau jenis anestesi
Simpulan: APAIS versi Indonesia sahih (valid) dan handal (reliable) untuk
mengukur kecemasan praoperatif pada populasi Indonesia. Penelitian
selanjutnya diperlukan untuk menentukan sensitivitas dan spesifisitas cut off
point kecemasan pada populasi Indonesia
Universitas Indonesia
Methods: The translation was done in forward and backward translation. Total
sample 102 patient undergoing elective surgery answered the Indonesian
APAIS one day before operation. Construct validity was determined by factor
analysis with oblique rotation. The internal consistency was evaluated by
Cronbach’s alpha.
Results: A total 102 patient (42 men and 60 women) enrolled in this study.
The two scales anxiety and need for information could be replicated by factor
analysis. High reliability Cronbach’s alpha anxiety and need for information
scale Indonesian APAIS respectively 0,825 and 0,863. Patient with high
information needs showed higher preoperative anxiety. The APAIS scale are
independent of sex, previous surgery, type of operation or type of anesthesia.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Manifestasi kecemasan
- Ketakutan akan kehilangan keasadaran sesuatu yang tidak pasti, tidak
bangun lagi, kematian
- Ketakutan saat induksi : sungkup muka, jarum suntik, injeksi obat
- Ketakutan anestesia yang tidak adekuat : operasi dimulai ketika obat bius
belum bekerja, tersadar saat anestesia masih berlangsung, kembali sadar
yang terlalu cepat
- Ketakutan akan efek samping : mual, muntah, rasa nyeri, gigi patah
- Ketakutan akan mendengar pembicaraan dalam keadaan terbius,
kehilangan kontrol, tampak konyol, reaksi emosional, sensasi abnormal,
tidak mampu berpikir dengan jelas
_______________________________________________________________
Sumber : Moerman N. Psychological aspects of anesthesia. Dissertation. Faculty of Medicine
Amsterdam University, 1996
STAI dan APAIS. Sedangkan pada tahun 2010 Wong-Sun Kim di Korea yang
melakukan studi pada 120 pasien yang akan menjalani operasi elektif dengan
anestesi umum mendapatkan 43% pasien mengalami kecemasan praoperatif.
Tahun 2010 di Meksiko, Jose Manuel Ornelas mendapatkan persentase
kecemasan yang dialami oleh pasien 24 jam sebelum operasi elektif sebesar 76 %
dari 135 pasien dengan menggunakan instrumen APAIS.11,12,14
Pada studi prospektif yang dilakukan oleh Rita Laufenberg dan Bernd
Kappis di jerman tahun 2013 didapatkan 18,9% pasien yang akan menjalani
operasi elektif mengalami kecemasan praoperatif. Kecemasan praoperatif diukur
dengan menggunakan instrumen APAIS.2
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
_________________________________________________________________
Telah diolah kembali dari Moerman N, VanDam FS, Muller MJ, Oosting H. The Amsterdam
Preoperative Anxiety and Information (APAIS). Anesh Analg 1996; 82: 445-51, Julian LJ.
Measures of anxiety. Arthritis Care & Research 2011; 63: 467-472, Millar K, Jelicic M, Bonke B,
Asbury J. Assessment of preoperative anxiety awaiting surgery for breast cancer. British Journal
of Anaesthesia. 1995;74,180-3.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
oleh populasi target. Pada tahap ini responden dapat diminta untuk membaca
instruksi dalam instrumen dengan keras dan menjelaskan secara singkat maksud
dari masing-masing pertanyaan atau pernyataan dalam instrumen tersebut.
