Anda di halaman 1dari 12

ANALISA BERITA

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah sau tugas mata kuliah

“Hukum Perdata Islam di Indonesia III”

Dosen Pengampu:

Ashfa Fikriyah, M.E.I.

Disusun Oleh:

Chadhir Kurniawan Hari Saputra (931101112)

PROGRAM STUDI AL-AHWAL AL-SYAKHSIYYAH

JURUSAN SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

(STAIN) KEDIRI
BERITA

Masyarakat Belum Paham Pasar Modal Syariah

Kamis, 30 April 2015 - 16:11 WIB

lustrasi: Okezone
Raisa Adila
Jurnalis

JAKARTA - Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa


Keuangan (OJK) Sugianto mengatakan, masyarakat Indonesia masih sedikit yang
memahami pasar modal syariah.

Dirinya menyebutkan, perkembangan pasar modal syariah di Indonesia sudah


dilakukan sejak 1997 atau sampai saat ini telah menginjak 18 tahun dan telah
mengalami perkembangan yang cukup baik.

"mengenai perkembangan pasar modal Indonesia, ini konsentrasi terhadap jasa


keuangan syariah, pasar modal syariah baru dikembangkan 1997," kata Sugianto
saat acara Seminar Muktamar Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Kementerian
Keuangan, Jakarta, Kamis (30/4/2015).

1|Hukum Perdata Islam di Indonesia 3


Sugianto menyebutkan, pada 2013 OJK pernah melakukan survei mengenai
pemahaman masyarakat terhadap pasar modal. Hasilnya, kata Sugianto, cukup
mengejutkan, yang mana pemahaman masyarakat Indonesia masih rendah terhadap
pasar modal syariah.

Menurut Sugianto, tingkat pemahaman masyarakat yang paham akan pasar modal
syariah hanya sekitar 3,7 persen atau jika dari 100 orang hanya 4 orang yang benar-
benar paham.

"Tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap sektor jasa keuangan, tingkat


pemahamannya di bagi-bagi, ada yang baik, cukup baik, cukup, kurang, dan
hasilnya cukup mengejutkan, dari sektor pasar modal mengejutkannya bahwa
pemahaman masyarakat Indonesia khususnya pasar modal tingkat pemahamannya
sangat rendah," tukas dia.1

1
Http://economy.okezone.com/read/2015/04/30/457/1142612/masyarakat-belum-paham-pasar-
modal-syariah diakses pada hari jum’at, 15 Mei 2015. Pukul 12.46 WIB.

2|Hukum Perdata Islam di Indonesia 3


1. ANALISIS BERITA

Sugianto, Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa


Keuangan (OJK) mengatakan, masyarakat Indonesia masih sedikit yang memahami
pasar modal syariah. Dirinya menyebutkan, perkembangan pasar modal syariah di
Indonesia sudah dilakukan sejak 1997 atau sampai saat ini telah menginjak 18 tahun
dan telah mengalami perkembangan yang cukup baik.

Beliau juga mengatakan ketika acara Seminar Muktamar Ikatan Ahli


Ekonomi Islam (IAEI) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (30/4/2015)
bahwa, perkembangan pasar modal Indonesia berkonsentrasi terhadap jasa
keuangan syariah, pasar modal syariah baru dikembangkan 1997. Sugianto
menyebutkan, pada 2013 OJK pernah melakukan survei mengenai pemahaman
masyarakat terhadap pasar modal. Hasilnya cukup mengejutkan, dimana
pemahaman masyarakat Indonesia masih rendah terhadap pasar modal syariah.

Menurutnya. tingkat pemahaman masyarakat yang paham akan pasar modal


syariah hanya sekitar 3,7 persen atau jika dari 100 orang hanya 4 orang yang benar-
benar paham. Tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap sektor jasa
keuangan, tingkat pemahamannya di bagi-bagi, ada yang baik, cukup baik, cukup,
kurang, dan hasilnya cukup mengejutkan. Dilihat dari sektor pasar modal bahwa
pemahaman masyarakat Indonesia khususnya pasar modal tingkat pemahamannya
sangat rendah.

Fenomena ini perlu dilakukan tindakan secara cepat dan strategi yang tepat,
yang mana bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat atas pasar modal
khususnya pasar modal syari’ah. karena pasar modal syari’ah jelas berbeda dengan
pasar modal konvensional. Perbedaan ini terletak pada besarnya margin keuntungan
yang diperoleh dan kepastian keuntungannya.

