UNGARAN
SKRIPSI
Oleh :
22020112130105
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2016
i
ii
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
NIM : 22020112130105
Telah disetujui sebagai laporan penelitian dan dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk direview
Pembimbing,
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
NIM : 22020112130105
Telah diuji pada tanggal .... dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk
Penguji I
Penguji II
Penguji III
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, skripsi
pada Lansia di Unit Pelayanan Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran dapat
Sarjana Keperawatan. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari arahan,
bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti
2. Ibu Sarah Ulliya, S.Kp., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu
skripsi ini.
4. Ibu Ns. Elis Hartati, S.Kep., M.Kep dan Ibu Dwi Susilawati, M.Kep.,Sp.Mat
6. Kedua orang tua tercinta Bapak Supriyadi (Alm) dan Siti Reni Widijati, S.Pd.,
atas curahan kasih sayang dan dukungannya semoga Allah SWT selalu
vi
7. Kakak tersayang Rizky Ananing Apritasari, S.Kep.Ners yang selalu
8. Sahabat-sahabatku tercinta (Izumi, Uli, Devi, Ayu, Ika, Fita, Glory, Juliade,
9. Keluarga Kos 15 tercinta (Sarah, Putri, Bibah, Evi, Fida, Mutia, Intan) yang
10. Teman satu bimbingan Heny, Santi, dan Marsha yang telah membantu selama
11. Keluarga Sokolicious (Ondang, Nitta, Mutia, Lilian, Titi, Rian, Ajik, Chozin,
13. Seluruh responden dan pihak panti atas kesediaanya dan berpartisipasi dalam
penelitian ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang membantu
dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRACT .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUN
C. Tujuan .................................................................................................. 8
D. Manfaat ................................................................................................ 9
viii
c. Proses Penuaan .................................................................. 10
2. Kesepian...................................................................................... 15
c. Penyebab Kesepian............................................................ 17
e. Dampak Kesepian.............................................................. 19
B. Kerangka Teori..................................................................................... 28
B. Hipotesis............................................................................................... 29
ix
G. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ....... 32
BAB V PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................................... 60
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
Desember, 2016
ABSTRAK
Masalah psikologis yang sering timbul pada lansia adalah kesepian. Lansia yang
tinggal di panti memiliki tingkat kesepian lebih tinggi dibandingkan lansia yang
tinggal bersama keluarga. Penyesuaian diri lansia terhadap stressor yang
didapatkan berbeda-beda setiap individu, sehingga mekanisme koping setiap
individu akan berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara
tingkat kesepian dengan mekanisme koping pada lansia di Unit Pelayanan Lanjut
Usia Wening Wardoyo Ungaran. Jenis penelitian ini kuantitatif non eksperimen
dengan pendekatancross sectional, menggunakan kuesioner UCLA Loneliness
Scale Version 3 dan Brief Cope. Penelitian ini menggunakan teknik total
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 66 lansia yang tinggal di Unit
Pelayanan Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran. Analisa bivariat dilakukan
dengan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan 26 responden (39,4%)
memiliki tingkat kesepian ringan. 46 responden (69,7%) menggunakan jenis
koping berfokus pada emosi. Tidak terdapat hubungan antara tingkat kesepian
dengan mekanisme koping pada lansia, p-value 0,076 dan =0,05. Lansia
diharapkan lebih antusias mengikuti kegiatan yang diadakan panti sehingga tidak
hanya tinggal di wisma masing-masing. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
meneliti faktor lain yang menyebabkan kesepian pada lansia.
