dalam beberapa menit saja. Anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas Gell dan
Coombs tipe I atau reaksi alergi yang cepat, ditimbulkan IgE yang dapat mengancam
permeabilitas kapiler dan kontraksi otot polos. Reaksi dapat dipicu berbagai alergen
seperti makanan, obat atau sengatan serangga dan juga lateks, latihan jasmani dan
bahan diagnostik lainnya. Pada 2/3 pasien dengan anafilaksis, pemicu spesifiknya
bronkospasme, sering diikuti dengan turunnya tekanan darah atau syok. Manifestasi
pada kulit adanya rasa gatal dan urtikaria dengan atau tanpa pembengkakan
Secara klinis anafilaksis berlangsung cepat dan ditandai dengan gejala yang
tiba-tiba yaitu gatal-gatal, memerah pada wajah, sianosis, urtikaria diikuti dengan
turunnya tekanan darah dengan cepat lalu dapat juga terdapat edema dengan
kematian
terhadap alergen tertentu. Alergen yang masuk kedalam tubuh lewat kulit, mukosa,
sistem pernafasan maupun makanan, terpapar pada sel plasma dan menyebabkan
pembentukan IgE spesifik terhadap alergen tertentu. IgE spesifik ini kemudian terikat
pada reseptor permukaan mastosit dan basofil. Pada paparan berikutnya, alergen akan
terikat pada Ige spesifik dan memicu terjadinya reaksi antigen antibodi yang
menyebabkan terlepasnya mediator yakni antara lain histamin dari granula yang
terdapat dalam sel. Ikatan antigen antibodi merilis histamin, komponen dari
peningkatan permeabilitas kapiler dan bronkokonstriksi dan ikatan ini juga memicu sintesis SRS-A
(Slow reacting substance of Anaphylaxis) dan degradasi dari asam
Reaksi ini segera mencapai puncaknya setelah 15 menit. Efek histamin, leukotrine
(SRS-A) dan prostaglandin pada pembuluh darah maupun otot polos bronkus
keadaan supin. Dan harus diperhatikan tingkat kesadaran pasien yang mengalami
Jika kesadaran pasien menurun dan ditemukan keadaan cardiac arrest maka
hal yang harus dilakukan adalah RJPO (Resusitasi Jantung Paru) Tahap-tahap RJPO
3.Posisi operator berada di samping dental chair dan lutut operator sejajar