3|Hukum Perdata Islam di Indonesia 3


2. KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal (capital market) merupakan salah satu elemen penting dan
tolak ukur kemajuan perekonomian suatu Negara. Salah satu ciri-ciri Negara
maju maupun Negara industry baru adalah adanya pasar modal yang tumbuh
dan berkembang dengan baik.2
Menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang
dimaksud dengan Pasar Modal merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
Penawaran umun dan Perdagangan efek, Perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang deiterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Adapun yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga , yaitu
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, surat bukti
utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek,
dan setiap derivative dari efek.3
Sedangkan menurut Dahlan Siamat Pasar Modal ialah tempat yang
terorganisasi dan efek-efek yang diperdagangkandisebut bursa efek. Bursa
efek ini mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara
langsung, maupun melalui wakil-wakilnya.4
Pasar modal syari’ah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar
modal yang menerapkan prinsip-prinsip syari’ah dalam kegiatan transaksi
ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang oleh syari’at. Dimana pasar
modal yang seluruh mekanisme kegiatannya, terutama mengenai emiten, jenis
efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan
prinsip syari’ah.5

2
Iswi Hariyanto dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Jakarta: Transmedia
Pustaka, 2010), 1.
3
Nur Rianto, Lembaga Keuangan Syari’ah (Bandung: CV Puataka Setia, 2012), 344.
4
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2004), 249.
5
Nur Rianto, Lembaga Keuangan Syari’ah (Bandung: CV Puataka Setia, 2012), 345.

4|Hukum Perdata Islam di Indonesia 3


B. Perkembangan Pasar Modal Syari’ah6
Langkah awal perkembangan pasar modal syari’ah di Indonesia dimulai
dengan diterbitkannya reksadana syari’ah pada 25 Juni 1997, lalu diikuti dengan
diterbitkannya obligasi syari’ah pada akhir tahun 2002. Pada tanggal 3 Juli 2000,
telah Jakarta Islamic Index (JII) dimana saham-saham yang terantum di dalam
indeks ini sudah ditentukan oleh dewan syari’ah. Untuk dapat masuk JII perusahaan
tidak boleh bergerak dibidang tembakau, alcohol, perjudian, pelacuran, makanan
dan minuman yang diharamkan, lembaga keuangan ribadi dll.
Secara formal, pelunuran pasar modal dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam
dilakukan pada Maret 2003. Hingga akhir Juli 2006, perkembangan produk pasar
modal syari’ah masih tetap positif. Kinerja saham yang termasuk JII menunjukkan
adanya kenaikan. Produk sukuk mulai munul di Indonesia sejak tahun 2002 dengan
tipe sukuk korporat PT. Indosat Tbk,, yaitu dengan tipe obligasi mudharabah.
Dibandingkan dengan obligasi konvensional, emisi obligasi syari’ah masih
tergolong minim. Baru terdapat 15 emisi obligasi syari’ah dengan nilai Rp 2,2
triliun atau sekitar 2 % dari total obligasinasional hinggal tahun 2005. Tahun 2007,
PT Adhi Karya perusahaan jasa kontruksi resmi menerbitkan obligasi syari’ah atau
sukuk pertama dengan skim mudharabah (bagi hasil) senilai Rp 100 miliar. Sukuk
tersebut berjangka waktu lima tahun dengan nisbah bagi hasil antara 73,78 % dan
77,26 %. Nisbah tersebut akan dibagikan setiap tiga bulan dan mendapat peringkat
id-A dengan outlook stabil dari perusahaan pemeringkat efek Indonesia (Pefindo).
Namun dari waktu penerbitan terlihat pergeseran akad melandasi obligasi
tersebut. Obligsi yang awalnya Obligasi yang tebir tahun 2002 dan 2003
mengunakan akad mudharabah, sedangkan tahun 2004 sampai 2006 sebagian besar
menggunakan akad ijarah.Perusahaan yang telah mendapatkan izin menerbitkan
obligasi syari’ah di Indonesia sudah cukup banyak, lebih dari 20 perusahaan besar.
Dari segi sejarah kemunculannya, sukuk mengalami berbagai tahap
pengembangan. Ringkasnya, perkembangan sukuk di dunia diawali oleh Negara
Yordania dengan nama Muqaradah Bond Act, sebagai Negara pertama sukuk
domestic. Kemudian Negara pertama penerbit sukuk blobal pada tahun 2002 ialah

6
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syri’ah (Jakarta: PT Bestari Bauna Murni,
2008), 125-127.

5|Hukum Perdata Islam di Indonesia 3


Malaysia, IDB adalah lembaga keuangan internasional pertama penerbit sukuk dan
Jerman adalah Negara pertama penerbit sukuk non Islam.

C. Prinsip Syari’ah Dalam Pasar Modal7


1) Instumen atau efek yang diperjual belikan harus sejelas dengan prinsip syari’ah.
seperti saham dan sukuk yang terbebas dari unsur riba.
2) Emiten yang mengeluarkan efek syari’ah baik berupa saham atau sukuk harus
mentaati semua aturan syari’ah.
3) Semua efek harus berbasis pada harta (berbasis asset) dan transaksi riil (‘ain)
bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak utang piutang.
4) Semua transaksi tidak mengandung ketidak jelasan yang berlebihan atau
spekulasi murni.
5) Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan utang pitutang, seperti
idak dibenarkan jual beli utang dengan cara diskon.

