BAB II
TINJAUAN UMUM
dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional. Sedangkan sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional
dan kosmetik.
Apotek dapat diusahakan oleh instansi pemerintah atau swasta dengan tugas
pelayanan kesehatan dipusat dan daerah, perusahaan milik Negara yang ditunjuk oleh
pemerintah dan apoteker yang telah mengucapkan sumpah dan memperoleh izin dari
dan keabsahannya terjamin sehingga pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih
(PP) No.26 tahun 1965 tentang pengelolaan dan perizinan Apotek, kemudian
pelaksanaannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.26. tahun 1981 dan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No.178 tentang ketentuan dan tata cara pengelolaan
optimal.
berikut:
a. Apoteker adalah sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan
b. Surat Izin Apotek (SIA) adalah Surat Izin yang diberikan oleh menteri
c. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat
Izin apoteker.
tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus menerus, telah
memiliki Surat Izin Kerja dan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola
a. Surat Izin Praktik Apoteker selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin
diregistrasi.
4) mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
profesi (2).
jabatan.
2. Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada
masyarakat.
1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
8
farmasi.
II.4.1. Lokasi
lainnya.
II.4.2. Bangunan
a) Dinding harus kuat dan tahan air, permukaan dalam harus rata, tidak
b) Langit–langit harus terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan
c) Atap tidak boleh bocor, terbuat dari genteng atau bahan lain yang
memadai.
9
d) Lantai tidak boleh lembab, terbuat dari ubin, semen atau bahan lain
yang memadai.
higiene lainnya.
e) Papan nama apotek yang memuat nama apotek, nama APA, Surat
Izin Apotek (SIA), alamat apotek dan nomor telepon apotek (bila
ada). Persyaratan papan nama apotek yaitu : terbuat dari seng atau
cm, tebal 5 cm, dan lebar 55 cm, tulisan dipapan jelas dan bisa di
kesehatan yaitu :
a) Tenaga kesehatan
2) Apoteker Pendamping
buka apotek.
3) Asisten Apoteker
Apoteker.
terdiri dari :
1) Juru resep
2) Kasir
memiliki Surat Izin Apotek (SIA). SIA adalah surat izin yang diberikan
izin dan pencabutan izin Apotek setahun sekali kepada Menteri Kesehatan.
(Lampiran 1).
(Lampiran 4).
5 (Lampiran 5).
atau Kepala Balai POM dimaksud ayat (c) masih belum memenuhi
penundaan.
bersangkutan.
a) Apoteker sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Apoteker Pengelola Apotek.
b) Apoteker tidak memenuhi kewajiban dalam pelayanan kefarmasian.
c) Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih dari
(Lampiran 10) .
b) Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya enam bulan
tidak berhak.
2) Mengganti obat generik dan obat paten.
3) Administrasi pengelolaan obat, perbekalan farmasi dan alat
bulan.
16
sejak dikeluarkannya.
setempat.
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek adalah (4) :
4. Surat yang mengatakan status bangunan dalam bentuk akta hak milik atau
6. Asli dan salinan atau foto copy daftar terperinci alat perlengkapan Apotik.
17
7. Surat pernyatan dari Apoteker Pengelola Apotik bahwa tidak bekerja tetap
pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di
Apotek lain.
8. Asli dan salinan atau foto copy surat izin atasan bagi pemohon Pegawai
9. Akte perjanjian kerja sama Apoteker Pengelola Apotik dengan Pemilik sarana
Apotik.
Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi berupa STRA (Surat Tanda
Sakit atau Puskesmas, apoteker juga diwajibkan memiliki SIPA (Surat Izin Praktik
kefarmasian pada fasilitas produksi dan fasilitas distribusi atau penyaluran seperti
pabrik obat, maka diwajibkan untuk memiliki SIK (Surat Izin Kerja). Kedua surat
izin ini diberikan oleh Dinas Kesehatan sesuai tempat Apoteker tersebut bekerja.
di Apotek lain.
d) Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
profesi.
STRA berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5
X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek Pasal 19
menyatakan (4) :
19
Pendamping.
b) Apabila Apoteker Pengelola Apotek dan Apoteker Pendamping karena hal-
APT-9.
d) Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti wajib memenuhi persyaratan
dari dua tahun secara terus menerus, Surat Izin Apotek atas nama apoteker
1. Apabila APA meninggal dunia, dalam jangka waktu 2 X 24 jam, ahli waris APA
Kesehatan Kabupaten/Kota.
psikotropika.
20
3. Pada penyerahan dimaksud ayat (2) dan (3), dibuat Berita Acara Serah Terima
POM setempat.
(1), bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pelayanan kefarmasian selama yang
Pasal 22 (4):
Apoteker.
pengawasan apoteker.
21
terima resep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi lainnya, serta kunci-
2. Serah terima dimaksud ayat (1), wajib dibuat berita acara serah terima
sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap empat yang di
tanda tangani oleh kedua belah pihak, yang telah melakukan serah terima
tertulis kata apotek. Apotek harus dengan mudah diakses oleh anggota
terpisah dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini
Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker
meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.
d) Ruang peracikan.
e) Keranjang sampah yang tersedia untuk sampah apotek dan sampah
pasien.
f) Perabotan apotek harus tetap rapi, lengkap dengan rak-rak
a) Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
cepat
3) PBF resmi
4) Jangka waktu pembayaran
5) Kualitas barang baik
c) Penyimpanan
1) Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik.
Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan
d) Administrasi
24
monitoring penggunaan.
1. Skrining resep
a. Persyaratan administrasi
1) Nama, SIP dan alamat dokter.
