Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN ABORTUS

No. Dokumen :278/C/PKM-SLL/SOP/I/2018

SOP No. Revisi : 01


Tanggalterbit : 15 Januari 2018
Halaman :1/3

Amtsyir Muhadi
PUSKESMAS
NIP.19750323 200701 1 021
SULILI

1. Pengertian Penatalaksanaan abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan dengan umur kehamilan <20 minggu atau berat
bayi<500 gram
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penatalaksanaan abortus
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sulili Nomor 445/065/PKM-SLL/SK/2018 Tentang
Kebijakan pelayanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015TentangPanduanPraktikKlinisBagiDokter Di
FasilitasPelayananKesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur a. Persiapan alat dan bahan :
1) Tensimeter
2) Stetoskop
3) Timbangan
4) Termhometer
5) Timer
b. Petugas yang melaksanakan
1) Dokter
2) Bidan
c. Langkah-langkah :
1) Petugas melakukan Pemeriksaan tanda-tanda vital
2) Petugas melakukan Anamnesis
3) Petugas melakukan Pemeriksaan fisis
4) Petugas melakukan Pemeriksaan penunjang
5) Petugas menegakkan diagnosis
6) Petugas melakukan penatalaksanaan :
 PenatalaksanaanUmum
Pada keadaan abortus kondisi ibu bias memburuk dan menyebabkan komplikasi.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah penilaian cepat terhadap tanda vital
(nadi, tekanan darah, pernapasan dan suhu). Pada kondisi di jumpai tanda sepsis
atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan antibiotika dengan kombinasi :
1) Ampicilin 2 gr IV/IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
2) Gentamicin 5 mg/KgBBsetiap 24 jam
3) Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
4) Segera melakukan rujukan kepelayanan kesehatan Sekunder atau RS
 Penatalaksanaan Khusus sesuai dengan Jenis Abortus
1) Abortus imminens
- Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
- Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan
antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4
minggu. Lakukan penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi
- Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG, nilai
kemungkinan adanya penyebab lain
- Tablet penambah darah
- Vitamin ibu hamil diteruskan
2) Abortus insipiens
- Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risikodan rasa tidak
nyaman selama tindakan evakuasi, serta memberikan informasi mengenai
kontrasepsi pasca keguguran
- Jika usia kehamilan <16 minggu :lakukan evakuasisi uterus. Jika evakuasi
tidak dapat dilakukan segera berikan ergometrin 0,2 mg IM ( dapat diulang
15 menit kemudian bila perlu )
- Jika usia kehamilan >16 minggu :tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara
spontan dan evakuasi hasil konsepsi dari dalam uterus. Bila perlu berikan
infuse oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40
tetes per menit
- Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila
kondisi baik dapat dipindahkan keruang rawat
- Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi kelaboratorium
- Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen
dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah 24
jam. Bila kadar Hb >8gr/dl dan keadaan umum baik, ibu diperbolehkan
pulang
3) Abortus inkomplit
- Lakukan konseling
- Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
- Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan, pasang IV
line (bilaperlu 2 jalur) segera berikan infuse cairan NaCl fisiologis atau
cairan ringer laktat disusul dengan darah
- Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan <16 minggu, gunakan
jari atau forcep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat
dari serviks
- Jika perdrahan berat dan usia kehamilan <16 minggu, lakukan evakuasiisi
uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) merupakan metode yang
dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan apabila AVM tidak
tersedia. Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera : berikan ergometrin
0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu )
- Jika usia kehamilan >16 minggu berikan infuse oksitosin 40 IU dalam 1 L
NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit
- Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit
- Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi kelaboratorium
- Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen
dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah 24
jam. Bila kadar Hb>8gr/dl dan keadaan umum baik, ibu diperbolehkan
pulang
4) Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila menderita anemia perlu

2/3
d iberikan sulfas ferosus dan dianjurkan supaya makanannya mengandung
banyak protein, vitamin dan mineral.

d. BaganAlir
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaanfisik
penunjang
tanda vital

Penatalaksanaan Penegakan
diagnosis

e. Hal-hal yang a. Keadaan umum ibu


perludiperhatikan b. Riwayat kehamilan sebelumnya
c. Jumlah perdarahan
f. Unit Terkait Poli umum, laboratorium, KIA, kamar bersalin, Jaringan puskesmas

g. Dokumen terkait a. Rekam medik


b. Buku Register kunjungan
c. Catatan tindakan

h. Rekaman historis No Komponen Isi Perubahan Keterangan


perubahan yang diubah
1 Prosedur Menambahkan persiapan Komponen 5
alat dan bahan serta
petugas yang
melaksanakan sebagai
bagian dari prosedur
2 Alur pelayanan Menyempurnakan model Komponen 6
diagram alir
3 Unit Terkait Menambahkan jaringan Komponen 8
puskesmas sebagai unit
terkait pelayanan
4 Bagan - Menambahkan bagan Komponen 7,9,10
hal- hal yang perlu
diketahui
- Menambahkan bagan
dokumen terkait.
- Menambahkan bagan
unutk memuat seluruh
historis perubahan
dokumen.

3/3

Anda mungkin juga menyukai