xiv
Department of Nursing
Faculty of Medicine
Diponegoro University
Desember, 2016
ABSTRACT
Psychological problems that often arise in the elderly are loneliness. Elderly who
live in elderly care unit have higher levels of loneliness than the elderly who live
with their families. Self-adjustment of elderly is differents one to others because
of the various stressor, it was made the coping mechanisms of each individual was
different. This study aims to determine the relationship between levels of
loneliness with coping mechanisms of the elderly in Elderly Care Unit "Wening
Wardoyo" Ungaran. This research using quantitative non-experimental method
with cross sectional approach, and using third Version UCLA Loneliness Scale
questionnaires and the Brief Cope. This study used total sampling technique. The
samples in this study were 66 elderly who live in Elderly Care Unit "Wening
Wardoyo" Ungaran. Bivariate analysis performed by the Spearman Rank test. The
results of this study showed that 26 respondents (39,4%) had mild levels of
loneliness. Emotion focused coping was the type of coping mecanism that 46
respondents (69,7%) used to. Analisys results showing that there was no
relationship between the level of loneliness with coping mechanisms in the elderly
with p-value 0,076 and =0,05. Elderly suggested to more enthusiastically
followed the activities held by the elderly care unit, so the elderly will not only
stayed in their room. Further researchers is suggested to examine other factors that
cause loneliness in the elderly.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
proses penuaan sehingga manusia menjadi orang tua atau lansia. Proses
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
Kesehatan dikatakan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia
pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly)
berusia antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) berusia antara 75
sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu lansia yang berusia lebih
dari 90 tahun(1).
tinggi dibandingkan dengan wilayah Asia dan negara lain setelah tahun 2050
mencapai 20,04 juta orang atau sekitar 8,05% dari seluruh penduduk
Indonesia, dan pada tahun 2014 jumlahnya meningkat menjadi 20,24 juta
1
2
menjadi 29,1 juta pada tahun 2020 dan menjadi 36 juta pada tahun 2025(7).
Susenas tahun 2013 sampai 2015, jumlah penduduk lansia di Jawa Tengah
Tengah sebesar 3,37 juta jiwa atau sekitar 10,34% dari seluruh penduduk
Jawa Tengah dan meningkat menjadi 3,93 juta jiwa atau sekitar 11,68% pada
Indonesia termasuk provinsi Jawa Tengah cukup besar dan akan terus
Masalah fisik yang timbul pada lansia antara lain mudah jatuh, mudah lelah,
berat badan menurun, dan timbulnya gangguan atau penyakit pada sistem
tubuh. Hal tersebut disebabkan oleh penurunan fungsi tubuh pada lansia,
depresi, dan terasing. Selain itu masalah yang timbul akibat perubahan fisik,
bersifat subjektif pada orang tua atau lansia (11). Isolasi sosial akibat
perubahan fisik pada lansia dapat menimbulkan perasaan kesepian pada lansia
dapat terjadi karena lansia tidak memiliki jaringan sosial (11). Kesepian
menyebabkan lansia menjadi gelisah, sedih, depresi dan menarik diri dari
lingkungan (12,14).
tinggi, yaitu sekitar 25% (11). WHO juga menjelaskan bahwa seiring dengan
orang (6,7%) mengalami kesepian berat, dan sisanya 9 orang (30%) tidak
kesepian berat.
kesepian pada lansia yang tinggal di panti lebih tinggi dibandingkan dengan
lansia yang tinggal bersama keluarga. Hal tersebut disebabkan oleh stressor
yang tinggal bersama keluarga memiliki kondisi fisik yang lebih baik
dari keluarga atau support system yang baik, sedangkan lansia yang tinggal di
panti wredha memiliki kondisi fisik yang lemah sehingga tidak dapat bebas
dengan orang lain. Hal tersebut berpengaruh pada kondisi psikologis lansia,
diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari dalam diri individu,
maupun dari luar diri individu (17). Mekanisme koping adalah salah satu cara
koping tersebut tidak efektif maka seseorang tidak bisa mencapai harga
dirinya dalam mencapai suatu perilaku (19). Salah satu faktor yang
yang mengakibatkan lansia merasa kesepian, berdiam diri, menarik diri dan
cepat marah-marah sehingga koping yang dilakukan lansia tidak efektif (3).
Terdapat dua strategi koping yang bisa dilakukan oleh lansia, yaitu koping
berfokus pada masalah dan koping berfokus pada emosi. Koping berfokus
emosi yaitu bertujuan untuk mengatur emosinya supaya merasa lebih baik
(20).
