oleh
Ayu Wulandari
NIM 152310101176
UNIVERSITAS JEMBER
2018
1. Darah
a) Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
b) Lekosit terjadi karena infeksi.
c) Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
d) Kalsium, fosfat dan asam urat.
2. Radiologis
a) Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi
bendungan atau tidak.
b) Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada
keadaan ini dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan
dengan antegrad pielografi tidak memberikan informasi yang
memadai.
3. USG (Ultra Sono Grafi)
Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal.
I. Penatalaksanaan
F. Patofisiologi
F. Riwayat Psikososial
a) Orang terdekat dengan klien seperti suami, istri, anak, sahabat dan
kerabat
b) Interaksi dalam keluarga, dengan pola komunikasi yang baik dan terbuka,
pembuat keputusan dengan cara musyawarah antara anggota keluarga,
klien juga mengikuti seluruh kegiatan kemasyarakatan seperti gotong
royong dan keikut sertaan klien dalam pembangunan gampoeng.
c) Dampak penyakit klien terhadap keluarga terganggu akan masalah
ekonomi keluarga
d) Masalah yang mempengaruhi klien usia klien yang sudah lanjut usia.
e) Mekanisme koping terhadap stress dengan cara pemecahan masalah
melalui proses mengumpulkan seluruh anggota keluarga dan
bermusyawarah
f) Persepsi klien terhadap penyakitnya, hal yang sangat dipikirkan saat ini
adalah kapan penyakitnya ini sembuh, harapan setelah perawatan adalah
dapat pulang kerumah dan melanjutkan aktivitas seperti biasanya,
perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit adalah klien tidak dapat
berkerja seperti biasanya
g) Sistem nilai kepecayaan klien tidak ada yang bertentangan dengan
penyakitnya biarpun klien dirawat dirumah sakit namun klien masih tetap
melakukan ibadah solat 5 waktu
h) Klien beragama islam dan selalu bersembahyang dan berdoa agar
mendapatkan ridha dari allah atas masalah kesehatan yang menimpanya
i) Kondisi lingkungan rumah, klien tinggal di lingkungan dengan mayoritas
penduduknya berpekerjaan petani.
H. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda vital :
Tekanan Darah : 140/90 mmHg, Suhu : 38
Nadi : 100x/menit, RR : 28 x/menit
Pemeriksaan head to toe
a. Kepala
Keadaan rambut dan hygiene kepala baik,Warna rambut hitam sedikit
uban,Tidak mudah rontok, Kebersihan rambut bersih. Tidak teraba adanya
massa yang abnormal, Tidak ada nyeri tekan.
b. Muka/Wajah
Muka simetris kiri dan kanan,Bentuk wajah lonjong,Ekspresi wajah murung.
c. Mata
Tidak ada edema dan tanda-tanda radang. Sklera tidak ikterik, reflek pupil
normal, konjungtiva anemis.
d. Hidung
Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,Tidak ada sekret pada hidung, Tidak
ada sumbatan pada hidung.
e. Telinga
Telinga terlihat bersih tidak ada serumen
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka maupun bekas operasi
dan tidak teraba hipertiroidisme
g. Thorax :
I : dada simetris dan juga tidak terlihat ictus cordis
P : teraba ictus cordis pada kosta ke 5
P : tidak ada pembesaran jantung
A : terdengar suara hjantunga lup – duk, reguler
h. Paru :
I : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, Pengembangan dada simetri, Frek
wensi pernafasan 28 x/menit
P : Vocal fremitus kanan dan kiri lebih terasa kiri, ekspansi dada sama
P : suara paru sonor
A : suara nafas vesikuler
i. Abdomen
I : abdomen terlihat membesar pada vesika urinaria
A : bising usus mengalami penurunan 10x/menit
P : terdengar suara abdomen redup
P : distensi abdomen, nyeri pada abdomen sebelah kanan dan kortovertebral
sebelah kanan.
j. Kulit
Kulit teraba hangat dan tampak kemerahan, kulit kering dan tidak elastis
k. Ekstremitas atas
terpasang infus RL 24 tpm di lengan kanan
l. Ekstremitas bawah
Tidak ada gangguan pada ekstremitas bawah
I. Pemeriksaan Penunjang
1) Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini
berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga
batu dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis
batu asam urat murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk
menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan
tertentu terkadang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat
luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu ditambah
foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan
bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling defect) di
tempat batu berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang
mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul.