Diskusi dilakukan apabila ada kata atau kalimat yang tidak dimengerti sehingga
perlu dilakukan perubahan.27,28
2.7 Validitas
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak
relevan dengan tujuan pengukuran. Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari
kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Azwar jenis validitas
digolongkan menjadi 3 kategori yaitu : validitas isi (content validity), validitas
konstruk (construct validity), dan validitas berdasarkan kriteria (criterion-related
validity).29,31
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.8 Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat seberapa besar suatu alat pengukur mengukur dengan
stabil dan konsisten. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari
pengukurannya. Suatu pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat
dipercaya. Supaya dapat dipercaya, maka hasil dari pengukuran harus akurat dan
konsisten.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Selanjutnya akan dikorelasikan antara skor belahan pertama dan belahan kedua
dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Angka korelasi yang
dihasilkan harus diformulasikan dengan perhitungan agar menghasikan angka
reliabilitas keseluruhan pernyataan. Oleh karena itu reliabilitas split half akan
menghasilkan angka koefisien yang sangat bervariasi. Hal ini yang menjadi
kelemahan reliabilitas split half karena angka koefisien yang dihasilkan
bergantung bagaimana pemecahannya.29,30
Universitas Indonesia
Instrumen diagnostik :
-VAS
-STAI
-APAIS
Kecemasan
praoperatif
Faktor resiko :
-Jenis kelamin
-Usia
-Suku
-Pendidikan Intervensi :
-Riwayat -Edukasi/inform
pembiusan atau consent
operasi -obat premedikasi
Universitas Indonesia
APAIS
(versi bahasa Belanda)
Adaptasi lintas
budaya
InterAPAIS
observer
(versi bahasa Indonesia)
Berdasarkan kriteria
Validitas isi
Konsistensi internal
Test retest
Uji reliabilitas
Split half
Inter observer
Valid
Reliabel
Universitas Indonesia
20 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2
(Zα + Zβ)
________________
n = +3
0,5ln ( 1+r /1-r)
Keterangan :
n = besar sampel untuk uji validitas
α = derivat baku alpha (α = 0,05) Zα = 1,64
β = derivate baku beta (β = 0,1) Zβ = 1,28
r = koefisien korelasi minimal yang dianggap valid
Pada penelitian ini ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5 %, hipotesis satu arah,
sehingga Zα = 1,64. Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10 %, sehingga Zβ =
1,28. Koefisien korelasi minimal yang dianggap valid ditetapkan sebesar 0,3.
2
(1,64 + 1,28) 22
n = ________________ + 3 = 93
0,5ln ( 1+0,3 /1-0,3)
Jumlah sampel 93 orang. Dengan estimasi drop out sebesar 10% maka jumlah
sampel minimal didapatkan 102 orang.
jadwal operasi elektif. Sampel yang digunakan setiap hari adalah 10 pasien.
Penentuan 10 pasien tersebut dengan metode simple ramdom sampling.
Randomisasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan komputer.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
11. Kata kognitif berasal dari bahasa latin, cognoscere, dalam bahasa
Indonesia memiliki arti “untuk mengenali”. Oleh karena itu fungsi
kognitif didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk memproses
informasi dan menerapkan pengetahuan. Gangguan kognitif dapat
diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk berfikir,
berkonsentrasi, mengingat, dan mewujudkan ide akibat adanya
gangguan pada otak.34
12. Mini Mental State Examination (MMSE)
Pemeriksaan status mental adalah suatu pemeriksaan untuk
menskrining adanya hendaya kognitif. Pemeriksaan MMSE
merupakan pemeriksaan neuropsikiatrik yang sering digunakan dalam
evaluasi pasien dengan gangguan fungsi kognitif. MMSE selain cukup
praktis juga mencakup beberapa domain fungsi kognitif, yaitu :
memori, fungsi eksekutif, perhatian, bahasa, praksis, dan kemampuan
visuospasial.35
Pemeriksaan MMSE dilakukan oleh residen anestesi yang
melakukan kunjungan pra-anestesia. Skor maksimal MMSE 30, skor
MMSE ≤ 24 sudah digolongkan sebagai demensia. Pasien dengan
skor MMSE > 24 dimasukkan sebagai subjek penelitian.
Universitas Indonesia
Identifikasi pasien
Dikeluarkan dari
penelitian Skrining MMSE
Input data
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
31 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
panel ahli tidak menambahan atau mengurangi pemilihan kata dan kalimat
pada hasil terjemahan final.
e. Kemudian kami melakukan penerjemahan mundur menggunakan tim
penerjemah kedua yakni institusi Lembaga Bahasa Universitas Indonesia
untuk menerjemahkan kembali instrumen hasil terjemahan Indonesia final
ke dalam bahasa Belanda.
f. Peneliti melakukan korespondensi dengan penulis asli instrumen APAIS
yaitu Dr Nelly Moerman PhD melalui email dengan mengirimkan
instrumen APAIS versi Indonesia dan hasil penerjemahan kembali ke
bahasa Belanda. Dr Nelly Moerman PhD dan Prof Van Dam PhD
menerangkan bahwa dari hasil penerjemahan mundur tidak ditemukan
perbedaan bermakna dengan instrumen APAIS asli. Saran dari penulis
asli instrumen APAIS adalah menghapus kalimat “Sinds juni 1994 is een
gewijzigde versie van de APAIS in gebruik, waarin het word narcose
vervangen is door anesthesia” yang dalam bahasa Indonesia “Sejak bulan
Juni 1994 digunakan versi APAIS yang telah dimodifikasi, dimana kata
bius/pembiusan diganti dengan anestesi”. Dihapuskannya kalimat tersebut
tidak mempengaruhi butir pernyataan dari instrumen APAIS.
