Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Assessment ”. Makalah ini dibuat
untuk menambah wawasan dan penulis dalam penanggulan bencana di Indonesia.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya.
Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Oleh sebab itu,
penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik guna penyempurnaan makalah
ini.Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan
referensi yang bermakna bagi para pembaca.

Padang, 17 oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana adalah fenomena alam luar biasa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan atau aktivitas masyarakat yang disebabkan baik faktor alam maupun faktor
maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,dan dampak psikologi dimana
dampaknya melampaui kemampuan masyarakat setempat untuk mengatasinya
membutuhkan bantuan dari luar. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan


segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan,pengurusan,pengungsi, penyelamatan,serta pemulihan
prasarana dan sarana.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi


pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya
dilakukan untuk mengidentifikasi cakupan lokasi bencana,jumlah korban,kerusakan
prasarana dan sarana,gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan,
dan kemampuan sumber daya alam maupun buatan.Penetapan status darurat bencana
dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan dengan skala bencana. Pemenuhan
kebutuhan dasar,meliputi bantuan penyediaan kebutuhan air bersih dan sanitasi,
pangan , sandang ,pelayanan kesehatan, pelayanan psikososial, dan penampungan dan
tempat hunian.
Untuk kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan,pengurusan,pengungsi, penyelamatan,serta pemulihan
prasarana dan sarana perlu dilakukan assesment untuk mendapatkan suatu data yang
diperlukan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
a. Apa pengertian penanggulangan bencana?
b. Apa saja tahap penanggulangan bencana?
c. Apa saja prinsip-prinsip penanggulangan bencana?
d. Apa pengertian dari assessment?
e. Apa saja jenis-jenis assessment?
f. Apa saja jenis data assessment?
g. Bagaimana cara pengumpulan data assesment?

1.3 Tujuan masalah


Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
a. Mengetahui dan memahami tentang definisi penanggulangan bencana.
b. Mengetahui dan memahami tahapan penanggulangan bencana.
c. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip penanggulangan bencana.
d. Mengetahui dan memahami definisi assessment.
e. Mengetahui dan memahami jenis-jenis assessment.
f. Mengetahui dan memahami bentuk data assessment.
g. Mengetahui dan memahami cara pengumpulan data assessment.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Penanggulangan Bencana

A. Pengertian penanggulangan Bencana

Penanggulangan bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi


penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,kegiatan
pencegahan bencana,tanggap darurat,dan rehabilitas.Tujuan dari penanggulangan
bencana adalah:

a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana;


b. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
c. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu,terkoordinasi,dan menyeluruh;
d. Menghargai budaya lokal;
e. Mendorong semangat gotong royong,kesetikawanan,dan kedermawanan;dan
f. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara.

B. Tahap-tahap penyelenggaraan penanggulangan bencana

Tahap-tahap penyelenggaraan penanggulangan bencana ada tiga tahap yaitu:

1. Prabencana
a. Dalam situasi tidak terjadi bencana. Perencanaan penanggulangan
bencana meliputi :

1) Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana.


2) Pemahaman kerentanan masyarakat.
3) Analisa kemungkinan dampak bencana
4) Pilihan tindakan pengurangan resiko bencana.
5) Penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak
bencana.
6) Alokasi tugas, kewewenangan dan sumber daya yang tersedia.
7) Penyusunan rencana penanggulangan bencana.

Pengurangan resiko bencana dilakukan untuk mengurangi ancaman dan kerentanan


serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menghadapai bencana melalui
kegiatan :

1) Pengenalan dan pemantauan resiko bencana.


2) Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana.
3) Pengembangan budaya sadar bencana.
4) Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulagan bencana.
5) Penerapan upaya fisik dan non fisik dan pengaturan penanggulangan
bencana.
6) Untuk melakukan upaya pengurangan resiko bencana dilakukan
penyusunan rencana aksi pengurangan resiko baik secara nasional maupun
daerah.

Pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi ancaman dan kerentanan pihak yang
terancam bencana dengan melakukan kegiatan meliputi :

1) Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya/ancaman


bencana.
2) Kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang secara
tiba-tiba berpotensi menjadi sumber bencana.
3) Pemantauan penggunaan tehnologi.
4) Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya/ancaman
bencana.
5) Kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang secara
tiba-tiba berpotensi menjadi sumber bencana.
6) Pemantauan penggunaan tehnologi.
7) Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.
8) Penguatan ketahanan sosial masyarakat.

2. Dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.

a. Kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan situasi terdapat potensi terjadinya bencana dilakukan


melalui:

1. Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan bencana.


