Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASAM URAT (GOUT ATHRITIS)

Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Pada Proses Belajar Mengajar Semester 1 (GASAL)

Jurusan Keperawatan

Disusun oleh:

Dwi Yulianingsih
Efi Sulistiani
Rizal Gunawan
Tari Nurapriani
Tri Santoso

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AJARAN

2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN GOUT ATHRITIS (ASAM URAT)

Pokok Pembahasan : Senam Gout Athritis (Asam Urat)

Sub Pembahasan : Penyakit Gout Athritis (Asam Urat)

Sasaran : Peserta Posyandu Lansia yang Asam Uratnya >7 mg/dL

Hari/tanggal : Rabu, 14 November 2018

Tempat : RT 01/ RW 01 Kel. Meteseh Kec. Tembalang Kota


Semarang

Waktu Pertemuan : 14.00 WIB – 14.30 WIB

A. Latar Belakang
Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berhubungan dengan persendian dan pergerakan. Oleh karenanya apabila
persendian terkena asam urat maka pergerakan menjadi terbatas,dan lama-
kelamaan bila dibiarkan akan menjadi tofi dimana terjadi penumpukan
kristal-kristal disekitar jaringan sehingga kalau dilihat dari luar seperti ada
daging yang menonjol terutama pada daerah persendian. hal ini biasanya
terjadi pada orang dewasa sampai lansia. (Mutia, Sari 2010)
Kelebihan asam urat bisa disebabkan karena proses pemasukan
makanan yang banyak mengandung purin atau karena proses pengeluaran
purin lewat urin yang kurang. Berdasarkan hasil pengkajian pada PM.
K didapatkan keterangan bahwa PM. K menderita kelebihan asam urat
dan kadang-kadang mengeluh sakit dan merasakan linu-linu pada lutut
sebelah kanan jika bangun tidur atau istirahat pada malam hari. (Ahmad,
N. 2011)
B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan peserta mampu memahami tentang
penyakit Asam Urat.
b. Tujan Instruksional Khusus :
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat :
1) Menjelaskan pengertian Asam Urat
2) Menyebutkan penyebab Asam Urat
3) Menyebutkan tanda dan gejala Asam Urat
4) Menyebutkan stadium penyakit Asam Urat
5) Menyebutkan faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
Asam Urat
6) Menyebutkan komplikasi- komplikasi Asam Urat
7) Menyebutkan penatalaksaanaan Asam Urat
8) Menjelaskan pencegahan Asam Urat
9) Menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam
Urat.
10) Menyebutkan makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam
Urat.
C. Sasaran : Peserta Posyandu Lansia yang Asam Uratnya >7 mg/dL
D. Materi : Terlampir
E. Metode : Diskusi dan Tanya jawab
F. Media : Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan:

Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan
Peserta

1 5 Pembukaan : Menjawab
menit salam,
1) Mengucapkan salam.
Mendengarkan,
2) Memperkenalkan diri.
Memperhatikan,
3) Menjelaskan tujuan dari kegiatan
Memperhatikan.
penyuluhan.
4) Menyebutkan materi yang akan
disampaikan.

2 15 Pelaksanaan :
menit
1) Menjelaskan pengertian Asam Memperhatikan,
Urat Bertanya dan
2) Menjelaskan penyebab Asam menjawab
Urat pertanyaan yang
3) Menjelaskan tanda dan gejala diberikan oleh
Asam Urat pembicara.
4) Menjelaskan stadium penyakit
Asam Urat
5) Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi terjadinya
peningkatan Asam Urat
6) Menjelaskan komplikasi-
komplikasi Asam Urat
7) Menjelaskan penatalaksaanaan
Asam Urat
8) Menjelaskan pencegahan Asam
Urat
9) Menjelaskan makanan yang
dianjurkan untuk penderita Asam
Urat.
10) Menjelaskan makanan yang harus
dihindari untuk penderita Asam
Urat.

