Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOLOGI UMUM

TENTANG

PEMBELAHAN SEL MITOSIS, AMITOSIS, DAN MEIOSIS

OLEH KELOMPOK 3 T.BIO A :

DILLA PERMATA SARI (1930106009)

DINDA MEIZAR IKHRANI (1930106010)

EGA REGINA PUTRI (1930106011)

EKA WULANDARI PUTRI (1930106012)

DOSEN PEMBIMBING

DWI RINI KURNIA FITRI, M.SI

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak.
Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan
secara tidak langsung ’mitosis dan meiosis’. Sel-sel mengalami pembelahan melalui
serangkaian proses yang terjadi berulang kali darin pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal
sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis.

Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda melakukan


pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat
dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan
tertentu, misalnya sel-sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat
untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati
melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang sama
sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis
bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu
beberpa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri,
protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan
amoeba, paramecium, didinum, dan euglena.

Amitosis adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik.
Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses
pertumbuhan sel, duplikasi materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma
yang didahului dengan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian
dinamakan amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan
kromosom, contohnya pada sel bakteri.

Meiosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel
identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi
sitoplasma dan membran sel. Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan.
Ciri pembelahan secara meiosis adalah: Terjadi di sel kelamin, Jumlah sel anaknya , Jumlah
kromosen 1/2 induknya, Pembelahan terjadi 2 kali. Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi
seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog
serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada
meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis I dan pembelahan
meiosis II.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :

1. Apakah perbedaan Amitosis, Mitosis, dan Meiosis?

2. Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan janin?

3. Bagaimanakah proses pertumbuhan hewan dan tumbuhan?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan amitosis, mitosis, dan meiosis

2. Untuk mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan janin

3. Untuk mengetahui proses pertumbuhan hewan dan tumbuhan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Amitosis, Mitosis, dan Meiosis

Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak.
Pada organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel juga
merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan diperbaiki. Sel
mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada hewan
uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler cara
ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk
proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu baru.Ada dua
macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan secara
tidak langsung ’mitosis dan meiosis’.

Pada sel prokariotik, materi genetik tersebar didalam suatu badan serupa inti yang tidak
dikelilingi oleh membran. Mikroorganisme yang prokariotik, misalnya bakteri dan alga hijau-
biru. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada
eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses
pertumbuhan sel, duplikasi materi genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma
yang didahului dengan pembentukkan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian
dinamakan amitosis. Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan
kromosom, contohnya pada sel bakteri.

Ciri-ciri sel prokariotik adalah bahan genetik (DNA) tidak terstruktur dalam bentuk
nukleus, DNA terdapat pada nukleolit yang tidak terselubungi oleh membran. Secara umum sel
prokariotik memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik. Setiap
prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam tipe rantai, agregat, atau
kelompok sel yang jumlahnya ratusan.
Pada sel-sel eukariotik, hal pembagian material genetik secara persis sama adalah lebih
kompleks. Sebuah sel eukariotik mengandung kira-kira 1000 kali lebih banyak DNA dibanding
sebuah sel prokariotik. Disamping itu, DNA ini berbentuk linea, membentuk sejumlah
kromosom yang jelas berbeda. Sebagai contoh, sel-sel somatik (tubuh) manusia mempunyai 46
kromosom, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Pada saat sel-sel ini membelah, setiap sel
anak harus menerima satu duplikat dan hanya satu dari setiap 46 kromosom. Disamping itu, sel-
sel eukariotik mengandung berbagai macam organela dan ini juga harus dibagi sec ara merata
diantara sel-sel anak. Pada sel eukariotik memiliki inti sel yang sangat kompleks dengan
selubung inti yang terdiri dari dua membran. Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan termasuk
dalam golongan sel eukariotik. Mikroorganisme yang eukariotik, misalnya protozoa, protista,
dan semua jamur.

Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali
darin pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima
fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis. Durasi (lamanya) masing-masing fase dari siklus
ini berfariasi dari beberapa jam sampai beberapa hari, bergantung dari tipe sel dan faktor-faktor
luar seperti suhu dan nutrisi yang tersedia.

