Anda di halaman 1dari 7

PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN GIRI KABUPATEN BANYUWANGI

(Studi pada Penyelenggaraan Pelayanan Kependudukan)

Rezha Yahya Nur Hakim, Heru Ribawanto, Minto Hadi


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: rezhahakim5@gmail.com

Abstract: Public Services in The District Giri Banyuwangi Regency (Study on Service
Organization of Population). The quality of public services can be measured include the following
indicators: simplicity, clarity and certainty, security, openness, economic, fairness, timeliness. In
the implementation of public services in the district Giri far there is no any constraint in terms of
safety. With regard to disclosure to the public service, the district has done socialization premises
if there is any meeting of village officials / village also involving the community, but it made the
information leaflet attachment easily seen directly by the people. Although officially a maximum
service is 15 minutes, the findings in the field stated ketidaksusuaian. For service KTP and KK
carried out for 2 or 3 days. The factors that affect the quality of service in the District Giri are:
leadership, resources, personnel, public awareness, infrastructure and openness and
responsiveness apparatus.

Keywords: public services, factors, influence

Abstrak: Pelayanan Publik di Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi (Studi pada


Penyelenggaraan Pelayanan Kependudukan). Kualitas layanan publik dapat diukur meliputi
indikator berikut : kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, ekonomis,
keadilan,ketepatan waktu. Dalam pelaksanaan layanan publik selama ini di kecamatan Giri tidak
terdapat kendalaapapun dalam hal kemananan.Berkaitan dengan keterbukaan layanan kepada
masyarakat, pihak Kecamatan sudah melakukan kegiatan sosialisasi jika ada setiap pertemuan
denga aparat desa/kelurahan yang melibatkan juga masyarakat, selain itu dilakukan penempelan
selebaran informasi yang mudah dilihat langsung oleh masyarakat.Meskipun secara resmi
pelayanan maksimal adalah 15 menit, temuan di lapangan menyatakan ketidaksusuaian.Untuk
pelayanan KTP dan KK dilakukan selama 2 atau 3 hari.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas layanan di Kecamatan Giri adalah : kepemimpinan, sumberdaya aparatur, kesadaran
masyarakat, sarana prasarana serta keterbukaan dan responsifitas aparatur.

Kata kunci: layanan publik, faktor, pengaruh

Pendahuluan adanya tuntutan lebih dari masayarakat untuk


Penyelenggaraan pelayanan publik meningkatkan kulitas pelayanan.
merupakan salah satu fungsi utama dalam Peningkatan atas tuntutan pelayanan yang
penyelenggaaraan pemerintah yang menjadi baik tidak hanya disebabkan karena globalisasi,
kewajiban aparatur pemerintah. Oleh karenanya kesadaran masyarakat Indonesia dalam
sebuah kualitas pelayanan publik merupakan kehidupan berbangsa, bernegara dan
cerminan dari sebuah kualitas birokrasi bermasyarakat juga telah meningkatkan tuntutan
pemerintah (Yogi dan M. Ikhsan, 2006, h.07). Di mendapatkan pelayanan yang lebih baik, sebagai
era globalisasi saat ini, kompleksitas susunan dan hak warga negara.
kebutuhan disegala bidang sangat dirasakan Berbagai kebijakan digulirkan oleh
khususnya dalam bidang pelayanan publik. pemerintah sebagai upaya memenuhi tuntutan
Menguatnya lembaga-lembaga ekonomi di era peningkatan-kualitas-pelayanan-publik.
globalisasi akan membawa dampak pada Kebijakan otonomi daerah merupakan salah satu
melemahnya peran pemerintah apabila bentuk kebijakan yang mempengaruhi
Perkembangan tuntutan-tuntutan peningkatan kualitas pelayanan. Sejak
masyarakat di era sekarang tidak disikapi secara dikeluarkan Undang-Undang No 22 Tahun 1999
benar.Perkembangan jaman dan arus globalisasi tentang Pemerintah Daerah, antara Pusat dengan
membuat informasi antar masayarakat Daerah memberikan peluang kepada Pemerintah
berkembang pesat, hal ini membawa implikasi Daerah untuk melaksanakan kegiatan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 518-524 | 518