3 5 Evaluasi :
menit
Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab
materi yang telah disampaikan. pertanyaan.

4 5 Terminasi :
menit
1) Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan,
waktu yang diluangkan, perhatian membalas
serta peran aktif peserta selama ucapan
mengikuti kegiatan penyuluhan. terimakasih dan
2) Salam penutup. Menjawab
salam.

H. Anggota
1. Pembicara
a. Efi Sulistiani
b. Tri Santoso
2. Fasilitator
a. Dwi Yulianingsih
b. Tari Nurapiani
3. Notulen
Rizal Gunawan
I. Kriteria Evaluasi :
a. Evaluasi struktur
1) Peserta ikut dalam kegiatan penyuluhan.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah peserta
b. Evaluasi proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Peserta terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
c. Evaluasi hasil
1) Peserta mengerti tentang asam urat dan mampu menjelaskan ulang
tentang :
a. Pengertian Asam Urat
b. Penyebab Asam Urat
c. Tanda dan gejala Asam Urat
d. Pencegahan Asam Urat
LAMPIRAN

MATERI

Gout Athritis ( Asam Urat )

A. Pengertian
Penyakit asam urat atau penyakit gout merupakan penyakit karena
gangguan metabolik yang termasuk kelompok golongan heteregonous
yang berhubungan dengan efek genetik pada metabolisme purin
(hiperpusisemia). Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal
yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat
pada inti sel-sel tubuh (Wibowo, 2018).
Asam urat merupakan produk akhir pemecahan purin pada
manusia. Asam urat merupakan asam lemah dengan pKa 5,75 dan 10,3.
Urat terbentuk dari ionisasi asam urat yang berada dalam plasma, cairan
eksrtaseluler dan cairan sinovial dengan perkiraan 98 % berbentuk urat
monosodium pada pH 7,4. Monosodium urat mudah diultrafiltrasi dan
didialisis dari plasma. Pengikatan urat dengan ke protein plasma memiliki
sedikit kemaknaan fisioligik. Plasma menjadi jenuh dengan konsentrasi
urat monosodium 415 μmol/L (6,8 mg/dL) pada suhu 370 C. Pada
konsentrasi lebih tinggi, plasma menjadi sangat jenuh dengan asam urat
dan mungkin menyebabkan presipitasi kristal urat. Namun presipitasi tidak
terjadi sekalipun konsentrasi urat plasma sebesar 80 mg/dL (Wortmann,
2012).
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi
karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi
sebagai akibat dari hiperurisemia yang berlangsung lama (asam urat serum
meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau ekresi asam urat
yang kurang dari ginjal. Artritis pirai adalah suatu sindrom klinis yang
mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan
karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat (Arya, 2013).
Asam urat lebih mudah berikatan atau larut dalam urin
dibandingkan dengan air, mungkin karena adanya urea, protein, dan
mukopolisakarida. Kelarutannya sangat dipengaruhi oleh pH urin itu
sendiri. Pada pH 5,0 urin menjadi lebih jenuh dengan asam urat pada
konsentrasi antara 360 sampai 900 μmol/L (6 sampai 15 mg/dL). Pada pH
7,0 saturasi tercapai dengan konsentrasi 7 antara 158 dan 200 mg/ dL.
Bentuk asam urat yang terionisasi dalam urin berupa mono dan disodium,
kalisum, amonium dan kalsium urat (Wortmann, 2012).
Kadar rata-rata asam urat di dalam darah dan serum tergantung
usia dan jenis kelamin. Sebagian besar anak memiliki kadar asam urat
serum sebesar 180 sampai 240 μmol/L (3,0 sampai 4,0 mg/dL). Kadar ini
mulai naik selama pubertas pada laki-laki tetapi rendah pada perempuan
sampai monopause. Meskipun penyebab variasi jenis kelamin ini belum
dipahami seluruhnya, sebagian disebabkan oleh ekskresi fungsional asam
urat yang lebih tinggi pada perempuan dan disebabkan oleh pengaruh
hormonal. Nilai asam urat serum rata-rata untuk laki-laki dewasa dan
perempuan pramonopouse adalah 415 dan 360 μmol/L (6,8 dan 6,0
mg/dL). Pada perempuan dewasa dibawah 6,0 mg/dL. Konsentrasi pada
dewasa stabil naik menurut waktu dan bervariasi menurut tinggi
(Wortmann, 2012).
Purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok
struktur kimia pembentuk DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin,
yaitu purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan
dari asupan makanan. Zat purin yang diproduksi oleh tubuh jumlahnya
mencapai 85%. Untuk mencapai 100%, tubuh manusia hanya memerlukan
asupan purin dari luar tubuh (makanan) sebesar 15%. Ketika asupan purin
masuk kedalam tubuh melebihi 15%, akan terjadi penumpukan zat purin.
Akibatnya, asam urat akan ikut menumpuk. Hal ini menimbulka risiko
penyakit asam urat (Noviyanti, 2015).
B. Penyebab

