Anda di halaman 1dari 13

Volume 2 Nomor 1 E-ISSN: 2527-807X

Januari-Juni 2017 P-ISSN: 2527-8088

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA


NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA

Winda Dewi Pusvita


dewisyahda@gmail.com
MTsNU 10 Penawaja Tegal

Abstract: Novel is a kind of literary works which loads lots of character


education values. It is created by extraordinary imaginative elements. This
article aims at describing character education values in the novel entitled Ayah
written by Andrea Hirata. The analysis applied psychology of literature
approach. The result of analysis shows that in total there are fifteen different
character education values found out in the novel, namely religiousity, honesty,
discipline, hard work, creativity, independence, democracy, curiousity, national
spirit, love country, appreciation, friendly/communicative, love peace, social care,
responsibility. It is suggested that the result of this research can be an input for
considering the importance of character education values as capitals for the
students to face the upcoming era, beneficial for the Indonesian language and
literature teacher-learning process, and ideas for further research to develop
literary education, particularly related to psychological and character education
value aspects.
Keywords: character education value, psychological approach, novel

PENDAHULUAN Masalah yang dibahas di dalam


Novel merupakan karya prosa yang penelitian ini yaitu.(1) Bagaimanakah
berisi cerita dengan melibatkan banyak analisis novel Ayah karya Andrea
tokoh di dalamnya dan memasukkan Hirata dengan menggunakan
alur cerita kompleks sebagai bagian pendekatan psikologi sastra, (2)
dari kehidupan yang sangat pelik Bagaimanakah nilai pendidikan
dalam sebuah masyarakat. Menjawab karakter pada novel Ayah karya
kegandrungan negara Indonesia yang Andrea Hirata? Adapun tujuan
sedang dihantui oleh rasa khawatir penelitian ini untuk mendeskripsikan
akan generasi muda di masa yang akan novel Ayah karya Andrea Hirata
datang, Andrea Hirata dengan berbagai dengan menggunakan pendekatan
novelnya membantu menguak misteri psikologi sastra dan mendeskripsikan
cerita dengan menampilkan nilai-nilai nilai-nilai pendidikan karakter novel
pendidikan karakter yang dirindukan Ayah karya Andrea Hirata.
oleh pengajar saat ini. Peneliti memilih novel Ayah karya
Tersedianya banyak novel yang Andrea Hirata dengan alasan sebagai
memiliki nilai pendidikan karakter di berikut. Pertama, novel Ayah karya
dalamnya menjadi angin segar bagi Andrea Hirata merupakan novel yang
para pengajar. Pekerjaan Rumah (PR) tergolong terbitan baru yaitu terbit
pengajar saat ini adalah menstimulasi pada tahun 2015. Novel terbitan baru
siswa atau generasi muda untuk gemar sangat baik untuk segera dianalisis dan
membaca terutama membaca novel digali nilai-nilai yang ada di dalam
yang di dalamnya sarat akan nilai-nilai novel tersebut, terutama nilai
positif dan pelajaran untuk nilai-nilai pendidikan karakter. Analisis
negatif yang selalu akan berakhir dilakukan untuk mengetahui tingkat
dengan hikmah yang mengesankan. keberhasilan apabila novel digunakan
sebagai salah satu bahan ajar

51
Winda Dewi Pusvita

pembelajaran bahasa Indonesia di Prasetyo (2013, 52) sebuah karya sastra


sekolah khususnya pada bidang sastra. memiliki bermacam-macam bentuk,
Kedua, Andrea Hirata adalah salah salah satunya adalah novel. Novel
satu penulis novel yang berdedikasi merupakan sebuah karangan yang
tinggi. Hal tersebut terbukti dengan berbentuk prosa. Berdasarkan uraian
banyaknya novel yang terbit sebelum pendapat di atas, maka dapat
novel Ayah yang memiliki nilai-nilai disimpukan bahwa novel adalah karya
moral dan dapat dijadikan rujukan sastra jenis prosa yang berupa uraian
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. cerita panjang dan kaya akan nilai-nilai
Seperti halnya novel-novel karya dis etiap alur ceritanya.
Andrea Hirata yang telah lama terbit, Aqib (2011, 38) menjelaskan
novel Ayah juga sarat dengan makna pendidikan karakter merupakan
kehidupan. Ketiga, dilihat dari segi isi keseluruhan dinamika relasional
novel. Novel Ayah karya Andrea Hirata antarpribadi dengan berbagai macam
ditulis oleh pengarang dengan bahasa dimensi baik dari dalam maupun dari
yang mudah untuk dipahami. Porsi luar dirinya. Hal ini diharapkan setiap
percakapan dan ulasan (penjelasan) pribadi semakin dapat menghayati
yang menurut peneliti seimbang kebebasannya sehingga ia dapat
membuat pembaca khususnya semakin bertanggung jawab atas
pembelajar bahasa yang masih berada pertumbuhan dirinya sendiri sebagai
di jenjang Sekolah Menengah Pertama pribadi dan perkembangan orang lain
(SMP) mudah memahami dan dalam hidup mereka. Secara singkat
mengikuti alurnya. pendidikan karakter dapat diartikan
Setiap novel dapat dikaji sebagai sebuah bantuan sosial agar
menggunakan banyak pendekatan atau individu itu dapat bertumbuh dalam
sarana analisis. Novel Ayah karya menghayati kebebasannya dalam hidup
Andrea Hirata dikaji oleh peneliti bersama dengan orang lain dalam
menggunakan kajian psikologi sastra dunia. Pendidikan karakter sebagai
yang kemudian dikaitkan dengan nilai- sebuah pedagogi memberikan tiga
nilai pendidikan karakter sebagai makna penting dalamsetiap tindakan
sarana pengetahuan bahwa novel Ayah edukatif maupun campur tangan
karya Andrea Hirata memiliki nilai intensional bagi sebuah kemajuan
positif apabila dibaca oleh kalangan pendidikan. Mantra ini adalah individu,
remaja. Tulisan dengan judul Nilai-ilai sosial, dan moral.
Pendidikan Karakter pada Novel Ayah Lickona (2013, 55) tiap sekolah yang
Karya Andrea Hirata (Sebuah Kajian ingin mengajarkan pendidikan harus
Psikologi Sastra) ini mencoba untuk menyakini bahwa: (1) terdapat nilai-
membuktikan bahwa novel dengan nilai universal yang disepakati bersama
judul Ayah karya Andrea Hirata dan berharga sehingga harus diajarkan
memiliki banyak nilai pendidikan olehsekolah di tengah-tengah
karakter dan sangat baik apabila masyarakat yang pluralistik; dan (2)
dibaca oleh generasi muda. sekolah tidak boleh sekadar
Dunia novel adalah kombinasi menyampaikan nilai-nilai tersebut,
berbagai elemen seperti nilai-nilai, tetapi juga harus membantu para siswa
hukum-hukum, kekuatan-kekuatan, memahami, menghayati, dan bertindak
kemungkinan-kemungkinan, dan berdasarkan nilai-nilai tersebut. Hal ini
masalah-masalah yang cukup besar dimaksudkan supaya siswa memiliki
untuk ditampung ke dalam satu wadah. keyakinan kuat terhadap kedua
Stanton (2012, 99). Bentuknya yang proposisi ini. Pertama-tama sekolah
panjang, novel tidak dapat mewarisi harus memiliki pengertian yang jelas
kesatuan padat yang dipunyai cerpen. mengenai hakikat dari nilai-nilai
Senada dengan Stanton, menurut tersebut. Pendidikan nilai akan
52 Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017
Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Novel Ayah Karya Andrea Hirata