Wening Wardoyo merupakan salah satu Panti Wredha yang berada dibawah
Lanjut Usia Wening Wardoyo karena lansia tersebut tidak memiliki keluarga,
lansia yang terlantar, ataupun lansia yang dititipkan di Panti Wredha tersebut.
data tujuh lansia mengatakan merasa sedih ketika tidak ada saudara yang
kegiatan wajib dari panti sudah selesai. Lima lansia mengatakan tidak
untuk tidur setelah sholat isya sehingga lansia tidak memiliki teman
bercerita. Pengurus panti pun mengatakan bahwa ketika kegiatan wajib sudah
selesai, para lansia memilih untuk tidur. Pengurus panti juga mengatakan
beberapa lansia sering marah-marah atau merasa iri ketika melihat lansia lain
hasil tiga lansia tidak mengalami kesepian, empat lansia mengalami kesepian
ringan, dua lansia mengalami kesepian sedang dan satu lansia mengalami
kesepian berat.
marah-marah ketika merasa suntuk atau stres. Tiga lansia mengatakan tidak
menyendiri. Tiga lansia juga mengatakan apabila merasa suntuk atau stress
berusaha untuk melupakan masalahnya dan lebih memilih untuk tidur. Ketika
pagi hari lansia mengikuti aktifitas yang diadakan pihak Panti Wredha di
masing-masing. Pada sore sampai malam hari lansia tidak memiliki aktifitas
tingkat kesepian ringan sampai sedang (15). Lansia yang tinggal di panti
wredha juga memiliki tingkat kesepian lebih tinggi dibandingkan lansia yang
B. Rumusan Masalah
fungsi), antara lain perubahan fisik, psikologis, dan sosial (1). Perubahan-
Kumalasari di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan pada tahun 2014, 21 dari
pada lansia yaitu dibutuhkannya koping yang baik. (17). Salah satu faktor
diri dan cepat marah-marah sehingga koping yang dilakukan lansia tidak
efektif (3).
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Wardoyo Ungaran.
9
D. Manfaat Penelitian
Ungaran)
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengetahuan atau acuan bagi
4. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Lanjut Usia
a. Definisi Lansia
bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
b. Klasifikasi Lansia
c. Proses Penuaan
10
11
tubuh dalam menghadapi stressor dari dalam maupun luar tubuh (1).
degeneratif (3).
1) Perubahan Fisik
a) Sistem Indra
b) Sistem Musculoskeletal
d) Sistem Saraf
2) Perubahan Kognitif
b) Kemampuan Pemahaman
3) Perubahan Psikososial
kritik diri.
mengalami kesepian.
c) Perubahan Minat
berkurang.
2. Kesepian
a. Definisi Kesepian
orang lain. Kesepian akan muncul jika seseorang merasa tersisih dari
b. Tipe Kesepian
yaitu (24,25) :
1) Kesepian emosional
yang intim, seperti yang biasa diberikan oleh orang tua kepada
2) Kesepian sosial
c. Penyebab Kesepian
1) Faktor psikologis
3) Faktor spiritual
d. Ciri-ciri Kesepian
merasa sendiri atau terasing, merasa tidak ada yang mengerti, merasa
lain (10).
e. Dampak Kesepian
(13,32,33).
perasaan hampa pada diri lansia dan membuat lansia semakin merasa
g. Penanganan Kesepian
diri sendiri atau oleh orang lain. Beberapa hal yang bisa dilakukan
lain(30,33,35).
kesusahan
melalui telepon
tekun
dimiliki
(10):
3. Mekanisme Koping
dihadapinya.
a) Keaktifan diri
24
b) Kontrol diri
c) Perencanaan
d) Isolasi
berfikir bahwa hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang dapat
yaitu (37):
a) Penyangkalan (denial)
b) Penerimaan diri
tersebut.
c) Religius
d) Proyeksi
e) Displacement
1) Jenis Kelamin
tampak tegar dan menutupi rasa sakit yang dialaminya (39). Yeh
(40).
2) Tingkat Spiritualitas
permasalahan (37).
3) Dukungan Sosial
4) Tingkat Pendidikan
B. Kerangka Teori
Lansia
Proses Penuaan
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
B. Hipotesis
diajukan, yang kebenaran jawaban ini akan dibuktikan secara empirik dengan
penelitian yang akan dilakukan (43). Hipotesis dari penelitian ini adalah
lansia di Unit Pelayanan Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran. Hasil uji
(44). Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah tingkat kesepian dan
29
30
dinilai hanya satu kali saja dan tidak ada follow up(44).