1. Makanan dan minuman


Penyebab asam urat yang paling umum berasal dari makanan atau
minuman. Sebab banyak makanan atau minuman yang mengandung
purin tinggi sehingga produksi uric acid akan jadi lebih banyak untuk
menyimbangkan kedua zat tersebut. Berikut berbagai makanan yang
bisa jadi penyebab asam urat:
a. Alkohol
Orang yang sering minum alkohol memiliki risiko terkena asam
urat lebih tinggi. Itulah sebabnya, dokter akan melarang Anda
minum alkohol bila Anda memiliki kondisi ini. Alkohol tidak
hanya memicu produksi asam urat lebih banyak, tapi juga membuat
ginjal harus bekerja ekstra keras untuk membuang asam tersebut.
b. Minuman bersoda
Minum minuman bersoda memang sangat menyegarkan. Namun,
jangan salah, terlalu banyak minum minuman ini bisa jadi
penyebab asam urat. Minuman bersoda cenderung mengandung
gula tambahan yang bisa memicu produksi asam urat lebih banyak.
Jika terus terjadi, asam urat bisa menumpuk, mengkristal, dan
menyebabkan peradangan pada sendi.
c. Sayuran hijau tertentu
Makan sayur itu sehat. Sayangnya, bagi orang dengan asam urat,
beberapa sayuran bisa jadi penyebab asam urat kambuh. Untuk itu,
mereka perlu menghindari beberapa sayuran tertentu.
Sayuran seperti kembang kol, bayam, dan jamur memiliki
kandungan purin yang lebih tinggi dibanding sayuran lainnya.
Walaupun risikonya tidak sebanding dengan daging merah, Anda
tetap harus memperhatikan seberapa banyak Anda mengonsumsi
sayuran ini.
d. Daging hewan dan makanan laut
Dibanding sayuran, protein yang paling lengkap terdapat pada
daging. Baik itu daging putih, seperti daging ayam atau ikan,
maupun daging merah, seperti daging sapi. Akan tetapi, faktanya
terlalu banyak mengonsumsi daging dapat menyebabkan berbagai
penyakit, salah satunya penyebab asam urat.
Cukup konsumsi maksimal 6 ons daging per hari, dengan batas 3
ons per porsi makanan. Selain itu, makanan laut seperti kerang,
kepiting, udang, dan lobster juga mengandung purin yang tinggi.
Jika dikonsumsi sembarangan, risiko penyakit asam urat jadi lebih
besar.
2. Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Mengonsumsi obat diuretik jangka panjang telah dikaitkan dengan
risiko terkena penyakit asam urat yang semakin tinggi. Kenapa? Obat
jenis ini bisa membuat Anda lebih sering buang air.
Kondisi tersebut bisa mengurangi jumlah cairan yang ada di dalam
tubuh. Namun, cairan yang tersisa kemungkinan besar akan
mengendap, mengkristal, dan akhirnya menyebabkan penyakit asam
urat di kemudian hari.
3. Memiliki kondisi medis tertentu
Secara alami, ginjal memang akan menyeimbangkan kadar purin yang
ada di dalam tubuh. Namun, proses itu bisa berjalan lambat pada orang
dengan beberapa kondisi medis, seperti:
a. Obesitas (kelebihan berat badan)
b. Hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif)
c. Psoriasis
d. Insufisiensi ginjal (ketidakmampuan ginjal untuk menyaring zat
sisa)
C. Tanda dan Gejala
Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat mengenai
sendi ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan
atau sikut. Kebanyakan asam urat muncul sebagai serangan kambuhan.
Penyakit ini timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan di mana kadar
asam urat dalam darah di atas normal.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL,
sedangkan pada wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan asam urat biasanya
timbul secara mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam hari.
Jika asam urat menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah,
mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang
sangat hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat
pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari
kaki, dan seringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala
tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku
dan lain-lain. (Mutiara, Sari . 2010)
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada
persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-
kadang, kita pun sering merasa nyeri atau pegal-pegal dan sejenisnya.
Anda bisa memastikan apakah Anda terkena asam urat atau tidak dengan
cara mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
a. Kesemutan dan linu.
b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
c. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas,
dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
d. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
e. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
f. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat
akan bergerak.
Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu
ginjal serta dalam jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara
permanen hingga diperlukan cuci darah seumur hidup. Kadar asam urat
yang tinggi ternyata juga berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus
(kencing manis) dan hipertensi. Selain itu, gejala asam urat juga bisa
terlihat dari keadaan tubuh tidak sehat seperti demam, menggigil, dan rasa
tidak enak badan. Gejala asam urat lain seperti denyut jantung yang sangat
cepat bisa juga terjadi. Gejala asam urat umumnya akan muncul pada usia
pertengahan untuk pria, sedangkan pada wanita gejala asam urat akan
mulai muncul setelah menopause. Serangan asam urat berupa gejala awal
yang terasa pada persendian biasanya akan berlangsung selama beberapa
hari dan kemudian menghilang sampai dengan serangan berikutnya. Gejala
asam urat harus benar-benar diwaspadai untuk menghindari serangan asam
urat yang lebih parah. (Silvia, 2009)

Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam


urat ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke jari-
jari lainnya. Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut berlangsung selama
24 jam. Selanjutnya, berangsur berkurang sampai menghilang dalam
waktu 3-7 hari. Jika kadar asam urat serangan pertama tidak diturunkan
menjadi normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan bersifat menahun.

Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak


sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tirnbulnya serangan kedua
dan selanjutnya sulit diprediksi. Namun, dari berbagai penelitian
dikemukakan bahwa semakin tinggi kadar asam urat, semakin sering juga
terjadi serangan nyeri dengan berbagai komplikasi. Serangan pun tidak
hanya di ibu jari tangan, tetapi menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku,
telinga, sendi kecil lain pada tangan, dan otot. Nyeri akan semakin
bertambah saat tengah malam. Sendi yang terserang akan tampak merah,
mengilat, bengkak, kulit di atasnya terasa panas, dan persendian sulit
digerakkan. Selain itu, badan menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu
makan berkurang, dan jantung berdebar. (Silvia 2009)

D. Stadium Penyakit Asam Urat


Menurut Mutia Sari (2010) sama halnya dengan penyakit kanker,
penyakit asam urat terdiri atas beberapa stadium. Kasus asam urat tingkat
keparahannya terdiri dari empat tahapan/stadium:
a. Tahap Asimtomatik (stadium I)
Tanda-tanda penyakit asam urat/gout pada stadium I atau permulaan
biasanya ditandai dengan peningkatan kadar asam urat tetapi tidak
dirasakan oleh penderita karena tidak merasakan sakit sama sekali dan
tidak disertai gejala nyeri, arthritis, tofi/tofus maupun batu ginjal atau
batu urat di saluran kemih.

