Anda di halaman 1dari 1

Pada masa kolonial Belanda, Indonesia mengalami pengaruh Barat dalam berbagai berbagai

bidang salah satunya termasuk dalam segi tata kota dan arsitektur bangunan. Dengan masuknya
budaya dan teknologi barat ke Indonesia memberikan perubahan besar dari segi tersebut.
Arsitektur kolonial ini lebih mengadopsi gaya neo-klasik, atau gaya yang berorientasi pada gaya
arsitektur Yunani atau Romawi. Ciri menonjol terletak pada bentuk dasar bangunan dengan trap-
trap tangga naik (cripedoma). Kolom-kolom dorik, ionik dan corinthian dengan berbagai bentuk
ornamen pada kapitalnya. Bentuk pedimen, yakni bentuk segi tiga berisi relife mitos Yunani atau
Romawi di atas deretan kolom. Bentuk-bentuk tympanum (konstruksi dinding berbentuk segi tiga
atau setengah lingkaran) diletakkan di atas pintu dan jendela berfungsi sebagai hiasan.
Pertemuan budaya Barat dan Timur pada arsitektur kolonial di Indonesai mengahsilkan suatu
alkulturasi yang menarik. Akibat dari pengaruh barat orang Indonesia mulai menggunakan
Tata letak kota juga menjadi satu hal yang dipengaruhi, di Belanda orang memanfaatkan
sungai atau kanal sebagai jalan transportasi maka banyak hunian di sana di bangun di sepinggir
sungai atau kanal. Hal tersebut juga merekaterapkan pada tata kota di Indonesia salah satunya kita
bisa lihat di Batavia.

Anda mungkin juga menyukai