Siklus sel merupakan serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa duplikasi kromosom
sel dan organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel. Pada eukariotik (sel
bernukleus), proses perbanyakan atau sintesis bahan genetik terjadi sebelum berlangsungnya
proses pembelahan sel, mitosis atau meiosis. Sel yang mempunyai kemampuan membelah
adalah sel "muda" atau sel immature yang belum memiliki fungsi tertentu. Pada kondisi
lingkungan yang mendukung sel akan memasuki siklus sel dan menghasilkan 2 sel identik. Sel
yang tidak lagi membelah akan keluar dari siklus dan berdeferensiasi menjadi sel yang mature
dengan struktur dan fungsi tertentu.

Pada dasarnya siklus sel terdapat 2 fase utama yaitu fase S (DNA sintesis) dan fase M
(Mitosis). Pada fase S terjadi duplikasi kromosom, organele dan protein interseluler dan pada
fase M terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel. Sebagian besar sel memerlukan
waktu ekstra untuk proses sintesis sehingga pada siklus sel terdapat ekstra fase Gap yaitu Gap
1 antara fase M dan fase S serta Gap 2 antara fase S dan Mitosis. Hal ini mendasari pembagian
fase menjadi 4 fase yaitu Fase G1, Fase S, Fase G2 (ketiganya disebut Interfase) dan fase M
(mitosis dan sitokinesis). Interfase adalah fase istirahat, sel ini sebenarnya sangat aktif secara
biokimia walaupun terlihat tidak ada perubahan morfologi (waktu lama, 23 jam dalam 1 siklus
24 jam). M phase (mitosis) merupakan inti dari siklus sel dan secara morfologi terjadi
perubahan yang jelas teramati berupa kromosom yang tertarik ke kutub, sitogenesis dan
akhirnya sel terbagi menjadi dua (waktu cepat, 1 jam dalam 1 siklus 24 jam).
Fase Gi dan G2 bukan hanya sebagai ekstra waktu proses sintesis namun juga berperan
sebagai ekstra waktu bagi sel untuk memonitor kondisi lingkungan internal dan eksternal
sebelum masuk ke fase S dan M. Jika kondisi lingkungan tidak mendukung maka sel berhenti
berprogress pada G1 dan bahkan memasuki kondisi resting state pada Go (G zero). Go ini
dapat berlangsung selama berhari-hari, bertahun-tahun atau sampai sel mati. Jika kondisi
lingkungan mendukung dan terdapat sinyal untuk tumbuh maka sel akan memulai proses pada
suatu titik akhir G1 yang disebut titik "Start". Setelah melalui titik ini sel akan mulai masuk
fase S ditandai dengan Replikasi DNA yang terus berlangsung bahkan walau signal
pertumbuhan dan pembelahan sudah tidak ada.

Berikut adalah macam-macam pembelahan sel :

1. Amitosis

Adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Proses
pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik. Pada
prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel,
duplikasi materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului
dengan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan amitosis,
amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada
sel bakteri. Kromosom hasil duplikasi, awalnya akan menempel pada membrane plasma.
Selanjutnya, akan terjadi pertumbuhan antara dua tempat perlekatan kromosom untuk melakukan
pemisahan materi inti. Kemudian akan terjadi sitokenesis yang diikuti dengan terbentuknya
dinding sel baru hingga dua sel anakan terbentuk, pembelahan yang demikian juga sering disebut
dengan pembelahan biner (binary fision) atau pembelahan sel secara langsung.
2. Mitosis

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel
identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi
sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki
distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa
mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki
genetik yang sama dengan sel awal. Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme
multisel, sel somatik mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma
pada jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut
meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut
pembelahan biner.

Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk
menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan
sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan
misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi
terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah. Hasil utama dari
mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan. Genom terdiri dari sejumlah
kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang mengandung informasi genetik vital
untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik
dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis.
Proses penggandaan terjadi pada pertengahan intefase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada
siklus sel.

Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister chromatid, yang
berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer. Sister chromatid itu sendiri tidak
dianggap sebagai kromosom. Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui
tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke
tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak
termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan
inti.

Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:

Proses mitosis secara konvensional dibagi 6 fase yaitu interfase, profase, prometafase, metafase,
anafase, dan telofase (awal dan akhir). Profase biasanya merupakan fase terpanjang, dengan
mengambil waktu kurang lebih 60 % dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam mitosis.
Selama pembelahan mitosis yang berlangsung pada sel hewan dan sel tumbuhan.

Saat pembelahan sel, kromatin dikemas sangat padat/kompak sehingga tampak sebagai
kromosom. Selama interfase, kromatin tidak terlalu terkondensasi à untuk ekspresi informasi
genetik. Nukleus telah terbentuk dengan jelas dan dibungkus oleh selubuing nukleus. Tepat di
luar nukleus terdapat dua sentrosom yang terbentuk sebelumnya oleh replikasi sentrosom
tunggal.

Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktilyang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengahg sel.
Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan
menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel,
beserta organel-organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya
dinding pemisah ditenganh-tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukan dalam tahap
telofase.

Hasil mitosis :

1) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing-masing diploid.

2) Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
3.Meiosis

Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan.

Ciri pembelahan secara meiosis adalah:

a) Terjadi di sel kelamin


b) Jumlah sel anaknya 4
c) Jumlah kromosen 1/2 induknya
d) Pembelahan terjadi 2 kali

Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis,
terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk
terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu
pembelahan meiosis I dan pembelahan meiosis II.

1) Tahap Pofase I :

Profase pada meiosis membutuhkan waktu yang lama dan lebih kompleks daripada proses
profase mitosis. Diawali dengan mulai tampaknya benang-benang kromosom tunggal yang
ramping dan panjang (fase leptoten). selnjutnya kromosom mulai menjadi lebih padat dan
memendek. Setiap homolog dari masing-masing kromosom terdiri atas dua kromatid kembar
yang saling berpasangan. Dalam proses ini keadaan ssperti di atas disebut sinapsis (fase zigoten),
sutau struktur protein suatu kompleks sinaptonemal melekatkan kromosom yang homolog
dengan kuat bersama-sama sepanjang kromosom. Bila sinaptonemal kompleks menghilang pada
akhir profase, masin-masing paangan kromosom akan terlihat di bawah mikroskop dalam bentuk
tetrad, suatu kelompok yang terdiri atas empat kromatid (fase pakiten). Pada bermacam-macam
tempat, sepanjang-panjangnya kromatid dari kromosom yang homolog saling manyilang (fase
diploten). Persilangan tersebut disebut khiasma. Khiasma tersebut mengikat pasangan-pasangan
kromosom yang homolog bersama-sama sampai pada anafase I. Sementara komponen-
komponen lain dari sel menyiapkan diri untuk pembelahan inti, hal yang sama tersebut terlihat
selama mitosis. Sentrosoma bergerak menjauhi satu sma lain, dari kumparan atau gelendong
mikrotubul akan terbentuk di antara keduanya. Membran inti dan nukleoli menghilang (fase
diakinesis). Akhirnya kumparan mikrotubul menangkap kinetokor yang terbentuk pada
kromosom dan kromosom mulai bergerak menuju keping metafase. Profase I, yang dapat
berlangsung sehari atau bahkan lebih lama, merupakan ciri khas lebih dari 90% waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan meiosis.

2) Tahap Metafase I :

Kromosom-kromosom sekarang tersusun dalam keping metafase dan tetap pada pasangan
homolognya. Mikrotubul kinetokor dari satu kutub sel terkait pada satu kromosom dari tiap-tiap
pasangannya. Sementara mikrotubul dari kutub yang berlawanan terikat pada pasangan
homolognya.

