Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Titrasi merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menentukan


konsentrasi suatu larutan. Caranya adalah dengan menetesi (menambahi sedikit
sedikit) larutan yang akan dicari konsentrasinya (analit) dengan sebuah larutan hasil
standarisasi yang sudah diketahui konsentrasi dan volumenya (titrant). Tetesan titrant
dihentikan ketika titik ekuivalen telah tercapai. Titik ekuivalen adalah titik dimana
titrant dan analit tepat bereaksi atau jumlah volume larutan titrant dengan mol tertentu
telah sama dengan mol larutan analit. Titik ekuivalen ini susah di amati.Yang bisa
diamati adalah titik akhir titrasi (perbedaan titik ekuivalen dan titik akhir titrasi akan
dijelaskan kemudian). Titik akhir titrasi ditentukan dengan menggunakan larutan
indikator. Indikator ini akan berubah warna jika volume larutan titrant yang
menetesi analit berlebih atau dengan kata lain saat larutan analit sudah bereaksi (ika,
2009).

Titrasi merupakan prosedur analisis suatu larutan asam-basa yang belum


diketahui konsentrasinya. Titrasi dilakukan dengan memasukkan sejumlah larutan
asam yang belum diketahui konsentrasinya ke dalam erlenmeyer. Kemudian, titran
(zat pentitrasi) berupa basa ditambahkan sedikit demi sedikit hingga tercapai titik
ekuivalen. Pencapaian titik ekuivalen akan terjadi saat konsentrasi OH⁻ sama dengan
konsentrasi H⁺ atau pH larutannya = 7 (netral). Setelah itu, kelebihan sedikit saja zat
titran akan menyebabkan perubahan pH dengan cepat dan mengakibatkan terjadinya
perubahan warna pada indikator. Saat terjadi perubahan warna pada indikator, proses
titrasi harus dihentikan. Saat inilah titik akhir titrasi terjadi. Dalam percobaan, titik
akhir titrasi diharapkan sama dengan titik ekuivalen. Semakin jauh jarak titik akhir
titrasi dengan titik akhir ekuivalen, semakin besar kesalahan titrasi. Oleh karena itu,
pemilihan indikator menjadi sangat penting agar titik akhir titrasi mudah diamati.
28

Pada umumnya, titrasi digunakan untuk mengetahui atau menentukan konsentrasi


suatu larutan baik asam maupun basa (sujono,2003)

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Agar mahasiswa dapat melakukan teknik Titrasi dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu menentukan konsentrasi CO2 bebas dalam air.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Titrasi

Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan


mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar). Titrasi
asam basa adalah suatu titrasi dengan menggunakan reaksi asam basa (reaksi
penetralan). Prosedur analisis pada titrasi asam basa ini adalah dengan titrasi
volumemetri, yaitu mengukur volume dari suatu asam atau basa yang bereaksi
(Syukri, 1999).

Titrasi ialah salah satu metode kimia untuk dapat menentukan konsentrasi
suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan itu terhadap
sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya itu sudah diketahui.

Titrasi merupakan salah satu metode untuk menentukan konsentrasi suatu


larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume tersebut dengan sejumlah volume
larutan lain yang konsentrasinya sudah diketahui (Justiana dan Muchtaridi, 2009).

Titrasi dapat mengetahui nilai dari suatu larutan yang belum kita ketahui
molaritasnya, yaitu melalui perhitungan dari hasil titrasi yang telah
terjadi. Selain itu juga dapat diketahui bahan-bahan apa saja yang dititrasi, yaitu
berat dari asam asetat dan persentase berat. Peristiwa titrasi asam basa terjadi karena
tercampurnya suatu senyawa kimia yang bersifat asam ke dalam senyawa kimia
lainnya yang bersifat basa atau sebaliknya, sehingga terjadi reaksi kimia dari kedua
senyawa tersebut yang dapat kita amati melalui terjadinya perubahan warna dari
kedua larutan senyawa yang telah dicampurkan (Gunawan, 1998).

Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat dalam proses titrasi, sebagai contoh
bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi
30

redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi,titrasi kompleksometri


untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Zat
yang akan ditentukan kadarnya disebut titran dan biasanya diletakkan didalam
erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui disebut sebagai titer dan biasanya
diletakkan diburet. Baik titer maupun titran biasanya dalam bentuk larutan yang diuji
(Sunardi,2006).
III. METODOLOGI

A. Waktu Dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 9 April 2019 pada pukul 08.00
sampai pukul 10.00 WITA. Tempat pelaksanaan di Laboratorium Budidaya Perairan
Fakulltas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Samarinda.

B. Bahan dan Alat

1. Alat
a. Erlenmeyer
2. Bahan
a. Sampel Air
b. Indikator pp
c. Na2CO3 0,045

C. Cara Kerja
1. Mengambil sampel sebanyak 50 ml, kemudian memasukkan ke dalam tabung
Erlenmeyer secara perlahan.
2. Menambahkan 3 tetes Indikator pp.
3. Melakukan dengan segera titrasi dengan Na2CO3 0,045 menggunakan pipet 1
ml hingga berwarna merah muda (pink) yang stabil terbentuk.
4. Mencatat jumlah titran (ml) yang terpakai, kemudian hitung dengan
menggunakan Rumus :
𝑩 𝒙 𝑵 𝒙 𝟐𝟐.𝟎𝟎𝟎
Kadar CO2 bebas (mg/l) =
𝑽
32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Diketahui :

Banyak titran = 0,21 ml

Normalitas titran = 0,045

Volume sampel = 50 ml
𝑩 𝒙 𝑵 𝒙 𝟐𝟐.𝟎𝟎𝟎
Kadar CO2 bebas (mg/l) =
𝑽

𝟎,𝟐𝟏 𝒙 𝟎,𝟎𝟒𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟎𝟎𝟎


=
𝟓𝟎

= 4,158 mg/l

Keterangan:

B : Banyak Titran (ml)


N : Normalitas Titran (0,045)
V : Volume Sampel (50)
B. Pembahasan

Hasil sampel air yang di ambil sebanyak 50 ml, dengan cara menambahkan
sebanyak 3 tetes indikator pp. Lalu mentitrasi dengan Na2CO3 0,045 N menggunakan
pipet volume 1 ml secara perlahan hingga berubah menjadi warna merah muda
(pink). sehingga di dapatkan jumlah titran yang digunakan yaitu sebanyak 0,21 ml.
Setelah dihitung, maka hasil yang ditemukan kadar CO2 bebas yang di dapat
sebanyak 4,158 mg/l
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil dari proses titrasi yang sudah dilakukan akan diketahui jumlah kadar
CO2 yang terlarut didalam air sehingga konsentrasi yang telah di ketahui dapat
bereakasi dengan sejumlah larutan yang di analisis dari percobaan yang telah di
lakukan. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut dengan titran dan
biasanya diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai titer atau titrat dan biasanya diletakkan di dalam buret
atau pipet volume. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan yang akan di
campur dengan larutan lain sehingga dapat menghasilkan warna merah muda.

B. Saran

Sebaiknya di dalam laboratorium disediakan alat-alat safety seperti sarung


tangan untuk menjaga alat alat yang ada di laboratorium dan kebersihan di dalam
laboraturium lebih ditingkatkan lagi.

Anda mungkin juga menyukai