Disusun Oleh :
ANITA RAHMAWATI
NIM : 14245004
Puji syukur kehadirat Allah SWT, bahwa penyusun telah menyelesaikan tugas
asuhan kebidanan bersalin normal dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN
KEGAWATDARURATAN PADA KEHAMILAN DENGAN HIPEREMISIS
GRAVIDARUM TERHADAP NY. “F” DI PUSKESMAS PONED LABUHAN
MARINGGAI TAHUN 2016” dalam bentuk makalah dan laporan.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Ibu Yetti Anggraini,M.Keb.,M.Kes selaku pembimbing institusi, Ibu Emilda
Aktrian Damayanti,S.ST selaku pembimbing lahan di Puskesmas PONED Labuhan
Maringgai Lampung Timur, dan teman-teman tercinta. Sehingga kendala-kendala
yang penyusun hadapi dalam penulisan makalah beserta laporan kasus ini bisa
teratasi. Penulisan laporan merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Bayi Baru
Lahir di Poltekkes Tanjung Karang Prodi Kebidanan Metro.
Dalam penulisan makalah dan laporan ini penyusun merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang disampaikan, mengingat
akan kemampuan yang penyusun miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 –
60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih
berat. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh
Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan
dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan
gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
(Prawirohardjo, 2002)
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
BAB II
LANDASAN TEORI
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil
(Varney, 2006. hal. 608).
Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan mual dan muntah pada kehamilan
yang menetap, dengan frekuensi muntah lebih dari lima kali dam sehari, disertai
dengan penurunan berat badan (lebih 5% dari berat sebelum hamil) dan dapat
menyebabkan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kekurangan gizi bahkan
kematian (Farid Husin, 2014, hal.67)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multi gravida.
Satu diantara 1000 kehamilan, gejala-gejala ini terjadi lebih berat. Perasan mual ini
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Pengaruh fisiologi kenaikan hormon ini belum jelas, pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang
berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk.( Prawirohardjo, 2005. hal.275).
a. Perubahan hormonal
Wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum memiliki kadar HCG yang tinggi
terutama pada trimsester pertama kehamilan (usia kehamilan 9 minggu) yang
menyebabkan hipertiroidisme yang bersifat sementara. Secara fisiologis HCG
dapat merangsang kelenjar tiroid yaitu reseptor Thyroid-Stilulating Hormon
(TSH). Tidak hanya HCG ynag berperan dalam menyebabkan terjadinya
hiperemesis gravidarum, akan tetapi kemungkinan keterlibatan HCG merangsang
thyroid dapat memicu terjadinya HEG. Peningkatan kadar estrogen dan
progesteron saat kehamilan mengakibatkan penurunan mortalitas gastrointestinal,,
tetai hal ini bukanlah pnyebab pasti HEG
b. Gastrointestinal disfungsi
Sembilan puluh lima persen gangguan pada sistem pencernaan disebabkan oleh
bakteri heliobacer pylori dan 61,8 %menjadi penyebab terjadinya HEG pada
kehamilan. Selain itu HEG dapat disebabkan karena ibu memiliki gangguan
pecernaan ulkus peptikus hepatitis, pangkreatitis. (jueckstock dkk,2010)
c. Vestibular dan penciuman
Hyperacuity dari sistem penciuman dapat menjadi faktor yang berkontibusi
terhadap mual dan muntah pada ibu hamil. Banyak kasus yang menggambarkan
bagi ibu hamil bahwa mencium bau masakan khususnya daging dapat memicu
terjadinya mual. Kesamaan antara HEG dengan morning sicknessa adalah bahwa
gangguan dari sublinikal festibular mungkin penyebab dari beberapa kasus HEG.
d. Genetik
Suatu penelitian di Norwegia menemukan bahwa ibu yang sewaktu hamil
mengalami HEG makan anak yang dilahirkan memiliki resiko 3% mengalami
HEG ketika mereka hamil nanti atau yang memiliki saudara yang memiliki
saudara yang juga mengalami HEG. Secara keselurahna dilaporkan bahwa faktor
genetik mungkin memainkan peran dalam mengembangkan terjadinya HEG.
e. Masalah psikologis
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesisgravidarum tidak ada, tetapi keadaan umum penderita terpengaruh,
sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemisis gravidarum. Hiperemisis gravidarum,
menurut berat, ringan, gejala dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan.
b. Tingkatan 2. Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
mengurang, lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, kadang-
kadang suhu naik, dan mata sdikit ikterik. Berat badan turun dan mata menjadi
cekung, tensi turun, hemakonsentrasi oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium
dalam hawa pernapasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula
ditemukan dalam kencing.