pemerintahan, pembangunan pada masyarakat. Kelahiran dan lainnya.
Kemudian direvisi dengan Undang-Undang No Admministrasikependudukan merupakan salah
32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah terus satu bentuk dari pelayanan publik.
menerus meningkatkan pelayanan publik Di negara berkembang seperti Indonesia
(Juliantara, 2005, h.1). masalah pendaftaran kelahiran adalah masalah
Pada era otonomi daerah, birokrasi lebih kelengkapan (completeness) registrasi.Hal ini
dekat dan secara langsung berhadapan dengan disebabkan karena penduduk (baik yang
masyarakat serta merupakan perwujudan dan mempunyai anak maupun petugas registrasi)
perpanjangan tangan pemerintah pusat.Rasyid tidak menyadari pentingnya registrasi kelahiran
(1997) menyatakan birokrasi di daerah dan penduduk tidak mengerti bagaimana
mempunyai peran besar dalam pelaksanaan menjawab pertanyaan seperi tanggal kelahiran
urusan-urusan publik. Tugas dan fungsi birokrasi anaknya, umur ibunya, dan sebagainya. Selain
di daerah adalah: a) Memberikan pelayanan masalah kelengkapan, Kementrian
umum (service) yang bersifat rutin kepada Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI (2009)
masyarakat, b) Melakukan pemberdayaan menjelaskan bahwa enam dari sepuluh anak di
(empowerment) terhadap masyarakat untuk bawah usia lima tahun di Indonesia tidak diakui
mencapai kemajuan dalam kehidupan yang lebih keberadaanya secara sah oleh Pemerintah
baik, c) Menyelenggarakan- Indonesia. Anak-anak ini tidak memiliki identitas
pembangunan(development) di tengah secara sah yang dituangkan dalam akta
masyarakat. kelahiran.Padahal, akta kelahiran memiliki arti
Namun dalam pelaksanaanya, sejak penting bagi eksistensi anak sebagai warga
otonomi daerah sejak diterapkan, peranan dan negara di muka hukum. Ironisnya, menurut data
fungsi birokrasi semakin dipertanyakan, melihat SUSENAS 2007, hanya 42 persen anak di bawah
banyaknya kecaman dan keluhan masyarakat usia lima tahun (0-4 tahun) yang memiliki akta,
terhadap rendahnya kualitas pelayanan publik di sisanya 58 persen belum memiliki akta kelahiran.
berbagai sektor kehidupan, maraknya praktik Adanya kebijakan otonomi daerah atau
korupsi dan inefisensi pelayanan menjadikan desentralisasi sebenarnya dapat menjadi potensi
tingkat kepercayaan masyarakat semakin sekaligus harapan besar untuk memperbaiki
menurun terhadap birokrasi. Penelitian yang kualitas pelayanan publik.Salah satu daerah yang
dilakukan oleh Dwiyanto, et al. (2002) berupaya memperbaiki kualitas layanananya
menyimpulkan kinerja pelayanan birokrasi terutama dalam hal administrasi kependudukan
publik di daerah masih rendah, praktik KKN yaitu Kabupaten Banyuwangi. Sebagai bentuk
(Korupsi, Kolusi, Nipotisme) dalam peningkatan pelayanan administrasi
pemerintahan dan dalam pelayanan publik masih kependudukan kepada masyarakat Banyuwangi,
terus berlangsung, bahkan dengan skala dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi khususnya
pelaku yang semakin meluas, keinginan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, terus
masyarakat untuk menikmati pelayanan publik berupaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas
yang efisien, responsif, akuntabel masih amat pendekatan pelayanan kepada masyarakat, salah
jauh dari realitas. satunya yang dilakukan oleh Dinas
Marzuki (2006, h.52) dalam menjelaskan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
definisi pelayanan publik menyebutkan pula Banyuwangi adalah pelayanan pendaftaran akta
jenis dari pelayanan publik. Pelayanan publik kelahiran secara elektronik (on line). Dimana
dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas masyarakat dapat mendaftarkan akte kelahiran
yang dilakukan oleh birokrasi politik untuk anaknya-lewat-internet
memenuhi kebutuhan seluruh warga negara yang (dispendukcapil.banyuwangikab.go.id).Kecamata
memerlukan berbagai jenis pelayanan, mulai dari n Giri merupakan salah satu kecamatan di
urusan sosial dan politik, berupa pembuatan Akte Kabupaten Banyuwangi yang berprestasi dalam
Lahir, Kartu Tanda Penduduk ( KTP),Sertifikat pelayanan publik serta memiliki komitmen untuk
Tanah, kemudian aspek ekonomi dan bisnis, selalu memperbaiki kulaitas pelayanan.
seperti izin berusaha atau berinvestasi, izin Berdasarkan latar belakang diatas, maka
mendirikan bangunan, maupun melakukan penulis membatasi permasalahan dalam
kegiatan bisnis untuk alasan dan tujuan-tujuan penelitian ini dengan dua rumusan masalah yaitu:
tertentu, sampai kepada berbagai jenis pelayanan (1) kualitas pelayanan administrasi
publik lainnya. Setiap individu agar diakui kependudukan di kecamatan Giri; (2) Faktor-
keberadaannya sebagai Warga Negara Indonesia faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
(WNI), maka mereka berkewajiban untuk pelayanan publik khususnya administrasi
memiliki dokumen resmi seperti Kartu tanda kependudukan di kecamatan Gir
Penduduk (KTP), Kartu Keluarga, Akte

