Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK 4

MATA KULIAH PANCASILA

OLEH :
FISIOTERAPI A
1. I GUSTI AGUNG YUDA PARADITA C. (19121001002)
2. KADEK GOSHA ARGA GUMILANG (19121001013)
3. NI MADE AYU PRAMESTA UTARI (19121001014)
4. NI MADE GITA PRABHANDHARI (19121001022)
5. MAHENDRA PUTRA MICHAEL NUTZ (19121001023)
6. NI PUTU DINDA SAYU MURNI (19121001045)
TOKOH LOKAL BALI
Dr. I Dewa Gede Palguna, S.H.,M.Hum.

 Lahir : Bangli, 24 Desember 1961


 Kebangsaan : Indonesia
 Pendidikan : Universitas Udayana
 Hakim Konstitusi Republik Indonesia generasi pertama
dari unsur Dewan Perwakilan Rakyat periode 2003-2008
 Hakim Mahkamah Konstitusi periode 2015-2020

1. Profil
I Dewa Gede Palguna dikenal sebagai salah satu dari sembilan hakim konstitusi Mahkamah
Konstitusi (MK).
I Dewa Gede Palguna menjabat sebagai hakim konstitusi MK selama dua periode, yaitu
periode pertama MK pada 2003-2008 kemudian terpilih kembali pada 2015-2020.
Sebelum dikenal sebagai hakim MK, I Dewa Gede Palguna merupakan seorang dosen Ilmu
Tata Negara di Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali sejak 1988.
Dalam perjalanan hidupnya, I Dewa Gede Palguna mengakui bahwa ada tiga sosok utama
yang berjasa.
Pertama adalah ayah I Dewa Gede Palguna yang selalu menanamkan pentingnya pendidikan
walaupun hanya lulusan SD.
Setelah itu ada nenek asuhnya yang selalu memberikan nasihat dan kasih sayangnya yang
luar biasa.
Terakhir adalah istri I Dewa Gede Palguna, I Gusti Ayu Shri Trisnawati.
I Dewa Gede Palguna menganggap istrinya adalah salah satu tonggak yang tidak bisa
diabaikan dalam perjalanan hidupnya.

2. Masa Kecil

Masa kecil I Dewa Gede Palguna penuh dengan kesederhanaan.


Keterbatasan ekonomi keluarganya saat itu membuat I Dewa Gede Palguna berjualan koran
dan majalah untuk membantu perekonomian keluarganya.
Berawal dari rajin membaca majalah music yang dijualnya, I Dewa Gede Palguna sempat
menjadi penyiar radio.
I Dewa Gede Palguna pernah bercita-cita untuk menjadi seorang tantara, tepatnya penerbang
pesawat tempur Angkatan Udara.
Demi meraih cita-citanya itu, I Dewa Gede Palguna mendaftarkan diri di Sekolah Penerbang
Pesawat Tempur.
Sayangnya, langkahnya gagal karena dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi yang
mengharuskan jumlah anak laki-laki dalam keluarga lebih dari satu.
Padahal saat itu adik laki-laki I Dewa Gede Palguna belum lahir.
3. Setelah lulus kuliah, I Dewa Gede Palguna yang pernah menjadi mahasiswa
teladan tahun 1986 mendapat tawaran menjadi diplomat.

Namun I Dewa Gede Palguna memutuskan untuk menjadi dosen.


Sebelum mengambil jurusan hukum di Universitas Udayana, I Dewa Gede Palguna sempat
disarankan orang tuanya untuk mendaftar di fakultas kedokteran.
Namun saat itu I Dewa Gede Palguna malah menggunakan uang yang diberikan untuk
mendaftar fakultas kedokteran digunakannya untuk mendaftar fakultas hukum.
Sebelum itu, I Dewa Gede Palguna sempat mendaftar di Jurusan Publisistik UGM.
Alasan I Dewa Gede Palguna memilih Jurusan Publisistik UGM karena novelis favoritnya,
Ashadi Siregar mengajar di sana.
Setelah cita-citanya untuk menjadi tentara kandas, kini cita-citanya sebagai wartawan juga
kandas.
Saat masih aktif menjadi mahasiswa, I Dewa Gede Palguna aktif di seni peran.
I Dewa Gede Palguna bergabung dalam Teater Justisia di kampusnya.
Pada 1988, I Dewa Gede Palguna terpilih menjadi pemain figuran dalam film ‘Noesa
Penida’.
Selain itu juga sempat menjadi pemain figuran dalam film asing berjudul ‘Beyond The
Ocean’.
Selain kegemarannya pada seni peran, I Dewa Gede Palguna juga gemar berolahraga.
Keaktifannya sebagai penyiar radio pun baru berakhir setelah I Dewa Gede
Palguna mendapat beasiswa S-2 di Universitas Padjajaran.
Setelah lulus dari Universitas Udayana dan berhasil menjadi akademisi sebagai dosen Hukum
Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana pada 1988.
Sebelumnya, I Dewa Gede Palguna sempat menjadi Dosen Luar Biasa pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra, Denpasar pada 1987-1988.
Pada 1995-1997, I Dewa Gede Palguna pernah menjadi Co-Lecturer pada Summer Law
Programme kerjasama antara Fakultas Hukum Universitas Udayana dengan School of Law
University of San Fransisco, California.