b. Tahap Akut (stadium II)


Asam urat Stadium II biasanya terjadi serangan radang sendi disertai
dengan rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah dan terasa panas pada
pangkal ibu jari kaki. Biasanya serangan muncul pada tengah malam
dan menjelang pagi hari.
c. Tahap Interkritikal (stadium III)
Asam urat Stadium III adalah tahap interval di antara dua serangan
akut. Biasanya terjadi selelah satu sampai dua tahun kemudian.
d. Tahap Kronik (stadium IV)
Tahapan kronik ini ditandai dengan terbentuknya tofi dan deformasi
atau perubahan bentuk pada sendi-sendi yang tidak dapat berubah ke
bentuk seperti semula, ini disebut gejala irreversibel atau arthritis asam
urat kronis. Pada kondisi ini frekuensi kambuh akan semakin sering
dan disertai rasa sakit terus menerus yang lebih menyiksa dan suhu
badan bisa tinggi. Bila demikian bisa menyebabkan penderita tidak
bisa jalan atau lumpuh karena sendi menjadi kaku kaku tak bisa
ditekuk. ( Silvia, 2009)
E. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Peningkatan Kadar Asam U
rat
Menurut Khosam A. S. Harlinawati (2018) terjadinya gangguan asam urat
dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini faktor risiko yang membuat
seseorang terserang asam urat.
a. Senyawa purin berlebih
Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam
tubuh. Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi
purin. Jenis makanan yang tinggi purin, misalnya jeroan, seafood,
makanan kaleng, dan kaldu daging.
b. Genetik
Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya
asam urat menjadi semakin tinggi.
c. Konsumsi alkohol berlebih
Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam
tubuh.
d. Berat badan berlebih
Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat menyebabkan asam
urat. Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang
gemuk menghambat pengeluaran asam urat melalui urin.