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 518-524 | 519


Tinjauan Pustaka menghindari patologi dalam administrasi publik
Secara etimologis istilah administrasi dan mewujudkan pemerintahan yang baik.
berasal dari bahasa inggris dari kata Pelayanan publik tidak terlepas dari
administration yang infinitifnya ialah to masalah kepentingan umum, yang menjadi asal-
administer. Kata to administer diartikan sebagai usul timbulnya istilah pelayanan publik. Pamudji
to manage (mengelola) atau to direct (1999, h.54) menjelaskan pelayanan publik
(menggerakan). White dalam Handayaningrat adalah berbagai aktivitas yang bertujuan
(1980, h.2), mengemukakan definisi memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang
administrasi, sebagai berikut : “Administrasi dan jasa. Penyelenggaraan pelayanan publik
adalah suatu proses yang pada umumnya terdapat dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik
pada semua usaha kelompok, negara atau swasta, yaitu penyelenggara Negara/pemerintah,
sipil atau militer, usaha yang besar atau kecil, penyelenggara perekonomian dan pembangunan,
dan sebagainya”.Thoha (1984, h.51) yang lembaga independen yang dibentuk oleh
menyatakan bahwa Kebijakan Publik (Public pemerintah, badan usaha/badan hukum yang
Policy) merupakan dimensi pertama yang diberi wewenang melaksanakan sebagian tugas
menjad pokok administrasi publik. Kebijakan dan fungsi pelayanan publik, badan usaha/badan
Publik menjadi kajian yang penting dalam hukum yang bekerjasama dan/atau dikontrak
administrasi publik. Hal ini dikarenakan selain untuk melaksanakan sebagaian tugas dan fungsi
menentukan arah umum yang harus ditempuh pelayanan publik.
untuk mengatasi isu-isu masyarakat, serta dapat Dalam pelayanan publik terdapat sepuluh
pula dipergunakan untuk menentukan ruang prinsip pelayanan umum yang diatur dalam
lingkup permasalahan yang dihadapi oleh Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan
pemerintahan, selain itu dapat pula dipergunakan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003
untk mengatahui berapa luas dan besarnya Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
organisasi pemerintah.Lebih lanjut Thoha (2005, Pelayanan Publik, kesepuluh prinsip tersebut
h.71), menjelaskan bahwa: “Administrasi negara adalah, Kesederhanaan, Kejelasan, Kepastian
terdiri dari semua kegiatan-kegiatan untuk waktu, Akurasi, Keamanan, Tanggung jawab,
mencapai tujuan atau untuk melaksanakan Kelengkapan sarana dan prasarana kerja,
kebijakan publik”. Kemudahan Akses, Kedisiplinan, Kenyamanan.
Terdapat beberapa paradigma dalam Keberadaan prinsip-prinsip tersebut diharapkan
administrasi publik yang pertama adalah Old dapat menciptakan pelayanan publik yang
Publik Administration (OPA), OPA berusaha berkualitas. Mohammad (2003) menjelaskan
maksimal untuk mencapai efeisiensi dalam bahwasanya dalam rangka meningkatkan kualitas
pelaksanaan tugas yang dilakukan melalui pelayanan menjelaskan empat hal yang bisa
struktur hierarkis manajemen administrative dilakukan oleh organisasi sektor public, yaitu
yang terpadu, dan benar, serta sistem kontrol Penetapan Standard Pelayanan, Pengembangan
yang ketat. Paradigma yang kedua adalah New standard operating procedur, Pengembangan
Public Management (NPM), NPM di pandang survei kepuasan pelanggan maupun hasil dari
sebagai suatu pendekatan, dalam administrasi pelaksanaan pelayanan dan kinerja kelembagaan,
publik yang menerapkan pengetahuan dan Pengenbangan sistem pengelolaan pengaduan
pengalaman yang diperoleh dalam dunia dan informasi pelayanan organisasi sektor
manajeman bisnis dan disiplin yang laim untuk publik.Secara garis besar terdapat beberapa hal
meningkatkan efisiensi, efektifitas kinerja yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
pelayanan publik pada birakrasi modern. publik diantaranya adalah Struktur Organisasi,
Paradigma yang ketiga adalah New Public Kemampuan Aparat, dan Sistem Pelayanan.
Service (NPS), hal penting yang perlu dipahami Sistem administrasi kependudukan
dalam paradigma ini seperti yang dijelaskan oleh merupakan sub sistem dari Sistem Administrasi
Rewansyah (2010, h.97) adalah birokrasi harus Negara, yang mempunyai peranan penting dalam
dibangun merupakan birokrasi yang dapat pemerintahan dan pembangunan. Dalam konteks
memberikan perhatian pada pelayanan administrasi kependudukan di Indonesia yang
masyarakat sebagai warga Negara dan mengikut biasa disebut dengan singkatan Adminduk telah
sertakan masyarakat dalam pembangunan dan diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun
pelaksanaan yang demokratis.Pergeseran dan 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
penyempurnaan paradigma dalam administrasi Ruang lingkup administrasi kependudukan
publik mulai dari old public administration meliputi tiga komponen yaitu: 1) Kegiatan
(OPA), new public management (NPM) dan new penataan dan penertiban dalam penerbitan
public service (NPS) bertujuan untuk dokumen dan data kependudukan melalui
meningkatkan pelayanan kepada publik serta pendaftaran penduduk; 2) Kegiatan penataan dan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 518-524 | 520


