Anda di halaman 1dari 20

KUMPULAN ASUHAN KEPE RAWATAN

DI BLOG SAYA INI TERSEDIA KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN, BAGI


ANDA YANG MEMBUTUHKAN SILAHKAN AMBIL. BEBAS. GRATIS.

 Halaman Depan

 Download Kumpulan Askep Gratis

 Panduan Buat Blog Gratis di Blogspot.Com

 Download Soal-Soal CPNS

CARI DISINI

Search

WEDNESDAY, JANUARY 14, 2009

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE


Diare

A. Pengertian

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam

tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980),

diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare

akut dan kronis (Mansjoer, A.1999, 501).

B. Penyebab

Menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:

1. Faktor infeksi

o Infeksi enteral

Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus
(enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan

infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba

histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous).

o Infeksi parenteral

adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA)

tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama

terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.

2. Faktor malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat, lemak dan protein.

3. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.

4. Faktor psikologis

Rasa takut, cemas

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat

dibagi dalam dua golongan yaitu:

1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:

o Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan
vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang

disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas,

terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan

sebagainya.

o Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat
gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.

2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea), disebabkan oleh:

o Malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.


o Kurang kalori protein.
o Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

C. Patofisiologi
Penyebab diare yang utama adalah gangguan osmotik, akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh

usus akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit

kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga

timbul diare.

Diare juga terjadi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan air dan

elektrolit ke dalam rongga usus dan kemudian diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Diare dapat juga terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan

asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut

terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Gangguan motalitas usus juga mengakibatkan diare, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya

kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

D. Tanda dan Gejala

1. Anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

2. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.

3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat

banyaknya asam laktat.

5. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung

membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.

6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat

lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.

7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan tinja

o Makroskopis dan mikroskopis


o PH dan kadar gula dalam tinja
o Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali

dan analisa gas darah.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.


4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

F. Penatalaksanaan

1. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.

o Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl

dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90

mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60

mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula

yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

o Cairan parentral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:

 Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg


 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1
ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1


ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit


 Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

 Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3


tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.


 Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
 Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan
4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml =

15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

 Untuk bayi berat badan lahir rendah

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa

10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).

2. Pengobatan dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:

o Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.
o Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
o Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak
mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.

3. Obat-obatan

Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan

glukosa atau karbohidrat lain.

Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2008/12/asuhan-keperawatan-anak-dengan-diare.html

Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare

Pengkajian

1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling

tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi,

hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2

tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan

kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh

terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .

2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x

3. Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi

lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih

dari 14 hari (diare kronis).

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan

candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

5. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali

setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara

pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.

8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

o Pertumbuhan
 Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10
cm (rata-rata 8 cm) pertahun.

 Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
 Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya
berjumlah 14 – 16 buah.

 Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.


o Perkembangan
 Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.
Fase anal :

Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya,

cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah

latihan kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata

sederhana, hubungna interpersonal, bermain).

 Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Autonomy vs Shame and doundt

Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan

dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug).

Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu

over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan

ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri

anak.

 Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-
3 tahun :

1. Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK).

2. Meniru membuat garis lurus (GH).

3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK).

4. Melepasa pakaian sendiri (BM).

9. Pemeriksaan Fisik

o Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar
abdomen membesar.

o Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.


o Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih.
o Mata : cekung, kering, sangat cekung.
o Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt,
nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan

haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum.

o Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi
otot pernafasan).

o Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .
o Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral
hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada

daerah perianal.
o Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi
berkurang dari sebelum sakit.

o Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan,
kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes,

putus asa, dan kemudian menerima.

Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan

intake yang kurang.

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap

diare.

3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare.

4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.

5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.

6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.

Intervensi

Diagnosa 1.:

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara

maksimal

Kriteria hasil :

 Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : <>
 Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
 Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari.

Intervensi :

 Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini

memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit


 Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk

membersihkan sisa metabolisme.

 Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt

 Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

 Kolaborasi :
o Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).

o Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

o Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik

untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk

menghambat endotoksin.

Diagnosa 2.:

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil :

 Nafsu makan meningkat


 BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

 Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas
atau dingin).
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.

 Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam
keadaan hangat.

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

 Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan.

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

 Monitor intake dan out put dalam 24 jam.

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

 Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :


o terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu.
o obat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3. :

Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuh

Kriteria hasil :

 Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)


 Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi :

 Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)

 Berikan kompres hangat

R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh

 Kolaborasi pemberian antipirektik


R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4.:

Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)

Tujuan :

Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu.

Kriteria hasil :

 Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga


 Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

Intervensi

 Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

 Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah
serta alasnya)

R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces

 Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan iritasi .

Diagnosa 5.:

Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi

Kriteria hasil :

 Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel

Intervensi :

 Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan

R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

 Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS


R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

 Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan

R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya

 Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian
dll)

R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.

 Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak

DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.

Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.

Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

DIPOSKAN OLEH KRIS JHOXER DI WEDNESDAY, JANUARY 14, 2009

5 COMMENTS:

yud`h said...

ya bagus....sip lah kreatif...maju terus kriss

DECEMBER 29, 2008 AT 1:11 PM

Kris Jhoxer said...


TERIMA KASIH YULL.

DECEMBER 29, 2008 AT 1:56 PM

Bunda Hanif said...

Thanks for the information .. great website .. keep the updates yah ..

Bunda Hanif .. ^^

SEPTEMBER 30, 2009 AT 8:38 AM

Kris Jhoxer said...

Thanks Bunda Hanif

OCTOBER 1, 2009 AT 7:11 AM

Nursing Diagnosis List said...

Hallo...Krisjhoxer...This articles very important for Nurses... Thanks...from me : NCLEX Pearson VUE, Nurse

Association, Nursing Diagnosis List

OCTOBER 11, 2011 AT 8:17 AM

Post a Comment

Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Care Plan Nursing


Irritant and Allergic Contact Dermatitis - Definition and Causes - *Contact Dermatitis * Contact dermatitis is
dermatitis caused by contact with a substance / certain materials attached to the skin and cause allergic or i...

9 months ago

NANDA LIST

List of Various Skin Diseases - Skin diseases are diseases that interfere, but because of health factors, skin
diseases also affect the sufferer of beauty or aesthetic factors. Here are ...

11 months ago

Nursing Care Plan

NCP for Vomiting - 6 Nursing Diagnosis and Interventions - *Nursing Care Plan for Vomiting* *Definition* Vomiting
is a complex reflex that is mediated by the vomiting center in the medulla oblongata of the brain. ...

1 year ago

MAJOR NURSING THEORIST

 Helen Erickson
 Virginia Henderson
 Imogene King
 Madeleine Leininger
 Betty Neuman
 Dorothea Elizabeth
 Ida Jean Orlando
 Hildegard Peplau
 Rosemarie Rizzo - Parse
 Isabel Hampton Robb
 Martha Elizabeth Rogers
 Sr. Callista Roy
 Florence Nightingale

LINK PARTNER
POPULAR

 Tempat Wisata Terkenal di Jepang


 Tempat Wisata Terkenal di Bandung
 Pemain Sepak Bola Timnas Paling Ganteng di Indonesia
 Kucing Persia Lucu dan Menggemaskan
 Top 10 Games - The Most Anticipated Games of 2015
 Tempat Wisata Paling Terkenal di Bali
 Tempat Wisata Paling Terkenal di Yogyakarta

KRIS JHOXER

Selamat datang di Blog saya. Silahkan berselancar di blog saya dengan santai. Bila ada yang berminat buat blog
seperti saya. Anda bisa melihat panduannya di atas. terima kasih.

KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP)

 Askep Anak Kejang Demam


 Askep Appendiksitis
 Askep Bayi BBLR
 Askep BPH
 Askep DHF
 Askep Diabetes Mellitus
 Askep Diare
 Askep Gagal Ginjal
 Askep Gastroenteritis
 Askep Halusinasi
 Askep Hematomesis Melena
 Askep Hepatitis
 Askep Hiperemesis Gravidarum
 Askep Hipertensi
 Askep ISK
 Askep Meningitis
 Askep OMA
 Askep Sinusitis
 Askep Sirosis Hepatis
 Askep Strok
 Askep TB Paru
 Askep Tetanus Neonatorum
 Askep Typhoid

NURSING CARE PLAN

 Impaired Physical Mobility - NCP for Cellulitis


 Functional Health Patterns and 8 Nursing Diagnosis for Asthma
 Pulmonary Tuberculosis (TB) - 3 Nursing Diagnosis, Interventions and Rational
 Risk for Injury - NCP for Cesarean Section
 Acute Pain - Nursing Care Plan for Cesarean Section

NANDA - NURSING DIAGNOSIS

 Ineffective airway clearance - NCP for Bronchitis


 Physical Examination of Urinary Incontinence in the Elderly
 Nursing Interventions for Conjunctivitis : Disturbed Sensory Perception (Visual)
 Decreased Cardiac Output and Ineffective Cerebral Tissue Perfusion related to Syncope
 3 Nursing Diagnosis and Interventions for Rheumatic Fever

NURSING CARE PLAN

 NCP for Vomiting - 6 Nursing Diagnosis and Interventions


 Risk for Impaired Tissue Integrity related to Graves' Disease
 Fatigue related to Graves' Disease
 Anxiety and Self-Esteem Disturbances related to Nasal Cavity Cancer
 Nursing Care Plan for Nasal Cavity Cancer

IT NEWS
 How to Stop Your Anxiety
 Chronic Pain and Impaired Gas Exchange - NCP COPD
 5 Nursing Diagnosis for Hepatocellular Carcinoma / Liver Cancer
 2 Nursing Diagnosis and Interventions for Lung Tumors
 Colon Cancer - Head To Toe Physical Examination (example)

KUMPULAN BLOG ASKEP


KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN
ASKEP


ASKEP - ASUHAN KEPERAWATAN
Keperawatan Gerontologi


KUMPULAN BLOG ASKEP
Askep Bronkiektasis


ASUHAN KEPERAWATAN
Psyciatric Nursing Care for Elderly

NURSING CARE PLAN


NANDA - Nursing Diagnosis

Ineffective airway clearance - NCP for Bronchitis



NCP Blog

Intervention Nursing Diagnosis for Risk for Infection


Nanda Nursing Care Plan
Impaired Physical Mobility - NCP for Cellulitis


NANDA NURSING
Anxiety Nursing Interventions and Rationales


NANDA Nursing
Sepsis and Septic Shock Emergency Nursing Care Plan

DOWNLOAD ASKEP GRATIS


Download Gratis Ebook : Askep, Internet, Bisnis, Soal - Soal CPNS

Pathway Chest Pain


2 years ago

CARE PLAN NURSING

 Irritant and Allergic Contact Dermatitis - Definition and Causes


 Seven Things You Can Do To Prevent Alzheimer's Disease
 Nursing Care Plan for Hyphema : Acute Pain
 Pain and Anxiety - NCP for Uterine Myoma (Fibroid)
 Deficient Knowledge - Rheumatoid Arthritis Nursing Care Plan

NANDA LIST

 List of Various Skin Diseases


 Causes, Symptoms and How to Prevent of Ringworm
 List of Artists and Songs - Soft Rock
 List of Keyword Suggestion : Nanda
 List of Highest Paying Nursing Specialties
 Activity Intolerance
 Acute Pain
 Chronic Pain
 Constipation
 Decreased Cardiac Output
 Deficient Fluid Volume
 Hyperthermia
 Imbalanced Nutrition Less Than Body Requirements
 Imbalanced Nutrition More than Body Requirements
 Impaired Physical Mobility
 Impaired Skin Integrity
 Ineffective Airway Clearance
 Ineffective Breathing Pattern

 Self-Care Deficit

BLOG PARTNER


Kamus Kesehatan
Constipation


SOAL - SOAL CPNS
Formasi Penerimaan CPNS 2013


PANDUAN BUAT BLOG GRATIS DI BLOGSPOT.COM
Cara Mengetahui Blogger Satu Daerah

FOLLOWERS

PENGUNJUNG

Anda mungkin juga menyukai