Jurusan Keperawatan
Disusun oleh:
Dwi Yulianingsih
Efi Sulistiani
Rizal Gunawan
Tari Nurapriani
Tri Santoso
TAHUN AJARAN
2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN GOUT ATHRITIS (ASAM URAT)
A. Latar Belakang
Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berhubungan dengan persendian dan pergerakan. Oleh karenanya apabila
persendian terkena asam urat maka pergerakan menjadi terbatas,dan lama-
kelamaan bila dibiarkan akan menjadi tofi dimana terjadi penumpukan
kristal-kristal disekitar jaringan sehingga kalau dilihat dari luar seperti ada
daging yang menonjol terutama pada daerah persendian. hal ini biasanya
terjadi pada orang dewasa sampai lansia. (Mutia, Sari 2010)
Kelebihan asam urat bisa disebabkan karena proses pemasukan
makanan yang banyak mengandung purin atau karena proses pengeluaran
purin lewat urin yang kurang. Berdasarkan hasil pengkajian pada PM.
K didapatkan keterangan bahwa PM. K menderita kelebihan asam urat
dan kadang-kadang mengeluh sakit dan merasakan linu-linu pada lutut
sebelah kanan jika bangun tidur atau istirahat pada malam hari. (Ahmad,
N. 2011)
B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan peserta mampu memahami tentang
penyakit Asam Urat.
b. Tujan Instruksional Khusus :
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat :
1) Menjelaskan pengertian Asam Urat
2) Menyebutkan penyebab Asam Urat
3) Menyebutkan tanda dan gejala Asam Urat
4) Menyebutkan stadium penyakit Asam Urat
5) Menyebutkan faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
Asam Urat
6) Menyebutkan komplikasi- komplikasi Asam Urat
7) Menyebutkan penatalaksaanaan Asam Urat
8) Menjelaskan pencegahan Asam Urat
9) Menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam
Urat.
10) Menyebutkan makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam
Urat.
C. Sasaran : Peserta Posyandu Lansia yang Asam Uratnya >7 mg/dL
D. Materi : Terlampir
E. Metode : Diskusi dan Tanya jawab
F. Media : Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan:
Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan
Peserta
1 5 Pembukaan : Menjawab
menit salam,
1) Mengucapkan salam.
Mendengarkan,
2) Memperkenalkan diri.
Memperhatikan,
3) Menjelaskan tujuan dari kegiatan
Memperhatikan.
penyuluhan.
4) Menyebutkan materi yang akan
disampaikan.
2 15 Pelaksanaan :
menit
1) Menjelaskan pengertian Asam Memperhatikan,
Urat Bertanya dan
2) Menjelaskan penyebab Asam menjawab
Urat pertanyaan yang
3) Menjelaskan tanda dan gejala diberikan oleh
Asam Urat pembicara.
4) Menjelaskan stadium penyakit
Asam Urat
5) Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi terjadinya
peningkatan Asam Urat
6) Menjelaskan komplikasi-
komplikasi Asam Urat
7) Menjelaskan penatalaksaanaan
Asam Urat
8) Menjelaskan pencegahan Asam
Urat
9) Menjelaskan makanan yang
dianjurkan untuk penderita Asam
Urat.
10) Menjelaskan makanan yang harus
dihindari untuk penderita Asam
Urat.
3 5 Evaluasi :
menit
Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab
materi yang telah disampaikan. pertanyaan.
4 5 Terminasi :
menit
1) Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan,
waktu yang diluangkan, perhatian membalas
serta peran aktif peserta selama ucapan
mengikuti kegiatan penyuluhan. terimakasih dan
2) Salam penutup. Menjawab
salam.
H. Anggota
1. Pembicara
a. Efi Sulistiani
b. Tri Santoso
2. Fasilitator
a. Dwi Yulianingsih
b. Tari Nurapiani
3. Notulen
Rizal Gunawan
I. Kriteria Evaluasi :
a. Evaluasi struktur
1) Peserta ikut dalam kegiatan penyuluhan.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah peserta
b. Evaluasi proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Peserta terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
c. Evaluasi hasil
1) Peserta mengerti tentang asam urat dan mampu menjelaskan ulang
tentang :
a. Pengertian Asam Urat
b. Penyebab Asam Urat
c. Tanda dan gejala Asam Urat
d. Pencegahan Asam Urat
LAMPIRAN
MATERI
A. Pengertian
Penyakit asam urat atau penyakit gout merupakan penyakit karena
gangguan metabolik yang termasuk kelompok golongan heteregonous
yang berhubungan dengan efek genetik pada metabolisme purin
(hiperpusisemia). Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal
yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat
pada inti sel-sel tubuh (Wibowo, 2018).
