HOMEOTASIS
DISUSUN OLEH
ALBARRA DJ. SULEMAN
S1 ILMU KEPERAWATAN
SEMESTER 1
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan paper
ini guna memenuhi tugas per individu yang diberikan kepada saya untuk mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1) dengan judul “Homeostasis”.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan paper ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga paper ini
dapat terlaksanakan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya milik. Oleh karena itu,
saya mengaharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap paper ini dapat bermanfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Homeostasis berasal dari kata homeo berarti “yang sama” dan stasis berarti “berdiri atau diam”.
Sherwood (2007) mendefinisikan homeostasis sebagai pemeliharaan lingkungan internal yang relatif
stabil.
Makhluk hidup sejatinya senantiasa melakukan pertukaran dengan lingkungan, mengambil bahan
yang diperlukan dan mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak berguna dalam tubuh. Kita ambil
contoh Amoeba misalnya. Amoeba mengambil oksigen dan nutrisi dari lingkungannya serta melepaskan
zat sisa metabolisme ke lingkungan.
Apa yang terjadi pada tubuh manusia hampir sama meski tidak sama persis. Manusia mengambil
zat-zat yang dibutuhkan dari lingkungan, serta mengeluarkan zat sisa (sampah) ke lingkungan. Tubuh
manusia terdiri dari banyak sel tidak seperti Amoeba yang hanya terdiri dari satu sel. Bagi sel-sel tubuh
terdapat dua lingkungan yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan
eksternal adalah lingkungan dimana tubuh manusia hidup atau dapat dikatakan segala sesuatu yang berada
di luar tubuh manusia. Lingkungan internal adalah lingkungan di luar sel namun berada di dalam tubuh.
Lingkungan internal berupa cairan plasma dan cairan interstisial. Ketika sel-sel tubuh memerlukan
suatu asupan, dia tidak bisa langsung mengambilnya dari cairan ekstra sel, zat yang diperlukan akan
diambil dari cairan interstisial yang dipasok oleh plasma darah. Ketika sel perlu mengeluarkan sisa
metabolisme misalnya karbondioksida tidak bisa juga langsung dikeluarkan ke lingkungan eksternal,
maka karbondioksida tersebut akan dikeluarkan ke cairan interstisial. Agar sisa metabolisme pada cairan
interstisial tidak menumpuk maka sisa metabolisme tersebut dikeluarkan melalui plasma darah kemudian
menuju alat-alat ekskresi dan akhirnya dikeluarkan ke lingkungan eksternal.
Plasma darah dan cairan interstisial diatur agar dapat mendukung kehidupan sel, tidak seperti
Amoeba yang tidak dapat mengatur lingkungannya. Pengaturan keadaan lingkungan internal agar tetap
stabil inilah yang disebut dengan homeostasis. Pemeliharaan lingkungan internal berupa komposisi, suhu
dan karakteristik lainnya ini bukan berarti tidak ada perubahan sama sekali. Stabil disini berarti perubahan-
perubahan yang terjadi tidak terlalu menyimpang jauh. Jika suatu faktor mulai menggerakkan kondisi
lingkungan internal menjauhi kondisi optimal, maka sistem-sistem dalam tubuh akan memulai reaksi
tandingan untuk meminimalisasi perubahan tersebut. Misalnya jika tubuh terpapar pada suhu dingin maka
suhu internal tubuh akan cenderung turun. Maka, pusat kontrol di otak akan menanggapinya untuk memulai
kompensasi misalnya menggigil untuk meningkatkan suhu tubuh menuju suhu normal. Sebaliknya
ketika lingkungan internal tubuh saat cuaca panas misalnya, pusat kontrol suhu akan memicu berkeringat
untuk menurunkan suhu tubuh menuju normal.
Banyak faktor dalam lingkungan internal tubuh yang harus dipertahankan. Faktor-faktor tersebut
meliputi konsentrasi molekul-molekul nutrien, konsentrasi O2dan CO2, konsentrasi zat sisa, pH,
konsentrasi garam, air dan elektrolit lain, volume dan tekanan serta suhu.
1.3 Tujuan
2.1 PENGERTIAN
Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon mengajukan 4 postulat yang
mendasari homeostasis, yaitu:
¤ pH.
Karena konsentrasi relative garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel
(lingkungan internal) mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau keluar sel,
konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan volume sel yang sesuai.
Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal apabila mereka membengkak atau menciut.
Elektrolit lain memiliki bermacam-macam fungsi fital lainnya. Sebagai contoh denyut
jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstra sel yang relative
konstan.
¤ Suhu.
Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel
akan mengalami perlambatanaktifitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin dan yang
lebih buruk protein-protein structural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya
terlalu panas.
Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada
gilirannya, setiap sel, melalui aktifitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai
bagian dari system tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama
oleh semua sel.
Terdapat sebelas system tubuh utama, kontribusi terpenting mereka untuk homeostasis
dicantumkan sebagai berikut:
¤ Sistem Sirkulasi.