penertiban dalam penerbitan dokumen dan data dilapangan dianalisa menggunakan metode
kependudukan melalui pencatatan sipil; 3) analisa interaktif dari Miles Hubberman, yaitu
Kegiatan penataan dan penertiban dalam peneliti dituntut untuk melakukan kegiatan
penerbitan dokumen dan data kependudukan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
melalui pengelolaan informasi administrasi dan penarikan kesimpulan.Sedangkan untuk
kependudukan serta pendayagunaan hasilnya melihat keabsahan data yang telah diperoleh
untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor dilapangan peneliti menerapkan tiga langkah
lain. keabsahan data yaitu, derajat kepercayaan
Secara khusus dapat dipahami pula bahwa (credibility), keteralihan (transferability),
pelayanan publik dikantor Kecamatan Giri, ketergantungan (dependability), dan kepastian
Kabupaten Banyuwangi yang berkaitan dengan (conformability).
kependudukan sebagaimana yang diamanatkan
oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 dapat Pembahasan
dibedakan menjadi dua, yaitu Pendaftaran Kabupaten Banyuwangi, merupakan salah
Penduduk dan Pencataan Sipil. Pendaftaran satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, dengan
penduduk adalah kegiatan pendaftaran dan atau Ibukotanya adalah Banyuwangi. Secara
pencatatan data penduduk beserta perubahannya, Administratif Pemerintahan di Kabupaten
perkawinan, perceraian, kematian, dan mutasi Banyuwangi terdiri dari 2.827 RW dan 10.532
penduduk, penerbitan nomor induk RT yang tersebar di 28 Kelurahan dan 189 Desa
kependudukan, nomor induk kependudukan dan memiliki 24 kecamatan. Berdasarkan hasil
sementara, kartu keluarga, kartu tanda penduduk pencacahan Sensus Penduduk 2010, hasil
dan akta pencatatan penduduk serta pengelolaan sementara pelaksanaan SP2010 di Kabupaten
data penduduk dan penyuluhan. Sedangkan Banyuwangi, menunjukkan bahwa jumlah
Pencatatan Sipil merupakan kegiatan yang penduduk sebesar 1.554.997 orang, dengan
meliputi Pencatatan Kelahiran, Pencatatan Lahir jumlah laki-laki sebesar 772.745 orang dan
Mati, Pencatatan Perkawinan meliputi, jumlah penduduk perempuan sebesar 782.252
Pencatatan Pembatalan Perkawinan, Pencatatan orang. Dengan luas wilayah Kabupaten
Perceraian, Pencatatan Pembatalan Perceraian, Banyuwangi sekitar 5.782,52 km2 yang didiami
Pencatatan Kematian meliputi, Pencatatan oleh 1.554.997 orang maka rata-rata tingkat
Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak, dan kepadatan penduduk Kabupaten Banyuwangi
Pengesahan Anak, Pencatatan Perubahan Nama adalah sebanyak 269 orang per km2.Kecamatan
dan Perubahan Status Kewarganegaraan, dan giri merupakan kecamatan penyangga kawasan
Pencatatan Peristiwa Penting Lainnya. pemerintahan Kabupaten Banyuwangi yang
sangat stretegis dan menjadi tolok ukur dalam
Metode Penelitian pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Berdasarkan hasil penelitian kualitas
deskriptif kualitatif. Fokus dari penelitian ini pelayanan publik di Kecamatan Giri dapat dilihat
yaitu (1) Kualitas pelayanan publik berupa dalam berbagai indikator seperti keberadaan
administrasi kependudukan di Kecamatan Giri regulasi tentang pelayanan publik. Regulasi
Kabupaten Banyuwangi, Kualitas pelayanan pelayanan publik dapat dilihat dari adanya
dapat dilihat atau diukur dari: Ketersediaan standart pelayanan publik dan indeks Kepuasan
Sarana Prasarana, Kesederhanaan, Kejelasan masyarakat Kabupaten Banyuwangi dan Surat
dan Kepastian, Keamanan, Keterbukaan, keputusan Camat Giri Nomor :
Ekonomis, Keadilan.; (2) Faktor-faktor yang 188/07/429.502/2012. Selanjutnya kualitas
mempengaruhi kualitas pelayanan administrasi layanan di Kecamatan Giri dapat dilihat dengan
kependudukan seperti Kepemimpinan, adanya unsur layanan yang diapat dilihat dari
Kemampuan sumberdaya aparatur, Kesadaran berbagai hal, pertama ketersediaan sarana dan
Masyarakat, Keterbukaan dan responsifitas prasarana, melalui Surat Keputusan Bupati
aparatur. Situs penelitian ini yaitu Kantor Bupati Banyuwangi Nomor : 188/581/KEP/
Banyuwangi dalam hal ini bagian organisasi, 429.011/2011 telah ditetapkan standarisasi
kantor kelurahan Giri, dan masyarakat sarana dan prasarana minimal pelayanan publik
Kecamatan Giri..Hal ini dikarenakan melalui di kantor kecamatan. Kedua kesederhanaan,
situs penelitian diatas peneliti bisa mendapatkan prosedur pelayanan publik di Kecamatan Giri
sumber data primer maupun sekunder. sudah sederhana dan mudah difahami serta
Dalam rangka mendapatkan data sesusai mampu diterapkan oleh masyarakat.
dengan fokus penelitian, maka peneliti Ketiga adanya kejelasan dan kepastian
melakukan kegiatan wawancara, observasi dan dalam memberikan layanan, Sejauh ini dalam
dokumentasi.Kemudian data yang diperoleh rangka memberikan pemahaman tentang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 518-524 | 521