I Dewa Gede Palguna saat mengisi


kuliah sebagai dosen tamu di The
Haque University of Applied Sciences
(Belanda). (bali.tribunnews.com)
Pada 1997-1999, I Dewa Gede
Palguna diangkat sebagai Ketua Bagian
Hukum Internasional Fakultas Hukum
Universitas Udayana, kemudian
menjadi Ketua Departemen Penelitian
dan Pengembangan pada Pusat Studi
Hukum dan Hak Asasi Manusia FH Universitas Udayana selama 1999 hingga 2001.
Dalam karier akademisnya, I Dewa Gede Palguna aktif menulis.
Kemudian keaktifannya inilah yang mengantarkan I Dewa Gede Palguna menjadi anggota
MPR RI Periode 1999-2004 sebagai utusan daerah.
Sebelum menjadi anggota MPR RI, pada 1999 I Dewa Gede Palguna menjadi anggota Panitia
Pengawas Pemilu (Panwaslu) Daerah Tingkat I Bali.
Saat itu I Dewa Gede Palguna menjadi salah satu pelaku sejarah dalam amandemen UUD
1945 oleh MPR RI.
Sebelum purna dari keanggotaan MPR RI, DPR RI mencalonkan I Dewa Gede
Palguna menjadi hakim konstitusi dan akhirnya terpilih pada periode pertama (2003)
sekaligus menjadi anggota hakim termuda.
I Dewa Gede Palguna menjabat sebagai hakim konstitusi generasi pertama dari unsur DPR
selama lima tahun.
I Dewa Gede Palguna terpilih kembali menjadi hakim konstitusi periode 2015-2020.
Awalnya, I Dewa Gede Palguna sempat dua kali menolak tawaran untuk kembali menjabat
sebagai hakim konstitusi.
Pada saat Jimly Asshiddiqie menjabat sebagai Ketua MK, I Dewa Gede Palguna ditawarinya
untuk melanjutkan jabatan sebagai hakim konstitusi.
Namun I Dewa Gede Palguna menolak dengan alasan ingin melanjutkan pendidikannya ke
jenjang lebih tinggi.
Pada 2013, dukungan masyarakat terhadap I Dewa Gede Palguna agar kembali menjadi
hakim konstitusi muncul lagi.
Beberapa anggota DPR RI menghubungi I Dewa Gede Palguna agar mendaftarkan diri
menjadi hakim konstitusi.
I Dewa Gede Palguna menolak lagi dengan alasan ingin konsentrasi di dunia akademis dan
membantu almamaternya dalam proses akreditasi.
Akhir 2014, akhirnya I Dewa Gede Palguna bersedia untuk menjadi hakim konstitusi
kembali.
Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara dan Panitia Seleksi menghubungi I Dewa Gede
Palguna guna menjadi hakim konstitusi dari unsur presiden.
Saat dihubungi oleh Kementerian Sekretariat Negara terkait pengumuman hakim konstitusi, I
Dewa Gede Palguna sedang berada di Bali untuk menguji mahasiswanya.
Saat itu juga I Dewa Gede Palguna menghubungi rekannya di Garuda Indonesia untuk
membeli tiket terbang ke Jakarta.
Presiden Joko Widodo menunjuk I Dewa Gede Palguna menggantikan Hamdan Zoelva yang
sudah berakhir masa tugasnya berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 1/P/2015.
I Dewa Gede Palguna berhasil menyingkirkan 15 calon hakim konstitusi lainnya yang sudah
lolos seleksi administrasi.