2. Pengorganisasian,pemasangan dan pengujian sistem peringatan dini.
3. Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar.
4. Pengorganisasian,penyuluhan,pelatihan dan geladi tentang mekanisme
tanggap darurat.
5. Penyiapan lokasi evakuasi.
6. Penyusunan data akurat,informasi dan pemutahiran prosedur tetap tanggap
darurat.
7. Penyediaan dan penyiap bahan,barang dan peralatan untuk pemenuhan
pemulihan prasarana dan sarana.
b. Peringatan dini

Dilakukan untuk pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam rangka


mengurangi resiko terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap
darurat dan dilakukan melalui:

1. Pengamatan gajala bencana.


2. Analisis hasil pengamatan gejala bencana.
3. Pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang.
4. Penyebarluasan informasi tentang peringatan.
5. Pengambilan tindakan oleh masyarakat.
c. Mitigasi

Mitigasi dilakukan untuk mengurangi resiko bencana bagi masyarakat


yang berada pada kawasan rawan bencana yang dilakukan melalui:

1. Pelaksanaan tata ruang yang berdasarkan analisis resiko bencana.


2. Pengaturan pembangunan infrastruktur dan tata bangunan.
3. Penyelenggaraan pendidikan,penyuluhan dan pelatihan baik secara
konvensional maupun modern.

3. Tanggap darurat

a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan dan


sumber daya dilakukan untuk mengidentifikasi:

1. Cakupan lokasi bencana.


2. Jumlah korban.
3. Kerusakan prasarana dan sarana.
4. Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintah.
5. Kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
b. Penyelamatan dan Evakuasi Korban. Pada tahap ini dilakukan dengan

memberikan pelayanan kemanusiaan yang timbul akibat bencana yang

terjadi pada suatu daerah melalui upaya :

1. Pencarian dan penyelamatan korban.

2. Pertolongan darurat.

3. Evakuasi korban.

4. Pemenuhan kebutuhan dasar,meliputi:

a. Kebutuhan air bersih dan sanitasi.

b. Pangan.

c. Sandang

d. Pelayanan kesehatan.

e. Pelayanan psikologis.

f. Penampungan sementara.

c. Perlindungan terhadap kelompok rentan. Dilakukan dengan

memberikan prioritas kepada kelompok rentan berupa penyelamatan,

evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan dan psikososial. Adapun

yang termasuk kelompok rentan terdiri atas :

a. Balita dan anak-anak.

b. Ibu yang sedang mengandung dan melahirkan.

c. Penyandang cacat.

d. Lanjut usia.

d. Pemulihan prasarana dan sarana vital. Pemulihan prasarana dan sarana

vital bertujuan berfungsinya prasarana dengan segera, agar kehidupan


masyarakat tetap berlangsung, dilakukan dengan memperbaiki

kerusakan akibat bencana.

4. Pasca Bencana

Dalam penanganan penanggulangan bencana ditahap pasca bencana dilakukan


kegiatan rehabilitas dan rekonstruksi.

a. Rehabilitasi

Rehabilitasi terdiri dari:

1. Perbaikan lingkungan daerah bencana.


2. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
3. Pemulihan sosial psikologis.
4. Pelayanan kesehatan.
5. Rekonsiliasi dan resolusi konflik.
6. Pemulihan sosial ekonomi budaya.
7. Pemulihan keamanan dan ketertiban.
8. Pemulihan fungsi pemerintah.

b. Rekontruksi

Dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih baik meliputi:

1. Pembangunan kembali sarana dan prasarana.


2. Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat.
3. Membangkitkan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat.
4. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang
lebih baik dan tahan bencana.
5. Partisipasi dan peran serta lembaga organisasi kemasyarakatan,dunia
usaha dan masyarakat.
6. Peningkatan kondisi sosial,ekonomi dan budaya.
7. Peningkatan fungsi pelayanan publik.
8. Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
9. Ketentuan lain mengenai rekonstruksi diatur dengan peraturan
pemerintah.

C.Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana

1. Cepat dan tepat. Dalam penanggulangan harus dilaksanakan secara


cepat dan tepat sesuai dengan tuntunan keadaan.
2. Prioritas. Apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus
mendapat prioritas dan diutamakan pada kegiatan penyelamatan
manusia.
3. Koordinasikan dan keterpaduan. Penanggulangan bencana didasarkan
pada koordinasi yang baik dan saling mendukung. Sedangkan
keterpaduan adalah penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai
sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerja sama yang baik dan
saling mendukung.
4. Berdaya guna dan berhasil guna. Yang dimaksud dengan berdaya guna
adalah dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan. Sedangkan
berhasil guna adalah kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil
guna dalam mengatasi kesulitan masyarakat.
5. Transparansi dan akuntabilitas. Yang dimaksud dengan transparansi
pada penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan, sedangkan akuntabilitas berarti dapat
dipertanggung jawabkan secara etik dan hukum.
6. Kemandiriaan. Bahwa penanggulangan bencana utamanya harus
dilakukan oleh masyarakat didaerah rawan bencana secara swadaya.
7. Nondiskriminasi. Bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak
memberikan perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku,
agama, ras dan aliran politik apapun.
8. Nonproletisi. Dalam penanggulangan bencana dilarang
menyebarkan agama atau kenyakinan terutama pada saat pemberian
bantuan dan pelayanan darurat bencana.

Anda mungkin juga menyukai