Asam urat merupakan produk akhir pemecahan purin pada
manusia. Asam urat merupakan asam lemah dengan pKa 5,75 dan 10,3.
Urat terbentuk dari ionisasi asam urat yang berada dalam plasma, cairan
eksrtaseluler dan cairan sinovial dengan perkiraan 98 % berbentuk urat
monosodium pada pH 7,4. Monosodium urat mudah diultrafiltrasi dan
didialisis dari plasma. Pengikatan urat dengan ke protein plasma memiliki
sedikit kemaknaan fisioligik. Plasma menjadi jenuh dengan konsentrasi
urat monosodium 415 μmol/L (6,8 mg/dL) pada suhu 370 C. Pada
konsentrasi lebih tinggi, plasma menjadi sangat jenuh dengan asam urat
dan mungkin menyebabkan presipitasi kristal urat. Namun presipitasi tidak
terjadi sekalipun konsentrasi urat plasma sebesar 80 mg/dL (Wortmann,
2012).
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi
karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi
sebagai akibat dari hiperurisemia yang berlangsung lama (asam urat serum
meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau ekresi asam urat
yang kurang dari ginjal. Artritis pirai adalah suatu sindrom klinis yang
mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan
karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat (Arya, 2013).
Asam urat lebih mudah berikatan atau larut dalam urin
dibandingkan dengan air, mungkin karena adanya urea, protein, dan
mukopolisakarida. Kelarutannya sangat dipengaruhi oleh pH urin itu
sendiri. Pada pH 5,0 urin menjadi lebih jenuh dengan asam urat pada
konsentrasi antara 360 sampai 900 μmol/L (6 sampai 15 mg/dL). Pada pH
7,0 saturasi tercapai dengan konsentrasi 7 antara 158 dan 200 mg/ dL.
Bentuk asam urat yang terionisasi dalam urin berupa mono dan disodium,
kalisum, amonium dan kalsium urat (Wortmann, 2012).
Kadar rata-rata asam urat di dalam darah dan serum tergantung
usia dan jenis kelamin. Sebagian besar anak memiliki kadar asam urat
serum sebesar 180 sampai 240 μmol/L (3,0 sampai 4,0 mg/dL). Kadar ini
mulai naik selama pubertas pada laki-laki tetapi rendah pada perempuan
sampai monopause. Meskipun penyebab variasi jenis kelamin ini belum
dipahami seluruhnya, sebagian disebabkan oleh ekskresi fungsional asam
urat yang lebih tinggi pada perempuan dan disebabkan oleh pengaruh
hormonal. Nilai asam urat serum rata-rata untuk laki-laki dewasa dan
perempuan pramonopouse adalah 415 dan 360 μmol/L (6,8 dan 6,0
mg/dL). Pada perempuan dewasa dibawah 6,0 mg/dL. Konsentrasi pada
dewasa stabil naik menurut waktu dan bervariasi menurut tinggi
(Wortmann, 2012).
Purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok
struktur kimia pembentuk DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin,
yaitu purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan
dari asupan makanan. Zat purin yang diproduksi oleh tubuh jumlahnya
mencapai 85%. Untuk mencapai 100%, tubuh manusia hanya memerlukan
asupan purin dari luar tubuh (makanan) sebesar 15%. Ketika asupan purin
masuk kedalam tubuh melebihi 15%, akan terjadi penumpukan zat purin.
Akibatnya, asam urat akan ikut menumpuk. Hal ini menimbulka risiko
penyakit asam urat (Noviyanti, 2015).
B. Penyebab
e. Obat tertentu
Jenis obat tertentu yang dikonsumsi dalam jangka panjang ternyata
dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, seperti diuretik
(peluruh air kencing) dan aspirin (pencegah serangan jantung).
f. Gangguan fungsi ginjal
Asam urat dikeluarkan bersama urin melalui ginjal. Jika terjadi
gangguan pada ginjal, pengeluaran asam urat juga terganggu.
g. Usia
Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun. Hal
ini disebabkan pria mempunyai kandungan asam urat dalam darah
lebih tinggi dibanding wanita. Kandungan asam urat pada wanita baru
meningkat selelah menopause.
h. Penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes mellitus)
Beberapa ahli menyatakan bahwa pada dasarnya asam urat bukan
penyakit pokok. Ia menjadi penyerta dari penyakit degeneratif. Jika
kadar asam urat tinggi, perlu dicurigai adanya penyakit degeneratif.
i. Kurang minum
Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan menghambat
pengeluaran asam urat.