Karakteristik tambahan yang berupa riwayat operasi, jenis operasi, jenis anestesi.
Dari 102 subjek penelitian didapatkan kelompok usia muda 18-40 tahun
sebanyak 43,1%, usia dewasa lanjut 41-60 tahun sebanyak 53,9% dan usia lanjut
>60 tahun sebanyak 3% dari populasi. Proporsi subjek perempuan lebih banyak
58,8% dibandingkan subjek laki-laki. Sebagian besar tingkat pendidikan subjek
adalah tingkat menengah 78,4%. Sebagian besar subjek penelitian ini berasal dari
suku jawa. Empat suku terbesar dalam penelitian ini adalah suku Jawa, Sunda,
Betawi dan Batak yang mewakili 94,1% populasi. Terdapat 46 subjek yang
pernah menjalani operasi sebelumnya dan 56 subjek yang belum pernah
menjalani operasi sebelumnya. Hanya 23 subjek yang akan menjalani operasi
besar. Subjek yang akan menjalani pembiusan umum sebanyak 70 pasien.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 4.5 Korelasi antara Tiap Pernyataan Komponen Kecemasan dengan Skor
Total Kecemasan
Variabel Item 1 Item 2 Item 4 Item 5 Skor total P
1+2+4+5
Item 1 1,000 0,635 0,712 0,557 0,864 <0,001
Item 2 0,635 1,000 0,481 0,500 0,773 <0,001
Item 4 0,712 0,481 1,000 0,675 0,868 <0,001
Item 5 0,557 0,500 0,675 1,000 0,829 <0,001
Skor total 0,864 0,773 0,868 0,829 1,000 <0,001
1+2+4+5
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 4.8 Hubungan antara Skor Kebutuhan Informasi dengan Skor Kecemasan
Skor kebutuhan informasi Skor kecemasan
N Median (min-maks)
Rendah (skor 2-4) 31 7 (4-17)
Sedang (skor 5-7) 46 9 (4-20)
Tinggi (skor 8-10) 25 10 (5-20)
Uji Kruskal-Wallis. Uji post-hoc Mann Whitney: rendah vs sedang
p=0,045; rendah vs tinggi p=<0,001; sedang vs tinggi p=0,044
Universitas Indonesia
Dilakukan uji Kruskal-Wallis pada variabel jenis operasi karena variabel numerik
sebaran tidak normal, lebih dari dua kelompok tidak berpasangan. Jenis operasi
dikelompokkan menjadi tiga yaitu operasi kecil, sedang dan besar.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
STAI yang komplek dan panjang menjadi standar baku pengukuran kecemasan
secara umum. Instrumen STAI yang merupakan standar baku pengukuran
kecemasan secara umum belum diterjemahkan dan divalidasi ke dalam bahasa
Indonesia.
Nilai cut off point tingkat kecemasan dan dan kebutuhan informasi pada
penelitian ini belum dapat ditentukan karena instrumen STAI yang menjadi
standar baku belum diterjemahkan dan divalidasi ke dalam bahasa Indonesia.
Oleh karena itu penggunaan nilai cut off point tingkat kecemasan dan kebutuhan
informasi masih berdasarkan cut off point dari penelitian sebelumnya sampai ada
penelitian mengenai cut off point instrumen APAIS versi Indonesia.
Universitas Indonesia
6.1 Kesimpulan
1. Penelitian ini menghasilkan instrumen APAIS versi Indonesia yang valid.
Dengan metode analisis faktor dapat diekstraksi menjadi 2 faktor yang
sama dengan instrumen aslinya (kecemasan dan kebutuhan informasi).
Kedua faktor menjelaskan 70,79% varian dengan nilai korelasi >0,7.
