Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala
sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa
sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu
sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu
muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat
jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka
sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung
metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk
berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi
antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia
tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai). Para penganut teori
behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir
sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan
laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak
nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut aliran ini segala
tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak
disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).
Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif
pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat
yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi
peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta
kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia,
akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun
mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu
dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr
: 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal
insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam
selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir,
diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi
(becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii haadzal
quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini
setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk
social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan
social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa
bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
Asal Mula Manusia “Teori Evolusi Darwin dan Nabi Adam a.s”
Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir pertama kali dipikiran adalah
teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin dijelaskan bahwa manusia
pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan bahwa
manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus
mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia.
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang
mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta
tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern
dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut di bawah ini :
a. Australophithecines
b. Homo habilis
c. Homo erectus
d. Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis
digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari selatan". Australophitecus, yang
tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa
dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah.
Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo
Habilis> Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa
setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.
Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang
asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan
di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan. "...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka
tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam
kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali
dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi
makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa
sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah
satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam
kondisi yang menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan
pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan
Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima
ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah
ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah
ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui
pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua
diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh
penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di
lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]:
70)
Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya manusia
pertama di bumi, mugkin kami lebih memilih bahwa Adam a.s adalah manusia pertama sesuai
dengan apa yang ada dalam Al-Quran. Apakah kalian setuju bahwa Nabi Adam a.s adalah nenek
moyang manusia? Tergantung pada kepercayaan kalian masing-masing.
Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Pengertian
penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya membayangkan
aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam
hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan
manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.
Oleh kerena penyembahan harus dilakukan secara suka rela, karena Allah tidak membutuhkan
sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual penyembahannya. Penyembahan yang
sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka
bumi dalam mengelolah alam semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga
dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia dan
hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada
masyarakat, pada Allah SWT.
Hakikat Manusia