Dua hal yang harus selalu dipegang teguh oleh


MK, yaitu putusan yang mencerminkan
kesungguhan dan sikap perilaku para
hakimnya.
I Dewa Gede Palguna peristiwa yang menyeret
nama baik MK Oktober 2013 silam adalah
bentuk teguran dari Tuhan.
Melalui MK, I Dewa Gede Palguna bertekad
untuk selalu memperkokoh komitmen dan
memenuhi harapan masyarakat akan tegaknya prinsip rule of law dan kehidupan yang
demokratis di Indonesia.
I Dewa Gede Palguna mencalonkan diri untuk posisi Wakil Ketua MK periode 2019-2021.
Namun akhirnya I Dewa Gede Palguna mengundurkan diri dari pencalonan setelah dilakukan
pemungutan suara dua kali putaran dan memberikan hasil yang imbang antara I Dewa Gede
Palguna dan lawannya, Aswanto.
Awalnya akan dilakukan pemungutan suara putaran ketiga oleh Anwar Usman namun I Dewa
Gede Palguna menginterupsi.
I Dewa Gede Palguna menarik diri dari pencalonan.
I Dewa Gede Palguna mendapat banyak pujian atas tindakannya itu.
I Dewa Gede Palguna dinilai sebagai sosok negarawan karena menempatkan kepentingan
yang lebih besar daripada ambisi pribadi.

4. Pekerjaan

a) Penyiar Radio Hot FM Bali 93,5 MHz, Denpasar (1987-1990)


b) Dosen Luar Biasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Dwijendra,
Denpasar (1987-1988)
c) Dosen tetap, Fakultas Hukum Universitas Udayana (FH-Unud), Bali (1988)
d) Co-Lecturer pada Summer Law Programme kerjasama antara FH-Unud dengan
School of Law University of San Fransisco, California, USA (1995-1997)
e) Ketua Bagian Hukum Internasional, FH-Unud, Bali (1997- 1999)
f) Dosen luar biasa, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali (1997-1999)
g) Ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan pada Pusat Studi Hukum dan Hak
Asasi Manusia, Fakultas Hukum 8. Universitas Udayana (Unud), Bali (1999-2001)
h) Hakim Konstitusi RI (2003-2008)
i) MPR dari Utusan Daerah (1999-2004)

5. Organisasi
a. Anggota Teater Justitia, Fakultas Hukum Universitas Udayana dan Teater
Kampus
b. Anggota Kelompok Teater Sanggar Putih Denpasar (1983-1990)
c. Pendiri Forum Merah Putih Civil Education, Bali (1988)
d. Pendiri Yayasan Arti (Arti Foundation) (1998)
e. Anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Daerah Tingkat I Bali (1999)
f. Anggota PAH I (Panitian Ad Hoc I) dari Fraksi Utusan Daerah
g. Anggota BP MPR-RI Badan Pekerja dari Fraksi Utusan Daerah

6. Penghargaan
a. Mahasiswa Teladan dari Universitas Udayana (Unud), Bali (1986)
b. Tokoh Tahun 2001 dari Harian Denpasar Pos, Denpasar
TOKOH NASIONAL

NAJWA SHIHAB

 Lahir : Makassar, 16 September 1977


 Pekerjaan : Pembawa acara, Presenter
berita
 Tahun aktif : 2001-sekarang
 Pendidikan : Fakultas Hukum
Universitas Indonesia

Najwa Shihab adalah mantan pembawa acara berita di stasiun televisi Metro TV. Ia
pernah menjadi anchor program berita prime time Metro Hari Ini, Suara Anda dan program
bincang-bincang Mata Najwa. Najwa adalah putri kedua Quraish Shihab, Menteri Agama era
Kabinet Pembangunan VII. Najwa adalah alumni Fakultas Hukum UI tahun 2000. Semasa
SMA ia terpilih mengikuti program AFS, yang di Indonesia program ini dilaksanakan oleh
Yayasan Bina Antarbudaya, selama satu tahun di Amerika Serikat. Merintis karier di RCTI,
tahun 2001 ia memilih bergabung dengan Metro TV karena stasiun TV itu dinilai lebih
menjawab minat besarnya terhadap dunia jurnalistik. Pada bulan Agustus 2017, melalui
episode Catatan tanpa Titik, ia secara resmi mengundurkan diri dari MetroTV yang telah
membesarkan namanya.[4] Dan pada 10 Januari 2018, Najwa Shihab melalui Mata Najwa
tampil kembali di Trans7 dengan tetap menempati slot yang sama seperti sewaktu di Metro
TV, yakni hari Rabu pukul 20:00 WIB. Pada tahun 2018, setelah berkecimpung menjadi
jurnalis selama 17 tahun, Najwa Shihab mendirikan Narasi TV, sebuah perusahaan berita dan
media omni-channel yang menciptakan dan mengelola beberapa jenis konten.