Butir-butir pernyataan yang mewakili kedua faktor tersebut saling
berkorelasi. Kedua faktor tersebut menurunkan konstruksi teoritis dari
kecemasan praoperatif yang diukur oleh instrumen APAIS versi Indonesia
2. Penelitian ini menghasilkan instrumen APAIS versi Indonesia yang
reliable. Pada uji reliabilitas instrumen menggunakan metode konsistensi
internal didapatkan nilai reliabilitas yang baik. Nilai Cronbach Alpha
komponen kecemasan adalah 0,825, sedangkan nilai Cronbach Alpha
komponen kebutuhan informasi adalah 0,863.
6.2 Saran
1. Penelitian lanjutan uji validasi dan reliabilitas instrumen APAIS versi
Indonesia dengan jumlah sampel yang lebih besar dan pada daerah yang
berbeda di Indonesia.
2. Penelitian lanjutan APAIS versi Indonesia untuk dilakukan uji sensitivitas
dan spesifitas serta mencari nilai cut off point skor kecemasan dan
kebutuhan informasi pada orang Indonesia
3. Instrumen ini dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dengan cara mengidentifikasi pasien praoperatif dengan menilai
tingkat kecemasan sehingga dapat dilakukan intervensi yang sesuai.
46 Universitas Indonesia
47 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
34. Pincus JH, Tucker GJ. Behavioral Neurology. Edisi Ke-4. New York:
Oxford; 2003.
35. Lonie JA, Tieney K, Ebmeier K. Screening for Mild Cognitive
Impairment: a Systematic Review. Int J Geriatric Psychiatry. 2009; 24(9):
902-15.
36. Shandy. Efek penggunaan metode wawancara BATHE (Background,
Affect, Trouble, Handling, dan Empathy) terhadap kepuasan dan
kecemasan pasien yang berkunjung di klinik praoperatif RSUPN Cipto
Mangunkusumo (Tesis). Jakarta: Departemen Anestesiologi dan Terapi
Intensif FKUI-RSCM. 2012
37. Tavakol, M, Dennock R. Making sense of Cronbach’s Alpha. Int J of Med
Ed. 2011; 2:53-55.
38. Azwar S. Validitas Empirik. In Reliabilitas dan Validitas. Ed 4.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2012: 111-136.
39. Azwar S. Analisis Aitem. In Reliabilitas dan Validitas. Ed 4. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar; 2012: 151-170.
40. Field AP, Discovering Statistics Using SPSS: Factor Analysis Using
SPSS. 2nd, : Sage Publishing, London:2005, pp 1-15.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
NRM :
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal lahir :
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
Universitas Indonesia
___________________________ _______________________
Tanda Tangan Subyek atau cap Jempol Tanggal
___________________________
Nama Subyek
___________________________ _______________________
Tanda tangan saksi/wali Tanggal
___________________________
Nama saksi/wali
Ket: tanda tangan saksi/wali diperlukan bila subyek tidak bias baca tulis,
penurunan kesadaran, mengalami gangguan jiwa, dan berusia dibawah 18 tahun
Saya telah menjelaskan kepada subyek secara benar dan jujur mengenai maksud
penelitian, manfaat penelitian, prosedur penelitian, serta resiko dan
ketidaknyamanan potensial yang mungkim timbul (penjelasan terperinci sesuai
dengan hal yang Saya tandai diatas). Saya juga telah menjawab pertanyaan-
pertanyaan terkait penelitian dengan sebaik-baiknya.
___________________________ ________________
Tanda tangan peneliti Tanggal
___________________________
Nama peneliti
Inisial Subyek ___
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Saya (fikryfirdaus@yahoo.co.id)
Ke nmoerman@planet.nl
Apr14 pada 8:55 PM
Dear Nelly Moerman, MD Phd
I am interested about your study that title : The Amsterdam preoperative anxiety
and information scale (APAIS), which published in Anesh Analg 1996; 82: 445-
451.I interested to do research about preoperative anxiety among patient before
surgery in Indonesia. Until now, we don't have instrument to measure
preoperative anxiety.
I would like to ask your permission to adapt APAIS to Indonesian language and
to validate this instrument to Indonesian population?I hope the instrument APAIS
can help us to do more research about preoperative anxiety in Indonesia.