berhasil jika dilakukan dalam bentuk manusia,seperti suka menolong,


pembiasaan, pemahaman, keteladanan, berbuat baik, beriman, dan bertaqwa;
dan aplikasi yang terus-menerus, (2) memberi pesan kepada manusia,
hingga akhirnya peserta didik terutama pemimpin, agar berbuat yang
memperoleh suatu makna dari suatu sesuai dengan harapan masyarakat,
nilai karakter yang dipelajarinya mencintai keadilan, kebenaran, dan
(Suryadi, Ace, Hayat, Rustana, dkk kejujuran; (3) mengajak orang untuk
2014, 75). bekerja keras demi kepentingan dirinya
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sendiri dan kepentingan bersama; 4)
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merangsang munculnya watak-watak
Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan pribadi yang tangguh dan kuat seperti
nasional berfungsi mengembangkan rela berkorban demi mencapai cita-cita
kemampuan dan membentuk watak (Tuloli dalam Winarni 2013, 29). Karya
serta peradaban bangsa yang sastra mengekspresikan kebutuhan-
bermartabat dalam rangka kebutuhan kelas sosial yang
mencerdaskan kehidupan bangsa, bersangkutan, kebutuhan-kebutuhan
bertujuan untuk mencerdaskan yang terbangun dari hubungan antara
kehidupan bangsa, bertujuan untuk kelas sosial itu dengan lingkungan
mengembangkan potensi peserta didik sekitarnya, kebutuhan-kebutuhan yang
agar menjadi manusia yang beriman sekaligus menyangkut usaha-usaha
dan bertakwa kepada Tuhan Yang kelas sosial itu untuk menciptakan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, hubungan yang seimbang antara
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan dirinya dengan lingkungan yang terkait
menjadi warga negara yang (Faruk 2014, 162).
demokratis, serta bertanggung jawab. Berdasarkan uraian di atas, penulis
White dalam Aqib (2011, 41) menyimpulkan bahwa sebuah karya
mengemukakan bahwa pembangunan sastra terutama novel memang ditulis
karakter adalah usaha paling penting oleh pengarangnya dengan kandungan
yang pernah diberikan kepada nilai-nilai yang sangat kaya pada setiap
manusia. Pembangunan karakter ceritanya. Kandungan nilai tersebut
adalah tujuan luar biasa dari sistem dapat menghipnotis pembaca, sehingga
pendidikan yang benar. Pendidikan pembaca berpikir dan perlahan-lahan
karakter memiliki 18 nilai, yaitu: sifat atau watak pembaca yang semula
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras dapat berubah menjadi lebih
keras, kreatif, mandiri, demokratis, baik.
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, Wellek dan Warren (1962) dalam
cinta tanah air, menghargai prestasi, Ratna (2015, 61) menunjukkan empat
bersahabat/komunikatif, cinta damai, model pendekatan psikologis, yang
gemar membaca, peduli lingkungan, dikaitkan dengan pengarang, yaitu:
peduli sosial, dan tanggung jawab. proses kreatif, karya sastra, dan
Sastra tidak hanya memasuki ruang pembaca. Meskipun demikian,
dan seluk-beluk serta nilai-nilai pendekatan psikologis pada dasarnya
kehidupan nasional, tetapi memasuki berhubungan dengan tiga gejala utama,
ruang dan seluk-beluk serta nilai-nilai yaitu: pengarang, karya sastra, dan
kehidupan manusia dalam arti pembaca, dengan pertimbangan bahwa
keseluruhan. Sastra bisa masuk dalam pendekatan psikologis lebih banyak
ranah politik, sejarah, perekonomian, berhubungan dengan pengarang dan
perjuangan hak-hak asasi manusia, karya sastra.
hukum, aspirasi, dan cita-cita masa Ada tiga cara yang dapat dilakukan
depan dalam era globalisasi ini, sastra untuk memahami hubungan antara
dapat berperan untuk: (1) mendorong psikologi dengan sastra, yaitu: (1)
dan menumbuhkan nilai-nilai positif memahami unsur-unsur kejiwaan

Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017 53


Winda Dewi Pusvita

pengarang sebagai penulis, (2) protagonis perempuan yang hancur


memahami unsur-unsur kejiwaan berdampak pada dirinya sendiri dan
tokoh-tokoh fiksional dalam karya konflik di masa depan.
sastra, dan (3) memahami unsur-unsur
kejiwaan pembaca. Pembicaraan HASIL DAN PEMBAHASAN
pertama berhubungan dengan peranan Hasil dan pembahasan penelitian
pengarang sebagai pencipta, jadi, karya ini terdiri atas dua hal, yaitu: analisis
sastra dalam kaitannya dengan proses novel Ayah karya Andrea Hirata
kreatif. Wellek dan Warren (1962) dengan menggunakan pendekatan
dalam Ratna (2015, 343) membedakan psikologi sastra dan nilai pendidikan
analisis psikologis yang pertama ini karakter pada novel Ayah karya
menjadi dua macam, yaitu studi Andrea Hirata.
psikologi yang semata-mata berkaitan Tokoh dan Perwatakan
dengan pengarang, seperti kelainan Analisis novel Ayah karya Andrea
kejiwaan, sebagai sejenis gejala Hirata menggunakan pendekatan
neurosis, sedangkan studi yang kedua psikologi sastra dapat diketahui dengan
berhubungan dengan inspirasi, ilham, menganalisis sifat atau perwatakan
dan kekuatan-kekuatan supernatural setiap tokoh. Berikut uraian tokoh dan
lainnya. perwatakan yang ada di dalam novel
Pada dasarnya psikologi sastra Ayah karya Andrea Hirata.
memberikan perhatian pada masalah
yang kedua, yaitu pembicaraan dalam Sabari
kaitannya dengan unsur-unsur Sabari adalah sosok pemuda lugu
kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang yang memiliki wajah pas-pasan. Di
terkandung dalam karya. Psikologi balik keluguannya Sabari memiliki
sastra jelas tidak bermaksud untuk rasa cinta yang sangat tulus kepada
membuktikan keabsahan teori Marlena. Sabari pemuda yang sangat
psikologi, misalnya, dengan jujur, penyayang, dan pantang
menyesuaikan yang terdapat di dalam menyerah.
teks denganyang dilakukan oleh Amiru (Zorro)
pengarang atau teori Freud, Jung, dan Amiru atau Zorro adalah anak
Lacan. Psikologi sastra adalah analisis Sabari dan Marlena. Meskipun bukan
teks dengan mempertimbangkan darah daging asli Sabari, namun sifat-
relevansi dan peranan studi psikologis. sifat baik Sabari menurun pada Amiru.
Dua karya sastra yang memiliki Amiru adalah anak yang sangat cerdas,
kajian relevan dengan penelitian ini penyayang, rajin, dan berbakti kepada
yaitu Gholipour & Sanahmadi (2013, orangtua.
52) dengan novel The Great Gatsby
memiliki daya tarik cerita dari Marlena
Marlena adalah sosok perempuan
dramatisasi jiwa karakter yang terlibat
dengan emosional yang asli. Emosional yang sangat indah parasnya angkuh,
tampak implisit dari ketidakmampuan keras kepala, namun sangat
karakter 'untuk bertahan hidup dan menyayangi Amiru atau Zorro.
mengatasi konflik yang belum Markoni
terselesaikan di dalamnya.Gupta Markoni adalah ayah Marlena.
(2016:29) memberi sorotan pada Sosok lelaki yang semasa mudanya
penelitiannya tentang pengalaman, sangat membangkang kepada ayahnya.
baik itu cinta, persahabatan, Dia termasuk orang yang sangat
perkawinan, ibu atau anak-anak di beruntung karena mendapat hidayah.
dalam novel yang didramakan. Hasil Hidupnya berubah semenjak di sukses
penelitian menunjukkan bahwa menjadi pengusaha beton. Liku-liku
kejiwaan dari salah satu tokoh
54 Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017
Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Novel Ayah Karya Andrea Hirata

hidup yang ia lalui membuatnya sadar matematika tidak segan-segan


dengan kesalahan masa silamnya dan meminta maaf dan mengakui
menjadikan dia semakin hari semakin kehilafannya sebagai manusia biasa.
arif terhadap orang di sekitarnya. Pengarang ingin menunjukkan bahwa
tokoh ibu guru matematika memiliki
Tamat dan Ukun
karakter tak segan mengakui
Mereka berdua adalah sahabat
kesalahan yang pernah diperbuatnya.
Sabari semenjak kecil. Mereka
Masih banyak tokoh di dalam novel
memiliki jiwa persahabatan yang
Ayah karya Andrea Hirata, namun
sangat kuat, kasih sayang, dan
penulis membatasi delapan tokoh saja
ketulusan hati yang luar biasa.
di dalam makalah ini. Penulis
Izmi berpendapat bahwa dari enam tokoh
Izmi adalah teman sekolah Sabari, yang sering muncul di dalam cerita,
namun Sabari tidak begitu mengerti sudah cukup memberikan gambaran
Izmi. Izmi yang semula adalah anak tentang pendidikan karakter dan
orang kaya mendadak jatuh miskin kajian psikologi sastra.
lantaran ayahnya korupsi. Saat
pendidikannya di ambang kehancuran Nilai-nilai Pendidikan Karakter
lantaran nilai yang dia peroleh di Berikut ini temuan nilai-nilai
bangku sekolah sering merah. Nilai pendidikan karakter yang terdapat
merah ia dapatkan karena ia harus pada pada novel Ayah karya Andrea
membanting tulang bekerja membantu Hirata, baik yang berasal dari
ibunya selepas sekolah. Izmi adalah percakapan antartokoh maupun narasi
tokoh yang menjadi kuat dan pengarang. Pembahasan diurutkan
bersemangat setelah terinspirasi dari berdasarkan nomor halaman di mana
tokoh Sabari. nilai pendidikan karakter tersebut
Amirza berada.
Amirza adalah salah satu tokoh Data 1, Hal. 11
yang dilukiskan oleh pengarang Pada penggalan cerita di bawah ini,
memiliki kepribadian yang sangat dengan pendekatan psikologi sastra
kocak dalam bereksperimen, terutama dapat ditemukan bahwa tokoh Sabari
tentang radio. Meskipun kocak dan mampu meredam hasratnya untuk
gemar sekali uji coba supaya radionya tampil paling pandai karena paling
memiliki suara yang jernih, Amirza cepat menjawab soal tes.
adalah tokoh yang sangat baik dan
Dalam waktu singkat, Sabari telah
ayah yang bertanggungjawab kepada menjawab semua soal, tetapi dia tak
anak dan istrinya.diceritakan oleh ingin mengecewakan pihak-pihak yang
pengarang bahwa Amirza adalah suami telah memberinya nama Sabari, yakni
terakhir Marlena itu berarti Amirza ayahnya dan diaminkan neneknya.
adalah ayah angkat Amiru (Zorro). Ditunggunya dengan sabar sampai
waktu mau habis. Jika menyerahkan
Ibu Guru Matematika jawaban secara mendadak, peserta lain
Ibu guru matematika adalah tokoh bisa terintimidasi, lalu grogi, pecah
yang tidak sering muncul di dalam konsentrasi lalu berantakan. Betapa
cerita. Tokoh ini dimunculkan oleh tampan budi pekerti anak itu (Hirata
pengarang ketika menceritakan masa 2015,11).
kecil tokoh Sabari bersama rekan- Tentunya hal ini adalah perasaan yang
rekannya. Dijelaskan secara tersirat murni lahir dari hati tokoh Sabari.
oleh pengarang bahwa tokoh ibu guru Tokoh Sabari ini dilukiskan oleh
matematika ini memiliki sifat yang pengarang memiliki ketulusan hati
sangat sabar. Pernah kecewa dengan yang luar biasa.
nilai Izmi yang selalu merah, ibu guru

Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017 55


Winda Dewi Pusvita

Penggalan cerita di atas juga dapat Rasa tanggung jawab itu tentu bukan
dikaitkan dengan pendidikan karakter untuk dipuji-puji, namun murni dari
poin ke-17 yaitu peduli sosial (sikap hatinya yang terdalam. Menyadari
dan tindakan yang selalu ingin bahwa ia adalah seorang suami yang
memberi bantuan pada orang lain dan harus bertanggungjawab terhadap
masyarakat yang membutuhkan). anak dan istrinya, membuat hati
Sikap tersebut dapat dibuktikan kecilnya yang memang telah baik,
dengan tokoh Sabari tidak mau segera untuk bergerak mengusahakan
keluar karena khawatir mengganggu semaksimal mungkin hal yang bisa ia
konsentrasi teman-temannya atau usahakan demi kesembuhan istrinya,
peserta tes lain yang belum selesai Marlena.
menjawab soal. Kejadian seperti Tanggung jawab adalah nilai
banyak sekali di lingkungan kita dan pendidikan karakter poin ke-18 (sikap
jelas ketika kita belum selesai dan perilaku seseorang untuk
menjawab soal namun ada yang telah melaksanakan tugas dan
selesai terlebih dahulu dan sudah kewajibannya, yang seharusnya dia
mengumpulkan jawaban kepada guru. lakukan, terhadap diri sendiri,
Apabila kita masih memiliki masyarakat, lingkungan (alam, sosial
tanggungan menjawab berapa puluh dan budaya), negara dan Tuhan Yang
soal lagi, rasanya merasa terbebani dan Maha Esa). Sikap tanggung jawab yang
konsentrasi buyar kemana-mana. ada pada diri Amirza sudah selayaknya
Budi baik yang tokoh Sabari miliki dicontoh oleh pembaca sebagai calon
dengan ketulusannya sangat patut ayah maupun yang telah menjadi ayah.
dicontoh terutama oleh generasi muda Bahwa memang sudah selayaknya
saat ini. Betapa tidak berartinya sifat seorang suami bertanggung jawab atas
sombong dan ingin tampil „wah‟ di keadaan istrinya apabila sang istri
depan guru maupun di depan teman- sedang ditimpa kemalangan seperti
teman yang lain. Sifat sombong itu sakit.
justru akan menghancurkan Penggalan cerita di atas juga
konsentrasi mereka dan membuat nilai menggambarkan betapa berbaktinya
mereka jatuh karena bisa jadi mereka tokoh Amiru kepada ibunya, Marlena.
menjawab soal asal-asalan. Ia gemar mendoakan kesembuhan
untuk ibunya yang sudah sakit-sakitan
Data 2, Hal. 14
dan di sela-sela waktu senggangnya ia
Seperti halnya penggalan cerita
menjaga ibunya yang sedang sakit
yang telah dibahas di atas. Pada bagian
dengan tulus hati. Dikaji berdasarkan
penggalan cerita berikut ini, tokoh
psikologi sastra ditemukan bahwa
Amirza atau ayah Amiru adalah sosok
tokoh Amiru berhati mulia berbakti
ayah yang digambarkan oleh pengarang
kepada kedua orangtuanya dan
memiliki rasa tanggung jawab yang
dibuktikan pada penggalan cerita di
tinggi.
atas.
Amiru kagum akan rasa sayang,
Berbakti kepada orangtua
kesabaran, dan ketelatenan ayahnya
mencerminkan nilai pendidikan
merawat ibunya. Oleh karena itu, dia,
selaku anak tertua, juga selalu rajin karakter ke-1 yaitu religius (sikap dan
merawat ibunya. Jika keadaan perilaku yang patuh dalam
mencemaskan, Amiru berbaring di melaksanakan ajaran agama yang
samping ibunya, diciuminya tangan dianutnya, toleran terhadap
ibunya sambil berdoa agar ibunya pelaksanaan ibadah agama lain, dan
lekas sembuh. Sementara ayahnya hidup rukun dengan pemeluk agama
terus berusaha mencari penyembuhan lain). Seperti yang diperintahkan
untuk ibunya (Hirata 2015,14). semua agama yang ada di Indonesia,
bahwa menghormati dan berbakti
56 Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017
Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Novel Ayah Karya Andrea Hirata

kepada ke-2 orangtua kandung maupun sangat patut dicontoh. Demi


orangtua yang lain adalah suatu mengetahui suatu hal yang
kewajiban, kebajikan, dan perilaku dianggapnya sangat ganjil, dia
yang sangat mulia. Tokoh Amiru sudah berusaha mengetahui perkara tersebut
dilukiskan oleh pengarang memiliki dari siapa pun dan dari mana pun.
perilaku tersebut kepada ayah dan Pelajar Indonesia sangat perlu
ibunya. Sebagai generasi muda yang mencontoh tokoh Amiru ini.
telah digrogoti oleh teknologi canggih, Selain nilai pendidikan karakter
tidak lantas kita mengesampingkan kerja keras yang ada pada penggalan
peran orangtua selama kita bayi, kecil, cerita di atas nilai lain juga terdapat
remaja, hingga sekarang. Berbakti pada penggalan cerita di atas, yaitu
kepada mereka sampai kapan pun nilai pendidikan karakter yang ke-9
tetap menjadi kewajiban yang utuh rasa ingin tahu (sikap dan tindakan
sebagai seorang anak yang telah yang selalu berupaya untuk
dididik dan dibesarkan. mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
Data 3, Hal. 47
dilihat, dan didengar). Keganjilan
Pada penggalan cerita di bawah ini,
“kandang bebek yang bisa membuat
ditemukan watak Amiru yang mau
suara radio menjadi jernih” membuat
bekerja keras. Ini terbukti dari istilah
Amiru penasaran dan ingin tahu seluk-
yang digunakan oleh pengarang yaitu
beluk hal tersebut bisa terjadi.
kata „bertekad‟.
Lantaran narasumber tidak
Pulang dari kios Gaya Baru, Amiru
memberinya jawaban yang sesuai
belajar dengan tekun. Dia mau segera
dengan harapannya, rasa ingin
masuk SMP. Dia bertekad untuk
menghadapi Syarif Miskin lagi (Hirata tahunya berlanjut hingga dia bercita-
2015, 47). cita melanjutkan sekolah ke jenjang
yang lebih tinggi, untuk mencari tahu.
Kata „bertekad‟ mengindikasikan
bahwa tokoh memiliki keinginan yang Data 4, Hal 60
kuat untuk mencapai suatu hal tanpa Pada penggalan cerita di bawah ini
adanya pengaruh dari orang lain, tokoh yang dimaksudkan, yaitu ibu
maksudnya tanpa ada paksaan dari guru matematika, memiliki watak yang
orang lain. Kata „bertekad‟ tak segan mengakui kesalahannya.
menunjukkan bahwa Amiru ingin Bu guru “Aku terlalu meremehkanmu,
membuktikan dia bisa dan mampu Izmi. Maafkan aku, Boi.” Izmi
menjadi dirinya yang lebih baik dari tersenyum (Hirata 2015, 60).
saat ini. Watak ini dapat dibuktikan dari
Kerja keras adalah nilai pendidikan ucapannya secara langsung di dalam
karakter yang ke-5 (perilaku yang cerita “Aku terlalu meremehkanmu...”
menunjukkan upaya sungguh-sungguh Kata yang diucapkan oleh ibu guru
dalam mengatasi berbagai hambatan matematika adalah kata-kata yang
belajar dan tugas, serta menyelesaikan murni dari hatinya bukan karena
tugas dengan sebaik-baiknya). Selain paksaan dari orang lain.kata-kata itu
dibuktikan oleh pengarang dengan kata ajaib keluar dari bibirnya lantaran ia
„bertekad‟, pengarang juga menguatkan sangat bahagia mengetahui salah satu
dan ingin menunjukkan bahwa tokoh siswa yaitu Izmi yang semula selalu
Amiru memiliki sifat pekerja keras dari mendapat nilai merah pada mata
kalimat “Amiru belajar dengan tekun”. pelajarannya, kini drastis meningkat
Dengan belajar dengan tekun untuk meskipun tidak drastis.
bercita-cita masuk SMP Amiru dapat Dari penggalan cerita di atas, nilai
digambarkan bukanlah sosok pelajar pendidikan karakter yang dapat dipetik
yang memiliki sistem belajar Sistem yaitu nilai pendidikan karakter yang
Kebut Semalam (SKS). Tokoh Amiru ini ke-12, menghargai prestasi (sikap dan

Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017 57


Winda Dewi Pusvita

tindakan yang mendorong dirinya Namun jiwa baik Sabari mengalahkan


untuk menghasilkan sesuatu yang semuanya, meskipun ia cemburu, ia
berguna bagi masyarakat, dan tetap bahagia dengan membayangkan
mengakui, serta menghormati kebahagiaan mereka.
keberhasilan orang lain). Dilihat dari nilai pendidikan
Ibu guru matematika dengan kata- karakter, penggalan cerita di atas
katanya “Aku terlalu meremehkanmu, memiliki nilai pendidikan karakter
Izmi. Maafkan aku, Boi”, secara tersirat yang ke-14 yaitu cinta damai (sikap,
menunjukkan bahwa ia sangat perkataan, dan tindakan yang
menghargai prestasi yang diperoleh menyebabkan orang lain merasa
Izmi. Prestasi nilai yang semula selalu senang dan aman atas kehadiran
berada di bawah lima, Izmi bisa dirinya). Meskipun Lena dan Bogel
membuktikan bahwa ia bisa tidak menyukai Sabari, namun Sabari
mendapatkan nilai di atas lima, nilai tetap saja berbuat baik dan mendoakan
yang tak pernah terduga dapat hal-hal yang terbaik untuk mereka.
diperoleh oleh Izmi.
Data 6, Hal. 89
Selain nilai pendidikan karakter
Pada penggalan cerita di bawah ini
menghargai prestasi, pada penggalan
dari sudut pandang psikologi sastra
cerita di atas terdapat juga nilai
tampak konflik batin sebuah
pendidikan karakter yang ke-2, jujur
pengharapan yang besar dari Amiru
(perilaku yang didasarkan pada upaya
akan kemenangannya, lantaran ia
menjadikan dirinya sebagai orang yang
berjuang untuk menang dan membawa
selalu dapat dipercaya dalam
pulang hadiah untuk dipersembahkan
perkataan, tindakan, dan pekerjaan).
kepada bapak dan ibunya.
Ibu guru matematika dengan jujur
Hal lain yang membuat Amiru girang
mengakui kesalahannya dan meminta
bukan hanya jumlah hadiahnya,
maaf. Terbukti dari kata-katanya ‘Aku
melainkan dia juga yakin akan menang,
terlalu meremehkanmu, Izmi. Maafkan paling tidak juara ketiga di tangan.
aku, Boi.‟ Hal ini sangat patut dicontoh, Alasannya masuk akal, dia terbiasa
mengingat dnegan adanya permintaan bekerja keras (Hirata 2015, 89).
maaf yang serupa ini dapat kembali Nilai pendidikan karakter yang ada
meningkatkan rasa percaya diri, murid, pada tokoh ini adalah kerja keras.
teman, maupun saudara. Betapa kata Amiru pantang menyerah untuk
„maaf‟ adalah kata emas yang jarang berusaha menjadi pemenang, meskipun
sekali dapat diucapkan oleh setiap pada akhirnya dia harus pulang dengan
orang. tangan kosong.
Data 5, Hal. 85 Data 7, Hal.107-108
Konflik batin yang muncul pada Konflik batin yang ada pada
tokoh Sabari pada bagian cerita di penggalan cerita berikut adalah konflik
bawah ini adalah rasa cemburu karena batin Izmi yang sangat bangga melihat
membayangkan Lena bahagia sekali idolanya bahagia di hari perpisahan
dengan Bogel Leboi. masa SMA.
Dibayangkannya betapa sentosanya Sopir dan para siswa membantu Sabari
Lena dan Bogel Leboi di kelas sebelah mengangkat kursi roda sekalian
menyotek rumus volume kerucut yang dengan ayahnya. Sedih bercampur
benar itu. Sejahteralah mereka. bangga Izmi melihat Sabari mendorong
Dibayangkannya kedua sejoli itu kursi roda ayahnya menuju sekolah
terkikik mesra. Dia cemburu, tetapi (Hirata, 2015, 107-108).
bahagia untuk mereka (Hirata 2015,
85). Izmi yang sudah lama menimba
semangat kepada Sabari, sangat
bahagia melihat Sabari yang selain