kepastian pelayanan pada masyarakat, maka Sumberdaya manusia dalam hal kualifikasi skill
pihak kecamatan memberikan sosialisasi kepada dan pendidikan sudah memenuhi standar yang
masyarakat melalui kantor kepala desa atau ditetapkan oleh Kecamatan Giri sendiri maupun
kelurahan. Selain itu di kantor kecamatan juga ketetapan Standar Pelayanan Minimal oleh
telah dipampang prosedur pelayanan administrasi Bupati Banyuwangi.
kependudukan. Keempat yaitu keamanan, dalam Faktor ke tiga adalah kesadaran masyarakat,
rangka menjamin keamanan di wilayah kantor dalam pelayanan administrasi kependudukan
kecamatan Giri yang merupakan pusat pelayanan masih ditemukan beberapa masalah diantaranya
administrasi kependudukan, maka pihak adalah pelayanan KTP/KK yang menggunakan
kecamatan menyediakan tenaga keamanan jasa pihak ketiga oleh masyarakat
sebanyak dua orang. Selain itu juga sendiri.Masyarakat masih rendah kesadarannya
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang dalam hal pelaporan masa berlaku KTP yang
tidak adanya pungutan dan kesederhanaan dalam sudah habis masa berlakunya. Sering ditemui
mengurus KTP. Kelima adanya keterbukaan, kasus bahwa masyarakat melakukan pengurusan
keterbukaan berkaitan dengan indikator kejelasan KTP saat mendesak, ketika KTP akan
dan kepastian pelayanan. Sebagai upaya dibutuhkan. Faktor keempat adalah Keterbukaan
mewujudkan pelayanan yang baik maka sejauh dan Responsifitas Aparatur, Petugas pelayan
ini aparat pemerintah baik ditingkat kecamatan melakukan interaksi dengan masyarakat secara
maupun kelurahan sudah melakukan sosialisasi langsung dilakukan melalui etika pelayanan yaitu
semaksimal mungkin agar masyarakat yang ingin 5S (Senyum, Sapa dan Salam dst), sebagai
melakukan pengurusan administrasi penjamin mutu pelayanan pimpinan juga terus
kependudukan tidak mengalami lagi kesulitan. melakukan kontrol setiap hari pada bawahan
Sosialisasi dilakukan secara lisan maupun dalam terutama mengontrol sikap saat memeberikan
bentuk gambar dan skema yang terpasang di pelayanan pada masyarakat. Berdasarkan upaya
seluruh Desa dan Kelurahan di Wilayah tersebut maka sampai sejauh ini sangat jarang
Kecamatan Giri. mendapatkan laporan dari masyarakat tentang
Keenam yaitu Ekonomis, secara ketidakramahan petugas dalam memberikan
keseluruhan, layanan kependudukan di pelayanan.
Kecamatan Giri tidak dikenakan biaya Berdasarkan data dilapangan tersebut,
(gratis).Ketujuh adanya keadilan, masalah peneliti melakukan analisis terkait kualitas