1. Karier

Penghargaan yang diraih

Pada tahun 2005, ia memperoleh penghargaan dari PWI Pusat dan PWI Jaya untuk
laporan-laporannya dari Aceh, saat bencana tsunami melanda kawasan itu, Desember 2004.
Liputan dan laporannya dinilai memberi andil bagi meluasnya kepedulian dan empati
masyarakat luas terhadap tragedi kemanusiaan itu.

Najwa tiba di Aceh pada hari-hari pertama bencana, menjadi saksi mata kedahsyatan musibah
itu, berada di tengah tumpukan mayat yang belum terurus, dan menjadi saksi pula betapa
pemerintah tidak siap menghadapinya. Tak heran beberapa laporan langsung yang
dilakukannya terasa kedalaman emosionalnya. Meski demikian ia tidak kehilangan daya
kritis dan ketajamannya, kendati orang yang dianggap paling bertanggung jawab atas
penanganan pasca-bencana adalah Alwi Shihab, Menko Kesra waktu itu, yang tak lain adalah
pamannya. Pakar komunikasi UI, Effendi Ghazali yang terkesan dengan laporan-laporannya,
menyebut fenomena itu sebagai Shihab vs. Shihab.[7]
Tahun 2006 ia terpilih sebagai Jurnalis Terbaik Metro TV, dan masuk nominasi
Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards. Pada tahun yang sama, bersama sejumlah
wartawan dari berbagai negara, Najwa terpilih menjadi peserta Senior Journalist Seminar
yang berlangsung di sejumlah kota di AS, dan menjadi pembicara pada Konvensi Asian
American Journalist Association.

Tahun 2007, pengakuan terhadap profesionalisme Najwa tidak hanya datang dari
dalam negeri, tapi juga mancanegara. Terbukti, selain kembali masuk nominasi Pembaca
Berita Terbaik Panasonic Awards, ia juga masuk nominasi (5 besar) ajang yang lebih
bergengsi di tingkat Asia, yaitu Asian Television Awards untuk kategori Best Current
Affairs/Talkshow Presenter. Pengumuman pemenang dilangsungkan pada bulan November
2007 di Singapura. Jika pada Panasonic Awards pemenang dipilih dari jumlah sms terbanyak,
maka penentuan pemenang pada Asian TV Awards dilakukan oleh panel juri yang
beranggotakan TV broadcaster senior dari berbagai negara di Asia.

Salah satu acara yang dipandu Najwa Shihab dan cukup membekas di benak publik,
adalah debat kandidat Gubernur DKI Jakarta. Debat yang mempertemukan pasangan Fauzi
Bowo-Priyanto dan Adang Daradjatun-Dani Anwar itu diselenggarakan oleh KPUD DKI
Jakarta, disiarkan secara langsung oleh Metro TV dan Jak TV. Najwa terpilih sebagai
pemandu debat menyisihkan sejumlah pembawa acara yang diseleksi KPUD DKI Jakarta.

Lantaran memutuskan untuk secara total terjun di dunia jurnalistik dan TV broadcast,
Najwa terus-menerus berupaya memperkuat dan memperkaya wawasan keilmuannya. Pada
awal 2008, ia terbang ke Australia sebagai peraih Full Scholarship for Australian Leadership
Awards dan mendalami bidang hukum media. Pada tahun 2010, kembali Najwa Shihab
masuk sebagai nominasi Presenter Berita Terbaik Panasonic Awards, walaupun pada
akhirnya Putra Nababan yang diputuskan sebagai pemenang.

2. Duta Baca Indonesia dan Duta Pustaka Bergerak

Najwa dan gerakan membaca: itulah dunia Najwa Shihab saat ini. Mengampanyekan
kecintaan pada buku, bicara tentang literasi, memiliki kepedulian pada tingkat membaca
buku di kalangan anak muda, ia terlibat dalam beberapa gerakan literasi. Hal ini
diakuinya sebagai sebuah tantangan besar, karena ia dipercaya mengemban peran sebagai
Duta Baca Indonesia. Najwa Shihab ditunjuk sebagai Duta Baca Indonesia (2016-2020)
oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dengan tugas utama menyebarkan minat
baca ke penjuru negeri. Selain Duta Baca Indonesia, Najwa juga menjadi Duta Pustaka
Bergerak. Jaringan literasi yang mendedikasikan untuk membangun perpustakaan
bergerak, dari satu wilayah ke wilayah lain, dengan sarana prasarana sederhana. Dalam
program tersebut, ada pihak-pihak yang menyebarkan buku memakai kuda, pedati,
perahu, vespa, dan sebagainya. Tugas Najwa adalah membangun kepedulian terhadap
buku dan gerakan membaca, menyebarkan bahan bacaan ke berbagai penjuru negeri,
dalam upayanya meningkatkan minat baca di Indonesia.