58 Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017


Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Novel Ayah Karya Andrea Hirata

menjadi tumpuan semangatnya, Sabari jarinya melepuh. Tangannya penuh


adalah anak yang baik dan berbakti balutan plester (Hirata 2015, 131).
kepada orang tuanya, hal tersebut Nilai pendidikan karakter yang
menambah semakin yakinlah Izmi dapat dipetik dari penggalan cerita di
akan kebaikan Sabari. atas adalah nilai pendidikan karakter
Nilai pendidikan karakter yang ada ke-5 yaitu kerja keras dan nilai
pada penggalan cerita ini yaitu nilai pendidikan karakter ke-6 yaitu kreatif
pendidikan karakter ke-13 yaitu (berpikir dan melakukan sesuatu untuk
bersahabat/komunikatif (tindakan yang menghasilkan cara atau hasil baru dari
memperlihatkan rasa senang berbicara, sesuatu yang telah dimiliki) dan nilai
bergaul, dan bekerja sama dengan pendidikan karakter ke-7 yaitu mandiri
orang lain). (sikap dan perilaku yang tidak mudah
Data 8, Hal. 113 tergantung pada orang lain dalam
Pada penggalan cerita di bawah ini, menyelesaikan tugas-tugas). Amiru
konflik batin yang dirasakan oleh yang masih duduk di bangku SD dapat
Sabari adalah konflik batin di ambang berpikir mencari kerja adalah salah
satu jalan kreatif untuk membantu
keputusasaan lantaran ia belum juga
bisa melupakan pujaan hatinya yaitu ekonomi orangtuanya yang pas-pasan.
Lena. Di sisi lain niatnya untuk tidak minta
dikasihani oleh orang lain dan tetap
Dia mau kerja berat membanting
berjuang mencari kerja sendiri adalah
tulang. Dia mau tubuhnya hancur
setiap pulang kerja, lalu jatuh tertidur
salah satu sikap mandiri yang dimiliki
lupa diri. Bangun tidur dan bekerja oleh Amiru sebagai anak kecil.
keras lagi. Semua itu karena ia mulai Data 10a, dan 10b, Hal. 138 dan 140
bertekad untuk melupakan Lena. Ini Konflik batin Sabari yang tetap
kemajuan. Barangkali semakin dewasa
berjuang sekuat tenaga untuk dapat
ia semakin bijak (Hirata 2015, 113).
melupakan Lena, patut diacungi
Namun di balik itu, kerja kerasnya jempol. Jiwanya dipenuhi hawa positif
untuk selalu melupakan Lena dan sehingga tak sembarang orang dapat
menemukan siapa jodohnya membuat menggugurkan apa yang sudah
dia menjadi manusia yang jauh di luar menjadi kehendaknya.
nalar manusia biasa. Konflik batin
Tentu setiap hari dia jadi bulan-
tersebut dapat teratasi dengan bulanan Ukun dan Tamat. Sabari tak
karakter baik yang Sabari miliki yaitu hirau, tetap tekun berlatih. Setelah
positive thinking. Nilai pendidikan berminggu-minggu dia bisa mengisi
karakter yang bisa dipetik dari jeriken minyak tanah sepuluh liter,
penggalan cerita di atas adalah nilai artinya dia mampu tak bernapas
pendidikan karakter ke-5 yaitu kerja selama 150 detik! Hampir tiga menit,
keras. fantastis. Sedikit lagi dia bisa
megalahkan anak buaya muara
Data 9, Hal. 131 (Hirata 2015, 138).
Pada penggalan cerita berikut, Meskipun pada akhirnya dia tidak
konflik batin Amiru yang optimis dapat lantas menyerah pasrah untuk
menebus radio ayahnya adalah konflik melupakan Lena, namun ia berjuang
batin keyakinan yang tidak bisa untuk mendapatkan Lena.
diganggu gugat lagi oleh siapapun, Setelah menimbang segala hal,
lantaran itu lahir dari hatinya sendiri. akhirnya Sabari memutuskan untuk
Membuat gantungan kunci meliputi menempuh rencana terakhir itu.
pekerjaan memotong, mengikir, Orang-orang bisa menduga dia mau
melubangi, dan mengasah berbagai bunuh diri karena tak sanggup
benda, mulai dari tempurung kelapa menanggung durjana cinta, oh, tidak,
sampai pelat besi. Amiru mengerjakan tidak ada sifat-sifat berkecil hati
semuanya dengan cepat dan teliti. Jari- seperti itu dalam diri tokoh kita.

Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017 59


Winda Dewi Pusvita

Rencana terakhir itu adalah dia pulang Konflik batin yang ada pada Sabari
ke Belantik lalu melamar kerja di adalah konflik batin kerelaan dan
pabrik percetakan batako punya pasrah kepada kenyataan, pun
Markoni, ayah Marlena, yang dia tahu demikian ia tidak pernah berputus asa
pabrik itu berada di samping rumah
dengan keadaan yang menimpanya.
keluarga Markoni (Hirata 2015,140).
Justru sebaliknya, ia menjadi pribadi
Nilai pendidikan karakter yang dapat yang semakin lapang dada dan
dipetik dari penggalan cerita di atas mengerti untuk apa ia sejatinya
adalah nilai pendidikan karakter ke-5 dilahirkan.
yaitu kerja keras.
Sekarang Sabari tahu bahwa dia
Data 11, Hal. 156 dilahirkan untuk menjadi seorang
Konflik batin yang muncul pada ayah. Seorang ayah bagi Zorro.
tokoh Markoni adalah sebuah bentuk Anaknya telah mengurai semua mimpi
dari rasa syukurnya karena ia terlepas tentangnya. Bahwa wajahnya tidak
tampan agar dia tidak menjadi seperti
dari mara bahaya kemiskinan yang
Bogel Leboi. Karena dia seorang Sabari
pernah melandanya dan keluarga maka Tuhan memberinya Zorro.
lantaran ia pernah durhaka kepada Bahwa tangannya yang kasar dan kuat
ayahnya. seperti besi adalah agar dia tak
“Ketiga, juga seperti Sabari, jujur! gampang lelah menggendong Zorro.
Jangan kau kurangi takaran semen Bahwa dia gemar berpuisi dan
jika mencetak batako. Batako kita berkisah adalah agar dapat
harus tahan gempa bumi minimal membesarkan anaknya dengan puisi
tujuh skalah richter. Kalau kau (Hirata 2015, 227).
curang, akibatnya bisa fatal. Sekolah Rasa lapang dada tersebut berbuah
bisa roboh, murid-murid dan guru-guru menjadi rasa syukur akan segala
yang mulia bisa celaka. Biarlah orang-
kekurangan yang ia miliki ternyata ia
orang di luar sana makmur sentosa
karena mencuri, kita jangan! Meski sadari bahwa kekurangan itu
susah kita harus jujur.” (Hirata, merupakan suatu kelebihan yang tak
2015,156). ternilai harganya dan memang telah
Tuhan skenariokan untuknya, hanya
Jiwa Markoni drastis sadar dan
menjadi pribadi yang peduli. untuknya. Niali pendidikan yang dapat
Kepedulian itu dapat diambil sebagai dipetik dari penggalan cerita di atas
adalah nilai pendidikan karakter ke-1
contoh memiliki nilai pendidikan
karakter yaitu nilai pendidikan yaitu religius dan nilai pendidikan
karakter ke-11 cinta tanah air dan nilai karakter ke-18 yaitu tanggung jawab.
pendidikan karakter ke-10 semangat Data 13, Hal. 267
kebangsaan (Cara berpikir, bertindak, Konflik batin yang dapat
dan berwawasan yang menempatkan ditemukan dari penggalan cerita di
kepentingan bangsa dan negara di atas bawah ini merupakan konflik batin
kepentingan diri dan kelompoknya). seorang Ibu yang merasa ingin mencari
jati dirinya berada dan selalu ingin
Data 12a dan 12b, Hal. 184 dan 227
Lepas dari pekerjaannya dan menjadi dirinya sendiri.
beralih profesi menjadi ayah sekaligus Dalam suratnya kepada Zuraida, Lena
ibu bagai anaknya adalah pekerjaan berkata, manusia bisa berada di
tempat yang sama dalam waktu yang
yang tidak semua laki-laki bisa
berbeda, tetapi tak bisa berada di
melakukannya. tempat yang berbeda dalam waktu
Sabari adalah ayah sekaligus ibu bagi yang sama, semua itu karena pencipta
Zorro, full time. Diamenyuapi Zorro manusia mau agar manusia setia.
dan meminuminya susu. Dia terjaga Kata-kata Lena itu macam teori lorong
sepanjang malam jika anak itu sakit waktu, aneh, ganjil, tapi hebat (Hirata
(Hirata 2015,184). 2015, 267).

