Sulastri BAB II PDF
Sulastri BAB II PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker anogenital
Kanker anogenital atau bisa disebut juga non cervical anogenital
cancer merupakan sejenis lesi precursor tipikal abnormal yang terjadi pada
bagian genital, termasuk didalamnya adalah bagian penis, vulva, vagina dan
anal. Faktor penyebab utama terjadinya kanker anogenital yaitu infeksi dari
Human Papiloma Virus (HPV). HPV diyakini memiliki hubungan kuat
dengan kejadian kanker anogenital. Pervalensi secara keseluruhan HPV pada
kanker anogenital adalah lebih dari 80% dapat menyebabkan kanker anal dan
sekitar 40%-50% menyebabkan kanker penis, vulva dan vagina (Louchini et
al., 2008). Tipe HPV 16 dan HPV 18 dilaporkan dapat menginfeksi sekitar
70% pada kanker serviks, vagina dan anus, sedangkan sebanyak 30%-40%
dapat menginfeksi pada vulva, penis dan orofaring (Mu et al., 2006).
Kanker anogenital umumnya terjadi pada kelompok wanita dengan
usia berkisar 60-79 tahun (Louchini et al., 2008).
1. Kanker vagina
a. Definisi kanker vagina
Kenker vagina adalah jenis kanker primer yang timbul di
bagian vagina tidak meliputi serviks dan vulva. Kanker vagina
merupakan jenis kanker yang jarang terjadi, insiden dari kanker
vagina sendiri yaitu 1% sampai 2% dari seluruh kanker ginekologi.
Sama halnya seperti kanker serviks tipe histologi yang paling umum
pada kanker vagina adalah jenis skuamosa atau epidermiod yang
mewakili sekitar 95% dari semua keganasan vagina (Rasjidi, 2009).
b. Etiologi kanker vagina
Faktor penyebab terjadinya kanker vagina masih belum dapat
diketahui dengan jelas. Adanya hubungan perjalanan penyakit pada
kanker serviks dianggap ada peran HPV sebagai penyebabnya.
3. Kanker penis
a. Definisi kanker penis
Kanker penis atau dapat juga disebut karsinoma penis
adalah karsinoma epitel skuamosa, secara makroskopik terbagi
menjadi 2, yaitu karsinoma papilifar dan infiltrative. Karsinoma
papilifar tumbuh ke arah luar, berbentuk papiliformis atau kembang
kol. Pada stadium dini sulit dibedakan dengan kondiloma akuminata,
pada stadium lanjut timbul nekrosis dan bau busuk. Karsinoma
infiltrative tumbuh dengan cepat, mudah membentuk tukak dan
menginfiltrasi kedalam, permukaan kotor dan berbau busuk. (Pendit
et al, 2006).
b. Penyebab kanker penis
Kanker serviks pada pasangan seksual dapat meningkatkan
berkembangnya kanker penis pada laki-laki, dan rangkaian asam
deoksi ribonukleat (DNA) HPV yang ditularkan melalui hubungan
seksual telah teridentifikasi pada kanker penis. Kebanyakan
keganasan penis adalah karsinoma sel skuamosa tingkat rendah
(Pendit et al, 2006)
c. Gejala dan Tanda
Dalam kebanyakan kasus, tanda pertama dari kanker penis
adalah perubahan pada kulit penis. Kulit bisa berubah warna,
menjadi lebih tebal, terdapat ulkus (sakit) atau benjolan pada penis,
tanda dan gejala tersebut adalah yang paling sering ditemukan pada
glans (kepala penis) atau kulup, tetapi juga bisa didapatkan pada
batang penis. Sakit atau benjolan biasanya tidak menyakitkan.