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di Unit
2. Sampel
E. Besar Sampel
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dan eksklusi
1. Kriteria inklusi
suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (44). Kriteria
2. Kriteria eksklusi
memenuhi Kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (44). Kriteria
kuesioner.
32
1. Variabel Penelitian
untuk
pertanyaan
positif :
tidak pernah =
4
jarang = 3
kadang-
kadang= 2
selalu = 1
using emotional
support, denial,
venting, alcohol/drug
use, self blame.
1. Alat Penelitian
a. Kuesioner A
yang terdiri dari nama responden (inisial), jenis kelamin, serta usia.
b. Kuesioner B
instrumen yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil
alfa > 0,2 sehingga instrumen ini reliabel (15). Kuesioner UCLA
uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan oleh Vina
cronbach alfa 0,891 (lansia di Panti) dan 0,894 (lansia yang tinggal
c. Kuesioner C
36
14 klasifikasi, yaitu:
Tabel 3.2
Klasifikasi pertanyaan Brief Cope
Nomor Klasifikasi
pertanyaan
1 dan 19 self-distraction koping dengan cara mengalihkan masalah
Tabel 3.3
Pembagian mekanisme koping Brief Cope berdasarkan klasifikasi
Adaptif Maladaptif
Coping - Planning
- Using instrumenal
support
- Self distraction
Emotion Focused - Religion - Using emotional support
Coping - Positive reframing - Denial
- Acceptance - Venting
- Humor - Alcohol/drug use
- Self blame
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
kuesioner ini reliabel (49). Walaupun kuesioner Brief Cope ini sudah
valid dan reliabel, peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas
=
{ }{ }
Keterangan :
rtabel (0,361).
b. Uji Reliabilitas
39
nilai yang sama (46,48). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan
= {1 }
1
Keterangan :
St = Varians total
k = Jumlah item
reliabel.
Ungaran.
keadaan sebenarnya
tersebut.
a. Editing
b. Coding
c. Entry Data
43
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
variabel terikat (56). Analisa data dalam penelitian ini adalah dengan
b. Analisis Bivariat
korelasi awal yang dilakukan adalah uji Chi Square. Namun setelah
dilakukan crosstab pada data hasil penelitian, syarat dari uji Chi
sel (25%) yang memiliki nilai angka harapan kurang dari 5. Syarat
uji Chi Square yaitu tabel berbentuk 2x2 dan jumlah sel dengan
44
angka harapan kurang dari 5 tidak lebih dari 20% (48). Oleh karena
6
= 1
1
Keterangan:
n = jumlah sampel
J. Etika Penelitian
1. Otonomi
2. Beneficence
45
dan guna mendapatkan suatu metode serta konsep yang baru untuk
3. Nonmaleficence
membahayakan responden.
4. Confidentiality
5. Veracity
6. Justice
1. Azizah LM. Keperawatan lanjut usia. 1st ed. Yogyakarta: Graha Ilmu;
2011.
6. RI K. Menkes: Lansia yang sehat, lansia yang jauh dari demensia. 2016.
Diakses dari http://www.depkes.go.id/article/view/16031000003/menkes-
lansia-yang-sehat-lansia-yang-jauh-dari-demensia.html pada tanggal 22
Maret 2016
10. Rahmi. Gambaran tingkat kesepian pada lansia di Panti Tresna Werdha
Pandaan. Seminar Psikologi Kemanusiaan. 2015;25761.
11. Eloranta, S., Arve, S., Isoaho, H., Lehtonen, A., Viitanen, M. Loneliness of
older people aged 70: A comparison of two Finnish cohorts born 20 years
apart. Archives of Gerontology and Geriatrics. Elsevier Ireland Ltd;
2015;61(2):25460.
13. Damayanti, Y., Sukmono, AC. Perbedaan tingkat kesepian lansia yang
tinggal di panti werdha dan di rumah bersama keluarga. E-jurnal. 2013;1
10.
