Anda di halaman 1dari 14

Anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas Tipe I yang dapat fatal dan terjadi

dalam beberapa menit saja. Anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas Gell dan

Coombs tipe I atau reaksi alergi yang cepat, ditimbulkan IgE yang dapat mengancam

nyawa. Anafilaksis umumnya merupakan akibat dari lepasnya mediator-mediator

vasoaktif seperti histamin, yang mengakibatkan vasodilatasi, meningkatkan

permeabilitas kapiler dan kontraksi otot polos. Reaksi dapat dipicu berbagai alergen

seperti makanan, obat atau sengatan serangga dan juga lateks, latihan jasmani dan

bahan diagnostik lainnya. Pada 2/3 pasien dengan anafilaksis, pemicu spesifiknya

tidak dapat diidentifikasi.16,18,32

Manifestasi anafilaksis yaitu kesulitan bernafas, edema laring, dan atau

bronkospasme, sering diikuti dengan turunnya tekanan darah atau syok. Manifestasi

pada kulit adanya rasa gatal dan urtikaria dengan atau tanpa pembengkakan

merupakan reaksi anafilaktik sistemik. Manifestasi pada pencernaan termasuk mual,

muntah, kram perut dan diare.

Secara klinis anafilaksis berlangsung cepat dan ditandai dengan gejala yang

tiba-tiba yaitu gatal-gatal, memerah pada wajah, sianosis, urtikaria diikuti dengan

turunnya tekanan darah dengan cepat lalu dapat juga terdapat edema dengan

peningkatan permeabilitas vaskular, berkembang menjadi obstruksi trakea yang

menyebabkan gangguan pernapasan dilanjutkan dengan hilangnya kesadaran hingga

kematian

Reaksi anafilaksis timbul bila sebelumnya telah terbentuk IgE spesifik

terhadap alergen tertentu. Alergen yang masuk kedalam tubuh lewat kulit, mukosa,

sistem pernafasan maupun makanan, terpapar pada sel plasma dan menyebabkan

pembentukan IgE spesifik terhadap alergen tertentu. IgE spesifik ini kemudian terikat

pada reseptor permukaan mastosit dan basofil. Pada paparan berikutnya, alergen akan

terikat pada Ige spesifik dan memicu terjadinya reaksi antigen antibodi yang

menyebabkan terlepasnya mediator yakni antara lain histamin dari granula yang
terdapat dalam sel. Ikatan antigen antibodi merilis histamin, komponen dari

komplemen, sitokin dan zat vasoaktif lain yang menyebabkan vasodilatasi,

peningkatan permeabilitas kapiler dan bronkokonstriksi dan ikatan ini juga memicu sintesis SRS-A
(Slow reacting substance of Anaphylaxis) dan degradasi dari asam

arachidonik pada membran sel, yang menghasilkan leukotrine dan prostaglandin.

Reaksi ini segera mencapai puncaknya setelah 15 menit. Efek histamin, leukotrine

(SRS-A) dan prostaglandin pada pembuluh darah maupun otot polos bronkus

menyebabkan timbulnya gejala pernafasan dan syok

Tindakan awal yang harus dilakukan adalah memposisikan pasien dalam

keadaan supin. Dan harus diperhatikan tingkat kesadaran pasien yang mengalami

syok anafilaktik ini. Gambar 2. Penatalaksanaan Anafilaksis36

Jika kesadaran pasien menurun dan ditemukan keadaan cardiac arrest maka

hal yang harus dilakukan adalah RJPO (Resusitasi Jantung Paru) Tahap-tahap RJPO

yang dilakukan pada dental chair yaitu: 24,27,30

1.Singkirkan semua barang atau benda-benda berbahaya dan mengganggu

seperti dental instrument.

2. Posisikan kursi mengarah horizontal dari lantai

3.Posisi operator berada di samping dental chair dan lutut operator sejajar

dengan tubuh pasien


4.Lakukan tahap RJPO.

Anda mungkin juga menyukai