2) Tanggal penulisan resep
3) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.
4) Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
5) Nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang diminta.
6) Cara pemakaian yang jelas.
7) Informasi yang jelas
b. Kesesuaian farmasetik:
pemberian.
c. Pertimbangan klinis :
25
yang benar.
b. Penyerahan Obat
c. Informasi Obat
tepat obat, serta waspada terhadap efek samping obat. Oleh karena itu
obat kepada pasien, dokter serta tenaga medis lain yang terlibat di
apotek.
d. Konseling
secara berkelanjutan.
II.10 Obat
tentang Kesehatan, Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
1. Penggolongan Obat
a) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa lingkaran
Obat bebas terbatas adalah obat yang dijual bebas dan dapat dibeli tanpa
untuk obat ini adalah lingkaran berwarna biru dengan garis tepi hitam
(Gambar 2).
Khusus untuk obat bebas terbatas, selain terdapat tanda khusus lingkaran
biru, diberi pula tanda peringatan untuk aturan pakai obat, karena hanya
dengan takaran dan kemasan tertentu, obat ini aman dipergunakan untuk
pengobatan sendiri.
Tanda Peringatan berupa empat persegi panjang dengan huruf putih pada
K P. No. 1 P. No. 2
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Baca Aturan Memakainya Hanya Untuk Kumur Jangan
Ditelan
mur, Jangan DitelanHanya Untuk Bagian Luar Bad
P. No. 3 P. No. 4
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya Untuk Bagian Luar Hanya untuk di Bakar
Badan
P. No. 5 P. No. 6
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Tidak Boleh ditelan Obat Wasir, Jangan Ditelan
(desinfektan)
(obat wasir)
29
c) Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.
(Gambar 4). Obat ini hanya boleh dijual di Apotek dan harus dengan resep
Obat Wajib Apotek adalah beberapa obat keras yang dapat diserahkan
Menteri Kesehatan. Sampai saat ini sudah ada 3 daftar obat yang
kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep adalah sebagai berikut (11) :
kelanjutan penyakit.
3) Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
Indonesia.
Apotek diwajibkan :
1) Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
Obat Wajib Apotek terdiri dari kelas terapi oral kontrasepsi, obat
saluran cerna, obat mulut untuk tenggorokan, obat saluran nafas, obat yang
Tentang Narkotika, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
Narkotika (12).
Psikotoprika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
a. Pengelolaan Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
Desomorfina.
32
Polkadina, Propiram.
Farmasi (PBF) Kimia Farma Depot Sentral dengan alamat kantor dan
yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Sentralisasi ini
1) Pemesanan Narkotika
33
APA, dilengkapi dengan nomor SIA dan SIK serta stempel apotek.
Satu SP terdiri dari rangkap 4 dan tiap SP hanya untuk satu jenis
obat narkotik.
2) Penyimpanan Narkotika
a) Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan yang lain yang
kuat.
sehari-hari.
c) Anak kunci lemari khusus harus dikuasai oleh penanggung jawab atau
d) Lemari khusus harus ditaruh di tempat yang aman dan tidak terlihat
oleh umum.
pasien.
4) Pelaporan Narkotika
tembusan kepada Balai Besar POM Provinsi Jawa Barat dan satu rangkap
Pusat.
b) Tersedianya pelaporan narkotika dan psikotropika nasional sesuai
target.
c) Pemanfaatan hasil pelaporan yang mudah di akses dan di
distribusikan.
5) Pemusnahan Narkotika
36
b) Kadaluwarsa;
disaksikan oleh :
propinsi.
c) Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari
37
perusahaan/badan tersebut;
e) Cara pemusnahan;
b. Pengelolaan Psikotropika
merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
1) Pemesanan Psikotropika
dipesan apotek dari PBF. Satu lembar surat pesanan psikotropika terdiri
38
dari 3 rangkap dan dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu jenis
obat psikotropika.
2) Penyimpanan Psikotropika
3) Penyerahan Psikotropika
4) Pelaporan Psikotropika
5) Pemusnahan Psikotropika
39
oleh pejabat yang ditunjuk dalam waktu 7 hari setelah mendapat kepastian.
c) Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari
apotek tersebut;
e) Cara pemusnahan;
tiga fungsi dasar, yaitu seleksi penyediaan, distribusi dan pemakaian. Hal ini
sebenarnya sederhana tetapi tanpa sistem manajemen persediaan yang baik, sistem
distribusi atau penyaluran obat tidak akan dapat berjalan dengan baik. Pengaturan
dan mewabah.
3. Mencegah resiko kualitas barang yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan.
40
memberi harga obat bersaing, pengiriman cepat dan kualitas obat yang baik.
memerlukan teknik pengelolaan yang tidak mudah. Untuk itu diperlukan siasat
terhadap item obat yang banyak dengan variasi harga dan tingkat keperluan serta
1. Analisis VEN
untuk pengobatan.
menyebabkan kematian.
cukup dana untuk semua jenis yang dikehendaki. Sistem ini juga
menentukan jenis obat yang akan dipertahankan dalam sediaan dan jenis
persentase harga atau biaya yang harus dibayar satu item yang dibeli atau
item.
V E N
A VA EA NA
B VB EB NB
C VC EC NC
Matrik di atas dapat dijadikan dasar dalam menetapkan
alternatif strategi yang baru dan memerlukan analisa situasi total sebagai
prasyarat mutlak. Dalam analisa situasi total harus dianalisa 3 hal secara
komprehensif, yaitu :
3. Keadaan lingkungan.
43
2. Dimensi waktu, yaitu lama pelayanan diukur dengan waktu (yang telah
ditetapkan).
telah ditetapkan.