e. Obat tertentu
Jenis obat tertentu yang dikonsumsi dalam jangka panjang ternyata
dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, seperti diuretik
(peluruh air kencing) dan aspirin (pencegah serangan jantung).
f. Gangguan fungsi ginjal
Asam urat dikeluarkan bersama urin melalui ginjal. Jika terjadi
gangguan pada ginjal, pengeluaran asam urat juga terganggu.
g. Usia
Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun. Hal
ini disebabkan pria mempunyai kandungan asam urat dalam darah
lebih tinggi dibanding wanita. Kandungan asam urat pada wanita baru
meningkat selelah menopause.
h. Penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes mellitus)
Beberapa ahli menyatakan bahwa pada dasarnya asam urat bukan
penyakit pokok. Ia menjadi penyerta dari penyakit degeneratif. Jika
kadar asam urat tinggi, perlu dicurigai adanya penyakit degeneratif.
i. Kurang minum
Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan menghambat
pengeluaran asam urat.
F. Komplikasi-Komplikasi
Tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan
produktivitasnya menurun drastis. Yang harus diwaspadai adalah
komplikasi di kemudian hari, seperti benjolan pada bagian tubuh tertentu,
kerusakan tulang dan sendi sehingga dapat pincang,peradangan
tulang,kerusakan ligamen dan tendon (otot ), batu ginjal, kerusakan ginjal,
dan tekanan darah tinggi (hipertensi). (Ahmad, N.2011)
G. Penatalaksanaan
a. Terapi Non Farmakologi
1. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
2. Kompres dingin
3. Diit rendah purin
4. Terapi Tradisional
b. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
1. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis
dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
2. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan
inflamasi.
3. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan
untuk mencegah serangan.
4. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan
ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat
(jumlahnya dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).
5. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat
menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone
(Anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau
menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2
kali/hari. (Silvia,2009)
H. Pencegahan
a. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,
Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
b. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat
badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan,
berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan
mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.
c. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat
karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
d. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,
ginjal, otak, paru dan limpa.
e. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui
urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega
sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen
dari total kalori.
f. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui
buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,
dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain
juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung
purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan
durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
g. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam
urat mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan
mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena
alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
h. Olahraga ringan : Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan
dan kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan
sendi akibat radang sendi. Selain itu, olahraga memberi efek
menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah
pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena
kurang pasokan darah. Jalan kaki, bersepeda, dan joging bisa dijadikan
alternatif olahraga untuk mengatasi rematik dan asam urat. Selain itu,
olahraga yang cukup dan teratur memperkuat sirkulasi darah dalam
tubuh. (Silvia, 2009)
I. Makanan Yang Diajurkan Pada Penderita Asam Urat
a. Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti
kentang, yogurt, dan pisang
b. Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk,
pepaya dan strawberry
c. Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah
naga, belimbing wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai
dan tomat
d. Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi
e. Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula,
permen, arum manis, gulali dan sirup
f. Jangan minum aspirin
g. Jangan bekerja terlalu keras / kelelahan
h. Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat
cepat naik tapi pengeluaran sedikit, maka sebaiknya turunkan berat
badan dengan olahraga yang cukup
i. Sesuaikan asupan energi dengan kebutuhan tubuh, berdasarkan tinggi
dan berat badan (Wibowo, 2018)
J. Makanan Yang Harus Dihindari Pada Penderita Asam Urat
a. Jeroan: ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru dan otak.
b. Seafood: udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting,
ikan teri, ikan sarden.
c. Ekstrak daging seperti abon dan dendeng.
d. Makanan yang sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden).
e. Daging kambing, daging sapi, daging kuda.
f. Bebek, angsa dan kalkun.
g. Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk tempe, tauco, oncom,
susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.
h. Sayuran: kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun
singkong, daun pepaya, kangkung.
i. Keju, telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental.
j. Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa.
k. Makanan yang digoreng atau bersantan atau dimasak dengan
menggunakan margarin/mentega.
l. Makanan kaya protein dan lemak.

Selain beberapa pantangan di atas, penderita penyakit asam urat


juga harus selalu banyak minum air putih apalagi bagi mereka yang
mempunyai penyakit batu ginjal. Dengan banyak minum air putih akan
sangat membantu ginjal untuk mengeluarkan kristal asam urat dari dalam
tubuh melalui urine. (Wibowo, 2018)
Daftar Pustaka

Wibowo. 2018. Manajemen Kesehatan. Jakarta. Penerbit: Rajagrafindo Persada.


Mutia, Sari. 2010. Sehat dan Bugar Tanpa Asam Urat. Yogyakarta: Araska
Publisher

Wortmann, R. L., 2010. Gout dan Gangguan Metabolisme Purin Lain. Dalam :
Harrison : Prinsip-prinsip Ilmu Pentakit Dalam Volume 5. Edisi 13. Jakarta :
EGC, 2300-2311.

Arya, RK & Jain, V. 2013. Osteoarthritis of the Knee Joint. Journal Indian
Academy of Clinical Medicine. Vol 14. No 2. Page 154-162. Noviyanti. 2015.
Hidup Sehat Tanpa Asam Urat.Yogyakarta, Notebook. Hal. 21-72

Khomsan, Ali dan Yuni Harlinawati.2018. Terapi Jus Untuk Rematik dan Asam
Urat. Depok:Puspaswara.

Price Sylvia A, Wilson Lorraine M.2009.Patofisiologi : Konsep Klinis. Proses-


proses Penyakit. Jakarta:EGC

Ahmad, N.2011.Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan


Hipertensi.Jakarta:Rineka Cipta.

Junaidi, I.2012.Rematik dan Asam Urat Edisi Revisi. Jakarta:PT Bhuana Ilmu

Anda mungkin juga menyukai