3. Peran Dalam Masyarakat

Indonesia Corruption Watch (ICW) memilih Najwa Shihab sebagai tokoh antikorupsi
sepanjang tahun 2017. Penghargaan ini adalah untuk kali perdana diberikan oleh LSM
antikorupsi tersebut kepada publik figur yang dianggap secara konsisten menyuarakan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
Deputi Koordinator ICW Ade Irawan mengatakan, pengharagaan ini sejatinya
dilatarbelakangi oleh keprihatinan terjadinya kasus korupsi yang masih marak meskipun aparat
penegak hukum telah berupaya melakukan penindakan dan pencegahan terjadinya rasuah.
Bahkan menurut Ade, korupsi tidak hanya terjadi pada tingkat pusat melainkan hingga ke
tingkat daerah.

"Tapi publik tidak merasa geram, merasa tidak ada hubungan dengan mereka karena
menganggap yang hilang uang negara, bukan uang mereka, padahal korupsi berdampak buruk
dan nyata," kata Ade di kantor ICW, Senin (8/1).

Pelaporan dan pengungkapan kasus korupsi yang selama ini dilakukan ICW ternyata
dianggap belum cukup. Oleh karena itu pihaknya mengajak sejumlah tokoh dan juga publik
figur yang dianggap mempunyai peran aktif dalam memberantas korupsi untuk bersama-sama
mengingatkan masyarakat akan bahaya laten korupsi.

"Harapan tokoh bisa jadi inspirasi masyarakat agar ikut bagian dari jamaah untuk memberantas
korupsi. Siapapun jadi bagian gerakan pemberantasan korupsi," kata Ade.

Mantan Panitia Seleksi Komisoner KPK Betty Alisjahbana mengungkap bagaimana


terpilihnya Najwa sebagai tokoh antikorupsi 2017. Betty diketahui juga merupakan panitia
seleksi dalam pemilihan ini bersama Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM, Zainal
Arifin Mochtar dan juga Pemimpin Redaksi Koran Tempo Budi Setyarso.

Menurut Betty pada awalnya pansel melihat publik figur yang dianggap bisa menjadi
panutan masyarakat yang memang aktif dan konsisten menyuarakan pemberantasan korupsi.
Selain itu, panitia juga melihat sejauh mana dampak yang ditimbulkan dari orang tersebut
kepada masyarakat banyak.

"Setelah melalui proses sejak Agustus, mencari orang yang punya kriteria, ada 44 nama, kiprah
dari masing-masing dicocokkan, dan untuk 2017 akhirnya diputuskan Najwa Shihab tokoh
publik anti korupsi," kata Betty.

Panitia menilai, Najwa cukup aktif dalam program-programnya Mata Najwa


mengangkat itu korupsi di Indonesia. Selain itu video dari tayangan tersebut juga kerap kali
menjadi viral sehingga bisa membantu menyadarkan masyarakat tentang pentingnya arti
pemberantasan korupsi.

Tak hanya itu, Najwa juga pernah menyambangi KPK salah satunya mendukung
terbentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap penyerangan terhadap
Novel Baswedan. "Baik program maupun langkahnya signifikan," sambung Betty.

Melalui penghargaan ini ia berharap masyarakat akan semakin sadar jika dampak
korupsi cukup signifikan. Dan mereka bisa ikut andil dalam mencegah ataupun melaporkan
tindak pidana korupsi yang terjadi di sekitarnya. Untuk penghargaan ini rencananya akan
diberikan pada 19 Januari 2018 nanti bertepatan dengan 9 bulan sejak terjadinya penyerangan
Novel Baswedan yang hingga kini belum juga menemui titik terang.
TOKOH INTERNASIONAL

Leonardo Dicaprio

Leonardo Wilhelm DiCaprio (lahir di Los Angeles, 11 November 1974) adalah seorang actor
Amerika Serikat berdarah Italia-Jerman. Selain menjadi seorang actor terkenal, ia juga
dikenal sebagai aktivis lingkungan.