5. Patofisiologi
Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan
pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung,
dan penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual
dan muntah. Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor
psikologis, spiritual, lingkungan dan sosiokultural.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda ; bila
terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit
disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi (Prawirohardjo, 2005. hal.277).
6. Resiko
Ada 2 faktor risiko hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut yaitu :
a. Maternal
Akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi nervus
ke-6, nistagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani, akan
terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas),
ataupun kematian. Oleh karena itu, untuk hiperemesis tingkat III perlu
dipertimbangkan terminasi kehamilan (Prawirohardjo, 2010. hal. 816).
Melalui muntah dikeluarkan sebagian cairan lambung serta elektrolit, natrium,
kalium, dan kalsium. Penurunan kalium akan menambah beratnya muntah,
sehingga makin berkurang kalium dalam keseimbangan tubuh serta makin
menambah berat terjadinya muntah. Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan
pecahnya pembuluh darah kapiler pada lambung dan esophagus , sehingga muntah
bercampur darah (Manuaba, 2010. Hal. 229).
b. Fetal
Menurut Tiran (2008. him. 12) "Wanita yang memiliki kadar HCG di bawah
rentang normal lebih sering mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk
keguguran, pelahiran prematur, atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR)".
Selain itu, penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR) (Prawirohardjo, 2010. hal.
817).
Muntah yang berlebihan menyebabkan dapat menyebabkan cairan tubuh makin
berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang dapat
memperlambat peredaran darah yang berarti konsumsi O2 dan makanan ke
jaringan berkurang. Kekurangan makanan dan O2 ke jaringan akan menimbulkan
kerusakan jaringan yang dapat menambah beratnya keadaan janin dan wanita
hamil (Manuaba, 2010.hal.229).
7. Komplikasi
Hiperemesis gravidarum jika tidak tertangani dengan baik dapat mengakibatkan
gangguan pada metabolisme tubuh yang akan meningkatkan kejadian ensepalopati
, miolinolisis, spasme arteri cerebral, rhabdomyolisis, koagulopati dan peripheral
neuropati (Verberg,2005). Walaupun kejadian enchepalopati sangat jarang terjadi,
namun pada kasus HEG berprognosa buruk merupakan komplikasi akhir yang
harus diwaspadai. Selain itu, ibu pada HEG memiliki resiko 2 kali leih besar untuk
melahirkan bayi dengan berat badan 7 kg lebih rendah dari wanita yang tidak
mengalami HEG, dan melahirkan preterm/ (Dodds dkk,2006). Komplikasi lain
dari HEG dapat menimbulakan kecacatan pada bayi dan abortus (Farid Husin,
2014,hal.70)
a. Terapi nonfarmakologi
1) Terapi psikologi
Perlu diyakinkan kepada klien bahwa penyakit dapat disembuhkan. Berikan
motivasi untuk menghilangkan rasa takut karena kehamilannya, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat
menjadi latar belakang terjadinya penyakit ini (Runiari,2010.Hal.21).
2) Diit dan nutrisi
Diit hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti glikogen tubuh dan
mengontrol asidososis dan secara berangsur akan diberikan makanan bergizi.
a) Diit Hiperemesis I
Diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hananya berapa roti kering
dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersamaan makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang mengandung zat gizi, kecuali vitamin C
sehingga hanya diberikan beberapa hari saja.
b) Diit Hiperemesis II
Diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai
diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan
bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat gizi, kecuali
vitamin A.
c) Diit Hiperemesis III
Diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita, minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
b. Terapi Farmakologi
1) Hospitalisasi
Menurut (Runiari, 2010. Hal. 17 ), Manifestasi klinik yang ditimbulkan dari
kasus hiperemesis gravidarum menjadikan klien harus dirawat di rumah sakit,
indikasinya adalah sebagai berikut:
a) Memuntahkan semua yang dimakan dan yang diminum, apalagi bila telah
berlangsung lama
b) Berat badan turun lebih dari 10% dari berat badan normal
c) Dehidrasi yang ditandai dengan turgor yang kurang dan lidah kering
d) Adanya aseton dalam urin.
Tujuan penatalaksanaan hiperemesis gravidarum, saat ibu dihospitalisasi,
adalah merehidrasi ibu, memperbaiki gangguan elektrolit dan hematologis lain,
mencegah komplikasi dan memindahkan ibu ke rumah sakit dengan segera,
meskipun banyak wanita memiliki angka yang tinggi untuk masuk kembali ke
rumah sakit. Penyebab muntah yang terjadi secara berlebihan harus
diidentifikasi, bukan semata-mata untuk membuat diagnosis banding, tetapi
juga untuk mempertimbangkan faktor lain seperti masalah psikologis, yang
dapat menambah keparahan ibu (Tiran, 2008. Hal. 27 ).