D. Fungsi Pasar Modal Syari’ah8


1) Memungkinkan bagi masyarakat utnuk berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan bisnis dengan memperolerh bagian
dari keuntungan.
2) Mmemungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
likuidasi.
3) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya.
4) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal.
5) Memungkinkan investasi pada ekonomi yang ditentukan oelh kinerja kegiatan
bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham

7
Ibid., 128-129.
8
Ibid., 130-131.

6|Hukum Perdata Islam di Indonesia 3


E. Instrumen Pasar Modal Syaria’ah9
Pada prinsipnya Instrumen pasar modal ialah semua surat berharga (efek) yang
umum diperjual belikan melalui pasar modal. Efek adalah setiap surat pengakuan
utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas, atau setiap derivatif dari
setiap efek atau instrument yang ditetapkan oleh Bapepam LK sebagai efek. Sifat
efek biasanya berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling umum diperjual
belikan ialah saham, obligasi, right, obligasi konversai.
Efek syari’ah adalah efek yang akad, pengelolaan perusahaan dan cara
penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syari’ah yang didasarkan atas ajaran
Islam, yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI dalam bentuk fatwa. Seara
umum, ketentuan penerbitan prinsip syari’ah harus sesuai dengan prinsip syari’ah
di pasar modal. Prinsipnya ialah prinsip-prinsip hukum dalam kegiatandibidang
pasar modal berdasarkan fatwa MUI.
Pada pasar modal syari’ah, emiten yang menerbitkan efek syari’ah harus
memenuhi kriteria tertentu, yaitu:
Jenis usaha, prosduk barang, jasa yang diterbitkan, dan akad serta ara
pengelolaan perusahaan emiten atau perusahaan public yang menerbitkan
efek syari’ah tidak boelh bertentangan denga prinsip Islam.
Jenis kehiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
Islam diantaranya perjudian, lembaga konvensional, makanan dan
minuman yang diharamkan, barang atau jasa yang merusak moral.
Akad syari’ah yang digunakan diantaranya ialah akad Ijarah, Kafalah,
Mudharabah dan Wakalah.10
Emiten atau perusahaan public yang menerbitkan efek syari’ah wajib
menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syari’ah
dan memiliki (SCO).11
Dalam hal emiten atau perusahaan public yang menerbitkan efek srari’ah
sewaktu-waktu tidak memenuhi persyaratan, efek yang diterbitkan dengan
sendirinya sudah bukan sebagai efek syari’ah.

9
Nur Rianto, Lembaga Keuangan Syari’ah (Bandung: CV Puataka Setia, 2012), 351-354
10
Peraturan Bapepam-LK o. IX.A. 13 tentang Penerbitan Efek Syari’ah, dan peraturan No. IX.A
14 tentang Akad-akad yang digunakan Dalam Penerbitan Efek Syari’ah di pasar modal
11
SCO adalah pihak atau pejabat dari perusahaan atau lembaga yang telah mendapatkan sertifikasi
dari DSN MUI dalam mengenai prinsip-prinsip syari’ah di pasar modal.

7|Hukum Perdata Islam di Indonesia 3


F. Strategi Pengembangan Pasar Modal Syari’ah12
Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang memiliki motif
investasi yang didasarkan prinsip syari’ah dan dilandasi akan keyakinan potensi
berkembangnya pasar modal syari’ah yang akan menjadi salah satu pilar
penunjang industri pasar modal Indonesia. Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Kementrian Keuangan RI perlu menyusun
master plan. Didalamnya terdapat dua strategi utama pengembangan pasar
modal berbasis syari’ah, yaitu:
1. Menyusun kerangka hukum yang dapat menfasilitasi pengembangan
pasar modal berbasis syari’ah dan mendorong pengembangannya.
2. Mendorong pengembangan dan penciptaan produk-produk pasar modal
berbasis syari’ah. Bursa Efek Indonesia dan Danareksa Invesment
Manajement pada tahun 2000 telah meluncurkan JII yang terdiri atas 30
saham yang sesuai dengan prinsip syari’ah.

Selanjutnya, dua strategi utama tersebut dijabarkan oleh Bapepam LK


dalam implementasi strategi yaitu:

1. Mengatur menerapan prinsip syari’ah.


2. Menyusun standart akuntansi.
3. Melakukan sosialisasi penerapan prinsip syari’ah di pasar modal dalam
rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar.
4. Mengembangkan produk pasar modal berbasis syari’ah yang telah ada.
5. Menciptakan produk pasar modal berbasis syari’ah yang baru.
6. Melakukan kerjasama pengkajian pengembangan produk pasar modal
berbasis syari’ah antara regulator, DSN-MUI, dan pelaku pasar.

