Anda di halaman 1dari 3

1.

Definisi
Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan
pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut
Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam
posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan
aktivitas otot yang minimal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat
massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang
tumpu (base of support).
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan tubuh
untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri
diatas papan keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk
mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan


a. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat
di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan
mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini,
maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai
dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah
tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik
pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi
dengan bidang tumpu, serta berat badan.
b. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi
dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang
tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.
c. Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan
tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan
seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin
besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki
akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu
dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

3. Keseimbangan berdiri
Kemampuan untuk berada dalam posisi yang seimbang diperlukan keselarasan tbuh dan
penyesuaian tubuh ketika pusat grvitasi berubah. Keseimbangan berdiri meliputi
kemampuan untuk berdiri beberapa waktu tanpa menggunakan aktivitas otot yang tidak
diperlukan, untuk bergerak sehingga membentuk variasi gerakan, bergerak ke depan dan
ke belakang dalam posisi berdiri, dan persiapan melangkah. Posisi pling seimbang ketika
berdiri adalah kedua kaki berjarak beberapa ichi sehingga tungkai pada posisi vertikal.
Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu
sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing dan
efektor.
Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan
bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai
kontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan.
Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke
susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan
gambaran visual dan gerak yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi,
tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur
keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik
Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap,
serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi
sebagai perangkat biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si
pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta
stamina.
- Analisa berdiri meliputi pengamatan keseimbangan pasien pada posisi berdiri diam,
mengamati kemampuan pasien untuk menyesuaikan diri saat ekstremitas, kepala dan
tubuh bergerak melakukan aktivitas.

4. Y Balance Test (YBT)


YBT adalah tes fungsional yang membutuhkan kekuatan, fleksibilitas, kontrol
neuromuskular, keseimbangan, stabilitas, rentang gerak dan propioseptif. Y balance test
yang berasla dari star exercusion balance test merupakan lat ukur yang valid dan dapat
diandalkan untuk mengukur keseimbangan dinamis. Tes bisa dilakukan dengan cepat,
efisien, portabilitas, konsisten dan objektif.
Tes dilakukan dengan berdiri satu kaki pada center of grid dengan kedua tangan di
pinggang, kaki yang lain melakukan jangkauan sejauh-jauhnya pada tiga arah, yaitu:
anterior, posteromedial dan posterolateral. Sebelum melakukan tes subjek melakukan
percobaan sebanyak 6x pada setiap arah supaya lebih familiar dengan tes yang akan
dilakukan. Tes dilakukan masing-masing 3x pada setiap arah, jangkauan terpanjanglah
yang akan dicatat (Gonell et al., 2015).
Subjek diukur panjang tungkainya sebelum melakukan tes. Posisi subjek saat pengukuran
adalah berbaring dengan posisi ekstremitas bawah lurus, posisi pinggul kanan dan kiri
sejajar. Panjang tungkai diukur dengan pita ukur, mulai dari spina iliaca anterior superior
sampai maleolus medialis (Gonell et al., 2015).
Subjek diinstruksikan untuk menggerakkan indikator jarak sejauh mungkin ke arah yang
sedang dievaluasi. Subjek dipantau oleh peneliti selama pengujian, dan tidak diizinkan
untuk menggerakkan indikator dengan menendang atau mempercepat dengan mendorong
indikator di akhir gerakan
Tes diulang jika subjek:
a. Kehilangan keseimbangan selama pelaksanaan tes (mencapai titik maksimal dan
kembali pada posisi awal dengan cepat),
b. Mengangkat tumit pada kaki yang digunakan untuk tumpuan,
c. kaki yang menjangkau tidak mempertahankan kontak dengan indikator jarak
sementara indikator itu bergerak (misalnya indikator ditendang),
d. Indikator jarak digunakan untuk menjaga postur (misalnya menumpukan berat badan
pada indikator), atau
e. kehilangan keseimbangan terjadi selama kembali ke posisi awal setelah jarak telah
ditandai (Gonell et al., 2015).
Daftar Pustaka :
Irfan, M, dan Jemmi Susanti. 2008. PENGARUH PENERAPAN MOTOR RELEARNING
PROGRAMME (MRP) TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN BERDIRI PADA
PASIEN STROKE HEMIPLEGI. Jurnal Fisioterapi Indonusa, 8(2).
Irfan. 2016. “Keseimbangan Pada Manusia”, https://ifi.or.id/artikel02.html, diakses pada tanggal
13 Januari 2021.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/691fc24cadc81f1a60b97d28ed6a103d.pdf, diakses
pada tanggal 13 Januari 2021.

Anda mungkin juga menyukai