14. Cherry K. Loneliness: causes, effects and treatments for loneliness. 2015.
Diakses
62
63
darihttp://psychology.about.com/od/psychotherapy/a/loneliness.htm pada
tanggal 4 April 2016
16. Luo, Y., Hawkley, L., Waite, L., Cacioppo, J. Loneliness, health, and
mortality in old age: a national longitudinal study. Social Science &
Medicine. Elsevier Ltd; 2012;74(6):90714.
17. Budi Artini, MNR. Mekanisme koping lansia dalam menghadapi masa
pensiun. Ejournal Keperawatan. 2014;3(2).
18. Taluta, YP., Hamel, RS. Hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme
koping pada penderita diabetes melitus type ii di poliklnik penyakit dalam
rumah sakit daerah Tobelo Halmahera Utara. Ejournal Keperawatan.
2014;2(1):19.
20. Papalia, DE., Olds, SW., Feldman, RD. Human development (psikologi
perkembangan). 9th ed. Jakarta: Kencana; 2011.
21. Effendi, F., Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta: Jagakarsa; 2009.
22. Suadirman, SP. Psikologi usia lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press; 2011.
23. Gunarsa, SD. Dari anak sampai usia lanjut: bunga rampai psikologi
perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia; 2009.
24. Sears, DO., Jonathan, LF., L. Anne, P. Psikologi sosial jilid 1. 5th ed.
Jakarta: Erlangga; 2006.
25. Luanaigh, CO., Lawlor, B. Loneliness and the health of older people.
International Journal of Geriatric Psychiatry. 2008;23:121321.
27. Anggota IKAPI. Whole brain training for social intelligent: menggunakan
seluruh otak supaya lepas dari kesepian dan pola pikir primitif. Jakarta: PT
Gramedia; 2010.
64
28. Esther, JM., Jochanan. Loneliness, social, networks, and mortality: 18 years
of follow-up. Journal Aging and Human Development. 2011;72(3):24363.
31. Wardani, DP. Kesepian pada middle age (masa dewasa pertengahan) yang
melajang. Univeristas Muhammadiyah Purwokerto; 2015.
33. Amalia, AD. Kesepian dan isolasi sosial yang dialami lanjut usia: tinjauan
dari perspektif sosiologis. 2015;18(02):20310. Diakses dari
puslit.kemsos.go.id pada tanggal 4 April 2016
34. Oktaria, R. Kesepian pada pria usia lanjut yang melajang. Universitas
Gunadarma; 2009.
36. Russel DW. UCLA loneliness scale (version 3): reliability, validity and
factor structure. Journal of Personality Assesment. 1996;66(1):2040.
38. Tamher, S., Noorkasiani. Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
40. Yeh, SCJ., Huang, CH., Chou, HC., Wan, TTH. Gender differences in
stress and coping among elderly patients on hemodialysis. Sex Roles: A
Journal of Research. 2009;60:4456.
41. Folkman, S., Moskowitz, TJ. Coping: pitfalls and promise. Journal of
Personality Social Pshycology. 2004;55:74568.
65
52. Supranto, J. Statistik teori dan aplikasi. 6th ed. Jakarta: Erlangga; 2000.
53. Wasis. Pedoman riset praktis untuk profesi perawat. Jakarta: EGC; 2006.
58. Dempsey, PA., Dempsey, AD. Riset keperawatan: buku ajar dan latihan.
4th ed. Jakarta: EGC; 2002.
59. Juniarti, N., Eka, RS., Damayanti, A. Gambaran jenis dan tingkat kesepian
pada lansia di balai panti sosial Tresna Wedha Pakutandang Ciparay
Bandung tahun 2008. Universitas Padjajaran; 2008.
61. Sari, DE. Faktor-faktor yang berhubungan dengan koping lansia terhadap
masa pensiun di kelurahan yosomulyo metro pusat tahun 2010. 2015;
Diakses dari ejournal.radenintan.ac.id pada tanggal 5 November 2016
62. Wade, C., Tavris, C. Psikologi. 9th ed. Jakarta: Erlangga; 2008.
64. Septianingsih, DS., Naimah, T. Kesepian pada lanjut usia: studi tentang
bentuk, faktor pencetus dan strategi koping. Jurnal Psikologi Undip.
2012;11(2):19.