Kanker terlihat seperti kemerahan, beludru ruam, benjolan berkerak
kecil, atau flat pertumbuhan yang berwarna kebiruan coklat. Ini
mungkin tidak akan terlihat kecuali kulup ditarik kembali. Tenda
lainya yaitu dapat berupa bau di bawah kulup (Anonim, 2014).
b) Penektomi parsial
Panektomi parsial dapat di lakukan pada karsinoma
penis superfesial dan krsinoma penis invasive di kulit distal
penis atau pada glans penis.
c) Panektomi radikal dan uretrostomi perineal
Panektomi radikal dan uretrostomi dapat dilakukam
pada lesi yang telah mengenai bagian tengah penis, namun
bila sudah mengenai skortum maka harus dilakukan
pengankatan skortum.
d) Pengangkatan kalenjar limfe inguinal bilateral
Jalur drainase limfatik penis adalah melalui kelenjar
limfe inguinal grup superfisial hingga grup profunda,
kemudian ke kelenjar limfe kavum penis . karsinoma penis
dapat bermetastasis mengikuti jalur tersebut, maka
pengangkatan kelenjar limfe inguinal merupakan bagian
penting dari terapi kanker penis (Utama, 2011).
2) Radiasi
Radiasi merupakan jenis terapi menggunakan sinar
berenergi tinggi atau partikel untuk menghancurkan sel-sel
kanker. Radiasi dapat digunakan untuk mengobati beberapa
jenis kanker penis. Dalam kasus dimana kanker telah mencapai
beberapa kelenjar getah bening, radiasi dapat digunakan
bersama dengan pembedahan untuk mengecilkan kelenjar getah
bening, dan dapat mengurangi risiko kekambuhan kanker.
Radiasi juga dapat digunakan pada kanker stadium lanjut untuk
memperlambat pertumbuhan kanker dan mengurangi gejala
yang disebabkan oleh kanker. Terdapat 2 jenis radiasi pada
kanker penis yaitu radiasi sinar eksternal dan brachytherapy
(Anonim, 2014).
3) Kemoterapi
Berdasarkan American Cancer Society Penile Cancer
(2014) regimen kemoterapi yang digunakan pada kanker penis
termasuk didalamnya adalah cisplatin, fluorourasil (5-FU),
methotrexate (MTX), bleomycin, paclitaxel, ifosfamid,
vincristine. Seringkali, obat ini digunakan bersama-sama untuk
mengobati kanker penis yang telah menyebar ke kelenjar getah
bening atau organ lainnya. Beberapa kombinasi yang umum
digunakan antara lain, vincristine, bleomycin, dan methotrexate,
cisplatin dengan 5-FU, BMP: Bleomycin, Methotrexate, dan
Cisplatin, TIP: Paclitaxel (Taxol), Ifosfamide, dan Cisplatin.
4. Kanker anal
a. Definisi kanker anal
Kanker anal adalah tumor ganas yang berasal dari sel dalam
anal, paling sering terjadi pada saluran anal atau kulit pada tepi anal.
Kanker anal di diagnosa sekitar umur 57 tahun pada laki-laki dan 68
tahun pada wanita. (Arbyn et al., 2012)
b. Etiologi kanker anal
Karsinoma sel skuamosa anus sangat berhubungan erat
dengan infeksi HPV. Sebanyak 80-85% penyebab kasus kanker anal
disebabkan oleh infeksi HPV (tipe HPV16 dan tipe HPV 18) dan
juga disebabkan karena lesi anal intra epitel neoplasia (AIN).
Adapun faktor resiko yang dapat menyebakan kanker anal yaitu
aktivitas seksual dengan seseorang yg terinfeksi HPV, infeksi virus
HIV, merokok, hubungan laki-laki dengan laki-laki dan anal warts
(Anonim, 2014)
c. Tanda dan gejala kanker anal
Berdasarkan National Cancer Institue (2015), tanda dan
gejala pada kanker anal diantaranya yaitu, pendarahan dari anus
atau dubur, nyeri atau tekanan di daerah sekitar anus, gatal pada
anus, terdapat benjolan di dekat anus, dan perubahan kebiasaan
buang air besar.