2) Manajemen
Penanganan dalam hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut:
a) Stop makanan per oral 24-48 jam
b) Infos glukosa 10% atau 5% : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit
c) Obat
1. Vitamin B1, B2, B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infuse.
2. Vitamin B12 200 ug/hari/ infus, vitamin C 200 mg/hari/infuse.
3. Fenobarbital 30 mg I.M. 2-3 kali per hari atau klorpromazin 25-50
mg/hari.
4. I.M. atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3 kali per hari I.M.
5. Antiemetik : prometazin ( avopreg ) 2-3 kali 25mg per hari per oral atau
proklorperazin ( stemetil ) 3 kali 3mg per hari per oral atau mediamer B6
3x1 per hari per oral.
6. Antasida : asidrin 3x1 tablet per hari per oral atau milanta 3x1 tablet per
hari per oral.
d) Rehidrasi dan suplemen vitamin
Pilihan cairan adalah normal salin ( NaCl 0,9 % ), cairan dektrose tidak
boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk
mengoreksi hiponatremia. Suplemen potasium boleh diberikan secara
intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50 atau
150 mg atau l00 mg dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl.
e) Antiemesis
Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamine
antagonis (metoklopramid, domperidon), fenotiazin (klorpromazin,
proklorperazin), antikolinergik ( disiklomin) atau antihistamin
( prometazin, siklizin ).
Antiemetik, yang awalnya diberikan secara intramuskular dan kemudian
diberikan per oral, terutama diberikan untuk mencegah komplikasi
kehilangan cairan lebih lanjut (Tiran, 2008.hal.29).
3) Terminasi Kehamilan
Terminasi kehamilan secara selektif hanya kadang dilakukan sebagai upaya
terakhir pada sebagian besar kasus hiperemesis gravidarum berat yang
membahayakan kehidupan ibu jika kehamilan dilanjutkan. Jika kehamilan tidak
direncanakan, terdapat lebih dari satu janin yang membuat ibu mengalami
depresi secara klinis, atau jika kondisi sangat memengaruhi kehidupan sehari-
hari ibu dan pasangan atau memengaruhi hubungan mereka, terminasi lebih
cederung dilakukan. Selain itu, faktor psikososial harus diperhitungkan saat
wanita meminta terminasi kehamilan (Tiran, 2008. Hal. 34 ).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL
Ny. F G2P1A0 DENGAN USIA KEHAMILAN 13 MINGGU
DI PUSKESMAS LABUHAN MARINGGAI
TAHUN 2016
SUBYEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama Pasien / Klien : Ny. F Nama Suami : Tn. R
Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : MGM Alamat : MGM
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak sedang atau pernah menderita penyakit menular
seperti hepatitis, HIV dan AIDS. Ibu mengatakan tidak pernah atau
sedang menderita penyakit menurun seperti asma dan hipertensi
b. Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang mengkonsumsi alkohol
dan obar-obatan, ibu juga tidak merokok
5. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya
6. Riwayat Keadaan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, HIV dan AIDS. Didalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti asma dan hipertensi
7. Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
a. Tempat bersalin yang diinginkan : rumah bidan
b. Penolong persalinan yang diinginkan : bidan
c. Pendamping persalinan : suami
d. Transportasi yang digunakan : motor
e. Calon donor darah : ada
OBYEKTIF
ANALISA DATA
Diagnosa :
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemriksaan bahwa kondisi ibu dan janinnya dalam
keadaan kurang baik, yaitu Tekanan Darah : 90/60 mmHg, pernafasan
24x/menit, suhu 370 C, Nadi 80 x/mnt dan ibu sudha mengetahui keadaan dan
hasil pemeriksaan
2. Memasang infus RL 20 tpm, berikan ibu antasida 3x1, parasetamol 3x1, vit
B1 1x1, infus telah terpasang dan obat sudah diberikan
3. Mengannjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitas yang
berat seperti mengangkat benda berat, ibu bersedia istirahat dan mengurangi
kerja berat
4. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering, ibu bersedia makan sedikit
tapi sering
5. Mengobservasi mual dan muntah ibu setiap 2 jam sekali, observasi telah
dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/pukul: 13 September 2016/12.00 WIB
Data Subyektif :
Ibu mengatakan masih merasakan mual dan ingin muntah namun sudah sedikit
berkurang
Data Obyekktif :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
Tekanan Darah : 100/70 mmhg
Nadi : 80 x/mnt
Pernafasan : 22 x/mnt
Analisa Data:
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu TD: 100/70 mmhg, Nadi:
80 x/mnt, RR: 22 x/mnt, dan ibu sudah mengetahui keadaannya
2. Memberikan terapi ondensentron IV 2 mg, injeksi sduah diberikan
3. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berminyak, berlemak
dan pedas seperti makanan yang digoreng, ibu mengerti dan mau
melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih atau jus agar tidak dehidrasi
serta menghindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat seperti
kopi dan minuman bersoda, ibu mengerti dan akan melaksanakan anjuran
bidan
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup seperti tidur siang, ibu mengerti
dan mau banyak istirahat
6. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering, dan ibu bersedia
melakukannya
7. Mengobservasi kembali mual dan muntah ibu, dan keadaan ibu sudah
diobservasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/pukul : 13 September 2016/15.00 WIB
Data Subyektif :
1. Ibu mengatakan sudah tidak merasa mual lagi
2. Ibu mengatakan sudah makan
3. Ibu mengatakan masih sedikit pusing
Data Obyektif :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
Tekanan Darah : 100/80 mmhg
Nadi : 80x/mnt
Pernafasan : 20 x/mnt
Analisa Data :
Ny.F G2P1A0 usia kehamilan 13 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah dalam keadaan
baik, TD: 100/80 mmhg, Nadi: 80 x/mnt, RR: 20 x/mnt, ibu sudah mengerti
tentang keadaannya
2. Memberikan ibu antasida 3x1, parasetamol 3x1, vit B1 1x1, obat sudah
diberikan
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitas yang berat
seperti mengangkat benda berat, dan ibu bersedia mengurangi kerja berat
4. Menganjurkan ibuu untuk tetap meminum tablet Fe dengan dosis 1x1
diminum sebelum tidur dengan air putih, ibu bersedia meminum tablet fe
dengan dosis 1x1 diminum sebelum tidur dengan air putih
5. Menganjurkan ibu untuk tidak menghindari makanan yang berminyak,
berlemak, dan pedas seperti makanan yang digoreng, ibu bersedia
melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungannya, ibu
bersedia melakukannya
7. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin, ibu
bersedia melakukannya
8. Memberitahu ibu untuk segera pergi ke petugas kesehatan jika sewaktu-waktu
ada keluhan, ibu bersedia melakukannya
9. Ibu dianjurkan pulang pukul 15.30 WIB
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny. F G2P1A0 , umur kehamilan 13 minggu, hasil tes kehamilan positif (+).Setelah
melakukan pemeriksaan pada Ny. M, didapatkan hasil pemeriksaan :
a) Kedaan umum ibu : baik
b) Kesadaran : composmentis
c) Tekanan Darah 110/70 mmHg,Pols: 80 x/menit, RR: 22 x/menit.
d) Tidak ada Edema pada ekstremitas dan semua organ-organ berfungsi secara
normal
HPHT : 14 Juni 2016
TP : 21 Maret 2017
Ibu mengatakan mual dan muntah terus menerus sejak 2 hari yang lalu
Berdasarkan hasil peneriksaan diatas didapatkan diagnosis Ny. F G2P1A0, usia
kehamilan 33 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, presentasi
kepala dengan kehamilan normal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga bidan dapat memberikan asuhan kebidanan
yang sesuai pada Asuhan Kehamilan dengan hiperemisis gravidarum sehingga
tercapainya pelayanan kesehatan yang bermutu dan komprehensif. Mahasiswa pun
dapat memberikan pelayanan kebidanan yang komprehensif dan sesuai dengan protap
yang tepat sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
keadaannya dan mahasiswa pun dapat mengaplikasikan ilmunya sesuai dengan
standar dan etika profesi.Sebaiknya dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien
pengkajian data harus lengkap sehingga dapat menentukan diagnosa dengan tepat.
Pemberian intervensi dan pelaksanaan implementasi disesuaikan dengan kebutuhan
klien dan sesuai dengan standar pemberian asuhan. Ketrampilan tenaga kesehatan
yang baik dapat memberikan asuhan yang efektif bagi klien. Dan bagi klien sendiri
sikap kooperatif dapat mempermudah tenaga kesehatan dalam melaksanakan asuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, dan Jensen. 2004.Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.
Jakarta.EGC
Prawirohardjo.Sarwono.2005.Ilmu Kebidanan Edisi 4.Jakarta.PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Tiran. Denise.2006. Kamus Saku Bidan Edisi 10.Jakarta.EGC
Manuaba IBG. dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.
Jakarta.EGC
Husin.Farid.2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti.Sagung Seto, Jakarta.
http://savitriyuliana0.blogspot.co.id/2012/06/makalah-hiperemesis-gravidarum.html
http://ichsanx.blogspot.com/2011/05/makalah-hiperemesis
gravidarum.html#ixzz4MHroWdEq