Anda di halaman 1dari 2

VI .

Kesimpulan

1. Sistem eksresi urinari penting dalam menjaga homeostasis tubuh karena dengan ini kita
dapat mengetahui beberapa kelainan dari urin yangdihasilkan dan fungsi dari organ-
organ yg berhubungan dengan eksresi urinary.
2. Urin yang normal : ( berwarna kuning pucat - kuning pekat, memiliki kejernihan yang
baik, pH 4,8-7,5, baunya khas cenderung berbau ammonia, Bj = 1.00031 – 1.035. pada
urin yang kami periksa hasilnya sesuai dengan urin normal. karena pH memenuhi syarat
yaitu 6, bau amoniak dan warnanya pun kuning bening.
3. kandungan didalamnya memiliki hialin, kristal amonium biuret, epitel skuamosa dalam
tingkat normal, sisa-sisa ekresi obat-obatan. Garam, dan air. ketika urin diamati dengan
mikroskop terdapat bentuk batang bening dan bulatan kecil yang berkumpul,
kemungkinan ini adalah jamur dan kolestrol. Namun, pada dasarnya dalam percobaan ini
kita tidak dapat menentukan bahwa urin ini mengalami kelainan suatu penyakit karena
kita tidak melakukan uji kadar apapun.
4. Organ penyusun sistem eksresi urinari adalah ginjal, ureter, kantung kemih, dan uretra.
5. Dalam urine normal, biasanya terkandung zat zat seperti Air, Urea, Amonia, Garam,
pigmen empedu yang menghasilkan warna kuning pada urine, dan zat zat berlebihan
seperti vitamin, protein, dan hormone. Pada urin normal atau tidak pasti terdapat amonia
didalamnya. Hal tersebut terjadi karena amonia merukan hasil deaminase dari asam
amino yang dirubah menjadi gugus amin. Dalam urin normal akan terdapat ion cl - yang
berasal dari garam-garam pada cairan interstitial tubuh. Garam tersebut diperlukan oleh
tubuh untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Dalam urin normal tidak terdapat aseton
pabila urin berubah warna menjadi ungu sampai merah ungu pada saat praktikum artinya
urin mengandung aseton. Biasanya uji aseton positif dapat dijumpai pada Asidosis
diabetic (ketoasidosis), kelaparan atau malnutrisi, diet rendah karbohidrat, berpuasa,
muntah yang berat, pingsan akibat panas, kematian janin. Atau adanya pengaruh obat
seperti asam askorbat, senyawa levodopa, insulin, isopropil alkohol, paraldehida,
piridium, zat warna yang digunakan untuk berbagai uji (bromsulfoftalein dan
fenosulfonftalein). urin normal tidak ada glukosa dalam urin. Jika terdapat glukosa dalam
urin maka orang tersebut mempunyai gangguan pada bagian penyaring ginjal sama
halnya pada penderita penyakit gagal ginjal serta pada pankreas untuk memproduksi
hormon insulin. Albumin digunakan dalam praktikum ini bertujuan untuk melihat apakah
ada protein didalam urin. Albumin merupakan suatu protein yang memiliki ukuran
molekulnya cukup besar. Urin yang mengandung Albumin menandakan bahwa filtrasi
yang dilakukan oleh ginjal tidak sempurna.

Anda mungkin juga menyukai