Merupakan system transportasi yang membawa berbagai zat, misalnya zat gizi,
O2, CO2, zat-zat sisa,elektrolit, dan hormone dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
lainnya.
¤ Sistem Pencernaan
¤ Sistem Respirasi
¤ Sistem Kemih
Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui urine,
bersama zat-zat sisa selain CO2.
¤ Sistem Rangka
Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. System
ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu elektrolit yang
konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankandalam rentang yang sangat sempit.
Bersama dengan system otot , system rangka juga memungkinkan timbulnya gerakan
tubuh dan bagian-bagiannya.
¤ Sistem Otot
¤ Sistem Integument
¤ Sistem Imun
Mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing dan sel-sel tubuh yang telah
menjadi kanker. System ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan penggantian
sel yang tua atau cedera.
¤ Sistem Saraf
Merupakan salah satu dari dua system pengatur atau control utama tubuh. Secara
umum, system ini mengontrol dan mengkoordinasikan aktifitas tubuhyang memerlukan
respon cepat. System ini sangat penting terutama untuk mendeteksidan mencetuskan
reaksi terhadap berbagai perubahan di lingkungan internal. Selain itu, system ini akan
bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan
untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kesadaran, ingatan, dan kreatifitas.
¤ Sistem Endokrin
¤ Sistem Reproduksi
System ini tidak esensial bagi homeostasis, sehingga tidak penting bagi
kelangsungan hidup individu. Akan tetapi, system ini penting bagi kelangsungan
hidupsuatu spesies.
¤ Control intrinsic
Control intrinsik (local, intrinsic berarti ”di dalam”) terdapat di dalam atau
inheren bagi organ yang bersangkutan. Sebagai contoh, sewaktu suatu otot yang
beraktifitas menggunakan O2 dan mengeluarkan CO2 untuk menghasilkan energy yang
diperlukan untuk menjalankan aktifitas kontraktilnya, konsentrasi O2 turun dan CO2
meningkat di dalam otot tersebut.
Melalui kerja langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah yang mengaliri
otot-otot tersebut, perubahan-perubahan kimiawi local tersebut menyebabkan otot polos
melemas dan pembuluh terbuka lebar untuk mengakomodasikan peningkatan aliran
darah ke otot tersebut. Mekanisme local ini ikut berperan mempertahankan kadar O2 dan
CO2 yang optimal di dalam lingkungan cair internal yang mengelilingi sel-sel otot
tersebut.
¤ Control ekstrinsik
Control ekstrinsik (extrinsic berarti “di luar”), yaitu mekanisme pengatur yang
dicetuskan di luar suatu organ untuk mengubah aktifitas organ tersebut. Control
ekstrinsik berbagai organ dan system dilaksanakan oleh system saraf dan endokrin, dua
sistem kontrol utama pada tubuh.
¤ Self Regulation
Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. Contohnya : proses
pengaturan fungsi organ tubuh
¤ Kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi
didalamnya. Misalnya apabila secara tiba – tiba lingkungan menjadi dingin, maka
pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah
bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat
menghasilkan panas sehingga suhu tubuh tetap stabil, pelebaran pupil untuk
meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh, dan peningkatan
keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh.
¤ Homeostasis primer.
Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi
homeostasis primer. Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah
dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit.
Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika
homeostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut
menuju homeostasis sekunder.
¤ Homeostasis Sekunder.
Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain,
vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini.
Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi.
¤ Homeostasis Tersier.
Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak
berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.
Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secar benar, homeostasis
terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh
lingkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi. Muncul beberapa keadaan
patofisiologis. Patofisiologis mengacu kepada abnormalitas fungsional tubuh (perubahan
fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit. Jika gangguan terhadap homeostasis menjadi
sedemikian berat sehingga tidak lagi memungkinkan kelangsungan hidup, timbul
kematian.
Contoh lain adalah kaehilangan drh dalam jumlah yang kecil mungkin tidak fatal
karena tubuh masih mampu mengkompensasi kehilangan tersebut dengan cara
meningkatkan tekanan darah mereabsorpsi cairan di ginjal dsb. Tetapi bila kehilangan
darah terjadi dalam jumlah yang besar, upaya untuk mengkompensasi tubuh mungkin
tidak memadai sehingga berakibat fatal.
Tanggung jawab dokter dan para medis adalah untuk perawatan intensif untuk
pasien-pasien yang gawat. Berbagai indicator homeostasis akan dipantau di unit intensif
seperti frekuensi denyut jantung, tekanan darah, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, kimia
darah, dan mengatur keluarnya cairan tubuh. Tujuan unit adalah untuk mengambil alih
fungsi homeostasis yang tidak dapat dilaksanakan oleh pasien yang sedang sakit parah
sahingga tidak mampu melakukan proses homeostasis sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Homeostasis tergantung pada interaksi dan tindakan yang dinamis sejumlah badan
system, Faktor yang mempengaruhi seperti :
Ø Temperatur
Ø Kadar garam dan keasaman dalam tubuh
Bahan gizi yang berlebih dan mempengaruhi kemampuan organisme untuk menopang
hidup.