Anda di halaman 1dari 6

MIKROBIOLOGI DAN KETAHANAN PANGAN

ARTIKEL BERITA KERACUNAN

DISUSUN OLEH :

Nisa Nur Qolbi

180400483

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALIH JENJANG


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
TAHUN 2019
1. Keracunan makanan di Kapuas penyebab bakteri salmonella dan kokus

Sumber : https://manado.antaranews.com/berita/56564/keracunan-massal-di-kapuas-
penyebab-bakteri-salmonella-dan-kokus

Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah, menyatakan bahwa


keracunan massal usai berbuka puasa di Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak beberapa
waktu lalu, ternyata mengandung positif bakteri Salmonella dan Kokus. Dari hasil
pemeriksaan di BTKL Banjar Baru dan BPOM di Palangka Raya, sementara dari semua
sampel positif mengandung bakteri Salmonella dan untuk telur sambal merah positif
bakteri Kokus. Pasien yang datang karena kasus keracunan ke RSUD Kapuas berjumlah
308 orang dengan gejala-gejala seperti mual-mual, buang air besar (BAB), pusing dan
disertai dengan demam. Proses timbulnya bakteri Salmonella ini, kata dia, lantaran
kemungkinan proses pembuatan/penyimpanan masakan dan lain sebagainya, dikarenakan
proses pengolahan dan penyajiaannya kurang higienis.
2. Konsumsi daging sapi tercemar bakteri, Bocah 10 tahun meninggal

Sumber : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4711846/konsumsi-daging-sapi-
tercemar-bakteri-bocah-10-tahun-meninggal?_ga=2.4105264.104812492.1570506787-
152996897.1552985979

Dikutip dari BBC, bocah bernama Nolan Moittie dan 14 anak lainnya sakit setelah
makan burger daging sapi yang terinfeksi bakteri Escherichia coli (E.coli) pada tahun
2011. Mereka langsung dibawa ke rumah sakit di Lille dan Douai, negara bagian Perancis.
Saat diperiksa, ternyata mereka terkena gejala infeksi usus dan ginjal. Nolan mengalami
kelumpuhan dan harus menjalani beberapa operasi, namun nyawanya tetap tidak bisa
terselamatkan. Pada Sabtu lalu (14/9/2019), ia meninggal dan menjadi korban yang
terinfeksi bakteri E.coli paling buruk.
3. Es Krim Mengandung Bakteri Patogen, Belasan Orang Keracunan

Sumber : https://www.jawapos.com/jpg-today/13/09/2018/waduh-es-krim-mengandung-
bakteri-patogen-belasan-orang-keracunan/

Penyebab keracunan es krim di salah satu kafe di kawasan Balikpapan Baru pada
Minggu (2/9) akhirnya terkuak. Setelah melakukan penelitian sampel, Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) Samarinda menyimpulkan terdapat bakteri patogen pada bahan baku
es krim, yakni air, susu dan gula. Pada banyak kasus keracunan makanan, mikroba adalah salah
satu penyebab iritasi lambung dan usus. Konsekuensinya pun bisa sakit perut, muntah dan
diare. Hasil uji laboratorium, memang ditemukan bakteri yang seharusnya tidak ada di
makanan pada es krim tersebut. Hal ini bias terjadi karena satu bahan bakunya kurang bersih.
Apalagi susu, rentan sekali ditumbuhi bakteri. Gizinya (susu) tinggi. Bakteri pun suka dan
dijadikan makanannya,” ungkapnya dikutip dari Kaltim Post (Jawa Pos Group), Kamis (13/9).
Abdul Rahim menjelaskan bahwa proses pengujian terhadap sampel es krim tidak asal.
Pihaknya terlebih dulu memastikan berapa lama efek yang diterima tubuh manusia setelah
mengkonsumsi es krim beracun tersebut. Keracunan es krim ini terjadi pada tujuh remaja yang
telah dievakuasi ke Rumah Sakit Siloam Balikpapan setelah mengonsumsi es krim pada
Minggu (2/9) siang.
4. Dinkes Bogor : Ada bakteri di tutut yang dimakan 108 korban keracunan

Sumber : https://www.liputan6.com/news/read/3542633/dinkes-bogor-ada-bakteri-di-
tutut-yang-dimakan-108-korban-keracunan

108 warga Bogor keracunan tutut atau keong air tawar. Hasil uji laboratorium Dinas
Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, sampel tutut tersebut positif mengandung bakteri. Hasil
uji laboratorium Labkesda hasil pemeriksaan sampel keracunan, positif di keong mengandung
Shigella, E.coli dan Salmonella. Selain hasil uji lab pada tutut atau keong air tawar atau dikenal
juga dengan nama keong sawah (pila ampullacea), air yang digunakan untuk memasak keong
tersebut teruji mengandung coliform dan logam Mn (mangan). "Sampel tutut yang diuji lab itu
dalam posisi sudah matang," kata Rubaeah.

Rubaeah menjelaskan, bakteri seperti E.coli, Salmonella dan Shigella dapat


berkembangbiak dengan cepat di dalam keong yang tidak diolah atau dimasak dengan baik.
Sementara itu, air yang dipakai mengandung mangan (Mn) jenis mineral jika dikonsumsi
berlebihan dapat berbahaya untuk fungsi ginjal. Ia mengatakan, gejala keracunan, mual,
muntah, diare, demam dan panas tinggi apabila tidak ditangani dengan cepat bisa
mengakibatkan seseorang meninggal dunia.
5. Mati Karena Keracunan Rujak

Sumber :

Anda mungkin juga menyukai