keadilan dalam pemberian pelayanan di Kantor pelayanan publik di kecamatan Giri.Pelayanan
Kecamatan Giri masih kurang disebabkan publik tidak terlepas dari masalah kepentingan
banyak masyarakat merasakan ke tidak adilan umum, yang menjadi asal-usul timbulnya istilah
dengan berbagai alasan.Kedelapan yaitu pelayanan publik. Perkembangan globalisasi
ketepatan waktu, temuan di lapangan mengenai teknologi informasi membawa seluruh
menyatakan ketidaksusuaian antara data standar Instansi, Lembaga, Badan, Dinas serta Kantor
yang sudah ditetapkan oleh kecamatan dengan Pemerintahan menuju perubahan-perubahan
keadaan riil. Seperti pengurusan KTP dan KK terhadap sikap mengenai cara memberikan
yang seharusnya selesai 10 menit, namun pelayanan publik yang efektif dan efisien.
dilakukan selama 2 atau 3 hari tergantung Dalam rangka memberikan pelayanan
persyaratan yang dipenuhi oleh warga. kepada masyarakat maka kabupaten Banyuwangi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mengeluarkan kebijakan yang mengatur tentang
kualitas pelayanan publik di Kecamatan Giri mekanisme pelayanan publik yaitu berupa
dapat dilihat dari berbagai faktor, pertama yaitu Peraturan Bupati N0 20 Tahun 2011 tentang
kepemimpinan.Kecamatan Giri dimpimpin Oleh Pedoman Penyusunan Standar pelayanan Publik
Hagni Ngesti Sriredjeki, SH, MM. Camat Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Surat
menyatakan bahwa untuk menjadi pemimpin Keputusan Bupati No.
yang baik diperlukan responsifitas dalam 188/581/Kep/429.011/2011 tentang Standarisasi
memahami tugas dan fungsi.Dalam rangka Sarana dan Prasarana Minimal Pelayanan Publik
meningkatkan kinerja kecamatan, khususnya pada Kantor Camat dan Lurah di Kabupaten
dalam bidang pelayanan publik maka ibu camat Banyuwangi, Surat Keputusan Bupati No.
melakukan pendelegasian tugas, bawahan 188/584/Kep/429.011/2011 tentang Tim
diberikan kewenangan (otonomi) untuk Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik
melaksanakan tugas masing masing.Upaya yang Kabupaten Banyuwangi. Sejalan dengan
dilakukan oleh ibu Camat juga diakui kebijakan diatas maka pemerintah kecamatan
keberhasilannya dalam meningkatkan kinerja Giri yang membuat kebijakan tentang pelayanan
pegawai dan citra instansi.Faktor kedua adalah publik berupa Pedoman Standar Peayanan Publik
Sumber Daya Aparatur, ketersediaan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 518-524 | 522