Pasar modal Indonesia khususnya bursa efek Indonesia memang tergolong


salag satu bursa yang memiliki kinerja terbaik. Akan tetapi, perusahaan-
perusahaan swasta di Indonesia masih banyak yang belum berminat menjadi

12
Nur Rianto, Lembaga Keuangan Syari’ah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 373-374

8|Hukum Perdata Islam di Indonesia 3


emiten di pasar modal Indonesia. Kebanyakan perusahan swasta tersebut siulit
beradaptasi dengan ketentuan penawaran umum dan ketentuan pasar modal
laninnya yang terkesan rumit, mahal dan panjang. Padahal apabila dilihat dari sisi
manfaatnya keuntungan yang didapatkan cukup besar.
Saat ini sosialisasi pasar modal kepada masyarakat calon ionvestor dan
perusahaan-perusahaan swasta calon emiten terasa masih kurang. Oleh karena itu
kegiatan investasi di pasar modal Indonesia terkesan hanya cocok untuk orang-
orang kaya yang mempunyai kelebihan uang. Kesan semacam ini semestinya tidak
perlu terjadi jika para pemangku kepentingan di pasar modal Indonesia memiliki
tekad yang sama untuk mensosialisasikan kegiatan investasi di pasar modal kepada
sebagian besar masyarakat Indonesia melalui cara-cara yang tepat .
Perusahaan-perusahaan swasta yang berpotensi menjadi alon emiten
seharusnya didekati dan didorong atau diberikan motivasi agar mereka berminat
untuk menjual sahamnya di pasar modal. Ketakutan mereka dapat dieliminasi
dengan cara mengajak mereka secara langsung meliahta kegiatan di pasar modal
dan menyadari betapa besar manfaat yang dapat diperoleh bagi kemajuan usaha
mereka. Bapepam-LK dan pihak-pihak terkait lainnya dapat membuat program
pelatihan, khususnya bagi UMKM, bekerjasama dengan instansi terkait. Dengan
cara demikian, kita akan dapat menambah kader-kader perusahaan baru yang dapat
berpotensi menjadi emiten pada masa depan.
Sosialisasi kepada masyarakat calon investor juga perlu terus-menerus
dilakukan, melalui berbagai cara agar masyarakat kelas menengan di seluruh
Indonesia berminat menanamkan uangnya di pasar modal Indonesia, khususnya
syari’ah. Dengan adanya perdagangan efek tanpa warkat dan penetapan system
perdagangan jarak jauh, masyarakat investor di seluruh Indonesia semestinya
sudah dapat dijangkau oleh pelayanann perusahaan efek sebagai perantara dan
pegangang efek. Sebenarnya beberapa perusahaan efek sudah mendirikan cabang
di beberapa kota besar selain Jakarta, tetapi langkah ini dirasa masih belum ukup.
Sosialisasi yang cerdas perlu terus-menerus dilakukan agar masyaratkat
khususnya kelas menengah di daerah-daerah menjadi tertarik untuk berinvestasi di
pasar modal Indonesia. Pekerjaan ini memang tidak mudah, apalagi mengingat
masih banyak pemberitaan negative terkait kasus tindak pidana agar pasar modal

9|Hukum Perdata Islam di Indonesia 3


yang dilakukan beberapa perusahaan efek tertentu yang hingga kini belum jelas
menyelesaikan hukumnya.
Dismaping itu, kerjasama antara Bapepam-LK dengan Bank Indonesia terus
ditingkatkan agar tidak terulang lagi kasus Antaboga Sekuritas dan Bank Century
yang menpuat kepercayaan public kepada pasar modal menjadi surut. Dengan
demikian. Semoga pasar modal Indonesia tidak hanya berhasil menjadi pasar
modal yang kinerjanya terbaik di dunia, tetapi juga menjadi terbesar di dunia.13

13
Iswi Hariyanto dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Jakarta: Transmedia
Pustaka, 2010), 369-371.

10 | H u k u m Perdata Islam di Indonesia 3


DAFTAR PUSTAKA

Http://economy.okezone.com/read/2015/04/30/457/1142612/masyarakat-belum-
paham-pasar-modal-syariah diakses pada hari jum’at, 15 Mei 2015. Pukul 12.46
WIB.

Nur Rianto, Lembaga Keuangan Syari’ah (Bandung: CV Pustaka Setia), 2012.

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta: Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), 2004.

Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syri’ah (Jakarta: PT


Bestari Bauna Murni), 2008.

Hariyanto, Iswi dan Serfianto. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Jakarta:
Transmedia Pustaka), 2010.

11 | H u k u m Perdata Islam di Indonesia 3

Anda mungkin juga menyukai