Disusun oleh:
Elisabeth (1621002)
Kelas A
Fakultas Hukum
2019
Analisi kontrak.
Kasus:
A (pemilik tanah dan bangunan) mengadakan perjanjian sewa menyewa dengan B (penyewa
tanah dan bangunan ) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jangka waktu sewa adalah 5 tahun, mulai 1 april 2015 sampai dengan 1 april 2020
2. Biaya sewa adalah 100 juta di bayar tunai
Pada tanggal 1 agustus 2016 anak A menjaminkan tanah dan bangunan milik A tanpa
sepengetahuan A ke bank X untuk kredit sebesar 100juta. Anak A wanprestasi dan
selanjutnya bank X akan melelang tanah dan bangunan yang dimenangkan oleh C.
Selanjutnya C meminta A mengosongkan tanah dan bangunan terebut.
Pertanyaan:
Bagaimana Anda menyelesaikan kasus tersebut dengan subjek hukum yang terlibat
didalamnya.
Jawab:
Diketahui:
C: pemenang lelang
Persoalannya:
Anak A menjaminkan tanah dan bangunan tanpa sepengetahuan dari A ke bank untuk
mengambil kredit, kemudian anak A wanprestasi, sehingga bank X mengeksekusi benda
jaminan yaitu tanah dan bangunan. Setelah itu bank x melelang dan c yang memenangkan
lelang. Kemudian C menyuruh B untuk mengosongkan tempat tersebut.
Penyelesaian kasus:
Berdasarkan pasal 1548 KUHPerdata “sewa menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana
pihak yang satu mengikatkan diri nya untuk memberikan kepada pihak yang lain nya
kenikmatan dari suatu barang, selama jangka waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu
harga yang disanggupi oleh pihak terakhir itu. Orang dapat menyewakan berbagai jenis
barang, baik yang tetap maupun yang bergerak.”
Pada dasarnya, pemilik rumah berhak untuk melakukan tindakan kepemilikan apa saja
terhadap rumahnya. Berdasarkan Pasal 570 KUHPerdata. Akan tetapi tindakan dari anak A
pemilik (tanah dan bangunan ) seharusnya tidak boleh menimbulkan kerugian kepada
penyewa.
Pada pasal 1576 KUHPerdata juga mengatakan “dengan dijualnya barang yang di sewa, suatu
persewaan yang dibuat sebelumnya tidaklah diputuskan, kecuali apabila ini telah
diperjanjikan pada waktu menyewakan.” Dalam arti kedudukan B sebagai penyewa tetap
berhak atas barang sewaan karena belum sampai jangka waktu sewanya.
Bank tetap bisa mengeksekusi tanah dan bangunan berdassarkan passal 6 UUHT “apabila
debitur cidera janji, pemegang HT pertama mempunyai hak untuk menjual objek HT atas
kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil
penjualan tersebut”. Artinya bank X dapat melelang tanah dan bangunan tersebut di kantor
pelelangan umum dan yang memenangkan lelang adalah C.
Walaupun pihak C menang lelang tetapi menurut PP No. 44 tahun 1994 pasal 13 menyatakan
“pemindahan hak milik atas rumah yang sedang dalam hubungan sewa menyewa tidak
mengakibatkan hapusnya atau terputusnya hubungan sewa menyewa rumah.” Artinya
walaupun C memenangkan lelang tetapi C tidak bisa mengusir B, karena B adalah penyewa
tanh dan bangunan tersebut dan juga jangka waktunya belum selesai, jadi B masih punya hak
untuk tetap tinggal di sana.