dan Indeks Kepuasan Masyarakat Kecamatan pelayanan umum harus ditetapkjan secara wajar
Giri Kabupaten Banyuwangi (2012).. dengan memperhatikan nilai barang dan jasa
Peneliti menganalisis kualitas pelayanan pelayanan dan tidak menuntut biaya yang tinggi
publik di Kecamatan Giri dengan berlandaskan diluar kewajaran kondisi masyarakat untuk
dari Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan membayar secara umum.Secara keseluruhan,
Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 layanan kependudukan tidak dikenakan biaya
Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan (gratis).
Pelayanan Publik yang memiliputi 10 prinsip, Prinsip yang keenam adalah keadilan,
pertama adalah Kesederhanaan. Kesederhanaan keadilan yang merata dalam artian cakupan atau
pelayanan dalam artian bahwa prosedur atau tata jangkauan pelayanan umum harus diusahakan
cara pelayanan umum diselenggarakan secara seluas mungkin dengan distribusi yang merata
mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. dan dilakukan secara adil, tidak membeda –
Dalam pelaksanaan prinsip ini Kecamatan Giri bedakan kedudukan masyarakat karena setiap
telah melaksanakan prinsip tersebut dengan masyarakat mempunyai hak yang sama. Dalam
memberikan pemahaman kepada masyarakat meberikan pelayanan kepada masyarakat,
mengenai kelengkapan persyaratan dilakukan Aparatur Kecamatan tidak melihat dari latar
dengan memasang berbagai gambar di ruang belakang masyarakat, siapapun diperlakukan
layanan mengenai persyaratan dan alur sama sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik
layanan.Selain itu dilakukan juga upaya itu masyarakat dari kalangan miskin maupun
sosialisasi ke kelurahan-kelurahan. kaya. Prinsip yang ketujuh adalah ketepatan
Prinsip kedua adalah Kejelasan dan waktu, ketepatan waktu dimaksudkan bahwa
Kepastian, Kejelasan dan kepastian disini pelakasanaan pelayanan umum dapat
dimaksudkan adanya kejelasan dan kepastian diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
penanggung jawab, kemudian kejelasan dan ditentukan. Meskipun secara legal formal
kepastian umum. Kecamatan sudah memberikan pelayanan maksimal adalah 15 menit, temuan di
pemahaman dari segi persyaratan layanan lapangan menyatakan ketidaksusuaian. Untuk
administrasi kependudukan seperti KK, KTP, pelayanan KTP dan KK dilakukan selama 2 atau
dan-Akte-Kelahiran,persyaratan disosialisasikan- 3 hari.
kepada-pihak-kelurahan. Kecamatan Giri telah Kemudian beberapa faktor yang
melakukan pembuatan sistem prosedur mempengaruhi kualitas pelayanan publik
pelayanan seperti pembuatan KTP dengan janji dikecamatan Giri diantaranya adalah
layanan maksimal 2 hari. Jika melebihi batas kepemimpinan.Suksesnya kepemimpinan Camat
akan diantarkan kerumah penduduk yang di kecamatan Giri karena beberapa yaitu
bersangkutan. Namun hal ini belum pernah Responsifitas dalam memahami tugas dan fungsi,
disoisalisasikan. Prinsip ketiga adalah keamanan, Koordinasi dan controlling tugas bagi semua
dalam hal keamanan proses dan hasil pelayanan pegawai dari level staf kecamatan hingga kepala
publik dapat memberikan keamanan dan dusun, Pola komunikasi yang fleksibel dengan
kenyamanan. Dalam pelaksanaan layanan publik mengedepankan komunikasi interpersonal, dan
selama ini di kecamatan Giri tidak terdapat Konsep “Asah, Asih, Asuh”. Kemudian faktor
kendala apapun dalam hal kemananan. Baik yang kedua adalah Sumber Daya Aparatur,
keamanan secara fisik maupun pencaloan sudah Untuk memberikan pelayanan yang maksimal
terjamin dan tidak ada masalah.. kepada masyarakat diperlukan aparatur–aparatur
Prinsip keempat adalah keterbukaan, pemerintah yang memiliki kualitas sumber daya
keterbukaan berkaitan dengan indikator kejelasan manusia yang handal, untuk itulah kemudian
dan kepastian pelayanan. Keterbukaan yang dapat dikatakan keberhasilan suatu pelayanan
dimaksud adalah hal-hal yang berkaitan dengan salah satunya sangat ditentukan oleh kualitas
proses pelayanan umum yang wajib aparat yang ditunjuk sebagai pelayanan publik.
diinformasikan secara terbuka agar mudah Dalam hal kualifikasi skill dan pendidikan SDM
diketahui dan dipahami oleh masyarakat. sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Berkaitan dengan keterbukaan layanan kepada Kecamatan Giri sendiri maupun ketetapan
masyarakat, pihak Kecamatan sudah melakukan Standar Pelayanan Minimal oleh Bupati
kegiatan sosialisasi jika ada setiap pertemuan banyuwangi.Terdapat 3 pegawai yang secara
denga aparat desa/kelurahan yang melibatkan khusus menangani masalah layanan dengan
juga masyarakat, selain itu dilakukan rincial 1 orang sebagai operator komputer dan 2
penempelan selebaran informasi yang mudah orang sebagai penerima dan penyerah hasil
dilihat langsung oleh masyarakat.Prinsip yang layanan.
kelima adalah ekonomis, ekonimis yang Faktor yang ketiga adalah Kedasaran
dimaksudkan disini adalah pengenaan biaya masyarakat, kebanyakan masyarakat tidak