60 Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017


Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Novel Ayah Karya Andrea Hirata

Meskipun Lena dapat dikategorikan Namun di dalam cerita ini pengarang


sebagai orang yang tidak mudah mengemasnya dengan cara yang
merasa cukup dan berbuat seenaknya berbeda bahwa Amiru atau Zorro
sendiri, namun adalah salah satu meskipun hidup di tempat yang tidak
contoh ibu yang bertanggungjawab menentu karena menjadi korban
terhadap anaknya. Ia tak pernah keliberalan Lena, Amiru tetap menjadi
melupakan bahwa ia memiliki anak, anak yang baik dan berbakti kepada
Zorro selalu dibawanya ke mana-mana. orang tuanya.
Rasa kecewa ketika ia pernah dijadikan Dia selalu belajar meski keadaan tak
salah satu korban perselingkuhan mendukung. Dia membaca buku di
menunjukkan bahwa sesungguhnya terminal, di stasiun, dalam bus, kereta,
setiap manusia memiliki kelemahan dan kapal feri. Dia belajar saat
dan air mata untuk diteteskan menunggu ibunya pulang dari menjaga
meskipun ia mengaku dirinya sekuat toko (Hirata 2015, 272).
baja sekali pun. Amiru tetap giat belajar menjadi nilai
Oleh karena itu nilai pendidikan tambah positif yang lain. Oleh karena
yang dapat dipetik dari penggalan itu nilai pendidikan karakter yang
cerita di atas adalah nilai pendidikan dapat dipetik dari penggalan cerita di
karakter ke-8 yaitu demokratis (cara atas adalah nilai pendidikan karakter
berfikir, bersikap, dan bertindak yang ke-4 yaitu disiplin, nilai pendidikan
menilai sama hak dan kewajiban karakter ke-1 yaitu religius, dan nilai
dirinya dan orang lain) dibuktikan pendidikan karakter ke-11 yaitu cinta
dengan ke mana pun Lena membawa tanah air (cara berfikir, bersikap, dan
Zorro ia selalu memberikan pendidikan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepada anaknya tersebut, Zorro selalu kepedulian, danpenghargaan yang
dimasukkan ke sekolah meskipun tinggi terhadap bahasa, lingkungan
berpindah-pindah. Usaha Lena untuk fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
mencari jati dirinya adalah suatu politik bangsa).
tuntutan pada dirinya sendiri dan Nilai pendidikan karakter ke-1 yaitu
orang tuanya bahwa Lenamemiliki hak religius dapat ditunjukkan oleh Amiru
dan kemampuan yang sama dengan melalui bakti dan setianya kepada
orang lain pada umumnya, yang tidak ibunya, Lena. Cinta tanah air terbukti
bisa dikekang. dari gemarnya Amiru membaca untuk
mendongkrak ketidaktahuan dan
Data 14a dan 14b, Hal. 269 dan 272
kemampuannya membuat bahasa-
Konflik batin yang dirasakan
bahasa yang indah termasuk satu jalan
Amiru sebagai anak kecil yang
mencintai tanah air, Indonesia.
diombang-ambingkan oleh Lena hidup
menggelandang di mana-mana adalah Data 15a dan 15b, Hal. 299 dan 337
jerit tangis serang anak yang tidak Konflik batin terjadi pada dua
memiliki tempat tinggal yang tetap. sahabat Sabari, yaitu Tamat dan Ukun.
Zorro berusaha memahami ibunya, dan Keesokannya, Jumat sore, berbondong-
baginya dalah kewajiban seorang anak bondong orang ke dermaga untuk
untuk memahami orangtua. Maka, mengantar Tamat dan Ukun. Banyak
meski hidup mereka kocar-kacir, Zorro sekali, mereka datang karena
dan ibunya kompak saja. Mereka adalah bersimpati dapa dua sahabat yang
ibu dan anak, tetapi sering bak kawan ingin mencari Lena dan Zorro, demi
dekat. Zorro tahu ibunya tengah sahabat lainnya (Hirata 2015, 299).
mengalami saat-saat yang sulit. Dia ada Di ambang keputusasaannya
di sana untuk ibunya. Dia selalu mencari Zorro dan Marlena tetap tak
berusaha membesarkan hati ibunya,
pupus jua, demi persahabatannya
melindunginya, sekuat kemampuannya
(Hirata 2015, 269).
dengan Sabari dan tidak tega melihat
dia menggelandang di pasar, dua

Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017 61


Winda Dewi Pusvita

sahabat ini rela menyerahkan jiwa dan cinta damai, nilai peduli sosial, dan
raga demi menemukan obat bagi yang terakhir adalah tanggung jawab.
Sabari. Komposisi nilai-nilai tersebut secara
“Kita harus menyelesaikan apa yang ringkas dapat pula dilihat pada tabel
telah kita mulai. Kalau gagal di sana, berikut.
baru kita pulang.” (Hirata 2015, 337).
Tabel: Muatan Pendidikan Karakter
Nilai pendidikan karakter yang ada dalam Novel Ayah
pada tokoh ini yaitu nilai pendidikan
karakter ke-5, kerja keras. Nilai Pendidikan
Bukti (Hal.)
Karakter
Data 16, Hal. 138
Konflik batin Sabari yang tetap Religius 14, 227,
berjuang untuk mengalahkan segala 269
Jujur 60
yang menghalanginya dalah
Disiplin 272, 138
perwujudan seorang ayah yang sangat Kerja keras 47, 89, 113, 138,
mencintai anaknya. 140, 299, 337,
Fatamorgana menari-nari di atas aspal 138
yang panas, mengejek dan Kreatif 131
mematahkan semangat Sabari untuk Mandiri 131
berhenti. Sabari tetap berlari (Hirata Demokratis 267
2015,138). Rasa ingin tahu 47
Dalam perspektif yang lebih jauh, Semangat 156
ambisi yang terkadang tidak masuk kebangsaan
Cinta tanah air 156, 272
akal memang sering orangtua lakukan
Menghargai 60
untuk anak yang dicintainya,
prestasi
contohnya di dunia novel adalah Bersahabat/ 107-108
Sabari. Aral apapun yang ada di komunikatif
depannya, diterjangnya demi Cinta damai 85
menunjukkan kepada anaknya, Zorro Peduli sosial 11
bahwa ia bisa menjadi ayah yang patut Tanggung jawab 14, 184
dibanggakan.
Nilai karakter yang ada pada Berkaitan dengan hal-hal tersebut,
penggalan cerita di atas adalah nilai konflik batin yang ditemukan pada
pendidikan karakter poin ke-5 kerja rata-rata tokoh yang dianalisis di
keras dan ke-4 disiplin (orang lain yang dalam novel Ayah karya Andrea Hirata
berbeda dari dirinya. Tindakan yang dikaji dengan menggunakan
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pendekatan psikologi sastra, ternyata
pada berbagai ketentuan dan rata-rata konflik batin para tokoh yang
peraturan). Sebelum dan selama ada pada novel Ayah karya Andrea
mengikuti perlombaan lari tersebut, Hirata adalah konflik batin yang
Sabari sangat disiplin latihan dan bernilai positif atau baik. Sehingga
sangat patuh kepada pelatihnya yaitu novel ini sangat baik apabila dibaca
Toharun. oleh siswa dan siswi terutama yang
Dari uraian panjang di atas dapat masih duduk di bangku Sekolah
ditemukan nilai pendidikan karakter Menengah Pertama (SMP) maupun
dari novel Ayah karya Andrea Hirata Sekolah Menengah Atas (SMA).
sebanyak 15 nilai pendidikan karakter,
yaitu religius, jujur, disiplin, kerja PENUTUP
keras, kreatif, mandiri, demokratis, Dari uraian panjang tulisan pada
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan
cinta tanah air, menghargai prestasi, bahwa novel Ayah karya Andrea Hirata
nilai bersahabat/komunikatif, nilai adalah salah satu novel yang memiliki

62 Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017


Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Novel Ayah Karya Andrea Hirata

jumlah nilai pendidikan karakter tinggi Gholipour, A. Mojtaba dan B. Mina


yaitu sebanyak lima belas nilai Sanahmadi,. 2013. “A Psychoanalytic
pendidikan karakter dari jumlah Attitude to The Great Gatsby”.
delapanbelas keseluruhan nilai International Journal of Humanities
and Management Sciences (IJHMS). 1
pendidikan karakter. Selain itu konflik
(1): 51-53
batin yang ditemukan oleh pengkaji
Gupta, Pallavi. 2016. “Split in Identity in
melalui pendekatan psikologi sastra
Hayavadana”. International Journal for
ditemukan bahwa rata-rata konflik bati Research in English Language,
yang ada adalah konflik batin yang Literature and Humanities. 1 (6): 11-30
baik, artinya bukan konflik batin yang
Hirata, Andrea. 2015. Ayah. Yogyakarta:
tabu atau tidak baik. Penerbit Bentang
Berdasarkan simpulan di atas
Kerangka Acuan Pendidikan Karakter
penulis dapat memberikan beberapa
Tahun Anggaran 2010. 2010. Jakarta:
saran kepada pihak terkait. Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
kepada guru, sekiranya guru dapat Kementerian Pendidikan Nasional
membaca novel ini dan mengambil Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan
hikmah setelah membaca, di dalam Karakter Panduan Lengkap Mendidik
novel ini banyak sekali nilai positif Siswa menjadi Pintar dan Baik.
yang tentunya dapat menjadi inspirasi Bandung: Penerbit Nusa Media
guru untuk disampaiakan kepada Pengembangan Pendidikan Budaya dan
siswa. Kedua, kepada siswa, Karakter Bangsa. 2010. Jakarta:
diharapkan siswa dapat membaca novel Kementerian Pendidikan Nasional,
ini dengan saksama supaya dapat Badan Penelitian dan Pengembangan
mencontoh beberapa tokoh yang baik di Pusat Kurikulum
dalam novel ini. Ketiga, kepada Prasetyo, Pamungkas Tri. 2013. “Kajian
mahasiswa,penikmat sastra, maupun Sosiologi Sastra dalam Novel Kubur
kepada penelaah sastra, harapan ke Ngemut Wewadi Karya AY Suharyono
depan analisis mengenai nilai dan Kemungkinan Pembelajarannya di
pendidikan karakter yang ada di dalam Kelas XI SMA”. Universitas
Muhammadiyah Purworejo. 2 (4)
novel tetap berlanjut, barangkali
apabila ditelaah lebih mendalam lagi Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode,
dan Teknik Penelitian Sastra.
akan ada tambahan nilai pendidikan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
karakter yang ada di dalam novel Ayah
karya Andrea Hirata. Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert
Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DAFTAR PUSTAKA Suryadi, Ace, Hayat, Rustana, dkk. 2014.
Pendidikan Untuk Transformasi
Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Bangsa. Jakarta: Kompas Media
Membangun Perilaku Positif Anak Nusantara
Bangsa. Bandung: Yrama Widya Winarni, Retno. 2013. Kajian Sastra.
Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra: Salatiga: Widyasari Press
Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Leksema Vol 2 No 1 Januari-Juni 2017 63

Anda mungkin juga menyukai