3) Tahap Anafase I :

Seperti halnya pada mitosis, benang kumparan mengarahkan gerakan kromosom ke kutub-kutub.
Meskipun demikian, kembaran kromatid tetap melekat pada sentrosomernya sebagai satu
kesatuan ke arah kutub yang sama. Kromosom yang homolog bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Hal ini berbeda/berlawanan dengan perilaku kromosom selama mitosis. Dalam
mitosis tampak merupakan individu pada keping metafase ketimbang sebgai pasangan, dan
kromatid kembar dari setiap kromosom terpisah.

4) Tahap telofase I dan sinokinesis

Anggota dari setiap pasangan kromososm homolog terus bergerak sampai mendekati kutub dari
sel. Setiap kutub sekarang mempunyai satu kromosom yang haploid, tetapi setiap kromosom
masih memilki dua kromatid kembar. Biasanya sitokinesis (pembelahan sitoplasma) berlangsung
simultan atau bersamaan dengan telofase I menghasilkan dua sel kembar. Lekukan pembelahan
terbentuk pada sel hewan dan keping sel pada sel tumbuhan. Pada speises yang sama, kromosom
berkondensasi dan membran nukleus dan nuklei terbentuk kembali. Bila tidak ada hal-hal
khusus, terjadi replikasi dari materi genetik lebih dahulu sebelum berlangsungnya meiosis kedua.

5) Tahap profase II

Benang-benang kumparan terbentuk dan kromososm terususn dengan cepat pada keping
metafase II.
6) Tahap metafase II

Seluruh kromososm berada pada keping metafase II, seperti yang tampak pada mitosis dengan
kinetokor dari setiap pasangan kromatid, masing-masing kromososm mengarah ke kutub yang
berlawanan.

7) Tahap anafase II

Sentromer dari kromatid kembar akhirnya terpisah dan saudara dari setiap pasangan sekarang
menjadi kromosom tersendiri bergerak ke arah kutub yang berlawanan dari sel.

8) Tahap telofase II

Nukleus terbentuk pada kedua kutub yang berlawanan, selanjutnya berlangsung sitokinesis. Pada
sitokinesis yang sempurna, akan didapatkan empat sel kembar dengan masing-masing memilki
jumlah kromosom yang haploid dari kromosom yang mengalami replikasi. Meiosis (Pembelahan
Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi
dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun
meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis.

Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :

Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase
II tidak terdapat fase istirahat (interfase). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke
profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.

1. Pembelahan miosis pertama :

Replikasi DNA kromosom (2n-4n), membentuk pasangan homolog, kemudian mengadakan


cross-over kromatid, pemisahan membentuk kiasma, terjadi pertukaran gen interkromosom
homolog. Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis pertama : kromosom sel anak =
kromosom sel induk = 2n = 23 ganda.

2. Pembelahan miosis kedua :


Nonreplikasi, pembelahan pada sentromer, Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis
kedua : kromosom sel anak = ½ kromosom sel induk = n = 23 tunggal.

Hasil meiosis :

1) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing-masing haploid (n).

2) Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.

3) Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel-sel gamet seperti sperma dan ovum (sel telur).

Tujuan pembelahan sel secara tidak langsung yaitu:

1. mitosis : regenerasi

2. miosis : mengurangi kromosom (2n 46xx/xy diploid menjadi 1n 23x/y haploid).


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mitosis adalah bentuk pembelahan sel menghasilkan sel anak diploid. Iniartinya, mitosis tidak
terjadi pada sel kelamin, tetapi terjadi pada sel tubuh atau selsomatik. Perbedaan antara mitosis
dan meiosis hanya terdapat pada jumlah
proses, jumlah hasil anakan, jumlah kromosom anakan dan termpat terjadinya proses pembelahn.
Sedangkan fase atau langkah yang dilalui tetap sama.

B. SARAN
Berharap dengan adanya makalah ini kami serta pembaca semuamenjadi lebih paham dan
mendapat ilmu dari membaca makalah
ini.Khususnya pegetahuan yang lebih banyak mengenai pembelahan mitosis, baik dalam tahap
interfase maupun mitosis serta tujuan dan hasil dari pembelahan mitosis.
DAFTAR PUSTAKA

Foster, Bob. 2008. Koding IPA, Bandung : Ganesha Opertaion

Anda mungkin juga menyukai