Aktor yang akrab disapa Leo itu mengaku sejak muda dirinya memiliki perhatian lebih
terhadap isu-isu lingkungan. Namun, dirinya merasa kian mantap memperjuangkan
kelestarian alam setelah bertemu dengan Albert Arnold Gore Jr atau Al Gore.

Menurutnya, Wakil Presiden ke-45 AS di masa pemerintahan Bill Clinton itu


menginspirasinya untuk terus menjaga lingkungan dari kerusakan.

"Sejak dulu di usia muda saya sering merasa sedih ketika tahu ada banyak spesies punah
akibat ulah manusia. Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya saya terlibat menangani
isu tersebut," ungkapnya pada majalah People di Toronto International

Film Festival, tempat promosi film yang diproduserinya, The Ivory Game, sebuah film
dokumenter tentang perjuangan sejumlah aktivis lingkungan melawan praktik perdagangan
gading gajah.

Aktor ini mengisahkan kesadarannya akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin


menebal ketika ia bertemu dengan Al Gore.

"Waktu itu usiaku 20-an, saya bertemu dengannya di Gedung Putih. Dia memintaku untuk
duduk, lalu menggambar planet kita, bumi, beserta atmosfernya. Lalu dia berkata bahwa ini
(pemanasan global) adalah krisis yang paling penting bagi kehidupan manusia. Sejak saat itu
saya tidak hanya 'terpesona' dengan isu tersebut, tetapi benar-benar cemas mengapa kita
sebagai masyarakat dunia tidak melakukan upaya yang cukup untuk mengurangi pemanasan
global," papar bintang The Revenant itu.
Lewat yayasan

Al Gore memang dikenal sebagai tokoh yang aktif mengampanyekan upaya menekan
pemanasan global.

Lewat film dokumenternya, An Inconvenient Truth yang diluncurkan pada 2006, ia membuka
mata masyarakat dunia untuk lebih paham dan peduli terhadap fenomena pemanasan global.

Sementara itu, Leo sudah belasan tahun menjalani beragam kegiatan yang berkaitan dengan
lingkungan, termasuk mendirikan Leonardo DiCaprio Foundation yang aktif berkampanye
tentang pelestarian lingkungan.

Sejak didirikan pada 1998, yayasan itu telah menggalang sekitar US$60 juta untuk pendanaan
proyek-proyek konservasi alam dan pengurangan pemanasan global.

Pada berbagai kesempatan, ia juga menyampaikan pesan-pesan terkait dengan isu


lingkungan, termasuk saat menerima Piala Oscar perdananya yang diraih lewat film The
Revenant, beberapa waktu lalu.

"The Revenant ialah hubungan seseorang dengan alam. Perubahan iklim itu nyata. Itu terjadi
pada saat ini, ancaman paling serius yang spesies kita hadapi. Kita perlu bersama-sama
bekerja dan berhenti menunda-nunda. Mari jangan tidak peduli dengan planet kita,"
pidatonya saat itu.

Namun, menurutnya, upaya-upaya tersebut masih jauh dari harapan. Aktor ini menjelaskan
setiap tahun dunia akan semakin panas. Sekarang waktunya bertindak untuk permasalahan
yang nyata. Semua orang perlu bekerja sama dengan pemimpin politik untuk mengambil
sikap tegas dalam memerangi pemanasan global.

Jadi Duta PBB

Sebagai personal, Bang Leo juga diangkat sebagai duta PBB untuk isu lingkungan hidup
sejak 2014. Melihat aktivitasnya selama ini, rasanya memang pas banget jabatan itu ya,

Melestarikan Harimau Rusia

Pada 2010, Bang Leo menyumbang US$1 juta untuk pelestarian populasi harimau di Rusia.
Jumlah hewan tersebut di Rusia memang merosot drastis, dari sebelumnya 3.500 ekor cuma
tersisa 100 ekor. Presiden Rusia Vladimir Putin sampai menyebut Bang Leo ‘muzhik’. Dalam
sapaan khas Rusia, panggilan ini artinya pria sejati.

Menghitung jejak karbon

Berapa jejak karbon yang kita hasilkan setiap tahun? Kebanyakan dari kita pasti pusing kalau
ditanya itu. Tapi Bang Leo berinisiatif menghitung sendiri jejak karbonnya. Hasilnya sekitar
11 ton karbon dioksida per tahun. Jumlah itulah yang dikonversi menjadi penanaman pohon
baru.

Anda mungkin juga menyukai