F. Komplikasi-Komplikasi
Tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan
produktivitasnya menurun drastis. Yang harus diwaspadai adalah
komplikasi di kemudian hari, seperti benjolan pada bagian tubuh tertentu,
kerusakan tulang dan sendi sehingga dapat pincang,peradangan
tulang,kerusakan ligamen dan tendon (otot ), batu ginjal, kerusakan ginjal,
dan tekanan darah tinggi (hipertensi). (Ahmad, N.2011)
G. Penatalaksanaan
a. Terapi Non Farmakologi
1. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
2. Kompres dingin
3. Diit rendah purin
4. Terapi Tradisional
b. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
1. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis
dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
2. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan
inflamasi.
3. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan
untuk mencegah serangan.
4. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan
ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat
(jumlahnya dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).
5. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat
menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone
(Anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau
menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2
kali/hari. (Silvia,2009)
H. Pencegahan
a. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,
Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
b. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat
badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan,
berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan
mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.
c. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat
karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
d. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,
ginjal, otak, paru dan limpa.
e. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui
urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega
sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen
dari total kalori.
f. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui
buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,
dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain
juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung
purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan
durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
g. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam
urat mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan
mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena
alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
h. Olahraga ringan : Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan
dan kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan
sendi akibat radang sendi. Selain itu, olahraga memberi efek
menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah
pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena
kurang pasokan darah. Jalan kaki, bersepeda, dan joging bisa dijadikan
alternatif olahraga untuk mengatasi rematik dan asam urat. Selain itu,
olahraga yang cukup dan teratur memperkuat sirkulasi darah dalam
tubuh. (Silvia, 2009)
I. Makanan Yang Diajurkan Pada Penderita Asam Urat
a. Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti
kentang, yogurt, dan pisang
b. Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk,
pepaya dan strawberry
c. Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah
naga, belimbing wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai
dan tomat
d. Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi
e. Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula,
permen, arum manis, gulali dan sirup
f. Jangan minum aspirin
g. Jangan bekerja terlalu keras / kelelahan
h. Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat
cepat naik tapi pengeluaran sedikit, maka sebaiknya turunkan berat
badan dengan olahraga yang cukup
i. Sesuaikan asupan energi dengan kebutuhan tubuh, berdasarkan tinggi
dan berat badan (Wibowo, 2018)
J. Makanan Yang Harus Dihindari Pada Penderita Asam Urat
a. Jeroan: ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru dan otak.
b. Seafood: udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting,
ikan teri, ikan sarden.
c. Ekstrak daging seperti abon dan dendeng.
d. Makanan yang sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden).
e. Daging kambing, daging sapi, daging kuda.
f. Bebek, angsa dan kalkun.
g. Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk tempe, tauco, oncom,
susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.
h. Sayuran: kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun
singkong, daun pepaya, kangkung.
i. Keju, telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental.
j. Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa.
k. Makanan yang digoreng atau bersantan atau dimasak dengan
menggunakan margarin/mentega.
l. Makanan kaya protein dan lemak.
Wortmann, R. L., 2010. Gout dan Gangguan Metabolisme Purin Lain. Dalam :
Harrison : Prinsip-prinsip Ilmu Pentakit Dalam Volume 5. Edisi 13. Jakarta :
EGC, 2300-2311.
Arya, RK & Jain, V. 2013. Osteoarthritis of the Knee Joint. Journal Indian
Academy of Clinical Medicine. Vol 14. No 2. Page 154-162. Noviyanti. 2015.
Hidup Sehat Tanpa Asam Urat.Yogyakarta, Notebook. Hal. 21-72
Khomsan, Ali dan Yuni Harlinawati.2018. Terapi Jus Untuk Rematik dan Asam
Urat. Depok:Puspaswara.
Junaidi, I.2012.Rematik dan Asam Urat Edisi Revisi. Jakarta:PT Bhuana Ilmu