Dalam hal ini perlu dilakukan pielografi retrograd.
2) Ultrasonografi (USG)
Dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu
pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
menurun dan pada wanita yang sedang hamil . Pemeriksaan USG dapat
untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen
saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk menentukan batu
selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu
3) Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih
yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi
ginjal, dan menentukan penyebab batu.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa preoperasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan sekunder terhadap iritasi
batu dan spasme otot polos
2. Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan stimulasi kandung
kemih oleh batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik atau
inflamasi
3. Gangguan istirahat dan tidur b.d nyeri
Diagnosa postoperasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan post pembedahan (agen injuri: mekanik)
2) Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
3) Intervensi Keperawatan
1) Dx : Nyeri akut berhubungan dengan peradangan sekunder terhadap iritasi
batu dan spasme otot polos
NOC
Kontrol nyeri
Tingkat kenyamanan
Kriteria Hasil
1. Mamp mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan teknik non farmakologi untu mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
3. Mampu menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
4. Tanda tanda vital normal
NIC
Manajemen nyeri
1) Eksplorasi dengan pasien,faktor yang meningkatkan /memperburuk nyeri
2) Lakukan penilaian yangkomprehensif untukmemasukkan lokasi rasa
sakit,karakteristik, onset / durasi,frekuensi, kualitas, intensitasatau beratnya
nyeri, danfaktor pencetus
3) Berikan informasi tentang rasa sakit, seperti penyebabnyeri, berapa lama
akanberlangsung, dan ketidaknyamanan di antisipasi dari prosedur
4) Ajarkan prinsip-prinsipmanajemen nyeri
5) Gunakan langkah-langkahmengontrol rasa sakitsebelum nyeri menjadi parah
Pemberian analgesik
1) Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas, dan keparahan sebelum
mengobati pasien
2) Periksa perintah medis untuk obat, dosis dan frekuensi yang ditentukan
analgesic
3) Periksa riwayat adanya alergi obat
4) Pantau tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik narkotika dengan
kepalan-waktu dosis atau catat jika tanda yang tidak biasa terjadi
5) Lihat ekspektasi positif mengenai efektivitas analgesik untuk mengoptimalkan
respon pasien
Tidur tambahan
1) Tentukan tidur pasien / pola aktivitas
2) perkirakan yang tidur rutin pasien / siklus bangun dalam perencanaan
perawatan
3) Tentukan efek dari obat pasien pada pola tidur
4) Pantau / rekam pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
5) Bantu Klien untuk menghilangkan situasi stres sebelum tidur
6) Diskusi dengan pasien dan keluarga -meningkatkan teknik
Kriteria Hasil
1. Klien dapat menyesuaikan strategi pengendalian risiko
2. Klien dapat memantau faktor risiko pribadi
3. Klien dapat memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi risiko
4. Klien mampu memelihara kebersihan lingkungan dan daerah post operasi
5. Klien mampu mengenali tanda dan gejala terjadinya infeksi
NIC
Perlindungan infeksi
1) Monitor tanda-tanda sistemik dan lokal dan gejala infeksi
2) Pertahankan teknik isolasi,
3) Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana menghindari infeksi
4) Sediakan kamar pribadi, sesuai kebutuhan
5) Pantau tanda-tanda Vital
Pengawasan
1) Tentukan risiko kesehatan pasien
2) Minta pasien mengenai tanda-tanda, gejala, atau masalah
3) Pantau tanda vital
4) Mulai pengawasan kulit rutin pada pasien berisiko tinggi
5) Pantau keadaan yang berpeluang untuk infeksi
DISCHARGE PLANNING
Penyuluhan pada pasien dan keluarganya :
Perlunya untuk memenuhi diit, terutama kalsium dan protein
Menghindari makanan yang mengandung kalsium tinggi dan asam urat.
Menganjurkan klien untuk berolah raga
Menganjurkan pasien untuk minum air putih 2 –3 lt/sehari, diluar waktu
makan.
Menjelaskan hygiene perseorangan yang benar, contohnya perawatan dan
kebersihan daerah genitalia.
Hindari peningkatan suhu lingkungan yang mendadak yang dapat menyebabkan
keringat berlebih dan dehidrasi.