Fikry Firdaus, MD
Anesthesiology resident
Departement of Anesthesiology, University of Indonesia
Jakarta, Indonesia
Dikirim dari Yahoo Mail pada Android
N. Moerman (nmoerman@planet.nl)
Ke Saya (fikryfirdaus@yahoo.co.id)
Apr15 pada 10:10 PM
Dear Fikri Firdaus,
Universitas Indonesia
STATUS PENELITIAN
I.Identitas
Nama :
Usia :
Suku :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Status : belum menikah/menikah*
Pekerjaan :
(* lingkari sesuai jawaban)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Mohon Anda memberikan penilaian atas semua pernyataan di bawah ini sesuai
dengan apa yang anda rasakan. Lingkari jawaban anda :
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Daftar penilaian oleh pakar secara kuantitatif terhadap tiap butir pernyataan
APAIS versi Indonesia
Untuk tiap butir pertanyaan dapat menggunakan skala 4 (empat) poin Likert yaitu
1 (tidak relevan), 2 (agak relevan), 3 (cukup relevan) dan 4 (sangat relevan).
Penilaian pakar untuk setiap butir pernyataan instrumen APAIS versi Indonesia
Universitas Indonesia
Karakteristik N %
Jenis kelamin
Laki-laki 42 41,2
Perempuan 60 58,8
Suku
Jawa 40 48,2
Sunda 22 21,6
Betawi 13 12,7
Batak 12 11,8
Lain-lain 6 5,9
Pendidikan
SMP 24 23,5
SMA/SMK 56 54,9
Perguruan Tinggi 22 21,6
Pekerjaan
IRT 33 32,4
Swasta 32 31,4
Tidak bekerja 12 11,8
PNS 8 7,8
Guru 4 3,9
Mahasiswi 2 2,0
Lain-lain 11 8,9
Riwayat operasi
Ya 46 45,1
Tidak 56 54,9
Jenis anestesi
Umum 70 68,6
Regional 32 31,4
Validitas
Section: Kecemasan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,825 ,917 5
1+2+4+5
Soal 1 Soal 2 Soal 4 Soal 5 (kecemasan)
Correlation Soal 1 1,000 ,635 ,712 ,557 ,864
Soal 2 ,635 1,000 ,481 ,500 ,773
Soal 4 ,712 ,481 1,000 ,675 ,868
Soal 5 ,557 ,500 ,675 1,000 ,829
1+2+4+5
,864 ,773 ,868 ,829 1,000
(kecemasan)
Sig. (1- Soal 1
,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
Soal 2 ,000 ,000 ,000 ,000
Soal 4 ,000 ,000 ,000 ,000
Soal 5 ,000 ,000 ,000 ,000
1+2+4+5
,000 ,000 ,000 ,000
(kecemasan)
Simpulan:
- Validitas baik, korelasi soal dengan nilai total baik (r>0,7, highlight
kuning)
- Korelasi antar soal: moderate s.d baik (0,3<r<0,7: moderate, r>0,7: baik)
- Signifikan (p<0,001)
Item-Total Statistics
Section: Kecemasan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,863 ,878 3
Universitas Indonesia
3+6
(kebutuhan
Soal 3 Soal 6 informasi)
Correlation Soal 3 1,000 ,430 ,840
Soal 6 ,430 1,000 ,849
3+6 (kebutuhan
informasi) ,840 ,849 1,000
Sig. (1-tailed) Soal 3 ,000 ,000
Soal 6 ,000 ,000
3+6 (kebutuhan
informasi) ,000 ,000
Simpulan:
- Validitas moderate, korelasi soal dengan nilai total baik (r>0,7, highlight
kuning)
- Korelasi antar soal: moderate (0,3<r<0,7)
Item-Total Statistics
Universitas Indonesia
Rotatio
n Sums
of
Square
d
Extraction Sums of Squared Loading
Initial Eigenvalues Loadings s(a)
Compone % of Cumulative % of Cumulative
nt Total Variance % Total Variance % Total
1 3,175 52,921 52,921 3,175 52,921 52,921 3,016
2 1,072 17,868 70,790 1,072 17,868 70,790 1,890
3 ,576 9,605 80,394
4 ,563 9,383 89,777
5 ,396 6,602 96,379
6 ,217 3,621 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a When components are correlated, sums of squared loadings cannot be added to obtain a total
variance.
Component Matrix(a)
Component
1 2
Soal 1 ,838 -,273
Soal 2 ,764 -,096
Soal 3 ,573 ,595
Soal 4 ,809 -,362
Soal 5 ,809 -,120
Soal 6 ,500 ,700
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a 2 components extracted.
Universitas Indonesia