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 518-524 | 523


mengurus administrasi kependudukan sendiri, memberikan pelayanan umum, rincian biaya/tarif
para warga meminta bantuan ketua RT untuk pelayanan umum.Kecamatan sudah memberikan
mengurus KK maupun KTP dengan membayar pemahaman dari segi persyaratan layanan dan
Rp 25.000,-. Faktor yang keempat adalah sarana prosedurnya. Dalam pelaksanaan layanan publik
dan Prasarana, Standar minimal sarana prasarana selama ini di kecamatan Giri tidak terdapat
minimal dapat dipahami dalam SK Bupati kendala apapun dalam hal kemananan. Berkaitan
Nomor: 188/581/KEP/ 429.011/2011. dengan keterbukaan layanan kepada masyarakat,
Faktor yang kelima adalah Keterbukaan- pihak Kecamatan sudah melakukan kegiatan
dan-Responsifitas. Aparatur.Petugas pelayan sosialisasi jika ada setiap pertemuan dengan
melakukan interaksi dengan masyarakat secara aparat desa/kelurahan yang melibatkan juga
langsung dilakukan melalui etika pelayanan yaitu masyarakat, selain itu dilakukan penempelan
5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan selebaran informasi yang mudah dilihat langsung
Santun).Sebagai penjamin mutu pelayanan oleh masyarakat.
pimpinan juga terus melakukan kontrol setiap Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
hari pada bawahan terutama mengontrol sikap kualitas layanan di Kecamatan Giri adalah:
saat memeberikan pelayanan pada masyarakat. kepemimpinan, sumberdaya aparatur, kesadaran
masyarakat, sarana prasarana serta keterbukaan
Kesimpulan dan responsifitas aparatur. Suksesnya
Kualitas layanan publik dapat diukur kepemimpinan Camat di kecamatan Giri dalam
meliputi indikator berikut : kesederhanaan, penyelenggaraan pelayanan karena beberapa pin
kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, penting diantaranya: Responsifitas dalam
ekonomis, keadilan, ketepatan waktu. Dalam memahami tugas dan fungsi, Koordinasi dan
pelayanan kependudukan, tidak ada yang controlling tugas bagi semua pegawai dari level
memberatkan dan masih dalam koridor staf kecamatan hingga kepala dusun dan
kewajaran.Kejelasan dan kepastian penanggung seterusnya. Dalam hal kualifikasi skill dan
jawab, kemudian kejelasan dan kepastian umum, pendidikan SDM pelayan, sudah memenuhi
persyaratan pelayanan umum, persyaratan standar yang ditetapkan oleh Kecamatan
pelayanan umum baik teknis maupun Giri.Dalam kesadaran, kebanyakan masyarakat
administrasi, unit kerja, dan pejabat yang tidak mengurus administrasi kependudukan
berwenang dan bertanggung jawab dalam sendiri.

Daftar Pustaka

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Jakarta, Kementerian Pendayagunaaan Aparatur
Negara.
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 54 tahun 1999 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran
Penduduk. Jakarta, Menteri Dalam Negeri.
Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003
Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Jakarta, Kementerian
Pendayagunaaan Aparatur Negara.
Marzuki, Didi (2006) Bekerja demi rakyat: meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah daerah
dalam kebijakan dan pelayanan publik. Jakarta, Komunal Press.
Mohammad. (2003). Penimgkatan Kualitas Pelayanan Di Sektor Publik. Laporan Penelitian Di
Bappeda Kabupaten Sukabumi.
Rewansyah, Asmawi(2010). Reformasi Birokrasi Dalam Rangka Good Governance. Jakarta,.
Yusaintanas Prima.
Thoha, Miftah. (1984). Biokrasi & Politik di Indonesia. Jakarta, Raja Grafindo Persada
Thoha, Miftah. (2005). Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta, Raja Grafindo
Persada.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Jakarta, Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia.
Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta, Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
Yogi dan M.Ikhsan. (2006). Standar Pelayanan Publik di Daerah. Handbook Manajemen
Pemerintahan Daerah, PKKOD-LAN.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 518-524 | 524

Anda mungkin juga menyukai