1. LATAR BELAKANG
Konsep green accounting sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-a
n di Eropa, diikuti dengan mulai berkembangnya penelitian-penelitian yang terkait dengan is
u green accounting tersebut di tahun 1980-an. Di negara-negara maju seperti yang ada di Er
opa dan Jepang, perhatian akan isu-isu lingkungan ini berkembang pesat baik secara teori
maupun praktik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peraturan terkait dengan lingkungan i
ni (Susilo,2008). Akuntansi lingkungan Environmental Accountingatau EA adalah istilah yang
berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek
akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak (impact)
baik moneter maupun non-moneter yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang m
empengaruhi kualitas lingkungan (Djogo,2002).
Melihat berbagai dampak diatas, dalam hal ini akan terjadi penurunan kualitas lingku
ngan sebagai akibat dari kegiatan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Dalam pe
mbangunan suatu industri, apalagi yang memerlukan lahan luas dan berpotensi menimbulka
n polusi perlu juga diterapkan adanya perencanaan pembangunan yang tidak hanya mempe
rhatikan aspek infrastruktur dan kedekatan pasar saja yang menjadi pertimbangan utama. A
kan tetapi harus dilihat pula aspek jangka panjang. Untuk itu pertumbuhan industri yang san
gat pesat harus tetap memperhatikan aspek konservasi lingkungan guna untuk kepenting
an generasi saat ini maupun generasi mendatang. Pemerintah Kota maupun masyarakat ya
ng bermukim di sekitar kawasan industri tentu saja menginginkan kawasan industri yang b
erwawasan lingkungan dan ramah lingkungan.
Green accounting dijadikan variabel penelitian karena perusahaan sekarang ini berp
andangan bahwa ukuran kinerja perusahaan tidak hanya dilihat dari seberapa besar laba y
ang dihasilkan saja, namun juga bagaimana pertanggung jawaban perusahaan terhadap ling
kungan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik mengangkat penelitian yang b
erjudul “Analisis Penerapan Green Accounting di Kota Semarang”. Hasil penelitian ini diha
rapkan dapat memberikan kontribusi bagi akademisi dalam mengembangkan penelitian dim
asa yang akan datang, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi di bidang akuntansi m
engenai Green Accounting.
TUJUAN PENELITIAN
2. OBJEK PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian
terhadap objek yang diteliti, maka lokasi penelitian yang dipilih adalah industri besar
dan industri sedang di Kota Semarang
3. METODE PENELITIAN
5. POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah 141 industri besar dan 200 industri
sedang di Kota Semarang sehingga secara keseluruhan berjumlah 341 industri.
6. SAMPEL
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Convinience
Sampling.
7. HASIL PENELITIAN
Variabel perhatian lingkungan berdasarkan tabel uji Uji Independent Sample
T-testmenunjukkan nilai sig = 0,176≥ 0,05. Dengan demikianH1 ditolak yang berarti
bahwatidak terdapat perbedaan rata-rata perhatiansecara signifikan antara industri
besar dan sedang di Kota semarang. Jadi, baik pada industri besar maupun industri
sedang sama-sama termotivasi untuk memperhatikan permasalahan lingkungan.
Variabel tanggung jawab lingkungan berdasarkan tabel uji Uji Independent
Sample T-testmenunjukkan nilai sig =0,012<0,05. Dengan demikianH2diterimayang
berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata tanggungjawabsecara signifikan antara
industri besar dan sedang di Kota semarang. Dalam hal ini konsep tanggung jawab
sosial mengundang pro-kontra dikalangan masyarakat. Pihak yang pro memandang
perusahaan sebagai sistem sosial-ekonomi yang harus tanggap terhadap.
Variabel pelaporan lingkungan berdasarkan tabel uji Uji Independent Sample
T-test menunjukkan nilai sig =0,000<0,05. Dengan demikian H3 diterima yang
berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata pelaporan secara signifikan antara
industri besar dan sedang di Kota semarang. Pihak perusahaan menyadari masalah
perlindungan lingkungan, namun komitmen mereka terhadap perlindungan
lingkungan masih rendah. Beberapa dari perusahaan sudah melaporkan kinerja
lingkungan perusahaan
Variabel audit lingkungan berdasarkan tabel uji Uji Independent Sample T-
test menunjukkan nilai sig =0,003<0,05. Dengan demikian H4 diterima yang berarti
bahwa terdapat perbedaan rata-rata auditsecara signifikan antara industri besar dan
sedang di Kota semarang. Dalam hal pelaksanaan audit lingkungan, ternyata
perbedaan pelaporan akuntansi juga mempunyai dampak adanya perbedaan
pelaksanaan audit lingkungan
8. KEKUATAN PENELITIAN
9. KELEMAHAN PENELITIAN
Materi yang digunakan dalam penelitian ini masih bersifat umum. Untuk itu,
dalam penelitian mendatang substansi materi dapat difokuskan pada permasalahan
polusi air, udara, limbah darat dan yang sejenisnya.
10. KESIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini bahwa tidak terdapat
perbedaan perhatian antara industri besar dan sedang terkait permasalahan
lingkungan disekitarnya, terdapat perbedaan tanggung jawab antara industri besar
dan sedang terkait permasalahan lingkungan disekitarnya, terdapat perbedaan
pelaporan akuntansi lingkungan antara industri besar dan sedang terkait
permasalahan lingkungan disekitarnya, terdapat perbedaan audit lingkungan antara
industri besar dan sedang terkait permasalahan lingkungan disekitarnya.
11. KOMENTAR
Jurnal ini memberikan manfaat kepada para pembaca karena lengkap
pengambilan datanya dan mendapatkan hasil yang jelas pada penelitian.